Bab 9. Lucifer Nakal.

71.6K 5.1K 181
                                    

Note: Tembus 200 vote hari ini juga, aku akan double update/update lagi.

* * *

Charlotte membuka kedua matanya ketika merasakan sinar matahari menerobos masuk dalam indra penglihatannya. Gadis itu merasakan ada sesuatu yang berat sedang menindih tubuhnya.

Charlotte kembali mengingat kejadian semalam di malam ia dan Lucifer telah melakukan hal-hal ekstrim. Gadis itu baru menyadari bahwa kini mereka berdua sedang berada di sebuah kamar yang begitu asing.

"Apa ini? Apa aku menghabiskan malam dengan pria jahat ini yang di masa depan akan menjadi pengacau?!" Charlotte buru-buru mendorong kasar tubuh Lucifer agar turun dari tubuhnya.

"Ahh, syukurlah ternyata dia tidak benar-benar menyetubuhiku." Charlotte bernapas lega kemudian merapikan kembali rambutnya.

Charlotte rela saja jika memberikan jiwanya untuk imbalan balas dendam tetapi gadis itu tidak akan merelakan kesuciannya diambil oleh iblis bejat yang tidak bertanggungjawab.

Charlotte buru-buru turun dari ranjang kemudian mengambil pena dan kertas lalu menuliskan sesuatu di sana. Setelah selesai dengan urusan menulis surat, gadis itu buru-buru memperbaiki gaunnya kemudian segera keluar.

Beberapa jam kemudian, Lucifer yang baru saja bangun terkejut karena tidak mendapati keberadaan Charlotte di sisinya. Pria itu menyeka selimutnya kemudian terlihatlah tubuhnya yang telanjang dan tidak menggunakan sehelai kain pun.

"Surat apa ini?" Lucifer berdiri kemudian mengambil dan mulai membaca surat tersebut dalam hati.

"Mari bahas kontrak ini di rumah saya, Tuan. Saya tahu mengundang Tuan bukanlah sesuatu yang sopan karena pangkat Tuan lebih tinggi, tetapi saya tahu siapa Tuan sebenarnya jadi saya berpikir ini adalah hal yang sopan menurut saya. Dan tolong lupakan saja perkataan saya semalam karena saya benar-benar berada dalam keadaan yang mabuk. Sekian dan terimakasih." Lucifer membaca surat tersebut dalam hati kemudian sedikit tertawa.

"Sekian dan terimakasih? Apa dia pikir mengundang seorang Grand Duke sama seperti presentasi?" Lucifer langsung membakar surat tersebut menggunakan sihirnya.

"Aku benar-benar harus menghukum gadis yang tidak ada etika itu," gumam Lucifer.

* * *

Lucifer sudah memakai jas yang rapi dan lengkap layaknya seorang Grand Duke. Setelah selesai bersiap-siap, kini pria itu beralih masuk ke dalam kereta kuda untuk segera menemui Charlotte.

Lucifer tahu betul di mana tempat tinggal gadis itu karena ia memiliki kekuatan yang luar biasa yang dapat memudahkannya untuk menemukan orang dengan sangat mudah.

Sesampainya di tempat tujuan, Lucifer langsung keluar dari kereta kudanya kemudian berdiri di hadapan pintu tanpa mengucapkan sepatah katapun.

"Ke mana saja kau semalam?! Ayah tidak pernah mendidikmu untuk menghilang dan berkeluyuran seperti jalang rendahan!" bentak Trishan dari balik pintu.

"Saya semalam tersesat, Ayah," sahut Charlotte.

Lucifer langsung menerobos masuk tanpa meminta izin terlebih dahulu sehingga membuat Trishan dan seisi rumah terkejut bukan main.

"Tuan Grand Du--duke?" Trishan tidak mampu berkata-kata lagi ketika melihat secara langsung seorang Grand Duke yang terkenal hebat itu.

"Pelayan, sediakan beberapa hidangan enak!" perintah Trishan pada seluruh pelayan.

"Selamat datang, Tuan. Ada gerangan apa Tuan datang ke tempat saya ini? Apa ada sesuatu yang Tuan butuhkan?" Trishan buru-buru menuntun Lucifer untuk segera duduk di meja makan.

"Saya akan memanggil para putri saya agar Tuan tidak kesepian," ujar Trishan yang segera duduk di kursi paling ujung.

"Panggilkan Raeliana," pinta Trishan pada Charlotte.

Belum saja dipanggil, Raeliana sudah buru-buru menuruni anak tangga dengan wajah yang sudah dipoles make-up yang sangat tebal serta pakaiannya yang begitu ketat.

"Ayah, kenapa ayah tidak bilang jika ada tamu? Raeliana kan baru bangun tidur, jadi wajah Raeliana pagi ini agak sedikit tidak cantik," ujar Raeliana yang kini sudah duduk di samping Lucifer.

Charlotte lebih memilih untuk duduk di hadapan Lucifer sembari menatap beberapa makanan enak yang kini sudah dihidangkan.

"Jika bukan karena ada Lucifer di sini, mungkin saja kita akan makan makanan tidak enak," batin Charlotte.

"Saya benar-benar tertarik dengan desain rumah anda," ujar Lucifer sambil sedikit tersenyum.

"Ah, itu hanya biasa saja. Jika Tuan mau, saya bisa membuatkan hal yang sama seperti rumah saya untuk Tuan," sahut Trishan.

Charlotte tidak memperdulikan pembicaraan mereka kemudian mulai menyantap makanan tersebut dengan ekspresi bahagia di wajahnya, ia bahkan tidak menerapkan etika saat makan sehingga mendapatkan sinisan pedas dari Trishan dan Raeliana.

"Putri anda juga terlihat enak," ujar Lucifer sembari menatap ke arah Charlotte.

"Maaf?" Trishan tidak mengerti dengan ucapan Lucifer.

"Maksud saya, putri anda terlihat begitu enak menyantap makanannya," sahut Lucifer.

"Makanan yang kami hidangkan ini benar-benar makanan kelas atas. Silahkan dicoba dulu," pinta Trishan.

Lucifer mulai mengambil sendok kemudian mulai mencicipi makanan tersebut, ia benar-benar tidak suka dengan makanan manusia karena akan membuat perutnya menjadi mual.

"Ini enak," puji Lucifer yang tentu saja ia berbohong.

"Sepertinya lady di depan saya ini lebih menyukainya," ujar Lucifer.

Charlotte masih tidak perduli dengan percakapan ketiga orang itu, karena di masa lalu ia hanya memakan makanan yang tidak enak, di masa lalu ia kebanyakan memakan makanan basi sehingga terkadang ia harus menggunakan kekuatan penyembuhnya untuk menyembuhkan rasa sakit di perutnya akibat memakan makanan basi.

Teng!

Tiba-tiba sendok Lucifer terjatuh di lantai sehingga membuat Raeliana sedikit terkejut.

"Biar saya ambilkan, Tuan." Raeliana hendak menunduk tetapi di tahan oleh Lucifer.

"Tidak, saya akan mengambilnya sendiri," ujar Lucifer.

Lucifer menunduk kemudian diam-diam memperhatikan pergelangan kaki Charlotte yang bergerak tidak tenang di bawah meja makan.

"Benar-benar sangat wangi, apa dia tahu bahwa dalam diriku ini ada hasrat besar yang ingin mengigit setiap inci tubuhnya?" batin Lucifer.

Lucifer beralih mengelus pergelangan kaki Charlotte sembari tersenyum nakal. Pria itu menghirup dalam-dalam aroma bagian bawah tubuh Charlotte.

"Akh!" Charlotte terkejut ketika merasakan tangan seseorang sedang menyentuh pergelangan kakinya dengan gerakan halus.

"Ada apa, Charlotte? Jangan merusak etika makanmu," bisik Trishan dengan ekspresi marah.

Charlotte menghentikan aksi makannya ketika merasakan geli luar biasa pada kakinya.

Lucifer kembali duduk di kursinya kemudian tersenyum ke arah Charlotte.

"Ada apa, Lady? Apa lady tidak ingin makan lagi?" tanya Lucifer. Kali ini ekspresi wajahnya benar-benar polos, seolah-olah tidak ada yang terjadi.

Charlotte tidak dapat melanjutkan kegiatan makannya karena terlalu syok dengan kejadian yang baru saja terjadi padanya, ia benar-benar tidak menduga bahwa Lucifer yang dikenal tidak tertarik dengan gadis malah melakukan hal-hal mesum seperti tadi.

Sedangkan Raeliana merasa sedikit iri karena Lucifer lebih memperhatikan Charlotte dibandingkan dengan dirinya. Di mana-mana lebih cantik Raeliana sehingga membuat gadis itu merasa percaya diri bisa mendapatkan perhatian Lucifer lebih dulu.

* * *

Bersambung.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang