Bab 5. Lucifer.

88.7K 6.9K 320
                                    

NOTE: VOTE SEBELUM MEMBACA AGAR AKU RAJIN UPDATE!!

* * *

Setelah acara makan telah usai, Charlotte buru-buru masuk ke dalam kamarnya kemudian mengunci pintu kamarnya dari dalam dengan penuh rasa kesal.

"Kita bertemu lagi," ujar Charlotte.

Prang!

Charlotte mengambil sebuah vas bunga kemudian melemparkannya ke arah lukisan seorang pria yang terletak di dinding kamarnya.

"Xavier, kau benar-benar akan menemui ajalmu yang sebenarnya," gumam Charlotte.

Jika ini adalah dua tahun yang lalu, maka itu artinya Xavier dan Charlotte masih bertukar surat layaknya anak remaja yang masih berada di era puber.

Charlotte benar-benar tidak habis pikir dengan sikap Xavier, bagaimana bisa pria itu melakukan hal keji ini kepadanya padahal hubungan mereka benar-benar hampir sempurna.

"Hahahaha! Aku kembali, Xavier. Ini benar-benar sebuah kebetulan yang sangat indah bukan?" Charlotte mengusap air matanya sembari tertawa bebas.

"Bagaimana ini? Apakah kau siap menjadi anjingku yang memiliki otak kosong?"

* * *

Kini Raeliana sedang mengadakan pesta teh dengan teman-temannya, mereka mengadakan sedang berada di taman yang terletak di belakang rumah.

"Apa kau sudah dengar rumornya, Rae?" tanya seorang gadis dengan rambut yang dikuncir dua.

"Apakah itu?" sahut Raeliana.

"Sebentar lagi Tuan Grand Duke akan tiba di wilayah ini, aku dengar-dengar dia berbeda dua tahun darimu Rae," jelas Rachel.

Raeliana tampak tidak tertarik dengan pembicaraan tersebut, ia sibuk meminum dan memakan kue di depannya dengan tenang.

"Aku tidak perduli dengannya karena aku sudah yakin bahwa Tuan Grand Duke pasti akan melirikku tanpa aku minta dan tanpa aku berusaha," ujar Raeliana.

"Benarkah? Aku dengar-dengar Tuan Grand Duke itu menghabiskan waktunya di medan perang, ia bahkan membunuh musuhnya tanpa ekspresi," ujar Rachel dengan penuh kecerewetannya.

"Hahah, kau terlalu melebih-lebihkan, Rachel. Ayahku bilang dia adalah seorang pria yang pemberani dan baik hati," ujar Raeliana.

"Malam ini akan diadakan penyambutan Tuan Grand Duke, kita harus menghadiri acara itu apapun yang terjadi," timpal Gissele.

Setelah membicarakan mengenai Grand Duke yang baru saja kembali, kini mereka lebih memilih untuk fokus pada pesta teh yang diadakan pada hari itu.

Raeliana yang memang memiliki sifat yang sombong sendari kecil merasa paling spesial di antara para teman-temannya, bahkan ia tidak mau mengakui sifatnya yang egois dan terlalu sombong itu pada siapapun. Sifatnya benar-benar terlalu kekanak-kanakan.

* * *

"Bukankah ini aneh, Max? Sebenarnya aku sudah menghancurkan wilayah ini menggunakan tanganku sendiri, tetapi tiba-tiba saja aku kembali lagi ke masa lalu, di mana aku baru menginjakkan kaki ke wilayah ini," ujar Lucifer sembari menunggangi kudanya.

Max yang merupakan bawahan Lucifer yang paling setia hanya dapat mengerutkan keningnya ketika mendengar perkataan dari tuannya, pasalnya ini adalah pertama kalinya mereka menginjakkan kaki di wilayah tersebut.

"Maaf, Tuan. Bukankah ini adalah pertama kalinya kita menginjakkan kaki ke sini? Kami belum pernah pergi ke tempat ini, saya rasa Tuan melakukan hal itu dalam mimpi anda saja," sahut Max.

Mendengar ucapan tersebut membuat Lucifer sedikit merasa kesal, ia benar-benar yakin bahwa sudah menghancurkan wilayah tersebut dengan tangannya sendiri.

Lucifer rasanya ingin membakar seluruh wilayah tersebut beserta dengan isinya, ia yakin seratus persen bahwa sudah membakar habis istana Iceland dengan sihir api miliknya.

"Aku benar-benar kesal, Max," gumam Lucifer.

"Aku penasaran kali ini manusia suci mana yang ingin kau selamatkan dari maut? Tolong jangan curang begitu, wahai dewa yang agung," gumam Lucifer sembari menyeringai.

Lucifer benar-benar sangat tahu bahwa kini dirinya telah kembali ke masa lalu, entah mengapa ia bisa kembali ke masa lalu, yang paling penting kini ia telah mengingat kehidupannya yang sebelumnya.

"Anda adalah seorang Grand Duke, tolong jangan gila dulu karena orang-orang akan menyambut Grand Duke mereka dengan penuh meriah," tegur Max.

Lucifer memutar bola matanya dengan malas kemudian menunggangi kudanya dengan kecepatan penuh, ia meninggalkan Max yang berada di belakang sana.

Sesampainya di istana, Lucifer buru-buru turun dari kuda kemudian memakai sarung tangan berwarna hitam ketika melihat ada ribuan gadis yang menyambut kedatangannya.

"Sialan, kenapa Raja brengsek itu tidak bilang bahwa ada begitu banyak wanita di sini?" gumam Lucifer.

Lucifer berjalan dengan tatapan matanya ke depan, ia tidak menoleh ke arah para gadis yang terus memuja wajahnya, ketampanannya memang tidak dapat diragukan lagi. Wajahnya putih, hidungnya mancung, tubuhnya tinggi dan rahang yang tegas. Semua gadis bahkan tidak dapat berkedip dengan benar ketika melihat keindahan pria itu.

Lucifer tersenyum tipis ketika melihat istri dari Deric menyambutnya dengan hangat. Wanita bernama Beatrice, ia adalah wanita tercantik di dunia ini yang belum dapat dibandingkan dengan wanita manapun.

Bahkan sewaktu Lucifer membantai orang-orang yang ada di istana, Lucifer tidak berani menyentuh wajah cantik Beatrice sedikitpun. Saking cantiknya, seorang iblis neraka seperti Lucifer sampai memuji kecantikannya.

"Selamat datang kembali, Grand Duke," ujar Beatrice.

"Saya memberi salam kepada Yang Mulia Ratu yang nan agung dan nan cantik," sahut Lucifer sembari menundukkan tubuhnya sebagai tanda hormatnya.

Bahkan karena kecantikannya, Beatrice berhasil menjadi ratu satu-satunya di istana tersebut, bahkan Deric sendiri sampai tergila-gila akan kecantikan istrinya itu.

"Saya benar-benar tidak menyangka akan langsung bertemu dengan anda di sini," ujar Lucifer.

Beatrice hanya tertawa tipis menanggapi perkataan dari Lucifer. Lucifer aslinya alergi dengan para gadis tetapi karena Beatrice adalah seorang wanita suci, Lucifer tidak merasa jijik ataupun mencoba menghindari wanita itu. 

Lucifer pada dasarnya adalah makhluk yang angkuh, ia hanya mendekati orang-orang yang menurutnya setara dengan dirinya, sedangkan yang tidak setara dengannya akan disingkirkan.

Namun, tiba-tiba Lucifer merasakan ada aura kuat di sekitarnya sehingga membuatnya menoleh ke sembarang arah untuk mencari aura tersebut.

Terlihat jelas Charlotte sedang berdiri di antara kerumunan orang sembari menutupi sebagian wajahnya menggunakan kain hitam.

"Apa-apaan penyamarannya itu?" Lucifer terus menatap ke arah Charlotte dengan tatapan mengintimidasi.

* * *

BERSAMBUNG.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang