Tipu muslihat 3

40 5 0
                                    

CHAPTER 48: TIPU MUSLIHAT (3)

DUGAAN Wei WuXian terbukti, bagian terakhir dari tubuh Nie MingJue—kepalanya—memang disimpan oleh Jin GuangYao.
Nie MingJue, orang yang nyaris selalu terlihat mengamuk dan tak terkalahkan selama Sunshot Campaign, tersegel di bawah kendali berlapis-lapis jimat di sebuah ruangan yang sempit dan muram ini tanpa bisa lagi melihat matahari.Apabila Wei WuXian langsung melepaskan segel di kepalanya, mayat ChiFeng-Zun akan bisa merasakan kehadirannya dan berbalik menyerang. Selagi memeriksa restriksi dari helm itu untuk menimbangnimbang bagaimana menanganinya, tiba-tiba Wei WuXian merasakan tarikan yang begitu kuat. Tubuh kertas tak berbobotnya tertarik maju sehingga menempel di kening Nie MingJue.
Di sudut lain dari Jinlin Tai, Lan WangJi terus menatap wajah Wei WuXian sembari duduk di sebelahnya. Sesaat berselang, jarinya berkedut. Matanya muram kala dia menyentuh bibirnya dengan lembut.Memang sangat lembut, selembut saat bagaimana manusia kertas itu membentur bibirnya.Mendadak tangan Wei WuXian mengejang, mengepal membentuk tinju. Ekspresi Lan WangJi mengeras dan dia segera menarik Wei WuXian ke rangkulannya. Dia bahwa, sekalipun kedua mata Wei WuXian terpejam, alisnya berkerut dalam.Di dalam ruangan rahasia, Wei WuXian tidak punya waktu sama sekali untuk bereaksi. Orang mati yang memiliki kebencian yang begitu luar biasa akan memancarkan energi kebencian dan menyalurkannya ke makhluk bernyawa, meredakan kemarahan dan menyebarkan emosi mereka. Ini adalah penyebab kebanyakan kasus gentayangan. Faktanya, ini juga mekanisme di balik Empati. Jika saja Wei WuXian menggunakan tubuhnya sendiri sebagai garis pembatas jiwa, energi kebencian pasti tidak akan bisa menyentuhnya. Namun saat ini, dia sedang merasuki selembar kertas tipis yang tentunya akan memperlemah pertahanannya. Tidak hanya dekat dengan kepalanya, energi kebencian Nie MingJue sendiri juga tak disangka-sangka begitu kuat. Seketika, Wei WuXian pun ikut terpengaruh saat perhatiannya teralihkan. Sedetik yang lalu dia membatin 'oh tidak', dan di detik berikutnya dia sudah mencium aroma anyir dari darah.Dia belum pernah mencium aroma sekuat ini selama bertahun-tahun. Sesuatu yang terkubur di tulangnya tiba-tiba bangkit, mulai mendidih dan teraduk. Begitu membuka mata, yang terbentang di hadapannya adalah binar dari pedang, bayang-bayang dari pertumpahan darah, dan kepala seorang pria yang melambung tinggi di langit, bersamaan dengan sesosok tubuh yang ambruk.Sosok yang dipenggal kepalanya itu mengenakan jubah dengan motif klan kobaran api dan matahari.
Wei WuXian melihat 'dirinya sendiri' menyarungkan pedang dan sebuah suara rendah keluar dari merengkuh wajah lelaki itu dan melihat
mulutnya, "Ambil kepalanya.
Gantung supaya dilihat anjing-anjing Wen itu.
"Seseorang menjawab dari belakangnya, "Ya!
"Wei WuXian menyadari siapa yang dipenggal tadi.
Orang itu adalah putra tertua dari pemimpin Sekte QishanWen Wen RuoHan—Wen Xu.
Dia dibunuh oleh Nie MingJue di Hejian. Kepalanya dipenggal dengan sekali tebas dan digantung di depan pasukan sebagai peringatan untuk para kultivator dari Sekte Wen. Mayatnya dicincang hingga tercabik-cabik oleh para kultivator murka dari Sekte Nie, kemudian dilindas dan dilumas ke bawah tanah.Nie MingJue melirik mayat di tanah itu dan menendangnya. Tangan masih menyentuh pangkal saber, dia mengedarkan pandangan ke sekelilingnya dengan tenang.ChiFeng-Zun bertubuh cukup tinggi. Saat ber-Empati dengan AQing sebelumnya, pandangan Wei WuXian agak rendah, tapi sekarang malah lebih tinggi dari pandangannya yang biasa. Dia menunduk dan melihat begitu banyak korban jiwa. Sebagian mengenakan jubah matahari dan kobaran api, sebagian memiliki lambang kepala binatang buas dari Sekte QingheNie di punggung mereka; sebagian tidak mengenakan jubah seragam dari sekte mana pun. Pemandangan mengerikan itu membuat bau anyir darah begitu sarat di udara. Nie MingJue memindai sekeliling selagi melangkah maju, seolah masih ingin mengecek kalau ada kultivator dari Sekte Wen yang masih bernapas. Tiba-tiba terdengar suara berdentum dari atap rumah sebelah mereka.
Dengan sekali ayunan saber, dia membelah udara dengan ganas, menghancurkan pintu rumah itu dan memperlihatkan seorang ibu dan anak perempuannya yang sama-sama panik. Rumah sebobrok itu hanya memiliki sedikit barang sehingga tempat persembunyian yang terbatas itu membuat keduanya mau tidak mau bersembunyi di balik meja sambil menahan napas. Saat mata bulat wanita itu menangkap bayangan dari penampilan Nie MingJue yang garang dan penuh darah, air matanya langsung mengucur deras. Gadis di pelukannya sudah membuka mulut, ketakutan sampai tak bisa mengeluarkan suara.Saat menyadari bahwa mereka hanya sepasang ibu dan anak biasa yang gagal mengungsi sebelum perang berkecamuk, kerutan di alis Nie MingJue melembut. Seorang anak buah yang tak menyadari apa yang terjadi pun mendekatinya dari belakang, "Zongzhu?
"Ibu dan anak itu hanya tahu kalau ada gerombolan kultivator yang menyusup masuk ke kehidupan mereka dan bertarung habis-habisan. Tidak ada yang tahu mana kelompok yang baik dan mana yang buruk. Mereka takut pada siapa pun yang memegang senjata sehingga mengira mereka akan benar-benar mati. Wajah mereka pun beralih ketakutan.
Nie MingJue menatap mereka berdua dan meredam segala niatan membunuhnya, "Tidak apa-apa."
Dia menurunkan tangan yang menggenggam saber dan beralih ke seberang ruangan. Wanita muda itu seketika jatuh berlutut di tanah, masih memeluk putrinya. Sedetik berselang, dia mulai terisak.
Beberapa langkah kemudian, Nie MingJue langsung berhenti, menanyai anak buah di belakangnya, "Siapa kultivator yang berjaga di berbatasan saat pembersihan medan perang yang sebelumnya?
"Anak buahnya itu meragu sekilas, "Berjaga-jaga di pinggir medan perang?
Saya... sepertinya tidak ingat.
"Nie MingJue mengerutkan kening, "Beritahu aku kalau sudah ingat.
"Dia terus melangkah maju. Kultivator tadi buru-buru menanyai orang lain.
Tidak lama kemudian, dia mengejar Nie MingJue lagi, "Zongzhu! Saya sudah bertanya.
Kultivator yang berjaga-jaga saat pembersihan medan perang tadi adalah Meng Yao.
"Mendengar nama itu, Nie MingJue mengangkat alisnya seolah terkejut.
Wei WuXian tahu kenapa. Sebelum diterima oleh klannya, Jin GuangYao bernama Meng Yao, mengikuti nama keluarga ibunya. Sama sekali bukan rahasia lagi.
Malahan dulunya, nama itu cukup 'terkenal'.
Meskipun tidak banyak orang yang melihat sendiri bagaimana Jin GuangYao—yang nantinya menjadi LianFang-Zun dan berkedudukan di Jinlin Tai dengan kekuatan yang tak tergoyahkan—pertama kali datang ke menara itu, rumornya tetap saja berembus kencang.
Ibu Jin GuangYao terkenal di salah satu pelacuran di Yunmeng. Dulu wanita itu selalu menggembar-gemborkan reputasi diri sebagai pelacur yang paling berbakat. Kata orang, dia bisa memainkan guqin dengan baik dan menulis kaligrafi yang sangat bagus. Dia juga dididik dengan baik sehingga nyaris bisa melampaui kedudukan nyonya di sebuah klan kaya. Tentu saja, tidak peduli sebesar apa kemiripannya, di mulut orang-orang, pelacur tetap saja pelacur.
Saat Jin GuangShan kebetulan mengunjungi Yunmeng dulu, tentu saja dia tidak akan melewatkan pelacur semacam itu. Dia tinggal bersama perempuan bernama Meng itu selama beberapa hari dan kembali pulang dengan puas setelah meninggalkan kenang-kenangan untuknya. Setelah kembali ke klannya, Jin GuangShan kembali berkelakuan seperti biasa, melupakan segalanya tentang wanita yang jatuh cinta itu.
Sebaliknya, Mo XuanYu dan ibunya diperlakukan dengan cukup baik. Paling tidak Jin GuangShan masih ingat kalau punya anak dan memboyongnya kembali ke Jinlin Tai. Namun di sisi lain, Meng Yao tidaklah seberuntung itu. Anak dari seorang pelacur sangat jauh dari citra keluarga baik-baik. Sepertihalnya Nyonya Mo, setelah ibu Meng Yao melahirkan anak dari Jin GuangShan, dia menunggu dengan penuh kesungguhan agar kultivator itu memboyong mereka ke Jinlin Tai. Wanita itu mengajari Meng Yao dengan sungguh-sungguh agar mempersiapkan masa depannya saat masuk ke dunia kultivasi. Namun seiring berjalannya waktu, Meng Yao menginjak usia sepuluh tahun, tapi tidak ada kabar sama sekali dari sang ayah.
Sedangkan wanita Meng itu sudah sakit keras.
Sebelum meninggal, dia memberikan kenang-kenangan yang ditinggalkan Jin GuangShan ke anaknya dan menyuruhnya ke Jinlin Tai. Oleh karena itu, Meng Yao pun segera berkemas dan meninggalkan Yunmeng. Dia tiba di Jinlin Tai setelah melewati perjalanan yang sulit. Begitu mencapai Jinlin Tai, Meng Yao tidak diizinkan masuk, sehingga dia mengeluarkan kenang-kenangan dari ibunya itu dan meminta supaya pemimpin sektenya diberitahu.
Kenang-kenangan dari Jin GuangShan adalah sebuah kancing mutiara. Benda itu tidaklah begitu spesial di Sekte LanlingJin—siapa saja bisa menemukan benda semacam itu di mana-mana. Jin GuangShan biasa menggunakan itu sebagai hadiah saat berkelana untuk memburu wanita-wanita cantik. Dia akan berlagak memperlakukan kancing mutiara itu seperti harta berharga diiringi dengan janji-janji palsu.
Begitu kancing diberikan, wanita-wanita itu akan segera dilupakan.
Meng Yao benar-benar datang di saat yang salah. Hari itu kebetulan adalah ulang tahun Jin ZiXuan. Jin GuangShan dan Nyonya Jin, beserta banyak sanak saudara, sedang merayakan hari spesial dari anak kesayangan mereka. Enam jam kemudian, malam pun tiba. Selagi mereka semua hendak menyalakan dan menerbangkan lentera, para pelayan pun akhirnya punya kesempatan untuk memberitahu mereka. Nyonya Jin melihat kancing mutiara itu dan mengingat tabiat Jin GuangShan, wajahnya pun kian garang. Jin GuangShan segera menghancurkan mutiara itu hingga menjadi butiran debu dan menghukum pelayan itu, menyuruhnya untuk mengusir siapa pun di luar sana supaya tidak berpapasan dengan mereka saat pergi keluar nanti.
Dan jadinya, Meng Yao ditendang dari Jinlin Tai.
Dia terguling-guling di tangga, dari atas sampai bawah.Meng Yao tidak mengatakan apa-apa saat bangun. Dia mengusap darah di dahinya, membersihkan kotoran di bajunya, dan mengemas barang-barangnya. Kemudian dia pergi.Tepat setelah Sunshot Campaign dimulai, Meng Yao bergabung dengan pasukan Sekte QingheNie.
Kultivator di bawah komando Nie MingJue—baik kultivator tunggal atau yang memang berasal dari Sekte QingheNie sendiri—menempati pos-pos di berbagai lokasi. Salah satunya adalah di pegunungan tak bernama di daerah Hejian. Nie MingJue mendaki gunung dengan berjalan kaki. Sebelum dekat dengan pos yang dituju, dia melihat seorang bocah berpakaian compang-camping sedang meninggalkan hutan zamrud dengan pipa bambu di genggamannya.Bocah itu sepertinya baru selesai mengumpulkan air—kaki-kakinya gemetar kelelahan. Saat hendak memasuki sebuah gua, tiba-tiba saja dia berhenti. Dia berdiri di luar mulut gua dan mendengarkan selama beberapa saat, seolah sedang berdebat akan masuk atau tidak. Pada akhirnya, masih dengan pipa bambu di tangannya, dia berjalan ke arah yang berlawanan dalam diam.Dia berjalan cukup lama, menemukan satu tempat di pinggir jalan dan berjongkok. Dia mengeluarkan sedikit makanan berwarna putih dari perbekalannya kemudian mencucinya dengan air.
Nie MingJue melangkah ke arahnya. Bocah itu makan dengan kepala menunduk rendah. Tiba-tiba saja dia menyadari dirinya tertutupi bayangan sosok yang tinggi. Dia menengadah, lalu menyembunyikan makanannya dan beranjak berdiri, "Nie Zongzhu.
"Sosok bocah itu lebih kecil darinya, berkulit cerah dengan alis gelap, benar-benar penampilan yang mengundang iba. Saat ini dia masih belum diterima oleh klannya di Jinlin Tai, itulah sebabnya dia masih belum memiliki tanda merah di dahinya.
Nie MingJue mengingat wajahnya dengan jelas, "Meng Yao?
"Meng Yao menjawab dengan penuh hormat, "Ya.
"Nie MingJue, "Kenapa kau tidak istirahat di dalam gua seperti yang lainnya?
"Meng Yao membuka mulut, tapi hanya tersenyum canggung, seolah tidak tahu harus berkata apa. Melihat itu, Nie MingJue pun berjalan melewatinya ke arah gua. Meng Yao tampak ingin menariknya lagi, tapi dia tidak berani. Nie MingJue menahan napas sehingga tidak ada yang menyadari kehadirannya di mulut gua.
Orang-orang di dalam sana masih mengobrol dengan keras."... Yep, memang dia.
""Tidak mungkin!
Anak Jin GuangShan?
Mana mungkin anak seorang Jin GuangShan hidup seperti kita?
Kenapa dia tidak kembali ke ayahnya?
Dia akan terbebas dari penderitaan semacam ini hanya dengan jentikan jari."
"Kaupikir dia tidak ingin kembali?
Buat apa memangnya dia membawa kenang-kenangan itu jauh-jauh dari Yunmeng ke Lanling?"
"Kalau begitu itu salahnya sendiri. Istri Jin GuangShan itu menyeramkan."
"Maksudku, Jin GuangShan punya banyak anak di luar sana, paling tidak selusinan ada.
Kau pernah lihat dia menerima salah satunya?
Itu hanya akan membuatnya malu."
"Yah, seharusnya memang tidak perlu mengharapkan yang tidak mungkin. Dia dihajar habis-habisan, mau menyalahkan siapa?
Dia tidak bisa menyalahkan siapa-siapa.
Dia saja yang mencari mati."
"Dia benar-benar tolol!
Dengan adanya Jin ZiXuan, memangnya Jin GuangShan akan sudi memikirkan anaknya yang lain?
Apalagi anak dari pelacur yang melayani ribuan orang. Entah siapa yang tahu dari benih siapa dia berasal.
Menurutku Jin GuangShan mungkin tidak berani menerimanya karena dia juga ragu! Hahahaha...""Oh benarkah?
Aku bertaruh dia bahkan tidak ingat pernah berhubungan dengan wanita seperti itu."
"Sebenarnya aku agak senang kalau benih dari Jin GuangShan malah ditugaskan membawakan air untuk kita, hahaha...""Ditugaskan jidatmu.
Dia sukarela melakukannya.
Kau tidak lihat betapa keras dia bekerja?
Setiap hari dia mondar-mandir untuk menarik simpati banyak orang. Dia benar-benar ingin mencapai sesuatu agar diakui ayahnya.
"Api amarah berkobar di jantung Nie MingJue, membakar hingga ke Wei WuXian.Tangannya langsung menekan pangkal saber. Meng Yao buru-buru menghentikannya, tapi dia ditepis. Saber-nya sudah ditarik dari selongsongan, lalu sebongkah batu besar di depan gua hancur berantakan. Beberapa lusin kultivator awalnya duduk beristirahat di dalam gua. Mereka semua langsung terlonjak dan menarik pedang masing-masing karena terkejut oleh bongkahan batu besar yang luluh lantak.
Pipa bambu di tangan mereka pun berceceran di atas tanah.
Nie MingJue menggertak tanpa ragu, "Kalian minum air yang dibawakan olehnya sambil mengoceh kata-kata sehina itu!
Kalian bergabung dengan pasukanku untuk membunuh anjing-anjing Wen atau saling gosip?!
"Seisi gua itu kacau balau.
Semua orang tahu perangai ChiFengZun—semakin ada yang menjelaskan, semakin marah dirinya. Tidak ada yang berani mengucapkan sepatah kata pun karena sadar mereka tidak akan bisa menghindari hukuman dan diharuskan mengatakan kebenaran. Nie MingJue tertawa dingin.
Dia tidak berjalan ke dalam gua, malah beralih ke Meng Yao, "Kau, ikut aku.
"Dia berbalik dan berjalan menuju kaki gunung. Meng Yao mengikuti.
Selagi keduanya berjalan, kepala Meng Yao kian menunduk saja. Langkahnya juga makin melambat.
Ia baru bicara setelah beberapa saat meragu, "Terima kasih, Nie Zongzhu.
"Nie MingJue, "Pria yang bermartabat harus menjunjung tinggi kebenaran. Kau tidak perlu ambil pusing soal gosip para pemalas itu.
"Meng Yao mengangguk, "Iya."
Meskipun menjawab demikian, wajahnya masih diliputi kekhawatiran. Dengan bantuan Nie MingJue hari ini, dia bisa membuat ciut yang lainnya. Walaupun barangkali para kultivator ini akan membuat perhitungan dengannya puluhan atau ratusan kali lipat nantinya.
Bagaimana mungkin dia tidak khawatir?
Meskipun demikian, Nie MingJue melanjutkan, "Semakin banyak orang yang bicara buruk di belakangmu, semakin sulit kau bisa membuat mereka terkesan. Aku sudah melihatmu di medan perang. Setiap kali perang, kau akan berada di garis paling depan dan tinggal lebih lama untuk membantu para penduduk lokal.
Kerja bagus. Pertahankan."
Mendengar itu, Meng Yao berhenti sesaat, wajahnya kosong. Kepalanya sedikit terangkat.
Nie MingJue menambahkan, "Kemampuan pedangmu gesit, tapi masih belum cukup solid. Kau harus berlatih lebih giat lagi.
"Itu jelas-jelas adalah ucapan penyemangat.
Meng Yao, "Nie Zongzhu, terima kasih atas saran Anda.
"Meskipun begitu, Wei WuXian tahu. Tidak peduli seberapa keras dia berlatih, seni pedangnya masih tidak akan solid. Jin GuangYao tidak seperti murid-murid kebanyakan. Pondasi kultivasinya begitu buruk sehingga dia tidak pernah mencapai level yang lebih tinggi. Dia hanya bisa mengandalkan kuantitas dibanding kualitas. Inilah kenapa dia mengamati semua pemimpin sekte dan mempelajari teknik mereka.
Ini juga alasan mengapa dia seringkali dikritik sebagai 'pencuri teknik'.
Area Hejian bukan hanya daerah yang krusial selama Sunshot Campaign, tapi juga medan perang utama bagi Nie MingJue. Hejian berdiri di sebelah sekte QishanWen seperti tembok besi, mencegah adanya penyusupan dari mana pun. Hubungan Sekte QingheNie dan QishanWen memang sudah buruk sejak awal tapi selalu dipendam. Setelah perang berkecamuk, kedua kubu mulai saling menyerang habishabisan. Tidak peduli perang besar atau kecil, keduanya selalu mengarah ke kematian, seringkali berakhir dengan pertumpahan darah besar-besaran. Penduduk sipil di daerah Hejian pun begitu menderita. Sekte QishanWen tidak akan peduli hal seperti itu, tapi Sekte QingheNie peduli.Di bawah keadaan semacam itu, Meng Yao membersihkan medan perang tanpa belas kasihan dan membantu penduduk sipil setelah perang, sehingga dia pun mendapat perhatian dari Nie MingJue. Selang berjalannya waktu, Nie MingJue langsung mengangkat lelaki itu di sisinya sebagai wakil. Di sisi lain, Meng Yao juga memanfaatkan kesempatan itu. Dia menyelesaikan setiap tugas yang diberikan padanya dengan sempurna. Dari situ terlihat bahwa Jin GuangYao yang sekarang tidak seperti dirinya di masa depan yang selalu dimarahi oleh Nie MingJue. Malahan, keberadaannya cukup diakui. Wei WuXian mendengar terlalu banyak lelucon tentang bagaimana 'LianFang-Zun selalu kabur setiap kali mendengar ChiFeng-Zun datang'. Tiap kali dia melihat Meng Yao mengobrol dengan Nie MingJue dalam damai, Wei WuXian pun merasa agak takjub.
Hari ini, medan perang Hejian menyambut seorang tamu.Selama berlangsungnya Sunshot Campaign, ada begitu banyak pujian yang ditujukan kepada Tiga Serangkai Mulia.
Pujian tentang ChiFeng-Zun adalah bagaimana dia bisa menyapu bersih segala rintangan tanpa menyisakan seekor anjing Wen pun setelah usai.
Namun ZeWu-Jun—Lan XiChen—agak berbeda darinya. Setelah keadaan di area Gusu sudah stabil, Lan QiRen mampu mempertahankannya dengan pertahanan yang luar biasa. Oleh karena itu, Lan XiChen seringkali berkelana untuk membantu yang lainnya, menyelamatkan banyak jiwa dari bahaya. Di Sunshot Campaign itu, dia sudah berulang-ulang kali mengembalikan teritori yang kalah dan membantu menemukan rute melarikan diri. Inilah kenapa orang-orang begitu gembira setiap kali mendengar namanya seolah mereka memperoleh cahaya harapan, sebuah kartu truf yang kuat.
Tiap kali Lan XiChen melewati Hejian saat mengawal kultivator-kultivator lain, dia akan beristirahat sejenak dengan Hejian sebagai titik transitnya. Nie MingJue mengarahkannya ke sebuah aula yang terang dan lapang. Beberapa kultivator lain tampak duduk juga di aula itu.
Meskipun Lan XiChen terlihat hampir serupa dengan Lan WangJi, Wei WuXian masih bisa membedakan keduanya hanya dengan sekali pandang. Meski begitu, Wei WuXian tetap bisa menemukan kemiripannya begitu melihat wajah Lan XiChen. Dia membatin, Aku penasaran bagaimana keadaan tubuhku sekarang. Kalau tubuh dari kertas dirasuki energi kebencian, apa akan terjadi sesuatu pada tubuhku yang asli juga? Apa Lan Zhan akan menyadari ada yang tidak beres?
Setelah berbasa-basi sebentar, Meng Yao yang sudah berdiri di sebelah Nie MingJue pun mulai menawarkan teh ke semua orang. Di garis depan, seseorang akan dipekerjakan seperti enam orang; sama sekali tidak ada tempat buat dayang atau pelayan. Lagipula, tugas sehari-hari seperti ini sudah diterima dengan sukarela oleh Jin GuangYao, wakilnya. Beberapa kultivator tampak ragu-ragu saat melihat wajahnya, ekspresi mereka bermacam-macam.
'Kisah Intim' dari Jin GuangShan sudah begitu tersohor sebagai obrolan pembuka. Meng Yao sudah menjadi lelucon terkenal selama beberapa waktu, itulah kenapa beberapa orang mengenalinya. Barangkali mereka berpikir bahwa anak seorang pelacur bisa membawa kotoran bersamanya sehingga para kultivator itu tidak mau minum dari cangkir yang dia sajikan sendiri. Malah, mereka menyingkirkan cangkir itu dan mengeluarkan saputangan untuk mengusap jemari mereka yang menyentuh cangkir itu seolah merasa tidak nyaman. Meskipun begitu, Wei WuXian sempat menangkap pemandangan itu dari sudut matanya.
Meng Yao bertingkah seolah tidak melihat apa-apa, senyumnya tak goyah saat menuangkan teh.Lan XiChen menerima cangkirnya.
Dia mendongak dan tersenyum, "Terima kasih.
"Setelah itu, dia langsung menyisip tehnya. Kemudian baru dia melanjutkan obrolannya dengan Nie MingJue. Beberapa kultivator mulai merasa jengah melihat pemandangan itu.Nie MingJue bukanlah orang yang suka melucu.
Namun di hadapan Lan XiChen, ekspresinya semakin santai, "Seberapa lama kau akan tinggal?
"Lan XiChen, "Malam ini aku akan tinggal di tempatmu, MingJuexiong.
Besok pagi aku akan langsung berangkat, kemudian bertemu dengan WangJi.
"Nie MingJue, "Di mana?
"Lan XiChen, "Di Jiangling.
"Nie MingJue mengerutkan kening, "Bukankah Jiangling masih berada di bawah kekuasaan anjing-anjing Wen?
"Lan XiChen, "Sudah tidak lagi sejak beberapa hari lalu. Saat ini wilayah itu sudah berhasil direbut oleh Sekte YunmengJiang.
"Seorang kepala sekte berujar, "Nie Zongzhu, sepertinya Anda masih belum dengar. Jiang Zongzhu dari Yunmeng cukup kuat di area itu.
"Seorang lagi menambahkan, "Mana mungkin tidak?
Wei WuXian sendiri bisa menghadapi musuh jutaan, jadi apa yang perlu ditakutkan?
Dia bisa duduk saja sambil mengontrol daerahnya, tidak seperti kita yang harus berlarian pontang-panting menyelamatkan nyawa. Dengan keberuntungan semacam itu...
"Seseorang menyadari bahwa perkataannya tidak diucapkan dengan nada yang baik, "Yah, untung saja ZeWu-Jun dan HanGuang-Jun membantu orang-orang. Kalau tidak, entahlah berapa banyak sekte dan penduduk biasa yang hancur di tangan anjing-anjing Wen.
"Nie MingJue, "Adikmu ada di sana?
"Lan XiChen mengangguk, "Dia membantu orang-orang selama awal bulan ini.
"Nie MingJue, "Level kultivasi adikmu cukup tinggi. Dia pasti sanggup menghadapinya sendiri.
Jadi kenapa kau masih mau menemuinya?
"Mendengar Nie MingJue memuji level kultivasi Lan WangJi, Wei WuXian pun merasakan perasaan senang yang aneh, ChiFeng-Zun, penilaian yang bagus!
Lan XiChen menghela napas, "Sebenarnya ini agak memalukan, tapi setelah WangJi pergi, sepertinya dia punya konflik kecil dengan Wei Gongzi dari Sekte YunmengJiang.
"Nie MingJue, "Apa yang terjadi?"
Seseorang berkata, "Sepertinya HanGuang-Jun hanya sedikit berseteru dengan Wei WuXian karena jalan kultivasinya yang melenceng.
Ada yang bilang HanGuang-Jun mencela Wei WuXian secara langsung tentang bagaimana dia mempermalukan mayat-mayat itu, bagaimana dia menjadi kejam dan haus darah, melupakan niatan awalnya, dan sebagainya. Tapi di sana, semua orang malah membicarakan pertarungan di Jiangling. Wei WuXian diceritakan dengan luar biasa. Aku ingin melihatnya sendiri kalau bisa.
"Cerita orang ini tidaklah seburuk yang lain.
Ada yang lebih lebay, yaitu bahwa dirinya dan Lan WangJi saling bertarung selagi membunuh anjing-anjing Wen. Padahal kenyataannya dulu hubungan mereka tidaklah sebertentangan seperti kata rumor. Tetapi memang sempat ada beberapa perseteruan kecil di antara mereka.
Saat itu, Wei WuXian berkelana untuk menggali kubur sepanjang waktu, sementara Lan Wangji selalu memilih kosakata yang paling menyakitkan seperti bagaimana jalur itu bukan jalur yang benar dan bisa menyakiti tubuh dan pikiran. Dia seringkali menghalangi Wei WuXian secara terang-terangan. Apalagi mereka bertarung melawan anjing-anjing Wen setiap beberapa hari sekali, baik secara langsung maupun sembunyi-sembunyi. Keduanya begitu mudah tersulut emosi dan sering berpisah dengan perasaan tak keruan. Sekarang dengan mendengar cerita orang-orang ini, Wei WuXian merasa kalau peristiwa itu sudah terjadi lama sekali, seperti di kehidupan yang lalu. Dan seketika dia ingat—itu memang di kehidupan yang lalu.
Seseorang berucap, "Menurutku, HanGuang-Jun sebenarnya tidak perlu melakukan itu.
Bahkan banyak manusia bernyawa yang sudah dekat dengan kematian, jadi buat apa kita mempedulikan mayat-mayat itu?
"Seorang lagi sependapat, "Iya, kita sedang dalam masa sulit, kan?
Jiang Zongzhu benar.
Jahat atau tidak, memangnya ada yang lebih kejam dari anjing-anjing Wen itu?
Toh Wei WuXian juga ada di pihak kita. Menurutku tidak masalah selama dia bisa membunuh si anjinganjing Wen itu.
"Wei WuXian membatin, Wah, kalian tidak mengatakan itu saat mengepungku di Bukit Luanzang dulu.
Sejurus kemudian, Lan XiChen dan yang lainnya beranjak berdiri. Meng Yao membawa mereka ke area istirahat sementara Nie MingJue kembali ke kamarnya. Dia menyambar saber berbodi ramping selagi mencari Lan XiChen.Namun sebelum sampai, dia sudah mendengar keduanya mengobrol di dalam kamar.
Lan XiChen berujar, "Kebetulan sekali.
Kau bergabung dengan pasukan MingJue-xiong dan menjadi wakilnya.
"Meng Yao, "Saya terlalu beruntung bisa mendapat pengakuan ChiFeng-Zun.
"Lan XiChen tersenyum, "Kepribadian MingJue-xiong memang agak keras.
Pasti sulit sekali bagimu untuk mendapat pengakuan darinya.
"Jeda sebentar, lalu Lan XiChen kembali melanjutkan, "Belakangan ini LanlingJin Zongzhu sedang kesulitan mengurus area Langya. Sekarang dia sedang mencoba merekrut prajurit lagi.
"Meng Yao ragu-ragu, "ZeWu-Jun, maksud Anda...
"Lan XiChen, "Kau tidak perlu berdiam diri. Aku ingat kau pernah bilang ingin mendapat tempat yang pantas di Sekte LanlingJin dan menerima pengakuan dari ayahmu.
Sekarang kau sudah punya posisi dan masa depan yang bagus di bawah komando MingJue-xiong, apa harapanmu masih ada?
"Meng Yao terlihat sedang menimbang-nimbang pertanyaan itu hingga napasnya ditahan.
Setelah beberapa saat terdiam, dia menjawab, "Iya, masih.
"Lan XiChen, "Menurutku juga begitu.
"Meng Yao, "Tapi sekarang saya sudah menjadi wakil dari Nie Zongzhu. Saya berutang banyak padanya.
Tidak peduli harapan saya masih ada atau tidak, saya tidak bisa meninggalkan Hejian begitu saja."
Lan XiChen membisu sesaat, "Itu memang masalah. Meskipun kau ingin pergi, sepertinya akan sulit bagimu untuk membicarakan topik itu. Tapi aku percaya kalau kau memilih untuk bertanya padanya, MingJuexiong akan menghargai keputusanmu. Kalau dia tidak rela membiarkanmu pergi, aku bisa mencoba meyakinkan dia.
"Nie MingJue tiba-tiba bertanya, "Buat apa aku melarangmu pergi?
"Dia mendorong pintunya hingga terbuka dan memasuki ruangan. Lan XiChen dan Meng Yao duduk saling menghadap, ekspresi keduanya sama-sama khidmat.
Meng Yao seketika berdiri, tapi sebelum sempat dia bicara, Nie MingJue berujar, "Duduklah.
"Meng Yao tidak bergerak.
Nie MingJue berkata lagi, "Aku akan menuliskan surat rekomendasi untukmu besok.
"Meng Yao, "Nie Zongzhu?
"Nie MingJue, "Kau bisa membawa surat itu ke Langya dan mencari ayahmu.
"Meng Yao bergegas mengatakan, "Nie Zongzhu, kalau Anda mendengar semuanya, berarti Anda juga mendengar saya mengatakan...
"Nie MingJue menginterupsi, "Aku mempromosikanmu bukan karena kasihan padamu.
Aku hanya berpikir kau berhak mendapat posisi ini karena kau cukup mumpuni dan tingkah lakumu membuatku terkesan. Kalau kau ingin membalas budi, cukup bunuh saja beberapa anjing-anjing Wen di medan perang!
"Meng Yao tak bisa berkata-kata.
Lan XiChen tersenyum, "Lihat, sudah kubilang MingJue-xiong akan menghargai keputusanmu.
"Mata Meng Yao tampak kemerahan, "Nie Zongzhu, ZeWu-Jun... Saya...
"Dia menunduk, "... Saya benar-benar tidak tahu harus berkata apa.
"Nie MingJue duduk, "Kalau begitu tidak usah berkata apa-apa."
Dia meletakkan saber-nya ke atas meja.
Lan XiChen tersenyum melihatnya, "Saber milik HuaiSang?
"Nie MingJue, "Meskipun dia aman bersamamu di sana, tidak seharusnya dia menelantarkan belajarnya. Beritahu yang lain untuk mengawasi dia kalau sedang senggang. Lain kali kita bertemu, aku akan memeriksa saber dan buku-bukunya.
"Lan XiChen mengambil saber Nie HuaiSang dan memasukkannya ke dalam lengan qiankun, "HuaiSang selalu beralasan meninggalkan saber-nya di rumah. Sekarang dia tidak punya alasan untuk bermalas-malasan lagi.
"Nie MingJue, "Ngomong-ngomong, kalian berdua pernah bertemu?
"Meng Yao, "Saya pernah bertemu ZeWu-Jun sebelumnya.
"Nie MingJue, "Di mana?
Kapan?"
Lan XiChen tersenyum sambil menggelengkan kepala, "Sebaiknya kita tidak perlu membicarakannya.
Itu pengalaman paling memalukan buatku.
MingJue-xiong, tolong jangan tanyakan lagi.
"Nie MingJue, "Kenapa kau takut merasa malu di hadapanku?
Meng Yao, bicaralah.
"Meng Yao, "Kalau ZeWu-Jun tidak mau mengatakannya, saya juga akan merahasiakannya.
"Ketiga orang itu saling mengobrol, terkadang serius, terkadang santai. Percakapannya mereka lebih santai daripada saat di ruang tamu tadi. Mendengar obrolan mereka, Wei WuXian seringkali ingin ikut nimbrung juga, tapi tidak bisa.
Dia membatin, Saat ini hubungan mereka tidaklah seberapa buruk.
ZeWu-Jun ternyata bagus juga dalam mengobrol, lalu kenapa Lan Zhan buruk sekali?
Yah, sebenarnya menjadi pendiam juga bagus.
Aku yang selalu bicara dan dia bisa mendengarkan dan menambahkan 'mnn' terus.
Apa ya namanya...
Beberapa hari setelahnya, Meng Yao berangkat ke Langya membawa surat rekomendasi dari Nie MingJue.
Setelah dia pergi, Nie MingJue mengganti wakilnya lagi. Namun Wei WuXian merasa kalau penggantinya itu lebih lamban. Meng Yao punya bakat yang bagus. Dia bisa memahami apa yang tidak terucapkan dan melaksanakan perintah paling sederhana sekalipun dengan sebaikbaiknya. Dia selalu telaten dan tak pernah bermalas-malasan. Siapa pun yang terbiasa dengannya pasti akan membandingkannya dengan yang lain.Waktu berlalu. Sekte LanlingJin di Langya sudah berada di ujung tebing kehancuran dan nyaris tidak bisa bertahan. Lan XiChen kebetulan sedang membantu daerah lainnya. Jin GuangShan memohon bantuan dari Hejian, dan Nie MingJue datang tak lama kemudian.Begitu pertarungan usai, Jin GuangShan datang untuk mengucapkan terima kasih kendati masih dalam keadaan yang mengerikan.
Nie MingJue berbicara padanya dengan kasar, lalu memulai, "Jin Zongzhu, apa yang dilakukan Meng Yao belakangan ini?
"Mendengar nama itu disebut-sebut, Jin GuangShan pun menjawab, "Meng Yao?
Uh... Nie Zongzhu, aku tidak bermaksud buruk, tapi... siapa dia?
"Alis Nie MingJue seketika berkerut.
Cerita tentang Meng Yao yang ditendang dari Jinlin Tai sudah menyebar luas sejak dulu. Bahkan cerita itu sampai dibuat lawakan, jadi tidak mungkin orang yang terlibat langsung tidak bisa mengingat namanya. Hanya orang dengan wajah paling tebal saja yang mau berlagak bodoh di situasi semacam ini. Kebetulan saja Jin GuangShan adalah orang seperti itu.
Nie MingJue berujar dingin, "Meng Yao adalah wakilku yang sebelumnya. Aku menuliskan surat untuk dia bawa.
"Jin GuangShan terus berlagak tidak tahu apa pun, "Benarkah?
Tapi aku tidak pernah melihat surat ataupun orangnya. Oh ya sudah. Kalau saja aku tahu Nie Zongzhu mengirim wakilnya, aku pasti akan menerimanya dengan baik.
Tapi barangkali ada kecelakaan yang terjadi di tengah jalan?
"Dia hanya berdalih, mengatakan kalau dia tidak ingat pernah dengar nama itu. Ekspresi Nie MingJue kian mendingin. Dia merasa ada sesuatu yang janggal, jadi tanpa ragu sedikit pun, dia beranjak pergi. Setelah bertanya ke kultivator-kultivator lain, dia tetap tidak menemukan apa-apa. Nie MingJue memilih tempat dan mulai berjalan berkeliling.Dia sedang berjalan di sebuah hutan kecil. Hutan itu cukup tenang dan agak terpelosok. Serangan mendadak baru berakhir dan medan perang masih belum dibersihkan. Nie MingJue berjalan-jalan di jalur itu. Sepanjang jalan hanya ada mayat-mayat kultivator—ada yang mengenakan seragam Sekte Wen, Sekte Nie dan sekte-sekte lainnya.
Mendadak terdengar suara tch tch dari hadapannya.
Nie MingJue menyentuh pangkal saber-nya dan mendekat dengan perlahan. Di seberang ranting dan dedaunan, dia melihat Meng Yao sedang berdiri di tengah-tengah tumpukan mayat. Lelaki itu memutar pergelangan tangannya dan menarik sebilah pedang panjang dari dada seorang kultivator.Ekspresinya benar-benar tenang. Serangannya gesit dan kokoh, juga hati-hati tak membiarkan setetes darah pun menodai pakaiannya.Pedang itu bukan miliknya sendiri. Pangkalnya terdapat hiasan besi berbentuk kobaran api—itu adalah pedang seorang kultivator dari Sekte Wen.
Teknik pedang itu juga berasal dari Sekte Wen.
Dan yang mati di bawah hujaman pedangnya mengenakan jubah Sparks Amidst Snow.
Itu adalah kultivator dari Sekte LanlingJin.
Nie MingJue melihat semuanya. Tanpa kata, dia menarik saber-nya sesenti.
Suara gemerincing menusuk udara.Mendengar suara familier itu, Meng Yao langsung gemetar.
Dia memutar tubuh, jiwanya nyaris menguap,
"... Nie Zongzhu?
"Nie MingJue sudah menghunus bilah saber dari selongsongnya. Bodi pedangnya berpendar terang, tapi bilahnya agak ternodai semu kemerahan dari darah. Wei WuXian bisa merasakan gelombang amarah yang besar beserta perasaan kecewa dan benci darinya.Meng Yao mengetahui perangai Nie MingJue lebih dari siapa pun.
Dia langsung menjatuhkan pedangnya, "Nie Zongzhu, Nie Zongzhu!
Kumohon tunggu dulu, tunggu!
Saya bisa jelaskan!
"Nie MingJue berteriak, "Apa yang ingin kau jelaskan?
"Meng Yao melontar dirinya sendiri, setengah berguling dan setengah merangkak, "Saya tidak punya pilihan, saya tidak punya pilihan lain!
"Nie MingJue memberang, "Pilihan lain apa yang tidak kau miliki?!
Kau ingat apa yang kukatakan saat mengirimmu ke sini?!
"Meng Yao berlutut di kakinya, "Nie Zongzhu, Nie Zongzhu, tolong dengarkan saya!
Saya pernah bergabung dengan pasukan Sekte LanlingJin. Orang itu tadi adalah atasan saya. Selama saya di sini, dia selalu membenci saya.
Dia seringkali mempermalukan dan memukuli saya..."Nie MingJue, "Jadi kau membunuhnya?"
Meng Yao, "Tidak!
Bukan karena itu!
Penghinaan macam apa yang tidak bisa saya tahan? Apa yang tidak bisa saya hadapi kalau hanya pukulan dan amukan?
Itu karena setiap kali kami merebut salah satu benteng Sekte Wen, saya yang menyusun strateginya dengan setiap tetes darah dan tenaga. Saya juga ikut bertarung, tapi hanya dengan naskah polos saja, dia bisa mengakui itu sebagai miliknya hanya dengan sedikit coretan tinta. Dia mengklaim itu dan berkata kalau saya tidak ada hubungannya dengan itu semua. Itu juga tidak hanya terjadi sekali, tapi berulang-ulang kali!
Saya sering berunding dengannya, tapi dia tidak mau peduli. Saya mencoba memberitahu orang lain, tapi tidak ada yang mau mendengarkan. Barusan tadi dia mengatakan kalau ibu saya adalah, adalah... Saya benar-benar tidak sanggup lagi—saya begitu marah!
"Ditekan oleh syok dan teror, dia berujar seolah perkataannya melayang, takut kalau Nie MingJue akan mencincangnya sebelum sempat menyelesaikan penjelasannya. Meskipun demikian, penjelasannya masih sangat masuk akal. Setiap kalimat menyoroti betapa kejam orang lain padanya dan betapa malang dirinya.
Nie MingJue menyambar kerah bajunya dan mengangkatnya, "Kau bohong!
"Meng Yao berjingit ketakutan.
Nie MingJue menatap matanya, menekankan setiap kata, "Kau sudah mencapai batas kesabaranmu dan marah?
Memangnya ada orang marah yang membunuh seseorang dengan ekspresi sepertimu tadi?
Apa orang marah sengaja memilih hutan terpelosok setelah pertempuran?
Apa orang marah membunuh mereka dengan pedang dari Sekte Wen, teknik Sekte Wen dan menyamar sebagai anjing dari Sekte Wen untuk menyerang diam-diam dan mengambing hitamkan orang lain?
Kau jelas-jelas sengaja merencanakan ini semua!
"Meng Yao mengangkat tangan untuk meyakinkannya, "Saya berkata jujur!
Setiap kata yang saya ucapkan memang benar!
"Nie MingJue memberang, "Sekalipun benar, kau tetap tidak seharusnya membunuh orang itu! Hanya karena perkara pencapaian sepele!
Kau benar-benar peduli pada hal semacam itu?!
"Meng Yao berbisik, "Pencapaian sepele?"
Dia berujar dengan suara gemetar, "... Pencapaian sepele apa maksud Anda?
ChiFeng-Zun, apa Anda tahu seberapa keras usaha saya untuk mendapat pencapaian sepele itu? Seberapa menderitanya saya?
Kebanggaan?
Tanpa sedikit kemuliaan, saya tidak punya apa-apa!"
Nie MingJue menatap lelaki itu yang gemetaran dengan wajah penuh air mata. Sangat berkebalikan dengan lelaki yang dengan tenang membunuh orang lain. Pengaruhnya begitu kuat sampai bayangan itu masih belum memudar dari benaknya.
Dia berujar, "Meng Yao, biarkan aku bertanya padamu.
Saat aku pertama kali melihatmu, apa kau sengaja bertingkah menyedihkan sehingga aku datang untuk menyelamatkanmu?
Kalau tidak, apa kau akan melakukan apa yang kau lakukan hari ini dan membunuh orang-orang itu?
"Jakun Meng Yao bergetar, setetes keringat mengalir.
Begitu hendak bicara, Nie MingJue memerintahkan, "Jangan berbohong di hadapanku!
"Gemetaran, Meng Yao menelan kembali kata-kata yang hendak dia ucapkan. Dia berlutut di atas tanah, sekujur tubuhnya gemetaran. Jemari tangan kanannya menekan dalam-dalam ke tanah.Beberapa saat berlalu, Nie MingJue perlahan memasukkan pedangnya ke dalam selongsong, "Aku tidak akan melakukan apa pun padamu.
"Meng Yao langsung menengadah.
Nie MingJue meneruskan, "Pergilah ke Sekte LanlingJin sendiri untuk mengakui kesalahanmu dan menerima hukuman. Biarkan mereka menghukummu dengan pantas.
"Meng Yao meragu sesaat, lalu menjawab, "... ChiFeng-Zun, saya sudah sampai sejauh ini.
Saya tidak bisa menyerah sekarang.
"Nie MingJue, "Kau mengambil jalur yang salah sampai sejauh ini.
"Meng Yao, "Anda akan mengirim saya ke kematian saya sendiri.
"Nie MingJue, "Tidak akan terjadi kalau perkataanmu benar.
Pergilah, renungkan perbuatanmu dan buka lembaran baru.
"Meng Yao berbisik, "... Ayah masih belum melihat saya.
"Bukan karena Jin GuangShan tidak melihatnya.Tapi karena dia berpura-pura tidak mengetahui eksistensinya.
Pada akhirnya, di bawah tekanan Nie MingJue, Meng Yao tetap menjawab, "Iya," meskipun dengan sangat bersusah payah.
Setelah terdiam cukup lama, Nie MingJue berujar, "Berdirilah.
"Meng Yao berdiri linglung seperti sudah kehilangan seluruh tenaganya. Tubuhnya terhuyung-huyung saat melangkah maju. Melihat lelaki itu terancam ambruk, Nie MingJue pun membantunya berdiri tegak.
Meng Yao berbisik, "... Terima kasih, Nie Zongzhu.
"Nie MingJue membalik badan begitu melihat sosok yang seakan tak bernyawa itu. Namun tiba-tiba dia mendengar lelaki itu berkata, "... Saya tetap tidak bisa.
"Nie MingJue memutar badan. Entah sejak kapan pedangnya berada di tangan Meng Yao.Lelaki itu mengarahkan ujung pedang ke perutnya sendiri. Wajahnya penuh keputus asaan, "Nie Zongzhu, saya tidak pantas menerima kebaikan Anda.
"Kemudian dia menusuk perutnya sendiri. Pupil mata Nie MingJuelangsung menyusut. Dia segera merampas pedangnya, tapi sudah terlambat. Seketika, pedang di tangan Meng Yao sudah menembus perut hingga ke punggungnya. Tubuhnya ambruk di atas genangan darah orang lain.Selama sepersekian detik, Nie MingJue begitu syok, lalu melangkah maju. Dia separuh berlutut di atas tanah dan membalik tubuh Meng Yao, "Kau...!!!
"Wajah Meng Yao sudah begitu pucat hingga nyaris tak berwarna.
Dia menatap Nie MingJue dengan lemah, lalu memaksakan seulas senyum, "Nie Zongzhu, saya..."
Sebelum ucapannya selesai, kepalanya sudah terkulai perlahan.
Nie MingJue memegangi tubuhnya, menghindari bilah pedangnya dan menekankan telapak tangan ke dada Meng Yao untuk menyalurkan energi spiritual. Namun tiba-tiba saja Nie MingJue merasakan tubuhnya gemetar. Aliran energi dingin dan tanpa henti mengalir ke perutnya.
Wei WuXian sudah tahu akan ada sandiwara sehingga dia tidak begitu terkejut. Akan tetapi Nie MingJue sama sekali tidak pernah menyangka Meng Yao akan benar-benar melukainya. Jadinya saat dia melihat Meng Yao berdiri tenang di hadapan tubuhnya yang tak bisa bergerak, dia lebih merasa terkejut daripada marah.Barangkali Meng Yao berhati-hati sekali agar tusukan itu menghindari organ vitalnya sendiri. Dengan berhati-hati dan tenang, dia menarik pedang dari perutnya, membuat darah menetas-netes, lalu menekan lukanya—hanya itu saja. Sementara itu, Nie MingJue tetap dalam posisi saat mencoba menolong Meng Yao. Sambil separuh berlutut saat mendongakkan kepala, tatapan mereka bertemu.
Nie MingJue tidak mengucapkan apa-apa. Meng Yao juga sama. Dia menyarungkan pedangnya kembali dan membungkuk ke arah Nie MingJue. Kemudian dia berlari kabur tanpa melihat balik.Dia baru saja mengakui kesalahan dan setuju untuk menerima hukuman sebelum berpura-pura bunuh diri dan membuat jebakan. Sekarang dia sudah pergi. Barangkali inilah pertama kali Nie MingJue melihat orang setidak-tahu-malu itu, apalagi yang dia percayai untuk dipromosikan. Dan sekarang ini, dia benar-benar marah dan menjadi brutal selama berbagai pertarungan melawan Sekte Wen. Bahkan saat Lan XiChen berkesempatan untuk membantu Langya beberapa hari setelahnya, amarah Nie MingJue tetap tidak padam juga.
Lan XiChen tertawa begitu melihatnya datang, "MingJue-xiong, kenapa kau marah sekali?
Di mana Meng Yao?
Kenapa dia tidak datang untuk memadamkan amarahmu?
"Nie MingJue, "Jangan menyebut-nyebut orang itu lagi!
"Tanpa aba-aba, dia memberitahu Lan XiChen bagaimana Meng Yao membunuh dan berencana menyalahkan orang lain, lalu berpura-pura bunuh diri dan melarikan diri.
Lan XiChen juga terkejut mendengarnya, "Bagaimana mungkin?
Barangkali hanya salah paham?"
Nie MingJue, "Aku sudah memergoki dia di tempat. Salah paham apanya?
"Lan XiChen berpikir sebentar, "Dilihat dari perkataannya, orang yang dia bunuh memang bersalah. Tapi dia tidak seharusnya membunuhnya. Kita sedang dalam masa sulit, jadi agak susah memutuskan siapa yang bersalah. Aku penasaran di mana dia sekarang.
"Nie MingJue berujar dengan nada kasar, "Dia perlu berdoa supaya aku tidak bisa menangkapnya. Kalau aku berhasil menangkapnya, dia akan kujadikan korban untuk saber-ku!
"Seolah perkataannya menjadi ramalan, selama beberapa tahun berikutnya, Meng Yao tiba-tiba saja menghilang, seolah dia ditelan bebatuan di lautan. Tidak ada jejak yang ditinggalkan.
Kini, Nie MingJue membencinya sebesar dulu dia menghargainya. Tiap kali nama itu disebut, dia pasti akan terlihat marah, mengungkapkan hal yang sulit dijelaskan lewat kata-kata. Begitu yakin tidak ada informasi yang bisa didapatkan, dia pun menolak untuk membicarakan Meng Yao dengan orang lain.Nie MingJue tidak pernah dekat dengan orang lain. Dia jarang membuka diri pada siapa pun. Meskipun akhirnya dia berhasil mendapatkan bawahan yang kompeten dan bisa dipercaya yang karakter dan kemampuannya patut diakui, dia menyadari bahwa warna bawahan itu yang sesungguhnya tidak seperti yang dia bayangkan. Wajar saja reaksinya begitu ekstrim.
Baru saja Wei WuXian memikirkan itu, kepalanya tiba-tiba berdenyut sakit seperti mau pecah.
Tulang belulang tubuhnya seperti dilindas kereta tempur. Dia tidak bisa bergerak sama sekali—sedikit gerakan saja bisa membuat tubuhnya melenguh kesakitan. Matanya terbuka dan dia menyadari pandangannya muram sehingga nyaris tidak bisa melihat banyak sosok yang ambruk di atas lantai sebuah aula yang dingin dan hitam pekat. Sepertinya kepala Nie MingJue sedang cedera. Lukanya sudah terasa kebas. Bercak-bercak darah yang telah mengering menodai mata dan wajahnya. Hanya bergerak sedikit saja membuat darah hangat mengalir dari dahinya.Wei WuXian sangat terkejut.Nie MingJue memenangkan nyaris semua pertempuran selama Sunshot Campaign. Para musuh bahkan tidak bisa mendekatinya, apalagi membuatnya terluka separah ini.
Terasa pergerakan lemah dari sebelah. Wei WuXian melirik dari sudut matanya dan melihat beberapa sosok. Bersusah payah dia memfokuskan pandangan dan melihat mereka adalah sepasang kultivator yang mengenakan jubah bermotif matahari dan kobar api. Mereka bergerak maju sambil berlutut luwes di lantai.
Wei WuXian, "..."
Tiba-tiba saja terasa tekanan dingin mencekam di sekeliling yang mencapai Wei WuXian melalui tubuh Nie MingJue. Dia mengangkat kepalanya sedikit. Di ujung ubin dari bebatuan hitam terdapat singgasana besar yang terbuat dari giok. Seseorang tengah duduk di sana.Jarak di antara mereka tidaklah seberapa dekat dan pandangan Nie MingJue masih terhalangi darah sehingga tidak bisa melihat siapa orang itu. Meskipun begitu, dia bisa menebak dengan atau tanpa pandangan.Pintu di istana itu seketika terbuka. Seseorang melangkah masuk.Semua murid di dalam istana itu berjalan sambil berlutut, tapi orang ini hanya mengangguk untuk memberi hormat dan berjalan maju dengan acuh tak acuh. Di ujung halaman, dia terlihat membungkuk dan mengucapkan sesuatu pada orang yang sedang duduk di singgasana sebelum akhirnya berbalik ke sisi yang lain.
Dia beranjak mendekat dengan langkah lambat, tanpa suara memandang Nie MingJue yang masih berdiri meskipun berlumuran darah.
Sepertinya dia tertawa, "Nie Zongzhu, lama tidak berjumpa.
"Dan siapa lagi orang ini kalau bukan Meng Yao sendiri?

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang