NOTE; vote sebelum membaca agar aku bisa update setiap hari.
* * *
Charlotte adalah gadis yang cantik, ceriah dan baik hati. Semua orang menyukai sikapnya yang seperti itu, tiba-tiba saja Xavier datang di kehidupannya kemudian langsung melamarnya.
Ketampanan dari Xavier benar-benar mampu membuat Charlotte tidak dapat menolak lamaran tersebut, terlebih lagi orang-orang di sekitarnya mendukungnya untuk menemukan cinta sejatinya layaknya Cinderella yang menemukan pangerannya.
Awalnya pernikahan mereka baik-baik saja, rutinitas Charlotte hanyalah menggunakan kekuatan sucinya untuk menyembuhkan penyakit Xavier.
Terkadang Charlotte membantu pekerjaan Xavier karena memang gadis itu memiliki kecerdasan yang lumayan juga. Gadis itu sangat bahagia ketika menyembuhkan Xavier menggunakan kekuatan sucinya karena setelah mengunakan kekuatan sucinya, Xavier akan langsung memeluknya.
Charlotte mencintai bukan hanya mencintai tetapi sangat, sangat, sangat mencintai suaminya itu. Namun, kebahagiaan itu runtuh ketika kedatangan Raeliana yang merupakan adik kandungnya.
Saat ini Charlotte mulai menyalahkan dirinya sendiri karena sudah memberikan racun kepada adiknya, ia benar-benar merasa sangat bersalah.
Hingga sampailah mereka berdua di sebuah kamar dan di sana sudah ada Raeliana yang terbaring lemah di atas ranjang. Charlotte berjalan sembari menangis dengan tubuh yang mulai amat lemas.
"Xavier, aku tidak mungkin membunuh adikku sendiri. Aku benar-benar sangat menyayanginya, kau percaya padaku kan?" Suara Charlotte terdengar sangat lemas.
"Kau menangis layaknya orang bodoh, andai saja kau tahu ini adalah rencana dari adikmu sendiri," batin Xavier.
"Gadis yang polos," gumam Xavier.
"Tolong sembuhkan dia," pinta Xavier dengan ekspresi sedih.
Charlotte langsung menggunakan kekuatan penyembuhnya untuk menyembuhkan adiknya, kekuatannya benar-benar hampir habis karena sebagian kekuatannya sudah digunakan untuk menyembuhkan Xavier.
"Jika aku sudah menukar nyawaku untuk Raeliana, tolong biarkan tubuhku berbaring di atas ranjang, tolong jangan biarkan aku membusuk di penjara," pinta Charlotte.
Charlotte segera mengeluarkan kekuatan sucinya dengan sekuat tenaga sehingga membuat dirinya memuntahkan darah yang cukup banyak. Gadis itu segera menghentikan aksinya untuk menyembuhkan adiknya.
"Xavier, sepertinya racun itu berpindah pada tubuhku." Tubuh Charlotte terbaring lemas di atas lantai.
Xavier buru-buru naik ke atas ranjang kemudian memeriksa denyut nadi Raeliana, dan benar saja denyut nadi gadis itu kembali seperti semula, itu artinya sihirnya berhasil.
"Terimakasih, Charlotte!" ujar Xavier.
"To--tolong aku, Sa--sayang." Dengan suara yang terbata-bata Charlotte mencoba untuk memanggil Xavier.
"Karena kau sudah banyak berjasa untukku, aku akan memberikanmu sebuah hadiah." Xavier turun dari ranjang kemudian menarik tubuh Charlotte, kemudian memeluk tubuh gadis itu.
"Aku mencintaimu, Xavier," bisik Charlotte.
"Sebenarnya, akulah yang memberikan racun itu pada adikmu. Sebenarnya aku sudah menyukai adikmu sejak sebelum kami menikah, sebenarnya aku hanya memanfaatkan tubuh indahmu dan kekuatan sucimu untuk kepuasanku sendiri," ujar Xavier sembari tertawa bebas.
Xavier melepaskan Charlotte kemudian berdiri dengan tegak sembari mengarahkan pedangnya tepat di wajah Charlotte.
"Sebenarnya aku lumayan suka dengan tubuhmu tetapi lama-kelamaan aku bosan! Sekarang, aku akan hidup dengan cintaku sampai aku mati menyedihkan sepertimu! Dan terimakasih karena sudah mau menyerahkan kekuatan sucimu dan tubuhmu yang indah itu untuk aku nikmati, hahahaha! Sungguh, Charlotte. Kau benar-benar polos, saking polosnya kau tidak tahu jika aku dan adikmu sudah berselingkuh," jelas Xavier sembari tertawa.
Charlotte tidak dapat bersuara lagi, ia hanya menangis layaknya orang bisu. Dadanya terasa sangat sakit ketika mendengar kebenaran itu langsung dari bibir Xavier.
Namun, dengan bodohnya Charlotte masih berpikir bahwa ini semua hanya halusinasi.
"Ini hanya halusinasi, 'kan?" tanya Charlotte.
"Apa kurang jelas? Aku lebih menyukai tubuh adikmu daripada tubuhmu, adikmu juga lebih cantik dan pintar menggoda daripada dirimu," sahut Xavier.
"Aku sangat mencintaimu, Xavier. Kenapa, kenapa kau melakukan ini padaku? Apa aku memiliki kekurangan yang tidak bisa engkau terima?" Walaupun dalam kondisi kesakitan, Charlotte masih berbicara pada Xavier dengan nada dan suara yang lembut.
"Tapi aku tidak!" bentak Xavier.
"Aku jijik setiap kali kau mengucapkan kata cinta kepadaku," ujar Xavier.
"Aku mencintaimu, Xavier." Kali ini Charlotte tidak dapat menahan isakan dari bibirnya lagi, ia awalnya ingin meminta pertolongan dewa agar bisa diberikan kesempatan kedua agar bisa hidup bahagia bersama suami dan adik perempuannya. Ia ingin mendapatkan happy endingnya.
Andai saja dari awal Charlotte tidak bodoh, ini tidak akan terjadi.
Andai saja dari awal Charlotte tidak terlalu mencintai Xavier, ini tidak akan terasa sakit.
Andai saja dari awal Charlotte tidak mengajak adiknya untuk tinggal bersama, perselingkuhan ini tidak akan terjadi.
Andai saja dari awal Charlotte tidak menikah dengan Xavier, mungkin saja kehidupannya akan berbeda.
Jleb!
"Akhh!"
Xavier menancapkan pedangnya tepat di atas perut Charlotte sembari tertawa bebas.
"Sampai sekarang aku tidak pernah mencintaimu, bahkan jika kau diberikan kehidupan yang kedua aku tidak akan mencintaimu, kau harus mengingat perkataanku ini sampai kau sampai ke neraka," ujar Xavier.
"Benarkah? Pa--pada akhirnya aku menjadi antagonis di sini, padahal aku sudah memberikan semuanya kepadamu. Tapi, jika aku dibe--berikan kehidupan kedua, maka aku bisa pastikan akan meletakkan kepalamu di bawah kakiku," ujar Charlotte sembari meremas kuat pedang Xavier sehingga membuat telapak tangan gadis itu berdarah.
"Sayang sekali kau tidak terlalu spesial sampai-sampai harus diberikan kesempatan kedua," ujar Xavier.
"Xavier, aku mengutukmu. Jika aku diberikan kesempatan kedua, maka kau akan menjadi pria pengikutku yang rela melakukan apapun yang kuperintahkan, kau akan menjadi anjingku yang memiliki otak kosong!" ujar Charlotte dengan suara yang lantang sembari meneteskan air mata.
Xavier benar-benar merasa sangat kesal ketika mendengar perkataan dari gadis itu, alhasil Xavier mencabut pedangnya sehingga membuat perut Charlotte mengeluarkan darah yang cukup banyak.
Detik berikutnya, Charlotte sudah tidak bernapas lagi. Xavier memundurkan langkahnya dengan kedua tangan yang gemetar ketakutan ketika mendengar kutukan yang diucapkan oleh Charlotte.
"Pelayan!" panggil Xavier.
Beberapa pelayan memasuki ruangan tersebut.
"Potong tubuh gadis ini menjadi tiga bagian, dan jangan biarkan ada yang melihat tindakan kalian! Jika sudah, segera kubur tubuh gadis itu di dalam peti dan kubur paling dalam!" perintah Xavier dengan suaranya yang terdengar gemetar ketakutan.
"Baik, Tuan!"
Setelah mengucapkan perintah itu, Xavier duduk di lantai dan melirik kedua kakinya yang ikut gemetar. Charlotte bukanlah gadis biasa, ia memiliki kekuatan suci yang diberikan langsung oleh dewa, jadi jika gadis sepertinya mengucapkan sebuah kutukan maka itu akan terjadi.
"Tidak, tidak, tidak jangan takut. Aku hanya perlu memastikan dia benar-benar mati dan tidak mendapatkan kehidupan yang kedua, aku harus memisahkan kepalanya dari tubuhnya, iya aku harus melakukan itu." Xavier dengan buru-buru berdiri kemudian melangkah dengan sedikit pincang karena tidak bisa mengontrol rasa takut dalam dirinya.
* * *
BERSAMBUNG.
KAMU SEDANG MEMBACA
I Became The Devil's Wife
Romance"Aku benar-benar akan membunuhmu jika kau berani mengajukan perceraian lagi. Kita akan mati bersama dan akan kekal di neraka bersama," bisik Lucifer sembari menyeringai. * * * Charlotte menggunakan kekuatan sucinya untuk kembali ke masa lalu. Di ma...