KEBOHONGAN

348 52 9
                                    

Jakarta dan senja rasanya memang tak bersahabat, sulit rasanya mencari tempat di kota besar ini untuk melihat keindahan senja, yang terlihat hanya kerumunan manusia yang sibuk tanpa henti tiada koma dan titik, suara klakson mobil yang bising, dan mesin yang tak kunjung mati. Sore itu, saat seharusnya Nabila bisa menghilangkan penat, dia harus berkelumit dengan tumpukan buku di sebuah pasar buku bekas di Jakarta. Surga bagi mahasiswa semester akhir atau mahasiswa dengan budget pembelian buku yang tak begitu melimpah. Nabila menjadi salah satu orang yang memilih untuk mencari buku di tempat ini, selain terjangkau buku yang Nabila butuhkan juga kemungkinan ada di sini. Dia berputar tak kenal waktu, hingga tersadar cahaya mentari redup dan hari mulai gelap.

"Astagfirullah, dah malem aja. Untung gak bisa sholat" gumam Nabila. Dia menemukan beberapa buku yang dia cari dan langsung membayar untuk segera kembali ke kos. Dia naik ojek hingga dia melewati rumah singgah yang ternyata lampu disana masih menyala dan pintu terbuka. Sebuah sepeda motor yang dia kenal juga terparkir disana. Nabila meminta tukang ojek menghentikan laju sepedanya dan turun disana.

"Makasih ya mas" ujar Nabila. Tukang ojek mengangguk dan pergi sementara Nabila memberanikan diri menghampiri orang yang dia tebak ada di dalam rumah singgah. Dia masuk mengucapkan salam, namun tak ada jawaban apapun. Sebuah laptop sudah terbuka di meja namun tak terlihat sosok yang Nabila cari. Nabila terus masuk menelusuri semua ruangan, terakhir dia masuk ke toilet.

Nabila kaget saat dia melihat Rony sudah meringkuk tak berdaya di depan toilet. Nabila melempar buku yang dia pegang dan langsung menghampiri Rony.

"Astagfirullah..Kak ..Kakak kenapa?" tanya Nabila khawatir. Wajahnya Rony pucat dan darah mengalir dari hidungnya. Melihat itu Nabila panik dia membantu Rony bangun memapah menuju ke ruang tengah.

"Kak,, kakak kenapa bisa kayak gini?" tanya Nabila. Nabila membawa tubuh Rony ke sofa membaringkan tubuhnya. Segera Nabila mengambil air minum dan tisu.

"Kakak bisa minum sendiri?" tanya Nabila. Rony mengangguk dengan sedikit mengangkat tubuhnya untuk minum. Nabila membersihkan darah dari hidung Rony. Kekhawatiran Nabila membuncah hingga tak terasa air mata mengalir ke pipi, Rony memperhatikan Nabila dan mencoba mengembalikan tenaganya. Rony mengangkat tangan dan mengelus pipi Nabila.

"Hei....aku gak papa kenapa nangis!" seru Rony pelan.

"Kakak kenapa bisa kayak gini?" tanya Nabila dengan isak tangis.

"Aku kecapean sepertinya. Aku gak tidur semaleman dan kerja skripsi sampek sekarang, udah jangan nangis Nab. Aku gak papa" Rony menghapus air mata Nabila. Rony tak mau Nabila terlalu khawatir dan banyak tanya soal kondisinya. Dia berusaha duduk dan menarik Nabila duduk di sofa.

"Kenapa bangun, kakak tiduran dulu. Itu kecapean namanya, Sampek mimisan. Kakak istirahat. Aku keluar dulu ya beli makanan, terus vitamin juga".

"Gak usah, itu ada makanan di meja. Aku udah makan, dan soal vitamin gampang nanti" jawab Rony.

"Ya udah.. kakak tiduran dulu ya. Aku buatin teh anget bentar" Nabila beranjak membantu Rony untuk berbaring. Dia segera menyeduh teh hangat untuk Rony.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang