Seminggu berlalu, Jakarta semakin padat dan sesak. Kali ini bunyi monitor pasien mulai terdengar ditelinga Rony. Dia perlahan membuka matanya, penglihatannya masih belum bisa fokus. Pandangannya buram namun perlahan dia kembali bisa melihat dengan jelas, ruangan terlihat sepi dia sedikit melirik ke kanan dan kekiri hingga dia mendapati seorang berdiri dari balik kaca ruangannya. Mereka adalah ibu Rony dan Arya yang sedang berbincang, mereka berdua terlihat serius sampai Arya menoleh pada Rony mendapati sepupunya itu telah membuka mata. Arya mencoba memastikan dengan kembali melihatnya, saat dia sadar jika Rony benar-benar membuka mata, Arya berlari masuk ke dalam ruangan meminta ibu Arya tetap diluar untuk menunggu.
"Ron kamu denger aku?" tanya Arya. Rony mengedipkan matanya belum sanggup berbicara. Arya segera menghubungi Axel dan beberapa perawat untuk melihat kondisi Rony. Mereka berhambur memeriksa kondisi Rony, terlihat ayah dan ibu Rony diluar ruangan menunggu penuh harap dan do'a yang selalu tercurah untuk Rony.
"Alhamdulillah, semua normal. Kita akan melakukan CT scan lagi untuk memeriksa semuanya" ujar Axel pada Arya.
"Alhamdulillah... Oke makasih ya... Ron...akhirnya kamu sadar juga. Lain kali kalau mau mati pamit dulu lah" seru Arya berbisik pada Rony. Rony merespon dengan sedikit senyum.
Arya keluar menemui ibu dan ayah Rony. Mereka diberi tau kondisi Rony saat ini, dengan penuh kebahagiaan dan rasa syukur air mata keduanya mengalir lalu mereka segera masuk untuk menemui putranya.
Arya teringat pada Nabila, seharusnya ini akan menjadi kabar paling membahagiakan untuk Nabila, tapi dia juga tak tau bagaimana harus menghubungi Nabila. Saat Nabila memutuskan pergi tak satupun hal yang Nabila tinggalkan untuk bisa berkomunikasi dengan Nabila.
Arya berfikir keras dan memutuskan untuk mengirim foto pada Alya, dia yakin jika Alya mempunyai kontak Nabila, dia mengambil HPnya yang ada di kantong lalu memotret Rony yang sadar untuk dia kirim ke Alya.
"Alhamdulillah ini Rony beneran sadar kak?" jawab Alya.
"Alhamdulillah Al... Kamu bisa ngasih tau Nabila kan?" tanya Arya. Sebenarnya Alya ingin sekali jujur pada Arya jika dia masih berhubungan dengan Nabila, tapi dia sudah berjanji pada Nabila untuk tak mengatakan pada siapapun.
"Maaf kak, aku juga gak punya kontak Nabila" jawab Alya berbohong.
Ada rasa kecewa pada diri Arya mendengar jawaban dari Alya, Arya cukup tau jika Alya berbohong namun dia juga tak bisa memaksa Alya untuk bicara. Mungkin ini juga lebih baik untuk Nabila dan Rony.
Di tempat kerja, Alya yang mendapat pesan dari Arya segera mengirim pesan untuk Nabila. Saat yang bersamaan Nabila sedang ada di ruangan dokter Refal bersama beberapa temannya. Mereka sedang melakukan konsultasi kondisi pasien.
"Udah?" tanya dokter Refal.
"Udah dok... Terimakasih" Nabila beranjak yang tiba-tiba terhenti mendengar HPnya ada notifikasi. Sambil berjalan ke luar ruangan Nabila membuka HP. Perlahan tangannya tremor mendapati foto yang begitu membuat bahagia. Tanpa sadar fikirannya seakan terbius hingga dia lupa masih ada di dalam ruangan dokter Refal.
"Alhamdulillah" teriak Nabila tiba-tiba membuat semua terkejut melihat tingkah Nabila. Dia tiba-tiba jongkok dan menangis menutup wajahnya. Semua merasa panik, dokter Refal juga berlari menghampiri Nabila. Tangis Nabila menjadi membuat semua bertanya-tanya.
"Nabila kamu kenapa?" tanya salah satu teman Nabila. Nabila tak merespon, dia masih menangis sampai dokter Refal mendekat pada Nabila.
"Kamu kenapa? Selama ini ruangan saya aman-aman saja. Kenapa tiba-tiba jadi kamu yang kesurupan" ujar Dokter Refal mengundang gelak tawa semuanya. Nabila yang tadinya menangis kaget merasa malu, dia mengangkat kepala segera menghapus air matanya, menyadari sikap konyolnya, dia buru-buru keluar ruangan karena malu, namun niatanya terhenti karena tangan dokter Refal menarik tangan Nabila.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
Narrativa generale"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...