Hening nya malam menemani lamunan Nabila yang terus saja mengelana entah kemana. Entah mengapa buliran air mata mengalir tak terasa ke pipinya. Tiba-tiba bayangan Abi dan umma terlintas dibenaknya.
"Aku kangen abi, umma" gumam Nabila sambil memeluk guling yang ada disampingnya hingga terlelap. Dalam mimpi Nabila melihat seorang lelaki sedang bercanda ria bersama umma dan abi, dari kejauhan begitu hangat namun semakin Nabila mendekati lelaki itu semakin tak terlihat dan bayangnya hilang, dia terus mencari lelaki itu namun tetap tak terlihat, sedang Abi dan Umma hanya menatap Nabila dengan senyum.
"Umma...Abi..." teriak Nabila seketika terjaga dari tidurnya. Tubuhnya meriang, kepalanya terasa sangat sakit.
"Ya Allah.. kenapa badan ku jadi panas dingin gini, sehat yuk Nabila. Besok harus pulang ke Aceh" gumam Nabila memegang kepalanya sendiri yang mulai panas.
Dia berusaha keras untuk bisa bangun bersiap untuk sholat subuh dengan menahan sakit kepala juga meriang yang mendera tubuhnya. Setelah sholat dia kembali ke kasur untuk beristirahat. Sekitar 2 jam dia kembali tertidur, bunyi dering HP membangunkan nya. Dengan malas Nabila mengambil HP melihat sebuah panggilan dari Alya.
"Assalamualaikum kak?".
"Waalaikumsalam... Bil kamu kenapa?" tanya Alya mendengar suara Nabila yang serak.
"Gak papa kak, lagi kurang enak badan aja".
"Aku ke kos mu aja ya, biar ku cek. Oh..iya jadi berangkat besok ke Aceh?".
"Gak usah kak, gak usah repot-repot, tarlagi aku minum obat. Ini sakit dikit aja. Jadi kak, InsyaAllah".
"Beneran gak papa...Maunya aku mau ngajak kamu ketemu, aku kangen lama gak ngobrol sama kamu".
"Hem... Boleh kak, aku gak papa kok" jawab Nabila walaupun dia sedikit merasa kurang enak badan namun dia juga merindukan Alya.
Nabila bangun dari tidurnya bersiap-siap menemui Alya. Tubuhnya lemas, namun dia merasa masih sanggup untuk berjalan. Setibanya Nabila di tempat yang sudah di sepakati dengan Alya, Nabila langsung menemui Alya yang ternyata sudah menunggu di dalam.
"Assalamualaikum kak, maaf ya kelamaan" sebuah pelukan hangat dia berikan pada Alya yang menyambutnya.
"Waalaikumsalam, akhirnya kita ketemu, Bil... Badan mu anget" seru Alya merasakan genggaman tangan Nabila yang sangat berbeda.
"He.. iya sedikit sakit kak".
"Astagfirullah, harusnya tadi kamu gak perlu maksa".
"Aku gak papa kak, aman..." Nabila menarik Alya untuk kembali duduk.
"Hem.. besok kamu jadi ke Aceh".
"InsyaAllah, besok berangkat jam 1 an gitu".
"Tapi balik kan Bil?".
"Pasti kak, aku masih harus ikutin beberapa tes. Dan aku juga diminta ngajukan internship di internasional Hospital sama salah satu dosen, mudah-mudahan pengajuan ku diterima ya" ujar Nabila.
"Pastilah... Aku yakin, Rumah sakit mana yang gak mau Nerima kamu. Katanya aku denger-denger sudah ada tawaran beasiswa untuk spesialis?".
"Do'ain ya kak, mudah-mudahan".
"Iya...Aaminn.. oh.. iya aku mau pastiin sesuatu, Rony kemaren ke rumah Aro. Marah-marah gak jelas sama kerjaan yang sebenarnya sepele, terus habis itu dia minta maaf gara-gara dia emosi. Dia cerita ketemu kamu dan kamu juga tunangan katanya" Alya bercerita panjang lebar. Nabila sedikit terkejut, dia tersenyum pahit.
"Ini mungkin yang dimaksud kak Rony" Nabila menunjukkan cincin di jari manisnya.
"Bil kamu beneran tunangan" tanya Alya yang juga salah paham.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA PERTAMA
General Fiction"Beri sedikit keberanian untuk perlahan terbang bebas tanpa mendengar prasangka yg menghimpit dada. Melangkah tanpa resah mendengar bisik yg memilukan. Dan atau duduk tenang tanpa gundah akan desakan banyak hal" Sepenggal kisah tentang gadis yang hi...