BAHAYA

400 56 4
                                    

Perkuliahan kembali aktif, mahasiswa-mahasiswa sudah kembali dari tanah kelahiran, tapi Nabila bahkan belum kembali pulang. Kedokteran benar-benar membuat mahasiswanya harus berjuang sendiri di tanah rantau. Berat pasti tapi Nabila dan mimpinya ternyata lebih tangguh dari yang diperkirakan. Nabila kembali sibuk dengan semua hal tentang perkuliahannya, tidurnya pun terkadang tak nyenyak bahkan mungkin hanya beberapa jam saja dia bisa terlelap. Waktunya benar-benar diperuntukkan untuk kampus hingga dia melupakan banyak hal termasuk juga rutinitas sore yang biasa dia lakukan di rumah singgah. Kali ini dia hanya sempat seminggu sekali ke sana, ada rasa bersalah sebenarnya tapi jadwal di kampus benar-benar menyita waktunya.

Sore hari saat ada waktu senggang, dan kuliahnya usai dia berencana ke rumah singgah. Seminggu sudah dia tak mampir. Alya juga memberi kabar jika dia juga sibuk dan hanya ada guru bantu disana. Nabila membeli beberapa makanan untuk anak-anak agar mereka senang. Dengan Riang Nabila berjalan menenteng makanan. Sesampainya di depan rumah singgah, ternyata anak-anak sedang menangis dan berteriak menghadang dua laki-laki yang terlihat mengamuk. Nabila kaget, dia berteriak berlari mendekati mereka tanpa perduli apapun.

"Astagfirullah, ada apa ini. Kalian siapa?" teriak Nabila. Anak-anak berhambur memeluk Nabila, seorang guru bantu juga sedang berlutut menangis.

"Kak Nabila" teriak anak-anak.

"Maaf ada apa ini, kenapa kalian tiba-tiba marah-marah dan mengacak-acak tempat ini?" teriak Nabila.

"Kamu siapa?" teriak lelaki itu.

"Saya salah satu guru disini. Kalian siapa? Kenapa tiba-tiba mengacak-acak tempat ini?" Dengan suara lantang Nabila menghampiri 2 laki-laki yang terlihat seperti preman itu.

"Oh... Jadi ini guru berhijab yang katanya sok jadi pahlawan itu" orang itu tiba-tiba mendekat dan mendorong Nabila. Nabila tergeletak di tanah, tubuhnya sangat kecil untuk bisa melawan mereka yang bertubuh besar.

"Nabila" teriak Gea seorang guru bantu yang terlihat sangat takut dan khawatir.

Tangan Nabila terluka karena jatuh menahan tubuhnya, dia menahan sakit dan tetap berusaha berdiri.

"Apa mau kalian, kenapa tiba-tiba main kasar gini?".

"Denger ya, kalau Sampek kamu jemput Dion lagi buat kesini dan anak itu gak lagi mau kerja kamu akan berurusan sama kita, ini peringatan buat kamu" bentak orang itu. Nabila kaget, dia benar-benar tak tau apa-apa soal Dion.

"Dion punya hak untuk tetap datang kesini" ucap Nabila lantang.

Dengan amarah salah satu laki-laki itu menampar Nabila keras hingga Nabila terjungkal. Semua berteriak, Nabila kembali tergeletak di tanah, kepalanya sedikit pusing karena hantaman dan bibirnya berdarah. Nabila terus menahan sakit, dia menstabilkan kepalanya dan berdiri.

"Jika kalian terus main kekerasan, saya akan melaporkan kalian ke polisi" Nabila benar-benar berusaha berdiri. Tiba-tiba anak-anak berlari berhambur berteriak minta tolong sekeras mungkin. Gea langsung segera mengambil HPnya merekam kejadian itu dengan mengancam.

"Saya rekam kalian dan saya pastikan dengan ini kalian akan diseret ke kantor polisi".

Kedua orang itu kelabakan, mereka ciut tiba-tiba dan langsung pergi dengan sedikit mengancam.

"Awas kalian berani ganggu Dion lagi" lalu mereka pergi dengan motor. Anak-anak yang tadi berhambur minta tolong langsung berlari membantu Nabila yang sudah tak kuat untuk berdiri.

"Bil kamu gak papa Bil... Ya Allah kamu jadi sasaran mereka... Seharusnya kita teriak dari awal, kita terlalu takut tadi. Mereka benar-benar mengancam kita" ucap Gea panik dan membantu Nabila masuk. Beberapa anak menangis, Rena pun juga memeluk erat Nabila. Mereka semua khawatir dengan kondisi Nabila.

CINTA PERTAMATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang