KEMBALI

403 55 8
                                    

Susana desa tak pernah gagal membuat orang jatuh cinta dan selalu ingin menetap di sana. Aroma tanah, bising hewan pada malam hari, atau sinar rembulan yang begitu jernih membuat banyak orang yang hidup disana terpikat hingga enggan untuk pergi. Tapi beberapa orang memilih untuk meninggalkan kenikmatan itu untuk menjalani kehidupan lain yang mereka anggap lebih baik, entah benar akan lebih baik atau tidak, setiap hidup tetaplah harus memilih. Nabila memilih untuk pergi, walau berat sebenarnya untuk kembali menghadapi realita kehidupan di kota besar. 

Malam ini adalah malam terakhir liburan Nabila di Aceh, kampus dan tumpukan buku sudah memanggilnya untuk kembali berkutat dengan mereka. Nabila membereskan beberapa barang yang akan dia bawa ke Jakarta, saat semua beres dia kembali menikmati malam, membuka jendela kamar dan melihat hamparan langit malam Aceh.

"Tok..tok..." suara ketukan pintu terdengar. Nabila beranjak dan membuka pintu, Nabila mendapati umma berdiri menanti Nabila.

"Umma ada apa?" tanya Nabila lembut.

"Boleh umma tidur sama kakak malam ini?" tanya Umma.

"Boleh banget umma, malah rencananya Nabila yang mau ke kamar umma biar bisa tidur sama umma dan Abi" jawab Nabila menarik tangan umma ke kamar.

"Anak umma ini kenapa belum tidur?".

"Belum ngantuk umma, baru selesai beresin barang yang mau dibawak besok".

"Seminggu cepet banget ya kak, gak terasa kakak harus balik lagi ke Jakarta".

"Iya umma, Nabila sudah harus ngurus perkuliahan Nabila selanjutnya" jawab Nabila sambil mendekap umma erat.

"Yakin cuman karena itu, nak... Ada yang mau diceritain sama umma gak? Umma lihat kamu kembali pulang tapi pikiran mu sepertinya masih ada di Jakarta" tebak Umma.

Nabila pernah mendengar jika batin seorang ibu pada anaknya tak pernah salah. Kali ini dia membuktikan, seberapa kuat pun Nabila berusaha menyembunyikan nya umma tetaplah seorang ibu yang mampu menembus labirin dalam hati dan pikiran Nabila.

"Masak sih umma, mungkin karena entarlagi kuliah Nabila bakalan lebih berat, jadi Nabila kepikiran terus" jawab Nabila berusaha mengelak.

"Anak umma sudah bener-bener dewasa rupanya. Sayang, sini lihat umma" Umma melepas dekapan Nabila dan menarik tubuh Nabila menghadap umma.

"Anak umma sudah besar, jika masalah mu tentang perkuliahan maka umma akan mendo'akan anak umma selalu sukses dalam segala hal, namun jika itu tentang hal lain seperti asmara misal" ucap umma menarik hidung Nabila.

"Umma juga akan mendo'akan yang terbaik, umma hanya ingin mengingatkan satu hal untuk anak perempuan umma. Jaga harkat dan martabat mu sebagai seorang perempuan, ikuti kata hati mu dan terus ingat pada sang pencipta. Nak umma tak pernah melarang mu jika memang kamu mulai merasakan perasaan itu, hanya tetap jaga diri mu, tetaplah meminta jawaban pada Allah saat kamu membutuhkan petunjuk".

Nabila memeluk umma dengar erat, seperti sedang mengisi lagi semangat dan kekuatan pada dirinya, Nabila membiarkan tubuhnya dipeluk begitu lama oleh umma bahkan saat keduanya berbaring dan terlelap.

Tepat waktu menunjukkan jam 3 pagi, umma terbangun. Seperti biasa umma akan melaksanakan sholat tahajud. Umma dengan pelan membangunkan Nabila untuk sholat bersama di musholla kecil yang ada di rumahnya. Nabila membuka mata perlahan, mengembalikan kesadaran. Dia mengangguk memaksa tubuhnya yang masih sangat nyaman berbaring di atas kasur. Perlahan Nabila menuju kamar mandi dan bergegas bersiap untuk sholat. Di musholla sudah ada Abi yang sedang mengaji. Nabila terus melanjutkan sholat tahajud bersama umma lalu mencium punggung tangan kedua orang tuanya.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang