Bab 19. Cemburu.

66K 4.3K 228
                                    

Note: VOTE SEBELUM MEMBACA AGAR AKU SEMANGAT UNTUK UPDATE!!!

Follow juga akun wattpadku nursida122004 karena nanti bab-bab selanjutnya akan aku privat.

Mohon tandai bila ada typo.

Selamat membaca.

* * *

"Jangan membuatku semakin gila, Lady," bisik Lucifer.

Lucifer rasanya ingin mencium bibir gadis itu sampai puas, bahkan ia tidak akan perduli jika Charlotte akan mati kehabisan napas.

Namun, jika Charlotte akan mati hari itu juga, itu artinya kehidupan Lucifer juga akan berakhir. Jika gadis itu mati maka Lucifer juga rela mati untuknya.

"Lepaskan," pinta Charlotte.

Lucifer sedikit tersenyum karena melihat ekspresi gadis itu yang terlihat kesakitan. Lucifer kembali duduk di kolam kemudian menarik paksa tangan gadis itu.

"Duduk saja dengan tenang." Lucifer memaksa Charlotte untuk duduk kembali di atas pangkuannya.

Charlotte benci diatur, benci diperintah dan benci disentuh oleh pria itu.

"Jika tidak ingin mati di kolam ini bersamaku, maka diam saja," ancam Lucifer.

Lucifer kembali mengambil air menggunakan tangannya kemudian mulai membasahi tubuh Charlotte. Tubuh gadis itu bahkan sampai menegang karena bingung harus bereaksi seperti apa.

"Jika kau menjadi penurut, maka aku akan mengembalikan kalungmu," ujar Lucifer.

Mendengar hal itu membuat Charlotte kembali melemaskan tubuhnya, kemudian membiarkan pria itu memandikannya.

Setelah menyelesaikan urusan mandi, Lucifer kembali menggendong tubuh gadis itu ala bridal style. Pria itu membawa Charlotte untuk kembali berbaring di atas ranjang.

"Berikan kalungku," pinta Charlotte.

Lucifer mengeluarkan sebuah kalung dari sakunya kemudian memamerkan kalung tersebut pada Charlotte. Sebelumnya, Lucifer memang sudah memakai pakaian sebelum Charlotte bangun.

Jadi, selama memandikan Charlotte tadi hanya Lucifer saja yang sudah berpakaian lengkap.

"Berikan!" Kali ini Charlotte kembali memasang ekspresi benci.

Lucifer ingin rasanya menyetubuhi gadis itu di atas ranjang sampai mati ketika melihat tatapan benci itu. Lucifer mulai berpikir, sebaiknya mereka berdua mati di atas ranjang saja agar tidak ada yang bisa memisahkan mereka berdua.

Lucifer menghela napas kemudian membuang pikiran tersebut jauh-jauh. Pria itu mencoba untuk meredakan rasa kesalnya dulu. Semua pikirkan kotor itu muncul ketika Charlotte menatap dengan tatapan benci ke arah Lucifer.

"Perbaiki sopan santunmu dengan benar lagi, setelah itu aku akan memberikan kalung ini untukmu. Seorang bangsawan tidak seharusnya memiliki sikap seperti ini," ujar Lucifer kemudian kembali menaruh kalungnya di dalam sakunya.

Lucifer menarik selimut kemudian memakaikannya pada tubuh Charlotte.

"Kita akan membahas mengenai pernikahan kontrak kita minggu depan," ujar Lucifer.

Setelah mengucapkan itu, Lucifer pergi ke jendela kemudian membuka jendela. Pria itu lagi-lagi pulang melewati jendela kamar, meninggalkan Charlotte yang masih dalam keadaan kesal setengah mati.

* * *

Lima hari sudah berlalu dengan cepat. Kini keadaan Charlotte sudah semakin membaik. Gadis itu sedang duduk di pinggir jendela sembari memperhatikan beberapa burung yang hinggap di pohon.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang