Bab 26. Balasan untuk Trishan

37.1K 3.3K 1.2K
                                    

Note: 1,5 RIBU VOTE UNTUK MEMBUKA PART SELANJUTNYA! JIKA TIDAK MENCAPAI TARGET, MAKA TIDAK AKAN UPDATE! SEMANGAT!

Follow juga akun wattpadku nursida122004 karena nanti bab-bab selanjutnya akan aku privat.

Mohon tandai bila ada typo.

Selamat membaca.

* * *

Lucifer ingin hidup selamanya dengan menikmati senyuman dan suara tangisan Charlotte. Dua hal kenikmatan duniawi yang tidak ingin Lucifer lewatkan selama berada di alam manusia.

Charlotte juga tahu betul bahwa iblis itu begitu menyukai suara tangisannya, maka ia akan memanfaatkan kesempatannya dengan sebaik-baiknya.

"Tentu," sahut Lucifer sambil tersenyum tipis.

"Aku harap bisa mendengar suara tangisanmu setiap hari," ucap Lucifer.

Penderita ini akan berakhir dalam satu tahun, Charlotte hanya perlu mempertahankan akal dan mentalnya untuk menghadapi iblis itu.

"Terimakasih karena sudah membuang-buang waktumu yang berharga untuk mendengarkan ucapanku hari ini," ucap Charlotte kemudian beralih menundukkan kepalanya, kedua telapak tangannya mulai meremas kuat gaunnya.

Mendengar ucapan Lucifer barusan membuat dada Charlotte terasa semakin sesak. Gadis itu merasa menjadi manusia paling bodoh karena sudah menjual tubuhnya pada iblis.

Lucifer menyeringai kemudian memiringkan kepalanya ke samping untuk melihat wajah Charlotte dari arah samping. Wajah gadis itu benar-benar terlihat sangat lugu.

Charlotte tidak tahu bahwa setiap waktu yang mereka habiskan di atas ranjang merupakan waktu yang paling berharga dalam kehidupan Lucifer.

"Katakan, apa yang kau inginkan?" tanya Lucifer. 

Charlotte tidak menjawab kemudian melirik lututnya yang sejak tadi tidak berhenti mengeluarkan darah, ia melupakan satu hal bahwa saat perjalanan ke kediaman Grand Duke, tubuhnya sempat terjatuh. Bahkan penglihatan gadis itu mulai memburam.

Bruk!

Menit berikutnya, Charlotte tiba-tiba pingsan. Kepala gadis itu terbaring tepat di atas sepatu Lucifer. Melihat adegan itu membuat Lucifer hanya menatap ke bawah kemudian melihat wajah Charlotte yang kini benar-benar terlihat tidak berdaya.

Lucifer menatap wajah lemah itu dalam beberapa menit. Pria itu ingin menikmati keindahan wajah Charlotte sekarang. Sungguh, wajah Charlotte merupakan salah satu keindahan dunia yang tidak ingin Lucifer lewatkan sedikitpun.

"Aku harap bisa melihatmu menangis dan tertawa setiap saat di hadapanku," gumam Lucifer.

Lucifer ingin tatapan mata gadis itu hanya tertuju padanya. Dia ingin Charlotte hanya tersenyum dan menangis di hadapannya saja. Lucifer hanya ingin alasan Charlotte menangis dan tertawa adalah karena dirinya.

* * *

Keesokan harinya, saat siang hari Charlotte baru sadarkan diri. Gadis itu kini dirawat di kediaman Duke. Para pelayan bilang bahwa gadis itu mengalami demam yang parah sehingga baru bisa sadarkan diri ketika di siang hari.

Charlotte mengambil posisi duduk kemudian melihat ke sekelilingnya yang kini semuanya tampak sangat asing. Gadis itu melihat ada makanan di atas meja, makanan yang terlihat sangat lezat dan sepertinya layak untuk dimakan.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang