CHAPTER 108: PENYEMBUNYIAN (2)
JIKA serangan di leher itu berhasil, pasti itu akan bisa menghemat waktu meski tidak bisa mengalahkan Nie MingJue sepenuhnya. Namun pedang itu sudah dialiri begitu banyak energi spiritual; dan karena ledakan Su She yang mendadak tadi, pedang itu tidak sanggup lagi menahannya. Di tengah-tengah terjangan, pedang itu retak dan patah.Sementara itu, tinju Nie MingJue berhasil mendarat tepat di tengah dada Su She. Kehebatan Su She pun hilang secepat kemunculannya. Dia bahkan tidak bisa memuntahkan darah atau mengutarakan kata-kata terakhir, entah itu ucapan penuh martabat atau yang kejam. Nyawanya sudah lebih dulu terenggut.Ambruk di sebelah Lan XiChen, Jin GuangYao pun turut menyaksikan adegan itu. Entah karena pendarahan atau luka di lengan dan perutnya yang makin menjadi-jadi, atau entah karena suatu alasan lain, matanya tampak berkilat basah oleh air mata.
Namun belum sempat dia menarik napas atau merawat lukanya, Nie MingJue sudah berbalik, menarik lagi tangannya dan menatap penuh nafsu membunuh ke arahnya.Ekspresi kasar dan tegang di wajah kakunya masih menyimpan secercah penuduhan yang sama sebelum dia mati.
Bahkan air mata Jin GuangYao pun mengering saat beralih ke Lan XiChen untuk meminta pertolongan. Suaranya gemetar, "Er Ge..."
Lan XiChen beralih ke arah yang ditunjuk bilah pedangnya sementara Wei WuXian dan Lan WangJi mempercepat melodi permainan mereka juga. Tetapi efek siulannya sudah kalah. Akan jadi teramat sulit dari sebelumnya supaya berhasil lagi.
Tiba-tiba saja seseorang di sisi pinggir berteriak, "Wei WuXian!"
Wei WuXian langsung menjawab, "Apa?"
Usai menjawab, dia pun menyadari bahwa yang memanggilnya barusan adalah Jiang Cheng. Wei WuXian pun agak terkejut. Jiang Cheng tidak langsung menjawab. Malahan, dia mengambil sesuatu dari dalam kain lengannya dan melemparkan benda itu. Secara insting Wei WuXian menangkapnya untuk dilihat. Ternyata itu sebuah seruling hitam mengilat dengan rumbai merah. Itu adalah seruling hantu, Chen Qing!
Wei WuXian bahkan tidak sempat merasa terkejut saat meraba seruling yang sangat dia kenali itu. Tanpa ragu, dia mengangkat seruling itu ke bibirnya dan memanggil, "Lan Zhan!"
Lan WangJi mengangguk.
Tidak ada lagi yang perlu diucapkan saat nada-nada guqin dan seruling mengalir bersamaan. Suara guqin seperti sungai beku dan serulingnya seperti burung-burung terbang; yang satu menekan, sedangkan yang satunya menarik perhatian. Di bawah gempuran duet itu, tubuh Nie MingJue goyah sebelum akhirnya terpaksa menjauh dari Jin GuangYao.Selangkah demi selangkah, dikendalikan guqin dan seruling, Nie MingJue pun kembali melangkah menuju peti kosong. Kedua lengannya kaku. Wei WuXian dan Lan WangJi juga mengikuti setiap langkah. Begitu Nie MingJue jatuh ke dalam peti, mereka pun bersamaan menendang tutup petinya yang tergeletak di tanah. Tutup peti yang berat itu melayang sebelum jatuh. Wei WuXian meloncat lincah ke atasnya. Chenqing diselipkan kembali ke pinggangnya dan dia pun segera menggigit jari dan dengan mulus melukiskan serangkaian pola mantra liar nan penuh darah tanpa henti dari atas hingga bawah!Baru setelah itu raungan bak binatang buas dari dalam peti perlahan mereda. Tangan Lan WangJi menekan ketujuh senar yang bergetar itu untuk menghentikan suara guqin. Wei WuXian menghela napas singkat, menunggu beberapa saat dengan hati-hati.
Setelah akhirnya yakin energi kebencian itu tidak lagi keluar dari dalam peti mati, dia pun bangkit berdiri, "Temperamennya benar-benar buruk ya?"
Dia jauh lebih tinggi saat berdiri di atas peti. Lan WangJi pun menyingkirkan guqin-nya dan menengadah memandangnya dengan sepasang matanya yang cerah. Wei WuXian menunduk dan tidak tahan untuk menyentuh wajah rupawan itu, menambahkan corengan merah darah, entah disengaja atau tidak.
Lan WangJi tidak terlalu mempermasalahkan itu, "Turun."
Sambil tersenyum lebar, Wei WuXian meloncat turun sebelum ditangkap ke dalam pelukan lengan itu.Semuanya mulai tenang. Namun di seberang lain, Nie HuaiSang mulai mengerang kesakitan.
Dia memohon-mohon, "XiChen-Ge! Tolong katakan kaki dan tubuhku masih tersambung atau tidak!"
Lan XiChen menghampirinya, menekan kakinya untuk memeriksa, "HuaiSang, kau baik-baik saja. Tidak perlu takut. Kakimu tidak patah. Hanya ada goresan sedikit."
Nie HuaiSang berteriak ngeri, "Goresan! Mana mungkin aku tidak takut kalau ada goresan?! Apa goresannya banyak? Tolong aku, XiChen-Ge!"
Lan XiChen tidak tahu meski tertawa atau apa, "Tidak begitu parah."
Tetap saja, Nie HuaiSang berguling-guling di tanah sambil memeluk kakinya. Lan XiChen tahu lelaki itu paling takut pada rasa sakit, jadi dia mengeluarkan botol pil dari dalam kelepak pakaian dan menaruhnya di tangan Nie HuaiSang, "Penghilang rasa sakit."
Nie HuaiSang segera membuka botol itu dan memakan sebutir sambil menyerocos, "Bagaimana bisa aku sesial ini? Ditangkap Su MinShan tanpa sebab—dia bahkan menusukku saat mencoba kabur! Apa dia tidak tahu dia bisa tinggal mendorongku minggir? Kenapa dia perlu memakai pedangnya..."
Lan XiChen bangkit dan berbalik. Jin GuangYao duduk di atas tanah, wajahnya sepucat kertas. Rambutnya juga agak kusut berantakan dengan keringat dingin yang bermunculan di keningnya. Segala ketenangannya sudah sirna. Barangkali karena rasa sakit di lengannya benar-benar bukan main, dia pun mengerang sedikit. Jin GuangYao menengadah menatap Lan XiChen. Dia memang tidak mengucapkan apa-apa, tapi dilihat dari tatapannya sambil memegangi tangannya yang terpotong dengan pandangan sedih, itu sudah cukup untuk membuat siapa pun merasa kasihan.Lan XiChen menatapnya beberapa saat sebelum menghela napas dan mengeluarkan obat yang dia bawa.
Wei WuXian, "Lan Zongzhu."
Lan XiChen, "Wei Gongzi, sekarang ini, dia... dia tidak akan bisa berbuat apa-apa lagi. Kalau lukanya tidak dirawat, dia mungkin akan mati di sini. Masih banyak hal yang belum dia jawab."
Wei WuXian, "Lan Zongzhu, aku tahu. Aku tidak bilang kau tidak boleh membantunya. Aku hanya ingin mengingatkanmu supaya berhatihati. Akan lebih baik jika kau juga membungkamnya supaya tidak mengatakan apa-apa."
Lan XiChen mengangguk lalu beralih ke Jin GuangYao, "Jin Zongzhu, kau dengar dia. Tolong jangan melakukan hal yang percuma lagi. Kalau tidak, jika kau sampai berbuat apa pun, aku tidak akan ragu untuk..."
Dia menarik napas dalam-dalam, "mengambil nyawamu."
Jin GuangYao mengangguk dan berbisik lemah, "Terima kasih, ZeWu-Jun."
Lan XiChen membungkuk dan merawat luka di pergelangan tangan lelaki itu dengan hati-hati. Badan Jin GuangYao terus saja menggigil. Lan XiChen tidak bisa berkata apa-apa melihat saudara tersumpahnya yang pernah memiliki potensi besar malah berakhir seperti ini. Dia hanya bisa menghela napas dalam diam.Wei WuXian dan Lan WangJi melangkah ke sudut. Wen Ning masih terbaring di atas Jiang Cheng dan Jin Ling dalam posisi separuh ambruk yang canggung. Wei WuXian pun membaringkannya di tanah.
Setelah memeriksa lubang di dada Wen Ning, dia pun merasa khawatir, "Lihat dirimu... Bagaimana aku menutup lubang ini?"
Wen Ning, "Gongzi, apa benar-benar parah...?"
Wei WuXian, "Tidak. Toh kau juga tidak butuh organ dalam. Tapi ini kelihatan jelek."
Wen Ning, "Aku kan tidak perlu terlihat bagus..."
Jiang Cheng terdiam, sementara Jin Ling meragu ingin bicara atau tidak.Di sebelah sisi yang lain, Lan XiChen masih merawat luka Jin GuangYao. Melihat lelaki itu nyaris jatuh pingsan kesakitan, Lan XiChen pun tidak sampai hati membiarkannya saja, padahal awalnya dia ingin memanfaatkan keadaan ini sebagai hukuman Jin GuangYao.
Dia pun berbalik, "HuaiSang, berikan botol obatnya padaku."
Nie HuaiSang sudah memasukkan botol itu ke dalam kelepaknya setelah meminum dua pil untuk menghentikan rasa sakit.
Dia pun bergegas menjawab, "Oh, tentu."
Dia menunduk untuk mencari botol itu. Setelah ketemu, baru saja dia hendak memberikannya ke Lan XiChen, tiba-tiba manik matanya menyusut. Dia berteriak ketakutan, "XiChen-Ge, di belakangmu!!!"
Sedari tadi Lan XiChen tidak menurunkan kewaspadaannya di dekat Jin GuangYao. Sehingga begitu melihat ekspresi Nie HuaiSang beserta peringatannya itu, dia pun merasa jantungnya membeku. Tanpa ragu Lan XiChen menarik pedang dan menusuk ke belakangnya. Pedang itu menusuk tepat di dada Jin GuangYao. Wajahnya syok.Yang lainnya juga terkejut melihat perubahan keadaan yang mendadak itu.
Wei WuXian bangkit berdiri, "Apa yang terjadi?!"
Nie HuaiSang, "A-A-Aku... melihat San Ge... bukan, aku melihat Jin Zongzhu mengulurkan tangannya. Aku tidak tahu kalau dia..."
Jin GuangYao menunduk menatap pedang yang menembus dadanya.
Bibirnya berkedut, seakan-akan ingin mengatakan sesuatu, tapi tidak bisa karena dia sudah terkena mantra pembungkam.
Sebelum punya kesempatan bertanya, Jin GuangYao terbatuk darah, suaranya kasar, "Lan XiChen!"
Dia sudah melepaskan mantra pembungkam secara paksa. Saat ini, Jin GuangYao sudah terluka dari atas hingga bawah. Tangan kirinya terbakar asap beracun, tangan kanan terpotong, dan ada sejumlah daging di perutnya yang hilang. Dia bahkan tidak sanggup duduk tegak karena pendarahan yang separah itu. Namun kini dia bangkit berdiri tanpa pertolongan seperti secercah pancaran matahari terakhir yang terbenam.
Dia berteriak dengan suara penuh kebencian, "Lan XiChen!"
Lan XiChen merasa luar biasa kecewa dan sedih, "Jin Zongzhu, sudah kubilang. Jika kau membuat ulah lagi, aku tidak akan mengampunimu."
Jin GuangYao meludah, suaranya garang, "Ya! Kau memang bilang begitu. Tapi apa aku sudah berbuat sesuatu?"
Jin GuangYao dulunya senantiasa menunjukkan penampilan lembut nan anggun di hadapan semua orang. Namun kini, penampilannya begitu ganas. Melihat betapa abnormalnya dia, Lan XiChen pun juga merasa ada yang janggal. Dia langsung berbalik dan menatap Nie HuaiSang.
Jin GuangYao tertawa, "Cukup! Buat apa kau menatapnya? Tidak ada gunanya! Apa yang kau lihat? Kau tidak pernah melihatku selama bertahun-tahun ini.
HuaiSang, kau benar-benar mengesankan."
Nie HuaiSang tidak bisa berkata-kata, seolah ketakutan sampai membisu karena dituduh tiba-tiba.
Jin GuangYao berujar penuh hinaan, "Aku sama sekali tidak menyangka akan jatuh ke tanganmu seperti ini..."
Dia mencoba melangkah ke arah Nie HuaiSang, tapi pedang itu masih tersangkut di tengah dadanya. Baru satu langkah saja, dia langsung diterjang rasa sakit yang luar biasa. Lan XiChen tidak bisa menyerangnya secara fatal ataupun menarik pedangnya begitu saja.
Dia hanya berteriak, "Jangan bergerak!"
Nyatanya, Jin GuangYao sendiri juga tidak bisa bergerak.
Satu tangannya mencengkeram bilah pedang di dadanya, menegakkan tubuh sambil meludahkan darah, " Benar-benar 'Penggeleng Kepala'! Pantas saja...
Pasti sulit sekali bagimu menyembunyikan diri selama bertahun-tahun ini!"
Nie HuaiSang gemetaran, "XiChen-Ge, percayalah padaku, tadi itu aku benar-benar melihat..."
Wajah Jin GuangYao terpilin saat berteriak, "Kau!"
Sekali lagi, dia berniat menyerbu ke arah Nie HuaiSang, dan pedang itu terbenam dua senti lagi ke dalam dadanya.
Lan XiChen juga berteriak, "Jangan bergerak!"
Sebelumnya Lan XiChen sudah menderita kerugian besar karena telah percaya pada kebohongan Jin GuangYao. Wajar saja kali ini dia makin waspada, curiga bahwa Jin GuangYao sengaja menuduh Nie HuaiSang setelah Nie HuaiSang menyaksikan apa yang akan dia lakukan saat kewaspadaan Lan XiChen menurun.
Jin GuangYao dengan mudahnya membaca tatapannya, tertawa penuh kemarahan, "Lan XiChen! Sepanjang hidupku ini, aku sudah berbohong berkali-kali, membunuh berkali-kali. Seperti katamu, aku sudah membunuh ayahku, saudaraku, istriku, anakku, guruku, temanku—dari semua kejahatan di dunia ini, mana yang belum pernah kulakukan?!"
Dia menarik napas, suaranya parau, "Tapi aku tidak pernah sekalipun berpikiran untuk menyakitimu!"
Lan XiChen terperangah.
Napas Jin GuangYao makin terengah-engah, berupaya bicara lewat giginya yang bergemeretakan, "... Dulu, saat Yun Shen Buzhi Chu dibakar dan kau melarikan diri, siapa yang sudah menyelamatkanmu dari semua bahaya itu? Dan saat Sekte GusuLan membangun kembali Yun Shen Buzhi Chu, siapa yang membantumu dengan sekuat tenaga? Apa pernah aku menindas Sekte GusuLan selama bertahun-tahun ini padahal aku hanya memberikan dukunganku sepenuh hati?! Selain saat aku menyegel kekuatan spiritualmu untuk sementara tadi, apa pernah aku menyalahkanmu dan sektemu? Apa pernah aku menuntut terima kasih!?"
Mendengar rentetan pertanyaan itu, Lan XiChen pun tidak sanggup lagi membungkamnya.
Jin GuangYao, "Su MinShan mampu membalas budi padaku sampai sejauh itu hanya karena aku dulu mengingat namanya. Di sisi lain, kau, ZeWu-Jun, Lan Zongzhu, begitu tidak toleran padaku seperti Nie MingJue—kau bahkan tidak mau memberiku kesempatan untuk hidup!"
Usai bicara begitu, Jin GuangYao tiba-tiba bergerak mundur. Shuoyue tertarik dari dadanya, mencipratkan sejumlah darah.
Jiang Cheng berteriak, "Jangan biarkan dia kabur!"
Lan XiChen bergerak maju dua langkah, menangkapnya lagi tanpa kesulitan. Dalam keadaan seperti ini, Jin GuangYao tidak akan bisa ke mana-mana tak peduli seberapa gesitnya dia. Bahkan Jin Ling pun akan bisa menangkapnya dengan mata tertutup. Terlebih lagi, Jin GuangYao sudah terlupa parah di banyak tempat, tidak perlu lagi berhati-hati padanya.
Namun Wei WuXian mendadak menyadari sesuatu saat berteriak, "Dia tidak mencoba kabur!!! ZeWu-Jun, menyingkir darinya sekarang juga!"
Sudah terlambat. Darah dari luka terpotong Jin GuangYao sudah tepercik ke peti mati itu, merambah ke arah pola yang dilukis Wei WuXian, menghancurkan mantranya dan menetes masuk lewat celah peti. Nie MingJue, yang tadinya sudah tersegel, kini memberontak keluar dari dalam peti!Penutup peti meledak hancur hingga berkeping-keping. Sebuah tangan pucat menyambar leher Jin GuangYao, sementara tangan lainnya mencari leher Lan XiChen. Jin GuangYao tidak mencoba melarikan diri. Malahan, dia berjuang hingga titik darah penghabisan untuk mengarahkan Lan XiChen ke arah Nie MingJue sehingga mereka bisa mati bersama! Lan WangJi memanggil Bichen yang melesat ke arah mereka seperti kilat petir, tapi Nie MingJue sama sekali tidak gentar pada senjata spiritual itu. Sekalipun Bichen menubruknya, sudah pasti pedang itu tidak akan bisa menghentikannya menutup jarak antara dirinya dengan leher Lan XiChen.Namun, begitu tangan itu sedikit lagi akan berhasil mencengkeram leher Lan XiChen, Jin GuangYao menggunakan satu-satunya tangan miliknya yang masih tersisa untuk memukul dada Lan XiChen, mendorongnya hingga menjauh.Sementara itu, dirinya sendiri terseret masuk ke dalam peti oleh Nie MingJue, kemudian diangkat seperti wayang. Adegan itu benar-benar luar biasa menyeramkan. Satu tangan Jin GuangYao memberontak keluar dari cengkeraman baja Nie MingJue, memberontak tanpa henti dari rasa sakit. Rambutnya kusut berantakan, kebencian pekat terpancar di matanya.
Dia mengumpat dengan segenap tenaga yang masih tersisa, "Bangsat kau, Nie MingJue! Kau pikir aku takut padamu?! Aku..."
Dia terbatuk darah. Semua orang di sana mendengar suara retakan tak wajar yang jelas dan brutal.
Erangan napas terakhir berembus dari tenggorokan Jin GuangYao.Pundak Jin Ling gemetaran. Dia memejamkan mata dan menutup telinganya, terlalu takut untuk terus menyaksikan dan mendengarkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)
FantasyJudul alternatif: Mo Dao Zu Shi, Founder of Diabolism, 魔道祖师 Penulis: Mo Xiang Tong Xiu (MXTX) Tahun rilis: 2015 Genre: Xianxia, Action, Adventure, Mystery, Comedy, Yaoi (ini bl ya teman2 atau lelaki sesama lelaki kalau tidak suka boleh skip krna nn...