Daun-daun berguguran, air tergenang, hujan menyisakan jejak. Nabila duduk terpaku di taman kampus sendiri ditemani burung yang sedang berterbangan keluar dari sarangnya setelah hujan. Dedaunan kering sudah berserakan, kampus hanya terlihat segelintir manusia yang masih sibuk untuk melakukan aktifitas pada saat liburan. Nabila sedang menikmati cuaca sendu siang itu, dia melepas penat setelah berkutat sejak pagi bersama prof. Hedrik. Jurnal kali ini benar-benar menyita waktunya, tapi Nabila cukup senang mendapatkan kesempatan baik ini.
Dengan minuman hangat yang prof. Hedrik berikan tadi Nabila duduk memperhatikan mahasiswa yang hilir mudik.
"Nabila, belum selesai istirahat nya?" tanya prof. Hedrik yang tiba-tiba muncul di hadapannya.
"Prof.. maaf tadi saya keluar ruangan sebentar. Saya kira Prof masih lama".
"It's oke gak papa kayaknya juga sampek disini aja dulu ya kerja kita. Saya harus pergi. Jadi nanti tolong kamu rekap ya, kirim ke email saya. Terus untuk refrensinya masih kurang, nanti saya coba carik dan kamu siap-siap pahami" ucap Prof. Hedrik.
"Baik Prof. Terimakasih".
"Good..ya udah. Assalamualaikum" Prof. Hedrik pergi. Dia salah satu dosen bergelar prof. Kajian filsafat tentang kesehatan membuat dia memilih menjadi seorang dosen dan juga seorang dokter hebat. Sebuah keberuntungan Nabila bisa bekerja sama dengan salah satu dosen yang sangat mempuni di kampus ini
"Waalaikumsalam" jawab Nabila.
Nabila kembali ke ruang kerja mengambil barang-barang nya lalu berniat kembali ke kos, hingga langkahnya terhenti saat seorang datang dengan nasi bungkus yang dia bawa.
"Makan dulu" ucap laki-laki itu membuat Nabila kaget.
"Astaga kak bikin kaget tau, kok bisa tau aku disini?" tanya Nabila.
"Alya tadi ngasih tau, kalau kamu ngebatalin janji buat ke rumah singgah karena ada kerjaan disini".
"Haduh iya lagi, aku liburan bukannya makin lowong waktunya biar bisa ngajar anak-anak malah sibuk" seru Nabila.
"Gak papa, anak-anak juga pasti ngerti. Ya udah makan dulu" Rony menarik Nabila ke taman kampus dan membukakan makanan untuknya.
"Repot-repot kan jadinya".
"Gak kok, sama sekali gak repot. Aku lagi butuh temen buat makan, jadi aku kesini".
"Hem.. kalau cuman butuh temen buat makan kan bisa makan di warteg. Pasti banyak yang makan disana".
"Ya beda lah Nab, aku maunya makan sama orang spesial" jawab Rony tak sadar, membuatnya merasakan menyesal.
"Aku spesial?" tanya Nabila menormalkan degup jantungnya.
"Iyalah, spesial pake telor" jawab Rony bercanda.
"Mang aku martabak apa. Nyebelin deh".
"Udah jangan ngomong terus, makan".
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...