BERTEMU KEMBALI

342 57 4
                                    

"Cepetan ke rumah sakit Trisula, Mawar kecelakaan. Ditunggu cepetan" sebuah pesan Aro kirim pada Rony berharap dia segera membaca dan menuju rumah sakit. Tiba di rumah sakit Aro langsung ke resepsionis dan menanyakan UGD tempat Mawar dirawat. Dia terus berlari menuju ruangan itu, dan menunggu dengan sabar diluar ruangan.

Di perjalanan, Rony yang hanya terus fokus menyetir dan melihat seluruh orang di jalan berhenti untuk mengecek HPnya yang sengaja dia silent. Dia kaget mendapati ada berpuluh-puluh panggilan dari Aro, dia segera membuka pesan dari Aro yang membuatnya cukup kaget. Tanpa berfikir panjang dia kembali melajukan mobilnya secepat mungkin ke rumah sakit yang telah Aro beri tahukan. Sampai di rumah sakit Rony juga langsung menanyakan UGD pada resepsionis lalu bergegas menemui Aro yang sedang berdiri menunggu di luar ruangan.

"Ro... Gimana?" tanya Rony.

"Lo gila sih.. bisa-bisanya ya".

"Sorry...sorry... HP ku silent, aku gak denger apa-apa. Mawar di mana sekarang?" tanya Rony panik.

"Di dalam masih ditangani" jawab Aro. Saat ini dia tak hanya khawatir tentang Mawar, tapi juga khawatir jika tiba-tiba Nabila muncul dihadapan mereka. Dia gak tau musibah apalagi yang akan terjadi jika rasa takut Aro itu menjadi nyata.

Benar saja, baru sesaat Aro memikirkannya, dua orang dokter keluar dari ICU. Salah satu dari mereka sudah dipastikan Nabila. Awalnya Nabila keluar dengan santai namun kakinya tiba-tiba gemetar dan jantungnya hampir melompat melihat dua laki-laki yang begitu sangat dia kenal berdiri dihadapannya. Hal yang sama terjadi pada Rony dan Aro yang juga terpaku menatap Nabila.

"Astaga... Harus banget sekarang" hati Aro membatin dan memejamkan mata tak tau harus berbuat apa. Rony masih menatap mata Nabila, seperti saat pertama mereka berjumpa. Dua bola mata mereka saling terpaut menatap satu sama lain, hati mereka bergemuruh. Nabila sendiri sudah merasa lemas untuk berdiri namun dia tetap berusaha berpijak dengan baik dihadapan Rony. Hati Rony pun tak kalah riuh, dia ingin sekali melompat memeluk Nabila dan tak mau dia lepas lagi tapi dia juga tak boleh mengabaikan kondisi Mawar.

"Bagaimana dok keadaan Mawar?" tanya Aro memecah hening. Rony yang masih menatap lekat mengalihkan pandangannya dan memperhatikan dokter Refal.

"Begini, apa anda walinya?" tanya dokter Refal.

"Saya ... " Rony ragu dan melirik Nabila. Nabila menundukkan wajahnya membiarkan Rony untuk melanjutkan pembicaraannya.

"Saya tunangannya dok".

"Degg... " hati Nabila terasa pilu mendengar itu.

"Oh.. baik... Kami sudah menangani semua luka-luka pada tunangan anda. Tapi kami harus melakukan pemeriksaan lebih lanjut pada kepala pasien. Ada pendarahan hebat di kepalanya, untuk lebih jelas kami perlu ada CT scan".

"Baik dok, lakukan yang terbaik untuk dia" jawab Rony.

"Dok, tolong dipersiapkan" pinta Dokter Refal pada Nabila yang dibalas dengan anggukan.

Dokter Refal melanjutkan langkahnya untuk ke ruangan pemeriksaan. Nabila yang mengikuti langkah dokter Refal terhenti saat tiba-tiba Rony menarik lengan Nabila dan memanggilnya.

"Nab.....".

Dokter Refal juga tak sengaja mendengar itu, dokter Refal menoleh menatap keduanya. Ada yang berbeda dari tatapan ke duanya. Tak hanya itu, laki-laki itu memanggil Nabila dengan panggilan yang selama ini tak seorangpun Nabila izinkan untuk memanggil seperti itu. Ada perasaan aneh yang menyelinap di hati dokter Refal, entah bagaimana mendefinisikan, tapi itu seperti percikan cemburu atau semacamnya.

"Kita bicara nanti, ini bukan waktu yang tepat. Mawar harus segera ditangani" ujar Nabila menarik lepas tangan Rony.

Rony pasrah, apa yang dikatakan Nabila benar. Saat ini tak seharusnya dia egois memikirkan perasaannya. Sekarang Mawar lebih penting daripada apapun. Rony membiarkan Nabila pergi dan melanjutkan tugasnya.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang