Rerumputan 9

32 5 0
                                    

CHAPTER 41: RERUMPUTAN (9)

SENYUM Xiao XingChen membeku.Nama 'Xue Yang' adalah kejutan yang kelewat besar buatnya. Kulit wajah Xiao XingChen yang awalnya sudah pucat, kini seolah tidak dialiri darah setelah mendengar nama itu. Bibirnya bahkan hampir memutih.
Seolah masih belum yakin, Xiao XingChen bertanya lirih, "... Xue Yang?
" Dia tersentak, "A-Qing, dari mana kau tahu nama itu?"A-Qing, "Xue Yang adalah orang yang bersama kita!
Dia si brengsek itu!
"Xiao XingChen tergagap bingung, "Orang yang bersama kita?
... Yang bersama kita..." Dia menggeleng, merasa pusing, "Bagaimana kau bisa tahu?
"A-Qing, "Aku dengar dia membunuh orang!
"Xiao XingChen, "Dia membunuh orang? Siapa?"A-Qing, "Seorang perempuan!
Dia masih sangat muda. Sepertinya perempuan itu membawa pedang. Xue Yang juga menyembunyikan pedangnya. Aku mendengar mereka bertarung. Suaranya sangat keras. Perempuan itu terus-terusan berteriak 'Xue Yang', dan bilang kalau dia 'membantai kuil', dan 'membunuh begitu banyak orang', dan dia seharusnya 'dihukum setimpal'. Ya ampun, dia benar-benar sudah gila! Selama ini dia bersembunyi di antara kita, tapi aku bahkan tidak tahu apa yang dia rencanakan!
"A-Qing begadang semalaman untuk memikirkan kebohongan seperti apa yang bisa dia ceritakan. Pertama, dia jelas tidak bisa membiarkan Daozhang tahu kalau dia sudah membunuh manusia bernyawa, bukannya mayat berjalan. A-Qing juga tidak bisa membiarkannya tahu kalau dia sudah membunuh Song Lan dengan tangannya sendiri. Maka dari itu, meskipun tidak adil buat Daozhang, dia tetap tidak bisa memberitahu kematian Song Daozhang apa pun yang terjadi. Sebaiknya Xiao XingChen kabur sejauh mungkin setelah tahu siapa Xue Yang sebenarnya!
Namun berita itu terlalu sulit diterima olehnya. Selain itu juga terdengar tidak masuk akal. Xiao XingChen tidak bisa percaya sedikit pun, "Tapi suaranya berbeda.
Dan..."A-Qing begitu frustrasi sampai mengetuk-ngetuk tongkatnya di tanah, "Dia sengaja mengubah suaranya!
Dia takut kalau kau mengenalinya!
" Tiba-tiba sebuah ide muncul di benaknya, "Oh benar! Benar, benar!
Dia punya sembilan jari. Daozhang, kau tahu itu, kan?
Apa Xue Yang punya juga sembilan jari?
Kau pasti sudah pernah melihatnya, kan?
"Xiao XingChen terhuyung-huyung, nyaris ambruk di tanah.
A-Qing langsung membantunya ke arah meja, lalu keduanya duduk perlahan.
Setelah beberapa saat, Xiao XingChen bersuara lagi, "Tapi AQing, bagaimana kau tahu kalau dia punya sembilan jari?
Kau pernah menyentuh tangannya?
Kalau dia memang Xue Yang, bagaimana bisa dia membiarkanmu menyentuh tangannya tanpa sadar?
"A-Qing mengertakkan giginya, "... Daozhang!
Aku akan jujur padamu! Aku tidak buta.
Aku bisa melihat! Aku tidak menyentuh tangannya, tapi aku melihatnya!
"Kejutan demi kejutan terasa makin menggemparkan. Xiao XingChen nyaris kehilangan kata-kata, "Apa katamu?
Kau bisa melihat?"A-Qing memang takut, tapi dia tidak bisa berbohong lagi. Dia terus-terusan meminta maaf, "Maafkan aku, Daozhang!
Aku tidak bermaksud berbohong padamu!
Aku takut kau akan mengusirku kalau tahu aku tidak buta!
Tapi tolong jangan salahkan aku sekarang. Ayo kita kabur. Dia akan kembali setelah selesai beli makanan!
"Tiba-tiba A-Qing terbungkam.Perban yang melilit sekeliling mata Xiao XingChen tadinya memang putih, tapi kini, ada dua bercak kemerahan yang merembes dari dalam. Darahnya makin lama makin menembus sampai mengalir dari lapisan perbannya, menetes dari tempat bola matanya seharusnya berada.
A-Qing menjerit, "Daozhang, kau berdarah!
"Xiao XingChan seperti baru menyadarinya. Dia terkesiap lemah, lalu melarikan tangan ke wajah. Dia menyentuh perban yang sudah berlumuran darah. Dengan tangan gemetar, A-Qing membantunya menyeka darah merah itu. Namun semakin giat dia membantu, semakin gencar darahnya mengalir. Xiao XingChen mengangkat tangan, "Aku baik-baik saja... Tidak apa-apa.
"Luka di matanya akan berdarah setiap kali dia punya banyak pikiran atau terlalu emosional, tapi itu sudah lama sekali tidak terjadi. Wei WuXian bahkan sempat mengira lukanya sudah sembuh. Namun hari ini, luka itu berdarah lagi.
Xiao XingChen berbisik, "Tapi... tapi kalau dia benar-benar Xue Yang, kenapa jadi begini?
Kenapa dia tidak membunuhku sejak awal?
Kenapa dia malah tinggal bersamaku selama bertahun-tahun?
Kenapa harus Xue Yang?
"A-Qing, "Tentu saja sejak awal dia ingin membunuhmu!
Aku sudah lihat matanya, sangat kejam dan menakutkan!
Tapi karena dia terluka dan tidak bisa bergerak, dia butuh orang untuk merawatnya!
Aku tidak mengenal dia. Kalau saja aku tahu dia itu mesin pembunuh, aku pasti akan menusuknya di semak-semak sampai mati!
Daozhang, ayo kabur! Ya?
"Namun dalam hati, Wei WuXian mengembuskan napas, Itu mustahil.
Kalau A-Qing tidak memberitahu Xiao XingChen, dia pasti akan terus hidup seperti ini dengan Xue Yang. Tapi A-Qing sudah memberitahunya, jadi dia tidak bisa kabur begitu saja. Dia pasti akan langsung bertanya pada Xue Yang. Tidak ada jalan keluar.Dugaannya terbukti.
Setelah menenangkan diri, Xiao XingChen memberitahu A-Qing, "A-Qing, kaburlah.
"Suaranya sedikit serak.
A-Qing pun ketakutan, "Sendirian?
Daozhang, ayo kabur bersama!
"Xiao XingChen menggeleng, "Aku tidak bisa pergi. Aku harus tahu apa yang dia inginkan. Dia pasti punya tujuan dengan berpura-pura menjadi orang lain dan tinggal bersamaku. Kalau aku meninggalkannya, aku takut penduduk Kota Yi akan jatuh ke tangannya. Xue Yang selalu seperti itu.
"Isak tangis A-Qing kali ini bukan lagi bohongan. Dia melempar tongkat bambunya dan memeluk kaki Xiao XingChen, "Aku sendirian?
Daozhang, bagaimana mungkin aku pergi sendirian?
Aku ingin terus bersamamu. Kalau kau tidak pergi, aku juga tidak mau pergi. Kemungkinan terburuknya kita akan sama-sama dibunuh dia. Aku akan kesepian setengah mati kalau pergi sendiri. Aku tahu kau tidak ingin hal itu terjadi padaku, jadi ayo pergi bersama!
"Namun sayang, setelah rahasia kebutaan palsunya terbongkar, siasatnya memakai kebutaan untuk menarik simpai tidak lagi berhasil.
Xiao XingChen menjawab, "A-Qing, kau bisa melihat dan sangat cerdik. Aku percaya kau akan hidup dengan baik. Kau tidak tahu seberapa menyeramkannya Xue Yang. Kau tidak boleh tetap di sini. Kau juga tidak boleh mendekatinya lagi.
"Bahkan Wei WuXian bisa mendengar jeritan tanpa suara AQing, Aku tahu!
Aku tahu seberapa menyeramkannya dia!
Tapi dia tidak bisa membuka mulut dan berkata jujur.Tiba-tiba terdengar serangkaian suara langkah kaki cepat dari luar.
Xue Yang sudah kembali!
Xiao XingChen mendongak siaga, kembali ke level ketajaman saat sedang berburu malam.
Dia segera menarik A-Qing dan berbisik, "Aku akan mengurusnya saat dia datang, jadi gunakan kesempatan untukkabur.
Dengarkan aku!
"A-Qing begitu ketakutan sampai hanya bisa mengangguk, air mata masih menggenang di matanya.
Xue Yang menendang pintu, "Kalian berdua sedang apa, sih?
Aku sudah kembali, tapi kalian belum pergi juga? Kalau kalian masih di dalam, bukakan pintunya dan biarkan aku masuk.
Aku sangat capek."Dari suaranya, siapa pun pasti akan mengira kalau dia adalah seorang shidi yang periang. Namun siapa sangka orang yang berdiri di luar itu adalah seorang penjahat yang tidak punya moral, iblis berwujud manusia!
Pintunya memang tidak dikunci, tapi digrendel dari dalam. Jika mereka tidak segera membuka pintunya, Xue Yang pasti akan curiga. Namun saat masuk nanti, dia pasti akan jadi waspada.
A-Qing mengusap wajahnya, "Mana mungkin kau capek?!
Dari sini ke pasar kan tidak seberapa jauh, tapi kau sudah capek?!
Aku agak lambat karena sedang memilih pakaian mana yang lebih bagus.
Masalah buatmu?!
"Xue Yang mencibir, "Memangnya kau punya berapa banyak pakaian sih?
Tidak peduli kau berubah seperti apa, kau akan terlihat sama saja. Cepat, bukakan pintunya.
"Bahkan saat kaki A-Qing sudah goyah, dia masih bisa memaki dengan keras, "Hmph!
Aku tidak mau buka. Tendang saja semaumu.
"Xue Yang tertawa, "Camkan kata-katamu. Daozhang, perbaiki pintunya setelah ini. Jangan salahkan aku.
"Setelah berujar begitu, dia mendadak menendang pintu kayu itu hingga terbuka, kemudian menjangkahi ambang pintu yang tinggi dan berjalan masuk. Dia sedang membawa keranjang berisi sayuran di satu tangan dan sebuah apel merah di tangan lain. Begitu menggigit apelnya, dia menunduk dan melihat Shuanghua sudah menikam perutnya.
Keranjangnya jatuh. Kubis, wortel, apel dan kue bakpao menggelinding di lantai.
Xiao XingChen berteriak dengan suara rendah, "A-Qing, lari!"
A-Qing bergerak secepat mungkin dan mendobrak pintu rumah peti.Sejurus kemudian, dia mengambil jalur lain dan mengendap-endap kembali. Dia memanjat ke tempat persembunyiannya yang biasa, tempat yang paling familier dan sering dia gunakan. dia bahkan melongok untuk menyaksikan apa yang terjadi di dalam sana.
Xiao XingChen bertanya dingin, "Apa menyenangkan?
"Xue Yang menggigit apel yang masih ada di tangannya. Dia baru menjawab setelah mengunyah dan menelan buahnya dengan tenang, "Iya.
Tentu saja menyenangkan."Dia menggunakan suaranya yang asli.
Xiao XingChen, "Sebenarnya apa maumu sampai tinggal bersamaku selama bertahun-tahun?
"Xue Yang, "Entahlah?
Mungkin aku sedang bosan?
"Xiao XingChen menghunus Shuanghua dan bersiap menyerang. Xue Yang menambahkan, "Xiao XingChen Daozhang, apa kau masih mau dengar lanjutan dari ceritaku yang belum kuselesaikan?
"Xiao XingChen, "Tidak."
Meski ditolak, kepala Xue Yang masih sedikit condong ke depan.
Pedangnya juga ikut terhenti.
Xue Yang menjawab, "Ya sudah, pokoknya aku tetap akan memberitahumu. Kalau kau masih menyalahkanku setelah dengar ceritaku, kau bisa lakukan apa saja semaumu.
"Dengan santai dia mengusap luka di perutnya, menekannya supaya darah tidak mengalir semakin gencar, "Bocah itu bertemu pria yang sudah membodohinya.
Dia merasa frustrasi sekaligus senang.
Dia bergegas menghambur ke pria itu sambil menangis, lalu berkata, 'Aku sudah membawa suratnya, tapi kue keringnya sudah hilang dan aku dipukuli.
Bolehkah aku dapat sepiring lagi?'
"Ternyata pria itu baru saja ditangkap pria berbadan besar dan sudah dipukuli juga. Wajahnya penuh luka. Melihat ada bocah kotor yang menempel di kakinya, dia pun merasa sangat kesal dan langsung menendangnya.
"Pria itu menaiki kereta lembu dan menyuruh pengemudinya untuk cepat jalan. Bocah itu bangkit dari tanah dan terus mengejar kereta itu. Dia sangat ingin makan sepiring kue kering. Setelah berhasil mengejarnya, dia melambai-lambai di depan kereta supaya berhenti. Pria itu sangat jengkel dengan tangisannya. Dia merampas cambuk si pengemudi kereta dan memecut kepala bocah itu sampai tersungkur ke tanah.
"Dia menekankan setuap kata, "Kemudian, roda kereta itu melindas tangannya.
Semua jarinya sekaligus."
Xiao XingChen tidak bisa melihat, tapi Xue Yang tetap mengangkat tangan kiri ke arahnya, "Dia masih tujuh tahun!
Tulang tangan kirinya remuk, sementara satu jarinya hancur sampai tak bersisa!
Pria itu adalah ayah Chang Ping.
"Daozhang Xiao XingChen, kau sangat adil dan keras saat membawaku ke Jinlin Tai!
Kau menyalahkanku dan menanyaiku kenapa aku membantai seluruh sekte karena kecurigaan sepele.
Jari-jari ini bukan punyamu, makanya kau tidak tahu seperti apa sakitnya!
Kalian tidak tahu betapa mengerikannya teriakan yang keluar dari mulutmu sendiri!
Kenapa aku tidak tanya buat apa pria itu memutuskan untuk bersenang-senang menggunakanku tanpa alasan apa pun?!
Xue Yang yang sekarang sudah dianugerahkan padamu oleh Chang CiAn!
KLAN YueyangChang hanya memetik hasil dari benih yang mereka tanam!
"Xiao XingChen berbicara seolah tidak bisa mempercayai perkataan Xue Yang, "Chang CiAn hanya mematahkan satu jarimu.
Kalau kau mau balas dendam, kau hanya perlu mematahkan salah satu jarinya juga. Kalau kau benar-benar mengambil hati, kau bisa mematahkan dua jari, bahkan sepuluh semuanya! Bahkan kalau kau mematahkan lengannya,semuanya tidak akan jadi begini.
Kenapa kau harus membunuh seluruh klannya? Jangan bilang kalau satu jarimu sebanding dengan nyawa lima puluh manusia lebih!
"Xue Yang benar-benar termenung memikirkan itu, seolah pertanyaan Xiao XingChen aneh baginya, "Tentu saja. Jari ini punyaku, dan nyawa mereka milik mereka sendiri.
Nyawa mereka tidak akan sebanding dengan berapa orang yang sudah kubunuh.
Mereka cuma lima puluh orang. Bagaimana mungkin bisa sebanding dengan satu jariku?
"Wajah Xiao XingChen semakin memucat mendengar nada percaya diri Xue Yang.
Dia berteriak, "Kalau begitu bagaimana dengan yang lainnya?!
Kenapa kau membantai Kuil Baixue?
Kenapa kau membutakan mata Song ZiChen Daozhang?!
"Xue Yang balik bertanya, "Kau sendiri kenapa menghentikanku?
Kenapa menghalangi apa yang ingin kulakukan? Kenapa kau membela Klan Chang sampah itu?
Kau ingin menolong Chang CiAn?
Atau Chang Ping?
Hahahaha, kau ingat bagaimana awalnya Chang Ping menangis penuh terima padamu?
Dan bagaimana nantinya dia memohon padamu untuk berhenti menolongnya?
Xiao XingChen Daozhang, sejak awal itu salahmu. Kau seharusnya tidak berurusan dengan masalah orang lain.
Siapa yang benar, siapa yang salah; memangnya orang luar bisa memahaminya?
Atau malahan mungkin kau seharusnya tidak pernah meninggalkan gunung itu.
Gurumu, BaoShan SanRen, memang pintar. Kenapa kau tidak mendengarkan dia dan berkultivasi dengan patuh di pegunungan?
Kalau kau tidak bisa memahami dunia ini, kau tidak seharusnya datang!
"Xiao XingChen sudah tidak sanggup lagi menahannya, "... Xue Yang, kau benar-benar... sangat menjijikkan..."Mendengar itu, niatan membunuh yang sudah lama tidak muncul di mata Xue Yang kini tampak kembali.
Dia tertawa pahit, "Xiao XingChen, inilah kenapa aku membencimu.
Orang yang paling kubenci adalah yang menganggap dirinya berbudi luhur dan suci. Orang-orang bodoh, naif dan idiot yang mengira dunia akan jadi lebih baik kalau mereka berbuat kebaikan!
Kau bilang aku menjijikkan? Baiklah.
Memangnya aku peduli kalau ada yang bilang begitu?
Tapi sebaliknya, apa kau pantas merasa jijik padaku?
"Xiao XingChen berhenti sekilas, "Apa maksudmu?
"Jantung A-Qing dan Wei WuXian serasa meloncat dari rongga dada!
Xue Yang berujar dengan manis, "Baru-baru ini kita tidak berburu malam untuk membunuh mayat berjalan, bukan?
Tapi beberapa tahun yang lalu, bukankah kita pernah pergi untuk membunuh segerombolan mayat setiap dua hari sekali?
"Bibir Xiao XingChen bergerak seolah merasa gelisah, "Kenapa sekarang kau mengungkitnya?
"Xue Yang, "Tidak apa-apa, sungguh. Cuma sayang saja kau buta.
Kau sudah mencongkel matamu sendiri, jadi kau tidak bisa melihat 'mayat berjalan' yang sudah kau bunuh itu. Mereka sangat ketakutan dan kesakitan saat kau menusuk jantung mereka. Bahkan sampai ada yang berlutut, menangis, dan bersujud padamu agar melepaskan anak-anak dan orang tua di keluarga mereka. Kalau bukan karena lidah mereka sudah ku potong semua, kujamin mereka akan meraung dan menjerit 'Daozhang, ampuni kami'."
Sekujur tubuh Xiao XingChen mulai gemetaran.
Dia terdiam lama, lalu bersusah payah mengatakan, "Kau membohongiku. Kau sengaja membohongiku.
"Xue Yang, "Ya, aku membohongimu. Aku sudah berbohong padamu sejak lama.
Siapa sangka kau percaya saja saat kubohongi, tapi sekarang kau tidak percaya saat aku berkata jujur?
"Xiao XingChen melangkah goyah dan mengayunkan pedangnya ke arah Xue Yang, berteriak, "Diamlah! Diamlah!
"Xue Yang menekan daerah perutnya.
Dia mengelak dengan tangan kirinya dan bergerak mundur. Ekspresi di wajahnya bukanlah seperti manusia. Kilatan hijau berbinar dari matanya. Dengan gigi taring yang tampak saat sedang tersenyum, dia terlihat seperti sesosok monster hidup.
Dia berteriak, "Baiklah! Aku akan diam!
Kalau kau masih tidak memercayaiku, kau bisa menyerang orang di belakangmu itu.
Paksa dia bicara apakah aku berbohong atau tidak!
"Sebilah pedang membawa gempuran angin ke arahnya.
Xiao XingChen secara alami menangkis dengan Shuanghua. Begitu dua pedang saling bertubrukan, wajahnya mendadak hampa.
Xiao XingChen bertanya dengan sangat hati-hati, "... Apa itu kau,ZiChen?
"Tidak ada jawaban.
Mayat Song Lan berdiri di belakangnya. Dia terlihat seperti sedang menatap Xiao XingChen, tapi tidak ada pupil di matanya. Dia menggenggam pedang yang bertubrukan dengan Shuanghua. Mereka berdua sudah sering berlatih bersama dengan beradu pedang. Meskipun kedua pedang itu baru bertubrukan sekali, Xiao XingChen sudah bisa menebak siapa lawannya dari tenaga serangannya. Namun Xiao XingChen masih terlihat belum yakin. Dia berbalik perlahan dan mengulurkan tangannya yang gemetaran, meraba bilah pedang Song Lan.
Song Lan tidak bergerak. Xiao XingChen menggerakkan tangannya ke ujung pedang. Akhirnya, dia meraba huruf 'Fuxue' yang terukir di pedangnya.
Wajah Xiao XingChen semakin memucat.
Seperti terbius, dia menyentuh bilah pedang Fuxue, tidak menyadari telapak tangannya sudah tersayat-sayat.
Dia begitu gemetaran sampai suaranya terdengar pecah di tanah, "... ZiChen... Song Daozhang... Song Daozhang... apa ini kau...?
"Song Lan menatapnya tanpa suara.
Dua lubang mengerikan itu sudah sepenuhnya membasahi perbannya, darah mengalir tanpa henti.
Dia ingin menyentuh sosok yang menggenggam pedang itu, tapi dia terlalu takut. Tangannya turun kembali. Gelombang rasa sakit membuncah di dada A-Qing.
Dirinya dan Wei WuXian merasa kesulitan bernapas.
Air mata mengalir deras.
Xiao XingChen berdiri diam di tempatnya, tidak tahu harus berbuat apa, "... Apa yang terjadi...?
Katakan sesuatu..."Dia benar-benar sudah hancur, "Bisakah seseorang mengatakan sesuatu?!
"Xue Yang berbicara menuruti permintaannya, "Memangnya aku masih perlu memberitahumu siapa mayat berjalan yang kau bunuh kemarin?
"Klang.
Shuanghua jatuh ke tanah.
Tawa Xue Yang meledak.Xiao XingChen berdiri hampa di hadapan Song Lan. Kedua tangan mencengkeram kepala sambil meraung seolah ingin mengoyak dadanya sendiri.
Xue Yang tertawa begitu keras sampai air mata menitik di ujung matanya.
Dia berteriak, "Ada apa?!
Kau sangat tersentuh bisa bertemu teman lamamu lagi sampai-sampai kau menangis?!
Kau ingin memeluknya?!
"A-Qing membekap mulut sekeras yang dia bisa, menolak membiarkan suara tangisnya lolos.
Di dalam rumah peti, Xue Yang berjalan mondar mandir selagi menyumpah-serampah dengan nada marah sekaligus gembira yang mengerikan, "Menyelamatkan dunia! Lucu sekali.
Kau bahkan tidak bisa menyelamatkan dirimu sendiri!
"Serangkaian rasa sakit tajam menusuk kepala Wei WuXian. Kali ini, rasa sakit itu bukan berasal dari jiwa A-Qing.Xiao XingChen merasa hancur. Dia jatuh berlutut di atas tanah, di sebelah kaki Song Lan. Dia meringkuk, seolah ingin menyusut hingga menjadi gumpalan lemah dan kecil, seolah berharap bisa lenyap dari dunia ini. Jubah putihnya sudah ternodai debu dan darah.
Xue Yang berteriak padanya, "Kau tidak bisa melakukan apa-apa, kau sudah gagal, kaulah yang harusnya disalahkan—kau yang minta semua ini!
"Saat ini, Wei WuXian melihat dirinya sendiri di diri Xiao XingChen.
Dirinya, yang sudah sepenuhnya gagal, berdiri dengan tubuh berlumuran darah. Dirinya, yang tidak bisa berbuat apa-apa selain mengakui segala kecaman dan tuduhan, yang sudah tidak punya harapan, yang hanya bisa menangis penuh keputusasaan!
Perban putih itu sudah sepenuhnya merah. Wajah Xiao XingChen berlumuran darah. Tanpa mata untuk menangis, dia hanya bisa menangis darah. Dibohongi bertahun-tahun, memperlakukan musuh seperti teman, dan semua kebaikannya sudah disia-siakan.
Selama ini dia mengira sudah membebaskan roh jahat, tapi ternyata tangannya sudah merenggut nyawa orang yang tak bersalah. Dia bahkan sudah membunuh sahabatnya sendiri!
Xiao XingChen hanya bisa merintih kesakitan, "Tolong. Lepaskan aku.
"Xue Yang, "Bukannya tadi kau ingin menikamku dengan pedangmu sampai mati?
Kenapa sekarang kau memohon padaku untuk melepaskanmu?
"Dia jelas tahu bahwa dengan mayat Song Lan melindunginya, Xiao XingChen tidak akan sanggup lagi mengangkat pedangnya.Dia menang lagi. Sungguh kemenangan besar.
Tiba-tiba Xiao XingChen merenggut Shuanghua yang tadi tergeletak di tanah.
Dia memutar pedang itu, mengarahkan sisi tajamnya ke lehernya sendiri.
Sinar terang dari binar keperakan pedang itu melintas di mata gelap Xue Yang. Xiao XingChen mengendurkan genggamannya.
Darah merah terang mengalir dari bilah pedangnya.
Diikuti gema jernih dari pedang yang membentur tanah, pergerakan sekaligus tawa Xue Yang berhenti.
Beberapa saat berlalu. dia melangkah ke mayat Xiao XingChen yang tidak bergerak, menunduk dengan mata merah, lengkungan mengerikan dari bibirnya perlahan lenyap.
Wei WuXian tidak tahu apakah dirinya salah lihat, tapi sepertinya lingkaran mata Xue Yang ikut memerah.
Tiba-tiba dia menatap Xiao XingChen marah dengan gigi mengatup erat, "Kau yang memaksaku berbuat begini!
"Dia tertawa suram, bicara ke dirinya sendiri, "Yang mati memang lebih baik!
Hanya orang mati yang mau mendengarkan.
"Xue Yang memeriksa napas Xiao XingChen dan meraba nadinya, seolah mengira bahwa Xiao XingChen masih belum cukup mati, masih belum cukup kaku.
Dia beranjak berdiri dan melangkah ke kamar tidur, membawa sewadah air.
Dengan handuk bersih, dia menyeka semua darah dari wajah Xiao XingChen.
Bahkan dia mengganti perbannya dengan yang baru, berhati-hati sekali membalutnya ke kepala orang itu.
Kemudian dia melukis pola di tanah, mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan, dan menempatkan Xiao XingChen di tengah-tengah pola itu. Dia baru teringat untuk merawat luka di perutnya setelah melakukan banyak hal.Barangkali karena mengira mereka akan bertemu kembali sebentar lagi, suasana hati Xue Yang pun semakin membaik. Dia memungut semua buah dan sayur yang tadinya berserakan di tanah untuk ditata di keranjang lagi.
Tiba-tiba saja terkena dorongan menjadi rajin, dia bahkan membersihkan rumah dan menempatkan selapis jerami baru di peti A-Qing. Pada akhirnya, dia mengeluarkan sekeping permen yang diberikan Xiao XingChen semalam.
Begitu ingin memasukkan permen itu ke dalam mulut, Xue Yang termenung sebentar. Dia pun menahan niatannya dan menyimpan permen itu lagi. Satu tangan menopang dagu karena bosan, dia menunggu sampai Xiao XingChen duduk lagi.Tapi hal itu tidak pernah terjadi.
Langit sudah menggelap, begitu juga dengan ekspresi Xue Yang. Dia mengetuk-ngetukkan jari ke meja dengan jengkel.Saat petang datang, dia menendang meja dan mengumpat marah. Dia beranjak berdiri, setengah berlutut di depan mayat Xiao XingChen dan mengecek semua pola dan mantra yang dia lukiskan. Berkali-kali Xue Yang mengeceknya, merasa kalau tidak ada yang janggal. Namun setelah mengerutkan kening beberapa saat, dia menghapus semua polanya dan menggambar lagi mulai awal.
Kali ini, Xue Yang langsung duduk di tanah, menatap Xiao XingChen dengan sabar. Dia menunggu begitu lama. Kaki A-Qing sudah melewati tiga tahap mati rasa. Sekarang ini kedua kakinya sudah gatal dan sakit, seperti ada ribuan semut yang menggerogotinya. Matanya pun sudah bengkak karena kebanyakan menangis. Pandangannya sedikit bruam.Dua jam lagi berlalu, Xue Yang akhirnya menyadari kalau situasinya sudah di luar kendali.
Dia menyentuh kening Xiao XingChen, mata terpejam untuk mendeteksi jiwanya. Sesaat kemudian mata Xue Yang membelalak.
Wei WuXian tahu.
Apa yang bisa dideteksi Xue Yang barangkali hanya sedikit untaian dari jiwa yang hancur.Dan, jiwa yang sudah hancur tidak akan bisa digunakan untuk membuat mayat ganas.Sepertinya Xue Yang sama sekali tidak mengira hal ini akan terjadi. Wajah yang biasanya selalu menyeringai, kini hanya menyisakan hampa.Meski sudah benar-benar terlambat, dia menekankan tangannya ke luka leher Xiao XingChen tanpa pikir panjang. Namun semua darah sudah mengering. Wajah Xiao XingChen sudah seputih salju. Menutup luka itu sekarang tidak akan menghasilkan apa-apa.Xiao XingChen sudah mati. Dia sudah benar-benar mati.Bahkan jiwanya sudah terberai hancur.Bocah dalam cerita Xue Yang yang menangis karena tidak bisa makan kue kering terlalu berbeda dengan diri Xue Yang sekarang. Nyaris mustahil menghubungkan keduanya. Namun saat ini, Wei WuXian akhirnya bisa menangkap jejak-jejak bocah bodoh dan bingung itu di wajah Xue Yang.
Urat merah langsung merambati mata Xue Yang. Tiba-tiba dia berdiri, mengepalkan kedua tangan erat-erat dan mengamuk di rumah peti. Dia menendang dan membanting, menghancurkan rumah yang baru dia bersihkan beberapa detik yang lalu.
Saat ini, ekspresi dan suaranya lebih mendekati kata 'gila' daripada semua perbuatan kejinya di masa lalu.Setelah menghancurkan seisi rumah, Xue Yang beranjak tenang kembali.
Dia berjongkok di tempatnya tadi dan berujar lirih, "Xiao XingChen.
"Dia melanjutkan, "Kalau kau tidak bangun, aku akan membuat teman baikmu Song Lan membunuh orang.
"Aku akan membunuh semua orang di Kota Yi dan mengubah mereka menjadi mayat berjalan. Kau sudah tinggal di sini sejak dulu.
Apa tidak masalah kalau kau tidak peduli?
"Aku akan mencekik si kecil buta A-Qing dan membuang mayatnya di hutan agar dimakan anjing liar.
"A-Qing gemetaran tanpa suara.
Tak menerima jawaban apa pun, Xue Yang tiba-tiba berteriak marah, "Xiao XingChen!
"Dia menyentak kerah Xiao XingChen, dan meskipun percuma, dia mengguncang-guncangkan jasad itu berkali-kali sambil menatap wajah tanpa nyawa di tangannya ini.Tiba-tiba dia menarik lengan Xiao XingChen dan mengangkatnya ke punggung.
Xue Yang membawa mayat itu keluar pintu.
Seolah tidak waras lagi, dia berbisik berkali-kali, "Kantung pemerangkap arwah, kantung pemerangkap arwah. Benar, kantung pemerangkap arwah. Aku butuh kantung pemerangkap arwah, kantung pemerangkap arwah, kantung pemerangkap arwah..."Saat lelaki itu sudah jauh, A-Qing baru berani bergerak sedikit.
Dia tidak bisa menyeimbangkan diri sehingga tubuhnya ambruk ke tanah, kemudian dia merangkak setelah menggeliat cukup lama, bersusah payah melangkah maju. Saat ototnya meregang, dia berjalan makin cepat, makin cepat, makin cepat, kemudian mulai berlari.Dia terus berlari sampai Kota Yi terlampau jauh di belakangnya.
Dia akhirnya mengeluarkan tangis yang sudah lama dipendam, "Daozhang!
Daozhang!
Aaah, Daozhang!
"Skenario tiba-tiba berubah drastis dan berbalik arah.
A-Qing sudah berlari selama dua hari. Dia berjalan di sebuah kota asing, memegang tongkat bambu dan berlagak buta lagi.
Dia bertanya ke siapa pun yang mendatanginya, "Permisi, apa ada sekte besar di sekitar sini?
""Permisi, apa ada orang yang sangat kuat di daerah sini?
Orang kuat yang berkultivasi."
Wei WuXian merenung, Dia mencari orang yang bisa membantunya membalas dendam untuk Xiao XingChen.Sayang sekali, tidak ada yang menganggapnya serius.
Mereka sering menjauh saat baru setengah kalimat yang terlontar. A-Qing sama sekali tidak pupus harapan. Dia terus bertanya tanpa kenal lelah, bahkan meski dia malah diusir-usir. Menyadari kalau dia tidak akan bisa mendapat jawaban di sini, dia pun memutuskan untuk pergi melewati jalur yang lebih kecil.A-Qing sudah berjalan dan bertanya sepanjang hari. Dia sangat kelelahan, menyeret kaki beratnya ke arah selokan.
Dia menangkup air selokan kemudian meminumnya, menghilangkan dahaga di tenggorokannya yang kering.
Lewat permukaan air itu, dia melihat jepit kayu di rambutnya, lalu meraihnya.A-Qing memandangi jepit rambut itu. Bibirnya mengerut, ingin menangis lagi. Perutnya kelaparan.
Dia mengeluarkan kantung uang putih berukuran kecil dari dalam kelepaknya.
Kantung itu adalah kantung yang dia curi dari Xiao XingChen.
Dia menggeledah isinya dan menemukan sekeping permen kecil, lalu menjilatnya dengan hati-hati. Setelah ujung lidahnya berasa manis, dia menyimpan permennya lagi. Itu adalah sekeping permen terakhir pemberian Xiao XingChen.A-Qing menunduk dan menyimpan kantungnya lagi. Sepintas tiba-tiba ia melihat bayangan orang lain di permukaan air.
Di permukaan air itu terpantul bayangan Xue Yang yang sedang tersenyum ke arahnya.A-Qing menjerit kaget dan berusaha melarikan diri.Xue Yang sudah berdiri di belakang A-Qing. Dengan Shuanghua di genggamannya, dia membuka lengan seperti ingin memeluk.
Dia berujar gembira, "A-Qing, kenapa kabur?
Kita sudah lama sekali tidak bertemu.
Kau tidak kangen padaku"A-Qing menjerit, "Tolong aku!
"Namun tempat ini adalah jalur pegunungan yang terpencil. Tidak ada yang akan datang menolongnya.
Xue Yang mengangkat alisnya, "Aku hanya kebetulan berpapasan denganmu saat kau sibuk bertanya di kota itu setelah urusanku di Yueyang selesai. Benar-benar takdir yang menakjubkan. Ngomong-ngomong, aktingmu sangat hebat. Kau sudah membohongiku sejak lama. Kerja bagus.
"A-Qing tahu kalau kali ini dirinya tidak akan lolos dari kematian. Rasa kagetnya hilang.
Dia pun berpikir, apabila pada akhirnya dia tetap akan mati, jadi kenapa tidak mengumpat sepuas hatinya dulu?
Dia pun memberanikan diri, meloncat dan meludah, "Dasar binatang!
Keparat tak tahu diuntung!
Bajingan rendahan!
Orangtuamu pasti ngentot di kandang babi sampai bisa melahirkan orang brengsek semacam kau!
Kau cuma kotoran yang hidup dengan makan tai!"
Dia sudah terbiasa berkeliaran di sekitar pasar dan mendengar begitu banyak macam makian dan percekcokan. Dia meludahkan setiap kata-kata tidak senonoh yang muncul di benaknya.
Xue Yang hanya menyeringai dan mendengarkan, "Kau lumayan bagus juga.
Kenapa aku tidak pernah mendengarmu bertingkah seperti itu di depan Xiao XingChen?
Ada lagi tidak?
"A-Qing melanjutkan, "Bangsat, dasar tidak tahu malu!
Kau masih berani menyebut-nyebut nama Daozhang dan memegang pedang Daozhang! Memangnya kau berhak menyentuhnya?
Kau cuma mengotori barang-barang Daozhang!
"Xue Yang mengangkat Shuanghua di tangan kirinya, "Oh, maksudmu ini?
Sekarang ini milikku.
Kaupikir daozhang-mu itu lebih suci?
Setelah ini, dia akan jadi..."A-Qing, "Bajingan tengik! Terus saja mimpi!
Kau tidak pantas menyebut Daozhang tidak suci. Daozhang pasti orang yang paling sial di muka bumi ini karena sudah bertemu denganmu!
Cuma kau yang kotor!
Dasar bajingan menjijikkan!
"Ekspresi Xue Yang akhirnya menggelap.A-Qing sudah memendamnya begitu lama, dan akhirnya momen seperti ini datang. A-Qing anehnya merasa lega.Xue Yang berujar dingin, "Karena kau suka sekali berlagak buta, bagaimana kalau kubuat buta sungguhan?"
Dengan sekali ayunan tangan, semacam bubuk tiba-tiba menggempur wajahnya dan masuk ke matanya. Seketika semuanya menjadi merah darah, kemudian gelap. A-Qing tersengat rasa sakit luar biasa di matanya dan menjerit penuh derita.
Xue Yang bersuara lagi, "Kau terlalu cerewet.
Kau juga tidak akan butuh lidah lagi.
"Suara dentingan dari lonceng perak terdengar seperti tepat di sebelah Wei WuXian, tapi dia masih terlarut dalam emosi A-Qing—dia tidak bisa kembali sadar. Kepalanya pun turut berputar-putar.
Lan JingYi melambai-lambaikan tangan di depannya, "Tidak ada reaksi?
Bagaimana kalau dia jadi gila?
"Jin Ling, "Sudah kubilang Empati itu terlalu berbahaya!
"Lan JingYi, "Wah, itu karena kau terlalu besar kepala sampai tidak membunyikan lonceng tepat waktu.
"Wajah Jin Ling membeku, "Aku..."Untung saja Wei WuXian akhirnya siuman. Dia bersandar ke peti itu. A-Qing sudah keluar dari tubuhnya dan ikut bersandar. Para murid mengerubungi mereka seperti segerombolan babi kecil.
Mereka bicara bersamaan, "Dia bangun, dia bangun!""Fyuh, dia tidak jadi gila.
""Bukannya sejak awal dia sudah gila?"
"Jangan bicara ngawur!
"Dikerubungi celotehan keras di sekeliling telinganya, Wei WuXian pun angkat bicara, "Jangan keras-keras.
Kepalaku sakit sekali.
"Mereka langsung bungkam. Wei WuXian menunduk, mengulurkan tangan ke dalam peti dan membuka sedikit kerah Xiao XingChen.
Seperti dugaannya, di leher itu, terdapat sebuah luka kecil tapi fatal.
Wei WuXian mengembuskan napas dan beralih ke A-Qing, "Terima kasih atas bantuannya.
"Alasan kenapa hantu A-Qing buta tapi tidak lambat atau ekstra hati-hati seperti orang buta lainnya adalah karena dia baru menjadi buta sesaat sebelum mati.
Sebelumnya, dia adalah seorang gadis yang gesit dan tangkas.Selama beberapa tahun ini, dia bersembunyi sendirian di dalam pekatnya kabut Kota Yi, diam-diam melawan Xue Yang dengan menakuti manusia yang memasuki kota dan memperingatkan mereka, mengarahkan mereka agar keluar dari sini. Sebenarnya seberapa besar keberanian dan dedikasi yang dia miliki sehingga mampu berbuat sejauh ini?
Di ujung peti itu A-Qing menyatukan dua tangannya dan memberi hormat ke Wei WuXian berkali-kali. Kemudian dengan tongkat bambu sebagai pedang, dia membuat isyarat 'bunuh, bunuh, bunuh'.
Wei WuXian membalas, "Jangan khawatir.
" Dia berpaling ke para murid, "Kalian semua tetaplah di sini. Mayat berjalan di kota ini tidak akan datang kemari. Aku akan kembali lagi nanti.
"Lan JingYi tidak tahan untuk bertanya, "Sebenarnya apa yang kau lihat selama Empati tadi?
"Wei WuXian, "Ceritanya sangat panjang. Akan kuceritakan nanti.
"Jin Ling, "Tidak bisakah kau meringkasnya? Jangan menggantung kami!
"Wei WuXian, "Intinya: Xue Yang harus mati.
"Di tengah-tengah pekatnya kabut yang menyebar di segala penjuru, ketukan tongkat A-Qing-lah yang menunjuk arah. Keduanya bergerak cepat dan langsung kembali ke tempat pertarungan terjadi.Lan WangJi dan Xue Yang sudah berada di luar. Binar pedang Bichen dan Jiangzai bertubrukan—pertarungan itu sedang dalam momen kritis. Bichen tenang dan tak tergesa-gesa, berhasil unggul, sementara Jiangzai berkilat seperti anjing gila, entah bagaimana bisa berhasil mengimbanginya. Namun di balik kabut putih mengerikan itu, Lan WangJi mengalami kesulitan melihat.
Sebaliknya, karena Xue Yang sudah hidup selama bertahun-tahun di kota ini seperti A-Qing, dia bisa mengetahui di mana Lan WangJi berada walau sambil menutup mata. Itulah kenapa pertarungan ini hanya mengarah ke jalan buntu. Nada-nada guqin terkadang seperti halilintar membelah kabut, menghalangi segerombolan mayat berjalan yang ingin mendekat. Begitu Wei WuXian hendak mengeluarkan serulingnya, dua sosok terbanting di hadapannya seperti dua pagoda besi. Wen Ning menindih Song Lan di tanah.
Kedua mayat itu saling mencekik, kepalan tangan bergemeretakan keras.
Wei WuXian memerintahkan, "Tahan dia!
"Dia membungkuk dan segera menemukan dua ujung paku panjang yang menembus kepala Song Lan. Dia langsung merasa lega. Paku-paku itu jauh lebih tipis dari yang ada di kepala Wen Ning dan menggunakan material yang berbeda pula. Tidak akan terlalu susah mengembalikan kesadaran Song Lan. Dia pun langsung mencubit dua ujungnya dan mulai menarik paku-paku itu dengan perlahan. Song Lan merasa ada benda aneh di dalam kepalanya, dia pun membelalakkan mata dan menggeram rendah. Wen Ning baru bisa mencegahnya lolos setelah memberi tekanan yang lebih kuat.
Setelah semua pakunya ditarik keluar, Song Lan langsung ambruk ke tanah dan berhenti bergerak, seperti boneka yang tali-talinya putus.
Tiba-tiba terdengar teriakan marah dari kedua orang yang sedang bertarung, "Kembalikan!"

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang