HIDUP BARU

392 53 4
                                    

Kisah manusia mungkin tak selamanya indah, ada lika liku yang harus dilewati. Kadang bahagia dan terkadang juga sedih. Apapun itu hidup harus tetap berjalan, hanya orang-orang terpilih yang mampu bertahan dalam cobaan yang berat dan Nabila menjadi salah satunya.

Pagi ini dengan tetap menjadi perempuan kuat Nabila kembali melakukan kegiatannya seperti seharusnya. Hatinya seakan mati, hidupnya terasa hampa dan sekuat tenaga dia berusaha tetap waras. Dia bergegas berangkat ke rumah sakit untuk hari pertamanya, kini tak lagi terlihat wajah lembut yang selalu menebar senyum di sekitar. Nabila menjelma menjadi wanita dingin tanpa ekspresi.

"Selamat melaksanakan tugas Nabila sayang" sebuah pesan masuk ke HP Nabila dari Anggis yang juga sedang melakukan koas di tempat yang berbeda.

"💪😘" hanya pesan itu yang diterima Anggis dari balasan Nabila. Anggis mengerti keadaan Nabila, sejak kejadian itu Anggis hanya bisa menguatkan tanpa mampu berbuat apa-apa. Dia hanya berharap suatu hari nanti Nabila bisa kembali tersenyum bahagia.

Sampai di rumah sakit, dia bersama beberapa rekannya yang lain diminta untuk menghadap pihak administrasi disana mereka diberi pembekalan dan juga informasi dokter senior yang akan mendampingi mereka. Waktu berputar begitu saja, Nabila hanya mengikuti alurnya. Mengikuti jadwal dan ketemu dokter senior yang sudah ditentukan.

"Silahkan masuk" jawab dokter itu setelah mendengar ketukan pintu dari para mahasiswa coass.

"Permisi dok kami mahasiswa koas"

Dokter itu menatap dingin dan terlihat tak bersahabat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter itu menatap dingin dan terlihat tak bersahabat. Suasana menjadi sedikit tegang.

"Jadi sudah tau tugas kalian apa saja" ujar dokter itu. Semua mengangguk termasuk Nabila. Nabila sendiri berdiri diantara para mahasiswa, dia memilih untuk diam dan hanya mendengarkan. Sebelum dokter itu membuat dia merasa sangat kesal dan geram.

"Oh.. satu lagi. . Disini tidak ada perlakuan yang spesial entah itu mahasiswa terbaik ataupun mahasiswa kesayangan. Bagi saya semua sama, jadi jangan mengharap ada perlakuan yang berbeda" mendengar itu telinga Nabila mulai panas. Belum lagi teman-teman yang lain meliriknya. Dokter itu seakan sedang menyindir Nabila karena dia sendiri sadar mahasiswa terbaik tahun ini adalah Nabila sendiri, dan diapun juga salah satu mahasiswa kesayangan beberapa dosen di kampusnya. Ingin sekali Nabila menyanggah namun dia merasa bukan waktu yang tepat. Dia hanya bisa diam dengan amarahnya.

"Sekarang semua ikut saya, saya akan visite ke beberapa pasien" ujar dokter itu dan melangkah keluar dari ruangan, sedang Nabila masih dengan rasa jengkelnya.

Mereka terus mengikuti dokter itu, di suatu ruangan salah seorang pasien remaja sedang mengalami mual-mual. Dia seorang perempuan dengan hijab yang cukup panjang dan rapih.

"Gimana perkembangan sus?" tanya dokter itu.

"Gini dong, mbk ini terus mual mulai tadi".

Dokter itu memeriksa, Nabila dan semua memperhatikan cara dokter itu memeriksa hingga tak sengaja selimut pasien sedikit terangkat dan memperlihatkan kedua kakinya. Nabila tak sengaja melihat itu dan ternyata mendapati kedua kaki pasien membengkak. Nabila berfikir ini adalah kondisi yang perlu penanganan serius. Nabila memberanikan diri untuk berbicara.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang