Bab 27. Raeliana Gila.

34.5K 3.2K 1.3K
                                    

Note: 1,6 RIBU VOTE UNTUK MEMBUKA PART SELANJUTNYA! JIKA TIDAK MENCAPAI TARGET, MAKA TIDAK AKAN UPDATE! SEMANGAT!

Follow juga akun wattpadku nursida122004 karena nanti bab-bab selanjutnya akan aku privat.

Mohon tandai bila ada typo.

Selamat membaca.

* * *

Charlotte berjalan mendekati pria itu kemudian duduk di atas meja, tepatnya di hadapan Lucifer.

Sebenarnya Charlotte berhasil mengetahui suatu fakta, bahwa dari dulu Lucifer begitu menyukai tatapan matanya dan ekspresi wajahnya ketika sedang menangis.

Charlotte memiringkan kepalanya ke samping kemudian menatap wajah pria itu dengan tatapan yang dalam dan teduh, dada gadis itu terasa sesak karena setiap kali menatap wajah Lucifer, ia selalu teringat dengan adegan panas mereka.

Namun, Charlotte juga berpikir untuk menjadikan itu sebagai alasan agar dapat menangis di hadapan iblis itu.

"Apa yang ingin kau katakan?" tanya Lucifer.

"Pembicaraan kita terakhir kali di taman, saya ingin melanjutkannya." Tiba-tiba saja gaya berbicara Charlotte menjadi formal.

"Kau ingin meminta apa?" tanya Lucifer.

Charlotte hanya diam kemudian perlahan menggerakkan tangannya untuk menyentuh wajah Lucifer. Gadis itu menyentuh pipi Lucifer.

"Apa kau mencoba untuk menggodaku?" Lucifer menyeringai.

"Tuan lebih indah dibandingakan dengan Xavier," ucap Charlotte yang tiba-tiba saja.

Charlotte akan membuat iblis itu mabuk kebayang dengan sentuhannya, ia kini sadar bahwa iblis itu benar-benar menyukai semua hal tentangnya.

"Sebenarnya apa yang ingin kau katakan, huh?" Lucifer beralih mengambil telapak tangan Charlotte kemudian mencengkramnya dengan kuat.

"Tuan bisa memberikan apa yang saya mau asalkan saya bisa menangis sampai Tuan merasa puas. Benar begitu, 'kan?" tanya Charlotte.

Lucifer terdiam sejenak kemudian mencoba untuk mencerna ucapan dari Charlotte. Ternyata gadis itu hanya ingin meminta sebuah permintaan, Lucifer berpikir gadis itu sudah benar-benar jatuh cinta padanya.

"Saya akan menangis untuk Tuan, tetapi kabulkan satu permintaan saya," pinta Charlotte.

Lucifer menyukai sikap Charlotte yang terlihat seperti menantang. Pria itu tersenyum dengan senyuman yang puas ketika mendengar perkataan gadis itu.

Ini adalah pertama kalinya Charlotte mau berbicara dengan ekspresi tenang di hadapan Lucifer. Lucifer merasa sangat puas akan hal itu karena ia benar-benar harus menunggu dalam waktu yang lama untuk bisa berbicara dengan Charlotte dalam suasana yang seperti ini.

"Tolong hukum ayah saya juga seperti Tuan menghukum Raeliana," ucap Charlotte.

"Hanya itu? Tuanmu ini bahkan bisa menghancurkan ribuan orang hanya untukmu, kau yakin hanya ingin meminta itu, hm?" Lucifer beralih memainkan ujung rambut Charlotte.

Lucifer kemudian menarik tangan gadis itu untuk duduk di atas pangkuannya. Charlotte tidak melakukan perlawan sama sekali. Charlotte duduk dalam posisi menyamping, sehingga membuat pria itu hanya dapat menatap wajah cantiknya dari samping.

"Mintalah sesuatu yang lebih besar dari ini," bisik Lucifer kemudian mengecup singkat pipi Charlotte.

"Saya hanya ingin hal kecil itu saja," sahut Charlotte sembari menunduk. Kedua telapak tangannya meremas kuat gaunnya.

I Became The Devil's Wife  Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang