Jarak 2

25 2 0
                                    

CHAPTER 75: JARAK (2)

MEREKA bertiga bergegas menuju ke arah Bukit Luanzang. Saat puncak hitam terlihat dari celah awan, Wei WuXian merasa semakin cemas saja.Raungan mayat-mayat ganas terdengar jauh dari kedalaman pelosok hutan yang gelap. Bukan hanya satu, tapi seluruh gerombolan. Lan WangJi membentuk segel pedang dengan tangannya dan Bichen langsung terbang kian cepat tapi masih kokoh.Begitu mendarat, mereka berdua melihat sekilas bayangan berlari cepat dari dalam hutan yang berteriak sambil melontar tubuh ke seseorang. Sekali tebas, Bichen membelahnya menjadi dua. Orang di atas tanah itu begitu pucat pasi.
Saat melihat Wei WuXian, dia pun berteriak, "Wei Gongzi!"
Wei WuXian melempar secarik jimat, "Paman Keempat, ada apa?"
Paman Empat, "Semua... semua mayat ganas di Gua Pembantaian Iblis menerobos keluar!"
Wei WuXian, "Bukankah sudah kupasangi segel penghalang? Siapa yang menyentuhnya?!"
Paman Empat, "Tidak ada! Yang menyentuh adalah... adalah..."
Mendadak terdengar jeritan dari arah depan. Suara wanita berteriak, "A-Ning!"
Dari dalam hutan, terlihat sekitar selusin kultivator Sekte Wen yang berdiri di hadapan sesosok figur-Wen Ning, yang tampak dengan sepasang manik mata putih mengerikan. Tidak ada banyak jimat yang menempel di tubuhnya. Dia menyeret dua mayat ganas lain di tangannya yang sudah dicabik-cabik sampai darah kehitaman mengalir dari kedua kerangkanya. Wen Ning masih menghajar mayat-mayat itu seolah tidak akan berhenti sampai mayat itu remuk menjadi butiran debu. Orang yang berdiri di depan kelompok itu sedang menggenggam sebilah pedang-Wen Qing.
Wei WuXian, "Bukankah sudah kubilang jangan sentuh jimat di tubuhnya?!"
Wen Qing tidak punya waktu untuk terkejut melihat Lan WangJi juga berada di sini.
Dia menjawab, "Tidak ada yang menyentuhnya! Tidak seorang pun masuk ke dalam Gua itu! Dia sendiri yang merobeknya dan tiba-tiba mengamuk. Bukan hanya jimat yang melekat di tubuhnya yang dihancurkan, tapi juga segel penghalang di kolam darah dan Gua itu! Semua mayat ganas di kolam darah jadi keluar. Wei WuXian, selamatkan Nenek dan yang lainnya. Mereka tidak akan bisa bertahan lebih lama lagi!!!"
Saat bicara, terdengar suara berdesis aneh dari atas mereka. Kerumunan itu menengadah dan menemukan beberapa mayat ganas yang sudah memanjat pohon. Mayat-mayat itu menempel pada bagian pucuk pohon seperti ular, menggeram selagi lendir menjijikkan menetes-netes dari celah gigi mereka. Wen Ning ikut menengadah dan melihatnya juga. Dia segera menghempaskan bagian mayat yang sudah remuk di tangannya dan langsung meloncat ke atas pohon!
Pohon itu paling tidak setinggi delapan belas meter. Perlu tenaga yang luar biasa besar untuk bisa meloncat hingga mencapai ketinggian itu. Segera setelah Wen Ning memanjat pohon itu, dia langsung mencabik-cabik para mayat hingga berkeping-keping. Potongan tubuhnya mencelat ke segala arah dan darah berhujanan ke atas tanah. Dia masih belum puas dan bergerak menuju ke sisi lain.
Wei WuXian mengeluarkan Chenqing, "Lan...!"
Dia ingin mempercayakan Lan WangJi untuk menyelamatkan yang lain sementara dirinya akan berurusan dengan Wen Ning. Namun saat Wei WuXian membalik badan, lelaki itu sudah menghilang. Baru saja dia mulai panik, tapi mendadak suara kecapi bergetar di langit, mengejutkan kerumunan gagak. Bahkan sebelum dirinya sempat meminta bantuan, Lan WangJi sendiri sudah mendahuluinya. Wei WuXian merasa jantungnya sedikit tenang. Dia menaruh Chenqing di bibirnya dan melantunkan sebuah nada panjang. Tubuh Wen Ning yang sudah mendarat di tanah seketika terhenti.
Wei WuXian memanfaatkan kesempatan itu, "Wen Ning! Kau masih ingat aku?!"
Di sisi lain, kecapi bersuara tiga kali sebelum kembali tenang. Itu berarti Lan WangJi berhasil mengendalikan segerombolan mayat ganas hanya dengan tiga nada. Wen Ning sedikit membungkukkan badan, geraman rendah membuncah dari tenggorokan. Dia seperti makhluk buas yang penuh waspada dan siap menyerang kapan saja. Begitu Wei WuXian hendak memainkan serulingnya lagi, mendadak dia teringat bahwa Wen Yuan masih memeluk kakinya erat-erat, terlalu ketakutan untuk bersuara. Wei WuXian sudah melupakan keberadaan bocah itu selama ini!Dia langsung mengangkat Wen Yuan dan melemparnya ke arah Wen Qing, "Jauhkan dia!"
Tiba-tiba saja Wen Ning menyerang Wei WuXian.Wei WuXian terhempas jauh bak dihantam bongkahan batu besar dan membentur sebatang pohon. Dia merasakan kehangatan merambat naik ke tenggorokannya dan mengumpat. Lan WangJi bertepatan melihat adegan itu saat kembali. Ekspresinya langsung berubah dan dia pun bergegas menghampirinya. Wen Qing sudah menyurukkan Wen Yuan ke gendongan orang lain. Dia ingin memeriksa luka Wei WuXian, tapi Lan WangJi sudah sampai di sana mendahului Wen Qing.
Wanita itu berhenti dan terperanjat.
Lan WangJi hampir memeluk Wei WuXian selagi menggenggam tangannya dan menyalurkan energi spiritual padanya.
Wen Qing bergegas, "Lepaskan dia dulu-tidak perlu menyalurkan energimu! Biar aku yang memeriksanya! Aku Wen Qing!"
Wen Qing dari Qishan adalah salah satu dokter terbaik yang pernah ada. Lan WangJi akhirnya berhenti menyalurkan energi spiritualnya dan membiarkan Wen Qing memeriksa kondisi lelaki itu meski tangannya masih menolak melepaskan tangan Wei WuXian.
Namun Wei WuXian malah mendorongnya minggir, "Jangan loloskan dia!"
Setelah mencederai Wei WuXian, Wen Ning melangkah turun gunung dengan lengan menjuntai rendah. Itu adalah arah menuju ke tempat persembunyian para kultivator Sekte Wen dari mayat ganas.
Wen Qing bergegas dan berteriak, "Lari! Semuanya, lari! Dia sedang menuju ke arah kalian!"
Wei WuXian memberontak dari genggaman Lan WangJi dan memaksa diri untuk mengejar Wen Ning.
Lan WangJi menangkapnya lagi, "Di mana pedangmu?"
Wei WuXian mengeluarkan dua belas lembar jimat, "Entah di mana aku menaruhnya!"
Dua belas lembar jimat kuning membentuk garis di udara dan mulai terbakar. Saat mendarat di tubuh Wen Ning, jimat-jimat itu langsung menahannya seperti rantai api. Lan WangJi menghentakkan tangannya untuk memetik senar-senar guqin. Langkah kaki Wen Ning seperti telah dihalangi seutas benang tak kasat mata. Dia berhenti, tapi terus memberontak maju tanpa mempedulikan rintangan ini. Wei WuXian meletakkan Chenqing di bibirnya lagi. Ada sejumlah darah yang menetes-netes di bibirnya karena pukulan yang tadi dia terima. Dia mengerutkan kening, tapi tetap berusaha menahan rasa sakit dan darah yang bergejolak di dadanya, memainkan seruling tanpa sedikit pun nada yang bergetar.Di bawah gabungan permainan mereka berdua, Wen Ning pun jatuh berlutut di tanah dan meraung ke angkasa. Dedaunan di hutan bergeletar. Wei WuXian pun tidak sanggup lagi dan terbatuk darah.Mendadak kekuatan dari nada-nada WangJi semakin menajam. Wen Ning melenguh, lengan membelit kepalanya sambil meringkuk di atas tanah.
Wen Qing meratap, "A-Ning! A-Ning!"
Dia hendak bergegas mendekat saat Wei WuXian menghentikannya, "Hati-hati!"
Melihat betapa tersiksa adiknya sekarang ini di bawah hujaman suara kecapi, Jantung Wen Qing pun terasa tercekat sakit. Dia memang mengerti bahwa Wen Ning pasti akan sangat berbahaya jika mereka tidak mengambil tindakan ekstrem untuk menahannya, tapi tetap saja, Wen Qing merasa kasihan pada adiknya, "HanGuang-Jun, jangan terlalu keras padanya!"
Wei WuXian, "Lan Zhan! Lebih lemb-..."
"... Gong... zi..."
Wei WuXian langsung membeku, "Tunggu dulu?"
Dia berteriak, "Lan Zhan, bisa berhenti dulu?!"
Suara tadi berasal dari Wen Ning.
Lan WangJi menekan senar-senarnya dengan jari untuk menghentikan getarannya.
Wei WuXian, "Wen Ning?!"
Wen Ning berjuang keras untuk mengangkat kepalanya.Matanya bukan lagi putih menyeramkan, tapi ada... ada sepasang manik mata berwarna hitam!
Wen Ning membuka mulut, meneruskan, "... Wei... Gongzi...?"
Sepertinya dia berusaha mengutarakan kata-kata itu satu persatu, nyaris menggigit lidahnya sendiri. Namun itu memang bahasa manusia, bukannya raungan tak bermakna.Wen Qing membeku.
Sesaat kemudian, dia melontar dirinya ke arah Wen Ning sambil berteriak dan meraung, "A-Ning!"
Mereka berdua terdorong hingga jatuh.
Wen Ning, "Jie... -jie..."
Wen Qing menarik adiknya ke dalam pelukan. Sambil menangis sekaligus tertawa, wanita itu membenamkan kepalanya ke lengan adiknya, "Ini aku! Ini kakakmu, kakakmu! A-Ning!"
Dia memanggil nama Wen Ning lagi dan lagi. Para kultivator lain seperti ingin menghambur ke arah mereka juga, tapi tidak berani. Jadinya mereka hanya memeluk satu sama lain di tengah kekacauan itu, saling menangis dan tertawa.
Paman Keempat menuruni gunung dan bersorak, "Semuanya baikbaik saja! Selesai! Sudah selesai! A-Ning sudah bangun! ..."
Wei WuXian menghampiri mereka dan berjongkok di sebelah Wen Ning, "Bagaimana perasaanmu sekarang?"
Wen Ning berbaring di tanah, menghadap ke atas. Leher dan tubuhnya terasa agak kaku, "Aku... aku..."
Dia tergagap beberapa kali sebelum akhirnya berujar, "... Aku ingin menangis, tapi tidak bisa. Apa yang terjadi..."
Setelah terdiam sesaat, Wei WuXian pun menepuk pundaknya, "Kau ingat, bukan? Kau sudah mati."
Begitu memastikan Wen Ning benar-benar sudah bangun, Wei WuXian pun menghela napas lega dalam hati.Dia berhasil.Sebelumnya karena gegabah dan kemarahan sesaat, dia membuat Wen Ning menjadi mayat ganas berlevel rendah. Memang benar Wen Ning bisa menunjuk siapa mandor yang sudah membunuhnya lalu beralih mencabik-cabik mereka. Namun begitu Wen Qing siuman dan harus menghadapi kenyataan bahwa adiknya yang sama sekali tidak mengenalinya dan hanya bisa menggigit dan menyalak seperti anjing gila serta memakan daging dan darah, jelas itu lebih menyakitkan lagi buatnya.Setelah emosinya mereda, Wei WuXian berjanji dengan sungguhsungguh bahwa dirinya akan mencari cara agar Wen Ning bisa kembali sadar. Namun tidak ada yang tahu bahwa Wei WuXian hanyalah membual semata supaya Wen Qing bisa tenang lebih dulu. Sebenarnya dia nyaris tidak punya rasa percaya diri dan hanya bisa memakai kemampuan apa saja yang dia miliki.Setelah melewati hari-hari yang sulit dan malam-malam tanpa memejamkan mata, Wei WuXian akhirnya berhasil menepati janjinya.Wen Qing menangkup wajah pucat Wen Ning, air mata mengalir dipipinya. Pada akhirnya, dia tetap saja menangis seperti saat melihat mayat Wen Ning dulu.Wen Ning mengelus punggung kakaknya dengan tangannya yang kaku. Semakin banyak orang-orang Sekte Wen yang menaiki gunung, entah bergegas untuk bergabung dengan kerumunan yang menangis itu atau menatap penuh hormat dan syukur ke arah Wei WuXian dan Lan WangJi.Wei WuXian tahu dua bersaudara itu punya banyak hal untuk diceritakan ke satu sama lain. Wen Qing juga pasti tidak ingin yang lain melihatnya menangis terisak seperti itu.
Dia pun berpaling, "Lan Zhan."
Lan WangJi menatapnya.
Wei WuXian, "Kebetulan kau ada di sini, bagaimana kalau kita duduk di dalam?"
Mereka berdua beralih menuju ke gua di gunung itu, dikelilingi oleh angin yang berembus dingin.
Lan WangJi, "Gua Pembantaian Iblis?"
Wei WuXian, "Benar. Aku yang menamainya begitu. Bagaimana menurutmu?"
Lan WangJi tidak mengucapkan apa-apa.
Wei WuXian, "Aku tahu. Dalam hati, kau pasti bilang 'tidak begitu bagus'. Setelah namanya menyebar, aku juga dengar ada yang berkomentar kalau nama itu diciptakan karena aku berkultivasi di jalur iblis-padahal iblisnya aku sendiri, jadi bagaimana bisa aku tanpa malu menamai guaku Gua Pembantaian Iblis?"
Lan WangJi tidak menanggapi.
Keduanya sudah berjalan memasuki gua itu. Suara tawa Wei WuXian menggema di dinding kosong, "Padahal kenyataannya, mereka semua salah. Arti dari nama yang kuberikan itu benar-benar berbeda dari apa yang mereka pikirkan."
Lan WangJi, "Bagaimana bisa?"
Wei WuXian, "Sederhana saja. Aku sering tidur seperti orang mati di dalam gua ini. Gua yang membunuh iblis lewat tidur-bukankah itu Gua Pembantaian Iblis?"
Lan WangJi, "..."
Mereka memasuki area utama.
Lan WangJi, "Lalu bagaimana dengan kolam darahnya?"
Wei WuXian menunjuk kolam berisi air di dalam gua, "Kolam darahnya ada di situ."
Area di dalam gua begitu redup sehingga sulit memastikan air itu berwarna hitam atau merah. Baunya memang mirip darah, antara pekat dan samar.Awalnya ada garis penghalang yang mengitari kolam itu, walaupun kini sudah dihancurkan oleh Wen Ning. Wei WuXian pun memungut talinya dan mengikatnya lagi.
Lan WangJi, "Energi gelap di sini sangat pekat."
Wei WuXian, "Benar. Energi gelapnya memang sangat pekat, cocok untuk memelihara makhluk-makhluk kelam ini. Di sinilah aku biasa memakainya untuk 'mengasuh' mayat-mayat ganas yang belum rampung. Coba tebak ada berapa banyak mayat di dasar kolam ini?"
Dia tersenyum, "Sebenarnya aku sendiri tidak tahu. Tapi air di kolam itu semakin lama semakin berbau darah."
Entah karena pencahayaannya atau bukan, wajah Wei WuXian terlihat agak pucat. Senyumannya juga terkesan mengerikan.
Lan WangJi memandangnya tanpa suara, "Wei Ying."
Wei WuXian, "Apa?"
Lan WangJi, "Kau benar-benar bisa mengendalikannya?"
Wei WuXian, "Mengendalikan apa? Maksudmu Wen Ning? Tentu saja. Lihat, kesadarannya sudah kembali."
Wei WuXian berujar angkuh, "Sejenis mayat ganas yang belum pernah ada sebelumnya."
Lan WangJi, "Apa yang akan kau lakukan jika kesadarannya hilang lagi?"
Wei WuXian, "Aku sudah punya pengalaman berurusan dengannyasaat masih tidak sadar. Akulah yang mengendalikannya. Selama tidak ada yang terjadi padaku, tidak akan ada yang terjadi padanya juga."
Lan WangJi terdiam cukup lama, lalu bertanya, "Tapi bagaimana jika ada yang terjadi padamu?"
Wei WuXian, "Tidak akan."
Lan WangJi, "Bagaimana kau bisa yakin?"
Suara Wei WuXian begitu tegas, "Tidak akan, dan tidak bisa."
Lan WangJi, "Apa kau berniat untuk terus seperti ini mulai sekarang?"
Wei WuXian, "Memangnya kenapa kalau aku ingin terus begini? Tempatku tidak cukup baik bagimu? Gunung ini bahkan lebih besar dari Yun Shen Buzhi Chu. Makanan kami di sini pun juga jauh lebih baik."
"Wei Ying," Lan WangJi berujar, "Kau tahu maksudku."
"..." Wei WuXian menjawab dengan enggan, "Lan Zhan, kau... benar-benar sesuatu. Aku sudah mencoba mengubah topik pembicaraan tapi kau malah mengungkitnya lagi."
Mendadak dia merasakan gatal di tenggorokannya. Darah mulai merambat naik ke dada. Dia berusaha menahannya dan terbatuk beberapa kali.
Saat melihat Lan WangJi hendak memegang tangannya lagi, Wei WuXian pun mengelak, "Apa yang kau lakukan?"
Lan WangJi, "Lukamu."
Wei WuXian, "Tidak usah. Kenapa perlu memakai energi spiritual untuk luka sekecil ini? Aku pasti akan mendingan setelah duduk sebentar."
Lan WangJi tidak membuang waktu untuk bicara padanya dan langsung memegang tangannya lagi. Bertepatan dengan ini, dua orang datang dari luar gua.
Terdengar suara Wen Qing berbicara, "Mendingan setelah duduk sebentar? Kau pikir aku sudah mati?"
Di belakangnya ada Wen Ning yang mengikuti sambil membawa nampan berisi teh. Kulit Wen Ning begitu pucat. Coretan mantra-mantra belum dihapus sepenuhnya dan masih terlihat di lehernya. Wen Yuan memeluk kaki Wen Ning. Begitu masuk, dia tersandung maju ke arah Wei WuXian dan berganti memeluk kakinya. Menyadari Wei WuXian dan Lan WangJi menatapnya bersamaan, Wen Ning pun menarik sudut bibirnya, seperti mencoba tersenyum. Namun otot-otot di wajahnya sudah mati, tidak bisa bergerak lagi.
Dia hanya bisa menyapa mereka, "Wei Gongzi... Lan Gongzi..."
Wei WuXian menarik kakinya dan mengangkat Wen Yuan, mengayun-ayunkan tubuhnya di udara, "Kenapa kalian di sini? Cepat sekali menangisnya selesai?"
Wen Qing mengancam, "Lihat saja nanti bagaimana aku membuatmu menangis!"
Meski berkata begitu, suaranya masih terdengar sengau.
Wei WuXian, "Lucu sekali! Bagaimana caramu membuatku... Ah!!!"
Wen Qing melangkah menghampiri Wei WuXian dan menepuk punggungnya keras-keras sampai mampu membuatnya terbatuk darah.
Wajahnya penuh rasa tidak percaya, "Kau... Kau sangat kejam..."
Usai bicara, mata Wei WuXian pun terpejam dan dia jatuh pingsan. Wajah Lan WangJi kian memucat saat dia bergegas menangkap tubuhnya, "Wei Ying!"
Namun Wen Qing malah memperlihatkan tiga jarum perak dan mengomel, "Aku punya hal lain yang lebih kejam dan belum pernah kau saksikan. Bangun!"
Seolah tidak terjadi apa-apa, Wei WuXian bangun dari rangkulan Lan WangJi dan mengusap darah di mulutnya, "Tolong jangan.
Hati seorang wanita adalah yang paling kejam. Aku tidak akan mau melihatnya."
Ternyata tepukan keras Wen Qing di punggungnya tadi bertujuan untuk mengeluarkan darah yang menyumbat dadanya. Mana mungkin seorang dokter terbaik di Qishan bersikap begitu kasar? Menyadari tingkah Wei WuXian tadi ternyata hanya lelucon, Lan WangJi pun mengibaskan kain lengannya dengan kasar dan membalik badan, seolah dia tidak ingin berbicara lagi dengan orang menyebalkan itu. Wen Ning baru saja terbangun, reaksinya masih lebih lamban dibanding yang lain. Saat melihat Wei WuXian terbatuk darah, dia juga ikut terperangah. Namun kini dia ingat bahwa dirinyalah yang membuat Wei WuXian terluka saat masih tidak sadar.
Dia berujar penuh rasa bersalah, "Gongzi, maafkan aku..."
Wei WuXian melambaikan tangan, "Cukup, cukup. Kau benar-benar mengira akan terjadi sesuatu padaku hanya karena satu pukulan itu?"
Wen Qing melihat ekspresi Lan WangJi dengan tatapan jengkelnya, "HanGuang-Jun, silakan duduk?"
Wei WuXian akhirnya sadar. Jadi itulah kenapa dia merasa sudah melupakan sesuatu. Lan Zhan sudah berada di sini dari tadi dan dia masih belum duduk juga. Namun yang bisa diduduki di dalam gua ini hanyalah beberapa bongkahan batu dan benda-benda aneh yang menyebar di setiap permukaannya, dari bendera, saber, kotak, hingga ke perban penuh bercak darah dan buah yang belum habis dimakan. Pemandangan itu benar-benar menyakitkan mata.
Wei WuXian, "Tapi tidak ada tempat untuk duduk di sini, kan?"
Wen Qing tak peduli, "Tentu saja ada."
Tanpa ampun dia menyingkirkan benda yang berada di salah satu bongkahan batu hingga jatuh ke tanah, "Lihat, sekarang ada tempat duduk, kan?"
Wei WuXian syok, "Hei!"
Wen Ning juga berkata, "Iya, Lan Gongzi, silakan duduk dan minum tehnya..."
Sambil bicara, dia menggeser nampan di tangannya semakin dekat ke arah Lan WangJi. Dua cangkir teh yang dicuci teramat bersih berada di atas nampan itu.Namun Wei WuXian hanya melirik cangkir itu lalu mengeluh, "Suram sekali.
Menyuruh tamu untuk meminum air biasa-bahkan tidak ada daun teh di situ!"
Wen Ning, "Aku sudah bertanya dan mereka bilang tidak punya. Paman Keempat bilang mereka tidak menyimpan daun teh..."
Wei WuXian mengambil salah satu cangkir dan meneguknya, "Ini benar-benar tidak layak. Lain kali siapkan teh kalau ada tamu yang datang."
Dia merasa konyol begitu mengatakannya. Mana mungkin ada lain kali, dan mana mungkin akan ada tamu lain yang datang?.
Wen Qing, "Jadi kau masih punya muka untuk membicarakannya. Tengoklah barang-barang tak berguna yang sudah kau beli setiap kali diminta belanja di kaki gunung. Di mana lobak yang kusuruh kau belikan hari ini?"
Wei WuXian, "Barang tak berguna apa yang sudah kubeli? Aku membeli mainan untuk A-Yuan. Benar, kan, A-Yuan?"
Namun A-Yuan sama sekali tidak mau bekerja sama, "Xian Gege bohong. Gege satunya lagi yang membelikannya untukku."
Wei WuXian marah, "Bagaimana bisa?"
Suara tawa mereka mulai mengisi Gua Pembantaian Iblis saat Lan WangJi berbalik tanpa sepatah kata dan beralih melangkah keluar gua.
Wen Qing dan Wen Ning terperangah.
Wei WuXian, "Lan Zhan?"
Langkah kaki Lan WangJi meragu. Tidak ada emosi yang bisa ditemukan di nada suaranya, "Sudah waktunya aku kembali."
Dia berjalan keluar dari Gua Pembantaian Iblis tanpa membalik badan. Wen Ning mulai panik lagi seolah mengira ini semua salahnya.
Wen Yuan pun buru-buru memanggil, "Gege!"
Dengan kedua kaki pendeknya, dia mencoba mengejar lelaki itu.
Wei WuXian langsung menyambarnya dan menyelipkannya di bawah ketiak, "Tunggu aku di sini."
Dia mengambil tiga langkah dan menyusul Lan WangJi, "Kau sudah mau pergi? Biar kuantar."
Lan WangJi tetap bungkam.
Di bawah lengan Wei WuXian, Wen Yuan menengadah menatapnya, "Gege, kau tidak mau makan di sini?"
Lan WangJi meliriknya. Lengannya terulur dan mengelus kepala bocah itu dengan lembut.Wen Yuan mengira dia akan tinggal.
Wajahnya pun berseri-seri dan berbisik, "A-Yuan dengar rahasia. Katanya akan ada banyak makanan hari ini..."
Wei WuXian, "Gege ini punya makanan yang menunggunya di rumahnya sendiri. Dia tidak akan tinggal."
Wen Yuan menjawab 'oh'. Rasa kecewa tercetak jelas di wajahnya. Kepalanya menunduk, dan dia tidak mengatakan apa-apa lagi.Keduanya beserta bocah yang diapit di bawah lengannya berjalan dalam diam cukup lama sampai tiba di kaki Bukit Luanzang. Mereka berhenti bersamaan, tidak ada yang bicara.
Sesaat kemudian, Wei WuXian berujar, "Lan Zhan, kau tadi bertanya apa aku berniat untuk terus seperti ini mulai sekarang. Jujur saja, aku juga ingin bertanya sesuatu. Apa lagi yang bisa kulakukan selain dari ini?"
Dia meneruskan, "Menyerah pada kultivasi di jalur iblis? Lalu bagaimana dengan orang-orang di gunung ini?"
"Menyerahkan mereka? Aku tidak akan bisa melakukan itu. Aku yakin jika kau berada dalam posisiku, kau juga tidak akan sanggup melakukannya."
Dia melanjutkan, "Tidak ada yang bisa memberi jalan yang lapang dan bagus untuk kutapaki. Jalan di mana aku bisa melindungi orang yang ingin kulindungi tanpa harus berkultivasi di jalur iblis."
Lan WangJi menatapnya, tak memberi jawaban. Tapi mereka berdua sama-sama tahu jawabannya di dalam hati.Tidak ada jalan seperti itu.Dan tidak ada solusinya.
Wei WuXian berujar lambat, "Terima kasih telah menemaniku hari ini. Terima kasih juga sudah memberitahuku kabar tentang pernikahan shijie-ku. Tapi, mari kita nilai sendiri mana yang salah dan mana yang benar, biarkan yang lain memutuskan untuk memuji atau menyalahkan tanpa perlu mengomentari apa yang didapat dan apa yang hilang. Aku sendiri juga tahu apa yang seharusnya atau tidak seharusnya dilakukan. Aku juga yakin akan bisa mengendalikannya."
Seperti sudah mengantisipasi balasan semacam itu sejak lama, Lan WangJi hanya bisa mengangguk ringan dan memejamkan mata.Dan itulah penanda ucapan selamat tinggal mereka.Dalam perjalanan menaiki gunung, Wei WuXian akhirnya menyadari bahwa dialah yang sudah berjanji akan mentraktir Lan WangJi makan. Namun pada akhirnya, mereka berdua malah berpisah dengan suasana yang kurang mengenakkan. Terlebih lagi dia juga lupa membayar makanannya.
Wei WuXian membatin, Yah, Lan Zhan kan orang kaya. Tidak akan susah baginya untuk membayarkanku sekali lagi. Ngomong-ngomong, dia masih membawa uang, bukan? Tidak mungkin uangnya dihabiskan semua untuk membeli mainan anak kecil saja. Kalau kemungkinan terburuknya benar terjadi, aku akan mentraktirnya lagi lain kali... Tapi mana ada lain kali?Sekarang dia jadi memikirkan ini. Entah karena sebab apa, dirinya dan Lan Wangji selalu berpisah dengan tidak mengenakkan setiap kali bertemu. Barangkali mereka memang benar-benar tidak cocok dengan satu sama lain.Namun, bukan berarti mereka akan berkesempatan untuk mencoba berteman lagi di masa depan.Sebelah tangan Wen Yuan berpegangan padanya sedangkan tangan lain memegang sebuah pedang kayu dan mengenakan kupu-kupu rerumputan di kepalanya, "Xian Gege, apa Kakak Kaya* akan ke sini lagi?"

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang