Dari sekian banyak rasa sakit yang mendera hati seseorang ternyata mengikhlaskan seseorang merupakan sakit yang begitu memilukan. Hati Nabila masih terasa sesak walau tubuhnya sudah mendapat perawatan. Dia termenung diatas kasur sendiri menatap kosong.
"Bil, kamu dah baikan?" tanya Alya yang setia menemani Nabila. Nabila hanya menganggukkan kepalanya.
Tak lama Aro dan Arya masuk, mereka menemui keduanya.
"Gimana Nabila?" tanya Aro. Alya hanya menggelengkan kepala. Sejak Nabila sadar tak sepatah katapun dia keluarkan.
"Nabila" Arya mendekat pada Nabila dan memegang pundaknya.
Nabila melirik dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kak Rony belum sadar kak?" tanya Nabila tiba-tiba membuat ketiganya merasa lega Nabila sudah mau bicara.
"Aku gak tau ini kabar baik atau tidak, tapi setelah kamu keluar tadi kondisi Rony mulai stabil, dan kalau terus seperti itu maka operasi donor sumsum tulang belakang akan bisa segera dilakukan. Bil, boleh aku tanya pada mu? Apa Mawar kesini karena mu?" tanya Arya. Nabila tertegun, air matanya mengalir. Alya langsung memeluk Nabila mengerti apa yang sudah dilakukan Nabila.
"Kenapa Bil, kenapa?" seru Alya.
"Hanya ini jalan satu-satunya kak... Kak Rony harus bertahan" jawab Nabila tersedu-sedu.
"Tapi bagaimana jika Rony sadar nanti Bil?" tanya Aro. Nabila melepas pelukan Alya dan menggenggam erat tangan Alya.
"Kak Aro, Kak Arya, dan Kak Alya aku mohon hal ini tak boleh diketahui kak Rony. Cukup kita yang tau, aku titip kak Rony. Kak Arya sembuhkan kak Rony aku mohon".
"Apa yang sudah kamu pertaruhkan Bil? Aku tau persis Mawar dia tak akan melakukan itu dengan cuma-cuma" tanya Arya. Nabila tertunduk kelu rasanya untuk menjawab pertanyaan itu.
"Bil, ?" Alya mengangkat wajah Nabila.
"Kak, demi kak Rony aku akan melakukan apapun. Setelah ini aku titip kak Rony ya, pastikan dia dan Mawar bahagia".
"Bil, kamu mau ninggalin Rony?" tanya Alya mencoba memastikan.
"Hanya itu cara satu-satunya kak".
Alya langsung memeluk Nabila, mereka semua merasa sedih namun mereka juga tak bisa melakukan apa-apa. Keputusan yang Nabila ambil mungkin begitu menyakitkan bagi semua tapi hal itu akan mengembalikan nyawa Rony. Tak bisa dipungkiri jika Arya, Aro, dan Alya juga tak ingin Rony kehilangan kesempatan untuk bisa sembuh.
Keesokan harinya Nabila sudah kembali pulang ke kos. Pagi-pagi sekali dia mengurus semua persyaratan nya untuk melanjutkan coass. Dia memiliki keuntungan sebagai wisudawan terbaik. Kampusnya memberikan kebebasan untuk memilih rumah sakit rujukan yang bisa dia tempati.
"Jadi Mbk Nabila sudah memutuskan akan di rumah sakit mana?" tanya pengurus akademik.
"Saya pilih di Rumah sakit Bandung pak" jawab Nabila.
"Ha... Bukannya rekomendasi dari prof. Di internasional Hospital Jakarta mbk?".
"Iya Pak, cuman saya ingin keluar kota jakarta. Pengen nambah pengalaman".
"Baiklah nanti saya masukkan data dan saya laporkan ke pihak kampus".
"Terimakasih".
Keputusan Nabila sudah bulat, dia tak mungkin bisa jauh dari Rony jika dia masih ada di Jakarta. Jadi dia memutuskan untuk pergi, setidaknya selama setahun setengah masa coassnya dia tak harus bertemu dengan Rony. Dia yakin juga dengan waktu selama itu Rony akan bisa hidup dengan sehat lagi dan juga Rony bisa menerima Mawar.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
Художественная проза"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...