Bab 8. Paksaan [15+]

125K 7.2K 300
                                    

Note: tembus 200 vote hari ini juga aku langsung double update/update lagi.

* * *

Grand Duke dikenal dengan seorang pria berdarah dingin yang tidak pernah dekat dengan wanita manapun, ia hanya menghabiskan waktunya di medan perang, seolah-olah tubuhnya sudah menyatu dengan darah, suara rintihan dan mayat manusia.

Semua orang memanggilnya dengan sebutan 'Tuan Grand Duke' karena tidak ada yang tahu nama aslinya seperti apa, mereka mengenalnya karena status bukan karena nama. Nama Lucifer tidak pernah terdengar di seluruh penjuru istana.

Lucifer adalah seorang Grand Duke yang terkenal misterius, orang-orang seolah merasa begitu terhipnotis ketika melihat ketampanan wajahnya. Aroma tubuhnya yang berbeda dari pria pada umumnya membuatnya memiliki perbedaan yang begitu jelas dari beberapa pria, selain itu wajahnya benar-benar sempurna dan menjadi idaman para gadis.

Namun, kesempurnaan yang dimiliki oleh Lucifer itu kini telah hancur. Kesempurnaannya yang berstatus Grand Duke tanpa cacat kini telah hancur berkeping-keping pada malam bulan purnama.

"Apa maksudmu, Tuan?" Charlotte perlahan memundurkan langkahnya ke belakang ketika mendengar permintaan dari pria di hadapannya ini.

"Apa kau mau keinginanmu terkabul, Lady?" Lucifer malah bertanya lagi tanpa menjawab pertanyaan dari gadis itu.

Tubuh yang tadinya sedikit kekar kini dua kali lipat menjadi begitu kekar serta berurat. Muncul dua tanduk dari kepala Lucifer, jangan lupakan sayap berwarna hitam yang begitu besar di punggung pria itu.

Charlotte tahu bahwa pria di hadapannya ini bukanlah manusia biasa, melainkan sesosok iblis yang berbahaya. Gadis itu tidak berekspektasi akan langsung menghadapi sosok menyeramkan itu malam ini.

"Iya, saya mau," ujar Charlotte tanpa ada rasa ragu dalam dirinya.

"Lagipula, hanya ini jalan satu-satunya bagiku untuk mencapai tujuanku sendiri. Aku juga tidak memiliki keinginan untuk hidup, aku siap memberikan jiwaku pada pria ini agar dendamku dapat terpenuhi." Charlotte membatin sembari berjalan mendekati pria itu.

Bibir Charlotte benar-benar sangat pucat bagaikan mayat hidup karena kehilangan darah yang begitu banyak, ia rasanya ingin pingsan di tempat ini tetapi di satu sisi ia tidak mau menyia-nyiakan kesempatan emas ini.

Charlotte tidak mau berjalan di atas duri seorang diri, ia menginginkan Lucifer sebagai penunjuk arahnya. Gadis itu tidak takut mati, ia lebih takut dendamnya tidak terbalaskan.

"Aku memberikanmu dua kesempatan, Lady. Pertama, kau boleh kabur dari tempat ini, aku memberimu waktu satu menit untuk kabur tetapi jika gagal maka aku akan memakan tubuhmu secara hidup-hidup. Kedua, kau menetap di tempat ini dan memenuhi keinginanku," ujar Lucifer sembari menyeringai.

Lucifer sangat tidak sabaran, ia yakin gadis di hadapannya ini memilih untuk kabur setelah melihat wujudnya yang begitu menyeramkan.

"Aku tidak sabar memakannya hidup-hidup," gumam Lucifer.

Charlotte lebih baik mati daripada tidak dapat memenuhi hasrat balas dendamnya. Gadis itu melangkahkan kakinya lagi untuk mendekati Lucifer.

"Saya tidak takut, Tuan," ujar Charlotte.

Charlotte berpikir Lucifer hanya ingin berciuman saja layaknya pasangan pada umumnya karena ia berpikir bahwa iblis juga memiliki nafsu yang lebih besar daripada manusia.

Lucifer pertama kalinya merasa kagum dengan keberanian gadis di hadapannya itu, biasanya gadis lain akan lari terbirit-birit ketika melihat wujud aslinya, tetapi berbeda dengan Charlotte yang hanya berdiam diri.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang