CHAPTER 77: SENJA (2)
DULU, hanya orang lain yang bertanya padanya harus berbuat apa. Namun kini, dialah yang bertanya pada orang lain mesti berbuat apa, tapi tidak ada yang bisa memberinya jawaban.Mendadak Wei WuXian merasakan sengatan sakit kecil di sisi lehernya, seolah dia sudah ditusuk dengan jarum tajam. Sekujur tubuhnya terasa kebas. Melamun membuat penjagaannya turun, sehingga dia baru menyadari apa yang sedang terjadi beberapa saat kemudian. Tanpa daya, dia ambruk ke tempat tidur batu. Awalnya dia masih bisa mengangkat lengan, tapi sejurus kemudian, lengannya pun ikut ambruk ke atas tempat tidur. Dia tidak bisa lagi bergerak.
Dengan mata memerah, Wen Qing perlahan melepaskan tangan kanannya, "... Maafkan aku."
Wen Qing semestinya tidak bisa mendaratkan serangan ke Wei WuXian dengan kecepatan seperti itu, tapi Wei WuXian sama sekali tidak siaga. Rasa sakit itu turut membuat pikiran Wei WuXian sedikit menenang.
Jakunnya bergetar sebelum dia membuka mulut, "Apa yang sedang kau lakukan?"
Wen Qing dan Wen Ning bertukar pandang. Berdiri di hadapannya, bersamaan, mereka membungkuk pada Wei WuXian dengan khidmat dan penuh hormat.Melihat itu, Wei WuXian pun merasakan firasat buruk yang mendesak dalam dirinya, "Apa yang akan kalian lakukan? Kalian mau apa?"
Wen Qing, "Kami sedang mendiskusikan ini saat kau bangun. Sepertinya kami sudah mencapai kesimpulan."
Wei WuXian, "Mendiskusikan apa? Jangan bicara omong kosong. Cabut jarum ini—lepaskan aku!"
Wen Ning bangkit perlahan dari atas tanah. Kepalanya masih menunduk, "Jiejie dan aku sudah memutuskan. Kami akan pergi ke Jinlin Tai untuk menyerahkan diri."
"Menyerahkan diri?" Wei WuXian terperanjat, "Bagaimana kalian akan melakukan itu? Meminta maaf? Menyerah?"
Wen Qing mengusap mata, ekspresinya terlihat tenang, "Iya, kurang lebih. Selama berhari-hari kau tidak sadarkan diri, Sekte LanlingJin sudah mengirim orang untuk menyampaikan pesan di Bukit Luanzang."
Wei WuXian, "Menyampaikan pesan apa? Jangan bicara terputus-putus. Katakan sekaligus! Selesaikan penjelasanmu!"
Wen Qing, "Sekte LanlingJin ingin kau memberi jawaban pada mereka. Jawabannya adalah menyerahkan dua pemimpin dari sisa-sisa anggota Sekte Wen, khususnya Jenderal Hantu."
"..." Wei WuXian, "Kuperingatkan kalian berdua. Cabut jarum ini sekarang juga."
Wen Qing melanjutkan, "Pemimpin dari sisa anggota Sekte Wen—itu adalah kami. Kata mereka, insiden ini akan sementara dianggap berakhir jika kau menyerahkan kami. Kemudian, kami bisa menyuruhmu istirahat di tempat tidur selama dua hari lagi. Efek jarum di tubuhmu akan berhenti dalam tiga hari. Aku sudah bicara dengan Paman Keempat. Dia akan mengawasimu dan membiarkanmu keluar kalau ada keadaan darurat yang terjadi dalam waktu tiga hari ini."
Wei WuXian mengamuk, "Kau bisa tutup mulutmu! Sekarang ini sudah benar-benar kacau!
Kalian berdua berhentilah menambah masalahku. Menyerahkan diri apanya. Memangnya aku menyuruh kalian melakukan itu?
Cabut jarumnya!"
Wen Qing dan Wen Ning beranjak berdiri, lengannya lunglai. Kebisuan mereka serupa. Tubuh Wei WuXian tak bertenaga. Pemberontakannya sia-sia, dan tidak ada yang mendengarkannya. Pada saat bersamaan, sepertinya tidak ada kekuatan dalam hatinya juga.Dia tidak bisa berteriak atau pun bergerak.
Suaranya parau, "Kenapa kalian berniat mendatangi Jinlin Tai? Bukan aku yang mengutuknya dengan Seratus Lubang..."
Wen Qing, "Tapi mereka sudah memutuskan bahwa kau lah pelakunya."
Wei WuXian berjuang keras memikirkan cara untuk menangani ini. Mendadak dia terpikir sesuatu, "Kalau begitu temukan saja pemberi kutukan itu yang sebenarnya!
Jin ZiXun sudah mendatangi ahli kutukan. Cara paling umum untuk menangani kutukan itu adalah dengan mengirimkannya lagi, biarkan efeknya terpantul kembali ke pelakunya. Meskipun tidak semua kekuatan bisa dipantulkan, kekuatan yang besar pasti bisa. Kita bisa mencari seseorang yang punya tanda kutukan sama dengan mereka!"
Wen Qing, "Tidak ada gunanya."
Wei WuXian, "Kenapa tidak?"
Wen Qing, "Ada begitu banyak orang—di mana kita bisa mencarinya? Membangun titik pengecekan di setiap jalan di setiap kota dan memaksa orang lain melepas pakaiannya sehingga bisa kita periksa?"
Wei WuXian memprotes, "Kenapa tidak?"
Wen Qing, "Siapa yang akan membangunkan titik pengecekan untukmu? Dan berapa lama kau berniat mencarinya?
Mungkin kita hanya akan bisa menemukannya setelah delapan atau sepuluh tahun. Tapi apa orang-orang itu mau menunggu?"
Wei WuXian, "Tapi tidak ada kutukan terpantul padaku!"
Wen Qing, "Apa selama peristiwa hari itu mereka menanyakan itu padamu?"
Wei WuXian, "Tidak."
Wen Qing, "Itu benar. Mereka tidak tanya. Mereka langsung bersiap membunuhmu. Kau mengerti sekarang? Mereka tidak perlu bukti apa pun. Mereka juga tidak butuh kau mencari bukti. Entah tubuhmu memiliki bekas kutukan atau tidak, itu percuma saja. Kau adalah Yiling Laozu, Raja Jalur Iblis. Kau ahli dalam kutukan gelap, jadi tidak akan aneh kalau kau tidak punya bekas kutukan di tubuhmu. Terlebih lagi tidak perlu kau sendiri yang melakukannya. Kau bisa saja memerintah anjing-anjing Wen, budakmu, untuk melakukan itu. Tetap saja kau pelakunya.
Kau tidak akan bisa menyangkal itu."
Wei WuXian menyumpah-serampah.
Wen Qing menunggunya dalam diam sampai lelaki itu selesai mengumpat, "Dan kau lihat sendiri? Tidak ada gunanya. Dengan keadaan seperti ini, identitas orang yang mengirimkan kutukan Seratus Lubang itu tidak lagi penting. Yang penting adalah fakta bahwa ratusan orang di Jalur Qiongqi dan... Jin ZiXuan memang sudah dibunuh ANing."
Wei WuXian, "... Tapi, tapi..."Tapi apa? Dia sendiri tidak tahu apa yang harus dikatakan setelah kata 'tapi'. Dia tidak bisa memikirkan alasan atau dalih apa pun juga.
Dia berujar, "... Tapi meski begitu, akulah yang harusnya pergi. Akulah yang membuat mayat membunuh orang. Kenapa malah pisaunya yang harus pergi, bukannya pembunuhnya?"
Wen Qing, "Bukankah lebih baik begini?"
Wei WuXian, "Lebih baik apanya?!"
Suara Wen Qing begitu tenang, "Wei Ying, kita sama-sama tahu. Wen Ning adalah pisau. Bukan hanya pisau yang membuat mereka takut, tapi juga pisau yang mereka gunakan sebagai dalih untuk menyerangmu. Kalau kami pergi tanpa pedang, mereka tidak akan lagi punya alasan. Semuanya pun bisa berakhir."
Wei WuXian menatapnya syok. Mendadak dia berteriak tanpa makna.Akhirnya dia mengerti kenapa Jiang Cheng selalu menunjukkan kebencian yang begitu besar terhadap apa yang Wei WuXian lakukan, kenapa dia selalu berkata bahwa Wei WuXian memiliki kecenderungan sok pahlawan, kenapa dia selalu terlihat ingin menghajar Wei WuXian. Melihat orang lain memikul tanggung jawab tanpa peduli, bersikeras menanggung segala konsekuensi negatif dan tidak bisa dihentikan sama sekali—perasaan ini benar-benar yang paling menjijikkan!
Wei WuXian, "Apa kalian berdua mengerti? Kalau kalian menyerahkan diri ke Jinlin Tai—apa yang akan terjadi pada kalian berdua, terlebih lagi Wen Ning? Bukankah kau sangat menyayangi adikmu itu?"
Wen Qing, "Apa pun yang terjadi padanya, itu yang pantas dia dapatkan."
Tidak. Wen Ning sama sekali tidak pantas mendapatkan ini semua. Wei WuXian-lah yang pantas.
Wen Qing, "Lagipula, kami harusnya sudah mati sejak lama. Harihari belakangan ini adalah keajaiban buat kami."
Wen Ning mengangguk.Dia selalu seperti itu, mengangguk pada apa pun yang dikatakan orang, menyetujui tanpa keberatan. Wei WuXian tidak pernah benci pada anggukan dan kejinakan Wen Ning sampai sebesar ini.Wen Qing menjentikkan jarinya dengan aliran kekuatan dan Wei WuXian mengerutkan kening kesakitan. Melihat itu, suasana hati Wen Qing tampak lebih baik, "Aku sudah mengatakan apa yang perlu kukatakan, menjelaskan semuanya, mengucapkan perpisahan. Kalau begitu, selamat tinggal."
Wei WuXian, "Tidak..."
Wen Qing menyela, "Aku tidak pernah benar-benar mengucapkan ini padamu sebelumnya. Tapi karena hari ini datang juga, ada yang harus kukatakan. Aku benar-benar tidak bisa mengucapkannya lagi setelah ini."
Wei WuXian berbisik, "... Diamlah... Lepaskan aku..."
Wen Qing, "Maafkan aku. Dan, terima kasih."
Wei WuXian terbaring selama tiga hari penuh.Perhitungan Wen Qing memang tepat. Tiga hari. Tidak kurang, tidak lebih. Dia bisa bergerak segera setelah tiga hari berakhir.Pertama, jarinya, kemudian tangan, leher... saat darah yang hampir membeku mulai mengalir lagi dalam tubuhnya, Wei WuXian langsung melompati anak tangga dan bergegas keluar dari Gua Pembantaian Iblis.Orang-orang Sekte Wen sepertinya juga belum memejamkan mata selama tiga hari ini. Dalam kebisuan, mereka duduk di dalam pondok besar, mengelilingi meja. Wei WuXian tidak melirik mereka sekali pun. Dia berlari sekencang mungkin, bergegas menuruni Bukit Luanzang.Setelah sampai di kaki gunung, Wei WuXian berdiri di tengah semak beluar, terengah-engah. Dia membungkuk, menopang tangan di atas lutut cukup lama sebelum kembali berdiri tegak. Namun saat melihat rerumputan liar yang menutupi jalur pegunungan, dia tidak tahu harus pergi ke mana.Bukit Luanzang—dia baru saja turun dari sana.Lianhua Wu—dia belum kembali ke sana selama setahun lebih.
Jinlin Tai? Tiga hari sudah lewat. Kalau dia pergi sekarang, kemungkinan besar hanya mayat Wen Qing dan abu Wen Ning yang tersisa.Dia berdiri hampa. Mendadak merasa tidak punya tempat di dunia ini, tidak peduli seberapa luasnya. Dia juga tidak tahu harus berbuat apa.Tiba-tiba saja, pikiran menakutkan mencuat dari kedalaman hatinya. Dalam tiga hari ini, dia sudah menyangkal pikiran itu lagi dan lagi, tapi pikiran itu terus saja muncul, tidak bisa disingkirkan.Wen Qing dan Wen Ning sudah pergi sendiri. Mungkin, jauh dalam lubuk hatinya, Wei WuXian bersyukur. Karena ini, dia tidak harus terperangkap dalam pilihan yang pelik. Mereka sudah membuat pilihan untuknya dan menghadapi kesulitan itu.
Wei WuXian mengangkat tangan dan menampar dirinya sendiri, memarahi diri sendiri dengan suara rendah, "Apa yang kau pikirkan?!"
Pipinya serasa terbakar. Dia akhirnya bisa menahan pemikiran menakutkan itu. Namun dia tetap berpikir bahwa, setidaknya dia harus membawa kembali abu kakak beradik Wen itu.
Sehingga pada akhirnya, dia berlari ke arah Jinlin Tai.Tidak sulit bagi Wei WuXian untuk menyelinap ke tempat mana pun semaunya. Jinlin Tai begitu sunyi. Mengejutkan, tidak ada banyak garis pertahanan seperti yang dia bayangkan. Dia mencari di manamana, tapi tidak bisa menemukan apa pun yang dirasa mencurigakan.Layaknya hantu, dia menjelajahi istana di dalam Jinlin Tai, bersembunyi kalau ada orang; berjalan saat tidak ada siapa pun. Dia juga tidak tahu apa yang sedang dia cari atau bagaimana cara menemukannya. Namun saat suara tangisan bayi terdengar, langkah kakinya mendadak membeku. Suara dalam dirinya mendesak tubuhnya untuk berjalan ke arah datangnya suara itu.Tangisan itu berasal dari istana yang luas dan tak bercahaya.Wei WuXian menyelinap masuk ke pintu depan tanpa suara, memandang lewat pahatan kayu jendela.Ada sebuah peti mati hitam di dalam aula. Di depan peti itu, tampak dua sosok wanita berbalut putih yang sedang bersimpuh.Wanita di sebelah kiri berperawakan lebih kecil. Sosoknya tidak pernah salah Wei WuXian mengira. Sepanjang masa kecilnya, sosok itu sudah menggendong Wei WuXian berkali-kali.Jiang YanLi.Jiang YanLi berlutut di atas futon, menatap nanar peti mati yang begitu hitam sampai tampak mengkilat. Bayi di gendongannya masih menangis pelan.
Wanita di sisi kanannya berbisik, "... A-Li, kau bisa berhenti duduk di sini. Istirahatlah."
Jiang YanLi menggeleng. Nyonya Jin pun menghela napas.Wanita itu memiliki kepribadian yang mirip dengan sahabatnya, Nyonya Yu. Dia begitu tegas, suaranya selalu tinggi. Namun beberapa kata yang barusan dia ucapkan terdengar lirih dan serak, membuatnya terlihat sudah menua.
Nyonya Jin bersikeras, "Aku akan tetap di sini. Mestinya kau tidak boleh duduk lebih lama lagi. Kau tidak akan bisa bertahan."
Jiang YanLi berujar lembut, "Ibu, aku baik-baik saja. Aku akan duduk sedikit lebih lama lagi."
Sesaat kemudian, Nyonya Jin beranjak berdiri, "Kau tidak akan bisa bertahan kalau terus-terusan begini. Akan kubawakan makanan untukmu."
Barangkali Nyonya Jin juga sudah duduk di sini begitu lama. Kakinya kebas, tubuhnya agak gemetar saat beranjak bangkit, tapi dia segera menegakkan tubuhnya. Dia berbalik. Sosoknya agak mengeras.Di sepanjang ingatan Wei WuXian, Nyonya Jin selalu penuh semangat dan tegas. Dia selalu berekspresi arogan, dikelilingi kemegahan keemasan. Dia mempertahankan jiwa mudanya dan terlihat cukup awet muda, seperti berusia dua puluhan. Namun sekarang ini, yang ada di pandangan Wei WuXian adalah seorang wanita paruh baya berbaju putih, keningnya membeku. Di tidak memakai riasan apa pun. Di wajah pucatnya, tampak seulas bibir yang kering.Saat wanita itu mendekati pintu keluar, Wei WuXian langsung melesat cepat. Dia melompat ke atap aula saat Nyonya Jin melangkah keluar, menutup pintu di belakangnya. Ekspresinya begitu dingin, dia menarik napas dalam-dalam dan menyesuaikan otot-otot wajahnya, seolah dia ingin memasang kembali ekspresinya yang biasa.Namun sebelum sempat dia menarik napas, matanya tampak memerah. Di hadapan Jiang YanLi tadi, dia tidak pernah menunjukkan tanda-tanda duka sedikit pun. Namun begitu melangkah keluar, ujung bibirnya langsung merosot. Sosoknya rubuh dan mulai gemetaran.Ini kedua kalinya Wei WuXian melihat ekspresi menyakitkan nan putus asa pada wajah seorang wanita.Dia benar-benar tidak ingin melihat ekspresi seperti itu lagi.Tanpa sadar, Wei WuXian mengepalkan tangannya, tapi buku-buku jarinya bergemeretak.
Nyonya Jin mendengar itu dan langsung membelalak, "Siapa di sana?!"
Begitu mendongak, dia melihat Wei WuXian, bersembunyi di belakang salah satu dekorasi atap. Nyonya Jin punya penglihatan yang baik. Dia melihat sosok yang tenggelam dalam kegelapan itu dan wajahnya langsung terpilin.
Dia pun berteriak dengan suara melengking, "Semuanya! Datanglah, semuanya! Wei Ying—dia di sini! Dia menyusup masuk ke Jinlin Tai!"
Wei WuXian meloncat turun dari atap. Mendadak dia mendengar serangkaian langkah kaki terburu-buru. Seseorang bergegas keluar dari istana. Dia hanya bisa melarikan diri.Pada titik ini, dia tidak berani menatap Jiang YanLi, bahkan tidak seekspresi pun, tidak juga sepatah kata pun!Setelah kabur dari Jinlin Tai dan meninggalkan Kota Lanling, sekali lagi Wei WuXian kehilangan arah. Dia berkeliaran tak kenal arah dengan pikiran terselubung mendung. Dia tidak berhenti sekali pun. Dia bahkan tidak tahu sudah berapa kota yang dia lewati saat mendadak dia melihat segerombolan orang di gerbang kota. Mereka sedang berdebat panas dan penuh semangat.Awalnya Wei WuXian berniat mengabaikan orang-orang ini.
Namun saat berjalan melewati mereka, kebetulan dia mendengar kata 'Jenderal Hantu'. Dia pun langsung berhenti di tempat dan fokus pada percakapan mereka."
Jenderal Hantu benar-benar ganas... Katanya dia ingin
menyerahkan diri, tapi dia langsung mengamuk. Dia membantai lagi, kali ini di Jinlin Tai."
"Untung saja hari itu aku tidak datang ke sana!"
"Dia adalah anjing yang dilatih Wei WuXian. Pantas saja dia menggigiti siapa pun yang menghalangi jalannya."
"Tapi Wei Ying seharusnya tidak menciptakan dia kalau tidak bisa dikendalikan. Menciptakan anjing gila tapi tidak diikat. Cepat atau lambat, dia akan berhadapan dengan penyimpangan qi. Kalau dilihat lagi situasi sekarang, aku merasa kalau hari itu tidak akan lama lagi."
Wei WuXian mendengarkan dalam diam. Otot-otot di wajah dan jarinya berkedut singkat.
"Kasihan sekali Sekte LanlingJin."
"Lebih kasihan lagi Sekte GusuLan! Ada lebih dari tiga puluhan orang yang berasal dari Sekte mereka. Padahal jelas-jelas mereka di sana hanya untuk membantu menenangkan keadaan."
"Untung saja Jenderal Hantu akhirnya sudah dibakar. Kalau tidak, membayangkan makhluk semacam itu berkeliaran di luar sana sudah cukup untuk membuatku bermimpi buruk."
Seseorang meludah, "Itulah akhir yang harusnya didapatkan semua anjing Wen!"
"Jenderal Hantu sudah dibakar hingga jadi remahan. Kali ini Wei WuXian harusnya sudah tahu apa yang terjadi, bukan? Kudengar banyak pemimpin sekte yang akan menghadiri konferensi sumpah yang sudah angkat bicara. Hebat sekali!"
Semakin lama Wei WuXian mendengarnya, semakin dingin ekspresinya.Dia harusnya mengerti sejak lama. Tidak peduli apa yang dia lakukan, tidak ada satu pun kata baik yang akan keluar dari mulut orang-orang ini. Saat dia menang, yang lain akan ketakutan; dan saat dia kalah, yang lain akan senang.Dia sudah berkultivasi di jalur melenceng, jadi sebenarnya apa arti kegigihannya selama bertahun-tahun ini? Sebenarnya apa gunanya itu?Namun semakin dingin tatapannya, semakin bergejolak amukan api dalam dadanya.
Salah seorang dari kerumunan itu mencetus lantang, seolah dia ikut andil besar, "Yeah, hebat! Semuanya akan baik-baik saja seandainya dia mendekam patuh di gunung terkutuk itu mulai sekarang. Memangnya dia berani menunjukkan muka di dunia luar lagi? Ha, begitu dia keluar, aku akan..."
"Kau akan melakukan apa?"Orang-orang—yang sedang berdiskusi panas—terhenti serentak. Mereka semua berbalik badan.Mereka melihat sosok pemuda pucat berjubah hitam di belakang mereka, ada dua lingkaran hitam di bawah matanya.
Suaranya begitu dingin, "Kalau dia berani keluar, kau akan melakukan apa?"
Orang-orang dengan penglihatan tajam langsung melihat seruling berumbai merah terang yang menggantung di pinggang pemuda itu. Mereka langsung terperanjat dan berseru, "Chenqing, itu Chenqing!"
Yiling Laozu, Wei WuXian, benar-benar sudah keluar!
Seketika, lingkaran besar terbentuk dengan Wei WuXian sebagai porosnya. Orang-orang lari berhamburan ke mana-mana. Begitu Wei WuXian mengeluarkan siul melengking, orang-orang itu mendadak merasakan tubuh mereka tenggelam. Mereka semua ambruk ke tanah, berbalik dengan gemetar dan menyadari bahwa semua orang, termasuk diri mereka sendiri, sudah dibayangi arwah-arwah gelap dan berlumuran darah!
Di antara kerumunan yang terpencar-pencar dan tak bisa bergerak itu, Wei WuXian berjalan dengan sabar, bicara selagi melangkah, "Huh, ada apa? Bukankah kalian benar-benar seperti kultivator hebat saat membicarakan aku di belakang punggungku? Kenapa? Sekarang aku di hadapan kalian, kenapa kalian tidak bisa berbuat apa-apa selain terbaring di atas tanah?"
Dia melangkah ke sebelah orang yang tadi berkata paling kasar dan langsung menginjak wajahnya sambil tertawa, "Bicaralah. Kenapa tidak bicara lagi? Tuan Pahlawan, apa yang sebenarnya akan kaulakukan padaku?!"
Tulang hidung orang itu patah oleh injakannya, dia berlumuran darah dan berteriak tak terkendali. Banyak kultivator menyaksikan dari atas gerbang kota. Mereka ingin menolong, tapi tidak berani mendekati adegan seperti itu.
Salah seorang berteriak dari kejauhan, "Wei... Wei Ying! Kalau kau memang sekuat itu, kenapa kau tidak pergi saja mencari para pemimpin sekte yang menghadiri konferensi sumpah? Apa yang bisa kau capai dengan melawan kultivator berlevel rendah tanpa kekuatan untuk melawan balik?"
Wei WuXian bersiul singkat lagi. Kultivator yang berteriak tadi menjerit saat merasakan ada tangan yang tiba-tiba menariknya hingga jatuh. Dia ambruk dari gerbang kota, mematahkan kedua kakinya dan mulai melolong kesakitan.
Di tengah jerit dan tangis itu, ekspresi Wei WuXian sama sekali tidak berubah, "Kulivator berlevel rendah? Memangnya aku harus menoleransi kalian hanya karena kalian ini kultivator level rendahan? Kalau kalian berani mengatakan hal tadi, kalian juga harus menanggung konsekuensinya. Kalau kalian tahu kalian hanyalah seonggok sampah tak penting dan sekotor semut, bagaimana bisa kalian tidak berpikir dulu sebelum bicara?!"
Semua orang begitu pucat seperti abu, tak ada yang bersuara. Kemudian saat Wei WuXian tidak mendengar celotehan apa pun lagi, dia pun meneruskan dengan puas, "Iya, itu baru benar."
Usai bicara, dia menendang lagi, membuat serangkaian gigi orang yang paling banyak berdusta itu terlepas!
Darah muncrat di tanah. Semua orang bergidik ngeri menyaksikan itu, sementara korbannya sendiri sudah pingsan karena kesakitan. Wei WuXian memandang lagi dan memijakkan kaki di tanah, meninggalkan beberapa jejak kaki penuh darah.Dia termenung beberapa saat sebelum bicara lagi, suaranya tanpa emosi, "Tapi, sampah seperti kalian memang benar pada satu hal. Tidak ada gunanya membuang-buang waktu demi kalian. Kalian ingin aku mencari sekte-sekte yang lebih besar itu? Baiklah. Aku akan pergi sekarang untuk membuat perhitungan dengan mereka."
Dia mendongak dan melihat pengumuman besar yang ditempelkan di gerbang kota ini. Kerumunan itu tadi berbincang-bincang di sekitar pengumuman ini.Di bagian teratas pengumuman itu terdapat kata 'Konferensi Sumpah'. Isinya memberitahukan bahwa empat sekte terdepan—Sekte LanlingJin, QingheNie, YunmengJiang, dan GusuLan—akan menghamburkan abu dari sisa-sisa anggota Sekte Wen di atas reruntuhan kediaman telantar dari Sekte QishanWen—Bu Ye Tian. Pada saat bersamaan, mereka akan bersumpah untuk selamanya menentang Yiling Laozu yang mendiami Bukit Luanzang.
Konferensi sumpah di Bu Ye Tian?
KAMU SEDANG MEMBACA
MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)
FantasiJudul alternatif: Mo Dao Zu Shi, Founder of Diabolism, 魔道祖师 Penulis: Mo Xiang Tong Xiu (MXTX) Tahun rilis: 2015 Genre: Xianxia, Action, Adventure, Mystery, Comedy, Yaoi (ini bl ya teman2 atau lelaki sesama lelaki kalau tidak suka boleh skip krna nn...