Bab 24. Balas Dendam[15+]

43.1K 3.1K 1.1K
                                    

Note: Jika ingin aku double update, maka usahakan votenya tembus 1,2 ribu. Yang suka siders (baca tapi tidak vote) akan aku BLOK.

Follow juga akun wattpadku nursida122004 karena nanti bab-bab selanjutnya akan aku privat.

Mohon tandai bila ada typo.

Selamat membaca.

* * *

Flashback On.

Charlotte berjalan sembari membawa sebuah surat di tangannya, kepalanya menunduk ke bawah dengan langkah yang sengaja dipercepat. Namun, tiba-tiba saja ada seorang pria dengan tubuh yang tinggi berdiri di hadapan gadis itu.

Charlotte mendongak ke atas untuk melihat siapa yang berani menghalangi jalannya.

Seorang pria dengan topi dan seragam yang lengkap dan rapi, tubuhnya yang semakin tinggi, serta kulitnya yang putih dan jangan lupakan wajahnya yang semakin hari menjadi semakin tampan.

Pria itu adalah Lucifer yang kini sebentar lagi akan lulus dengan nilai paling terbaik dan akan menjadi Grand Duke. Charlotte sudah tahu bahwa pria itu memiliki potensi yang bagus dalam nilai tetapi memiliki potensi buruk dalam beretika.

"Apa kau tidak ingin mengucapkan selamat padaku?" tanya Lucifer sembari menatap ke bawah untuk melihat wajah gadis pendek itu.

"Selamat," sahut Charlotte kemudian hendak beranjak pergi.

Grep!

Lucifer menarik pergelangan tangan gadis itu hingga mereka kembali berdiri berhadapan. Lucifer dengan cepat mengambil surat dari tangan gadis itu.

"Apa kau tidak diajarkan sopan dan santun oleh orang tuamu?" tanya Lucifer.

"Berikan surat itu!" perintah Charlotte.

Lucifer menyeringai kemudian membuka surat tersebut dan lagi-lagi suratnya tertuju untuk Xavier.

Bruk!

Charlotte memukul dada pria itu dengan keras agar mau menyerahkan suratnya kembali.

"Berikan padaku!" perintah Charlotte.

Charlotte bahkan tidak pernah menuliskan satu surat pun untuk Lucifer. Jangankan menulis surat, gadis itu bahkan tidak pernah tersenyum dihadapan Lucifer.

"Berhenti menggangguku!" ucap Charlotte kemudian berjinjit untuk meremas kerah baju Lucifer.

Lucifer tersenyum tipis ketika gadis pendek itu berusaha keras untuk meraih kerah bajunya. Bahkan pria itu tidak memperdulikan permintaan tersebut, ia hanya sibuk menatap wajah cantik gadis itu dari jarak yang sangat dekat.

Charlotte berhasil mengambil suratnya tetapi sayangnya surat tersebut sudah robek dan tidak bisa dibaca lagi. Gadis itu menatap Lucifer dengan tatapan kesal.

"Kenapa kau selalu menatapku dengan ekspresi dingin dan kesal? Kenapa kau tidak pernah tersenyum untukku?" tanya Lucifer sambil tersenyum.

"Menjijikkan! Aku bahkan tidak akan pernah tersenyum di hadapanmu! Aku hanya akan menatapmu dengan perasaan penuh benci, aku tidak perduli kau adalah seorang Grand Duke di wilayah ini," sahut Charlotte tanpa pikir panjang.

Lucifer terdiam kemudian berhenti tersenyum, ia merasa kesal dengan jawaban yang diberikan oleh gadis itu. Pria itu mulai penasaran, apa yang harus dilakukannya agar tatapan dingin dan wajah angkuh Charlotte runtuh dalam sekejap?

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang