CHAPTER 72: KESEMBRONOAN (1)
JINLIN Tai. Lan XiChen dan Lan WangJi berjalan bersandingan di sekitar bentangan tanpa akhir dari bunga Sparks Amidst Snow.Dengan sedikit gerakan di pergelangan tangannya, Lan XiChen memetik salah satu bunga seputih salju. Kelopaknya mekar sempurna. Gerakannya begitu lembut bahkan tidak ada setetes pun embun yang jatuh.
Dia berujar, "WangJi, apa yang sedang kaupikirkan? Kenapa begitu tegang?"
Di pandangan kebanyakan orang, tentu saja 'ketegangan' itu tidak akan berbeda dari ekspresi Lan WangJi yang biasanya Alis Lan WangJi berkerut saat dia menggelengkan kepala. Sesaat kemudian, dia menjawab dengan suara rendah, "Xiongzhang, aku ingin membawa seseorang ke Yun Shen Buzhi Chu."
Lan XiChen terperangah, "Membawa seseorang ke Yun Shen Buzhi Chu?"
Lan WangJi mengangguk, ekspresinya termenung. Setelah jeda sebentar, dia melanjutkan, "Membawanya kembali... dan menyembunyikannya."
Seketika Lan XiChen membulatkan matanya.Semenjak ibu mereka meninggal dunia, adiknya ini perlahan menjadi semakin menarik diri.
Kalau tidak sedang berburu malam, Lan WangJi pasti akan mendekam di dalam kamarnya sepanjang hari, membaca, bermeditasi, berlatih kaligrafi, memainkan guqin, dan meningkatkan kultivasi. Lan WangJi tidak pernah berbicara banyak kecuali padanya, sang kakak. Namun ini pertama kali kata-kata itu bisa lolos dari bibirnya.
Lan XiChen, "Menyembunyikan dia?"
Lan WangJi mengernyit sedikit, lalu memulai lagi, "Tapi dia keberatan."
Mendadak suara obrolan berisik terdengar dari depan mereka.
Seseorang meludah, "Apa ini jalan yang bisa dilewati orang sepertimu? Siapa yang membiarkanmu berkeliaran di sini?!"
Sebuah suara muda menjawab, "Maafkan aku. Aku..."
Lan XiChen dan Lan WangJi pun mendongak bersamaan begitu mendengarnya. Ada dua orang yang sedang berdiri di dekat dinding berpahat. Yang sedang mengomel adalah Jin ZiXun beserta beberapa pelayan dan kultivator di belakangnya. Yang sedang diomeli adalah seorang lelaki muda berjubah putih. Saat lelaki itu melihat Lan XiChen dan Lan WangJi, wajahnya mendadak memucat. Dia bahkan tidak melanjutkan apa yang hendak dia katakan. Selagi Jin ZiXun terus-terusan berlagak angkuh, Jin GuangYao sudah datang menyelamatkannya tepat waktu.
Dia beralih ke lelaki berjubah putih itu, "Jalur di Jinlin Tai memang agak rumit.
Su Gongzi, bukan salahmu kalau kau tersesat. Kau bisa ikut denganku."
Melihat orang itu muncul, Jin ZiXun pun mendengus dan berjalan mengitari mereka.
Namun lelaki berjubah putih itu tampak ragu, "Kau mengenalku?"
Jin GuangYao tersenyum, "Tentu saja. Mana mungkin tidak? Bukankah kita sudah pernah bertemu sekali? Su Gongzi, Su MinShan, kemampuan berpedangmu cukup bagus. Sejak perburuan di Gunung Baifeng, aku sudah berpikiran bahwa sayang sekali talenta muda sepertimu tidak bergabung dengan sekte kami. Meskipun pada akhirnya kau memang bergabung dengan kami. Aku benar-benar senang. Silakan lewat sini?"
Ada begitu banyak kultivator yang mencari pendampingan dengan pergi ke Sekte LanlingJin seperti yang dilakukan Su She. Dia mengira tidak akan ada banyak orang yang mengenalnya, tapi dia tidak menyangka Jin GuangYao mampu mengingatnya dengan jelas, bahkan sampai memujinya meski baru sekali bertemu singkat dengannya. Seketika Su She terlihat lebih lega. Dia berhenti untuk memandang kedua Lan bersaudara lalu mengikuti Jin GuangYao, takut mereka akan mengejek atau menudingnya.Di dalam Aula Glamor, Lan XiChen dan Lan WangJi duduk bersebelahan. Ada peraturan di dalam aula ini yang tidak membenarkan setiap orang untuk meneruskan diskusi mereka tadi. Lan WangJi pun beralih kembali seperti es dan embun beku. Sekte GusuLan terkenal pantang meminum arak. Dengan perencanaan Jin GuangYao, tidak ada cangkir arak yang diletakkan di meja mereka berdua. Yang ada hanyalah secangkir teh dan hidangan yang segar dan menggugah selera. Tidak ada yang berbuat lancang dan mengajak mereka bersulang. Semuanya begitu tenang.Namun sayang sekali. Baru saja ketenangan tercipta, seorang lelaki berjubah Sparks Amidst Snow tiba-tiba mendekati mereka berdua dengan cangkir arak di masing-masing tangannya, "Lan Zongzhu, HanGuang-Jun, mari bersulang!"
Dia adalah Jin ZiXun yang biasanya selalu bersulang dengan semua orang. Jin GuangYao tahu bahwa Lan XiChen dan Lan WangJi sama-sama tidak menyukai arak, jadi dia pun bergegas menyela, "ZiXun, ZeWu-Jun dan HanGuang-Jun tumbuh besar di Yun Shen Buzhi Chu.
Ada tiga ribu lebih peraturan di dinding batu mereka. Daripada meminta mereka minum, bukankah lebih baik kalau..."
Jin ZiXun memperlakukan Jin GuangYao dengan enggan. Menurutnya, latar belakang Jin GuangYao begitu rendah dan memalukan untuk bisa masuk di klan yang sama dengannya. Dia pun menginterupsi, "Sejak dulu Sekte Jin dan Sekte Lan sudah seperti keluarga. Kita semua sama. Saudara Lan-ku, kalau kalian tidak meminum ini, berarti kalian benar-benar memandangku rendah!"
Sementara itu, beberapa pengikutnya malah memuji, "Sungguh berani!"
"Memang seperti itu seharusnya sikap kultivator ternama!"
Jin GuangYao tetap tersenyum meski dia menghela napas tanpa suara sambil memijit pelipisnya. Lan XiChen bangkit berdiri, berniat menolak tawaran itu dengan sopan.
Namun Jin ZiXun terus saja mendesak, "Jangan katakan apa pun. Lan Zongzhu, kedua sekte kita tidaklah asing dengan satu sama lain. Jangan perlakukan aku seperti orang asing!
Katakan saja—kau mau minum atau tidak?"
Ujung bibir Jin GuangYao yang tersenyum mulai berkedut. Dia melirik Lan XiChen, pandangannya penuh permintaan maaf. Dia mencoba berujar lembut, "Setelah ini mereka akan pulang dengan mengendarai pedang. Minum arak mungkin akan mempengaruhi..."
Jin ZiXun tidak mau peduli, "Bukan berarti mereka akan mabuk hanya dengan beberapa cangkir, kan. Bahkan aku sanggup meminum delapan mangkuk besar dan masih bisa terbang dengan benar!"
Sorak-sorai menggema dari sekeliling mereka. Lan WangJi masih duduk, menatap dingin cangkir arak yang disurukkan Jin ZiXun ke pandangannya. Dia terlihat ingin angkat bicara saat sebuah tangan tiba-tiba mengambil alih cangkir arak itu.Lan WangJi terperanjat, kerutan di alisnya langsung menghilang. Dia mendongak.Yang pertama terpantul di manik matanya adalah jubah berwarna hitam. Sebuah seruling berumbai merah darah menggantung di pinggangnya. Sosok itu berdiri dengan sebelah tangan di belakang punggung. Dia mendongakkan kepala dan menenggak semua araknya dan memperlihatkan cangkir kosong itu pada Jin ZiXun, "Sudah ku minum untuknya. Kau puas sekarang?"
Suara tawa melekat pada pandangan dan perkataannya. Sosok rupawannya menonjolkan tubuhnya yang ramping.
Lan XiChen, "Wei Gongzi."
Seseorang berseru dengan suara berbisik, "Sejak kapan dia datang?"
Wei WuXian menaruh cangkir itu dan membenarkan kelepaknya dengan satu tangan, "Baru saja."
Baru saja? Namun jelas-jelas tidak ada yang mengumumkannya ke seisi ruangan ini, apalagi menyapanya. Meski mengejutkan, memang benar tidak ada seorang pun yang sadar saat Wei WuXian menyelinap masuk ke dalam Aula Glamor. Kerumunan itu pun merinding jijik dengan kemampuan itu.
Jin GuangYao bereaksi cepat, antusiasmenya masih hangat, "Aku tidak menyadari kedatangan Wei Gongzi di Jinlin Tai. Tidak adanya penyambutan adalah kesalahanku.
Apa kau ingin duduk? Oh, benar—apa kau punya undangannya?"
Wei WuXian juga tidak ingin berbasa-basi, malah langsung menuju ke inti pembicaraan, "Tidak usah, terima kasih. Aku tidak punya undangan."
Dia mengangguk sedikit ke Jin ZiXun, "Jin Gongzi, bisakah aku bicara sebentar denganmu?"
Jin ZiXun, "Kalau kau mau bicara, datanglah setelah perjamuan kami selesai."
Sebenarnya, dia sama sekali tidak ingin berbicara dengan Wei WuXian. Wei WuXian juga bisa merasakannya, "Seberapa lama aku harus menunggu?"
Jin ZiXun, "Mungkin sekitar enam sampai delapan jam. Atau mungkin sepuluh sampai dua belas jam. Atau sampai besok."
Wei WuXian, "Aku khawatir tidak bisa menunggu selama itu."
Suara Jin ZiXun begitu angkuh, "Kau tetap harus menunggu sekalipun tidak bisa."
Jin GuangYao, "Wei Gongzi, ada perlu apa dengan ZiXun? Apa urusan yang mendesak?"
Wei WuXian, "Memang mendesak. Tidak boleh ditunda-tunda."
Jin ZiXun beralih ke Lan XiChen sambil memegang cangkir arak yang lain, "Lan Zongzhu, sini, sini.
Kau masih belum minum!"Melihat lelaki itu sengaja berdalih, gumpalan awan gelap seperti meredupkan wajahnya. Wei WuXian memincingkan mata, ujung bibirnya melengkung naik, "Baiklah. Akan kukatakan di sini saja. Jin Gongzi, kau pernah dengar seseorang bernama Wen Ning?"
Jin ZiXun, "Wen Ning? Tidak."
Wei WuXian, "Kau pasti mengingatnya. Bulan lalu saat kau berburu malam di area Ganquan, kau mengejar raja kelelawar bersayap delapan sampai ke tempat perkumpulan—atau kemah penahanan—sisa-sisa anggota Sekte Wen dan membawa pergi sekelompok murid dari Sekte Wen. Yang memimpin kelompok itu adalah Wen Ning."
Sekte QishanWen sudah dihancurkan usai Sunshot Campaign. Teritori luasnya pun dibagi ke sekte-sekte lain. Area Ganquan sudah ditunjuk oleh Sekte LanlingJin, sedangkan sisa-sisa anggota Sekte Wen dikumpulkan di sudut kecil Qishan, bahkan tidak sampai seperseribu teritori yang pernah mereka miliki. Mereka dijejalkan ke tempat itu dan berjuang keras untuk bertahan hidup.
Jin ZiXun, "Tidak ingat ya tidak ingat. Aku tidaklah menganggur sampai harus mengingat nama seekor anjing Wen."
Wei WuXian, "Baiklah. Aku tidak keberatan untuk menjelaskannya lebih rinci lagi. Kau tidak bisa menangkap raja kelelawar itu dan kebetulan berpapasan dengan beberapa murid dari Sekte Wen yang berada di sana untuk menyelidiki hal yang sama. Maka dari itu, kau mengancam mereka untuk membawa bendera pemancing arwah sebagai umpan. Mereka tidak berani melakukan itu. Salah seorang melangkah maju dan mencoba berunding denganmu. Dialah Wen Ning yang ku maksud. Karena penundaan itu, raja kelelawar pun kabur. Kau memukuli kultivator-kultivator Sekte Wen, membawa pergi mereka secara paksa, dan kelompok itu pun menghilang. Apa perlu kukatakan detail lainnya? Mereka masih belum kembali. Selain dari kau, aku tidak tahu siapa lagi yang bisa kutanyai."
Jin ZiXun, "Wei WuXian, apa maksudmu? Kau datang ke sini karena dia? Kau tidak sedang membela seekor anjing Wen, bukan?"
Wei WuXian tersenyum lebar, "Entah aku ingin membelanya atau memotong kepalanya, sejak kapan itu jadi urusanmu? Serahkan saja dia padaku!"
Saat mengucapkan kalimat terakhir itu, senyum di wajahnya sudah lenyap. Nada suaranya juga berubah dingin. Jelas-jelas dia sudah habis kesabaran. Banyak orang di Aula Glamor yang merinding ketakutan. Jin ZiXun juga merasakan kulit kepalanya meremang. Namun kemarahannya malah melesat naik.
Dia berteriak, "Wei WuXian, kau terlalu nekad! Memangnya Sekte LanlingJin mengundangmu hari ini? Kau malah berani berkeliaran di sini. Apa kau benar-benar mengiradirimu tak terkalahkan sampai tidak ada yang berani menentangmu? Kau ingin menjatuhkan Langit?"
Wei WuXian tersenyum, "Kau membandingkan dirimu sendiri dengan Langit? Maafkan ucapanku ini, tapi wajahmu ternyata terlalu tebal juga, ya?"
Meski dalam hati Jin ZiXuan mulai berpikir Sekte LanlingJin seperti Langit yang baru, dia juga tahu bahwa perkataannya terlalu gegabah. Pipinya sedikit merona. Begitu dia hendak membantah, Jin GuangShan yang duduk di kursi paling depan pun angkat bicara.
Suaranya terdengar ramah, "Itu bukan hal yang terlalu penting. Anak muda seperti kalian kenapa perlu menperdebatkan itu dengan penuh emosi? Tapi, Wei Gongzi, aku akan berkata jujur. Menerobos masuk saat Sekte LanlingJin sedang mengadakan perjamuan pribadi memang tidak sopan."
Mustahil mengira kalau Jin GuangShan tidak keberatan atas apa yang terjadi di Gunung Baifeng dulu. Itulah sebabnya dia hanya tersenyum saat Jin ZiXun bertengkar dengan Wei WuXian dan tidak berniat menghentikan mereka. Dia baru angkat bicara saat Jin ZiXun sedang terpojok.
Wei WuXian mengangguk, "Jin Zongzhu, aku tidak pernah bermaksud mengganggu perjamuan pribadimu. Aku minta maaf. Tapi keberadaan orang-orang yang dibawa pergi Jin Gongzi masih belum jelas. Ditunda sedikit saja bisa terlambat. Salah satu dari kelompok itu pernah menyelamatkanku. Jelas aku tidak akan tinggal diam dan menonton saja. Tolong jangan merasa tertekan. Aku akan mengganti rugi lain kali."
Jin GuangShan, "Apa pun itu seharusnya bisa menunggu sedikit. Ayo, ayo, kau bisa duduk dulu. Mari bicarakan tanpa perlu tergesa-gesa."
Tanpa suara, Jin GuangYao sudah mempersiapkan tempat duduk yang baru.
Wei WuXian, "Terima kasih, Jin Zongzhu, tapi aku tidak akan berada di sini terlalu lama. Urusan ini tidak boleh ditunda. Tolong biarkan ini selesai secepat mungkin."
Jin GuangShan, "Tidak perlu buru-buru. Kalau dipikir lagi, ada beberapa hal di antara kita yang masih belum terselesaikan dan tidak bisa ditunda. Karena kau sekarang di sini, bagaimana kalau kita memanfaatkan kesempatan ini untuk membereskannya juga?"
Wei WuXian mengangkat sebelah alis, "Apanya yang belum terselesaikan?"
Jin GuangShan, "Wei Gongzi, kita sudah mengungkit hal ini beberapa kali denganmu. Kau masih belum lupa, bukan? ...
Selama Sunshot Campaign, kau pernah menggunakan suatu benda tertentu."
Wei WuXian, "Oh. Kau pernah menyebutkannya. Yin Hufu?"
Jin GuangShan, "Rumornya Yin Hufu terbuat dari besi pedang yang kau peroleh dari gua Xuanwu Pembantai. Dulu kau pernah menggunakannya sekali. Kekuatannya benar-benar menakutkan dan bahkan membuat beberapa kultivator dari sekte kami ikut terpengaruh dampaknya..."
Wei WuXian menyela, "Tolong langsung katakan intinya saja."
Jin GuangShan, "Memang itulah intinya. Selain dari Sekte Wen, pihak kami juga mengalami kerugian besar di peperangan itu. Menurutku senjata semacam itu cukup sulit dikendalikan. Kalau berada di tangan satu orang saja, mungkin..."
Wei WuXian mulai tertawa bahkan sebelum Jin GuangShan sempat menuntaskan perkataannya.
Dia tertawa beberapa saat, lalu meneruskan, "Jin Zongzhu, aku ingin tanya hal lain padamu. Apa kau mengira bahwa setelah Sekte QishanWen sudah hancur, sekarang Sekte LanlingJin berhak untuk menggantikannya?"
Aula Glamor itu menjadi hening.
Wei WuXian menambahkan, "Semuanya harus diserahkan padamu? Semua orang harus mendengarkanmu? Kalau melihat bagaimana cara Sekte LanlingJin melakukan sesuatu, aku hampir mengira kalau kerajaan Sekte QishanWen sudah berdiri lagi."
Mendengar itu, semburan amarah dan rasa malu muncul di wajah rupawan Jin GuangShan. Semenjak Sunshot Campaign, kecaman atas Wei WuXian berkultivasi di jalur iblis yang sudah disembunyikan para sekte mulai mencuat lagi. Dia menyebut-nyebut Yin Hufu di sini dengan tujuan mengancam Wei WuXian dan memperingatkannya bahwa masih ada yang mereka kecam tentang dirinya, bahwa orang lain masih mengawasinya sehingga dia tidak seharusnya bertingkah nekad sampai ingin memanjat melampaui Sekte LanlingJin. Tidak ada yang menyangka perkataan Wei WuXian begitu blak-blakan. Meskipun diamdiam Jin GuangShan sudah berpikiran untuk mengambil alih posisi Sekte Wen sejak lama, tidak ada yang berani terang-terangan mengatakannya, apalagi sampai mengejeknya.
Seorang kultivator tamu di sebelahnya berteriak, "Wei WuXian! Hati-hati kalau bicara!"
Wei WuXian, "Memangnya yang kukatakan ini salah? Memaksa manusia bernyawa sebagai umpan dan memukuli mereka yang tidak mau patuh—apa bedanya dengan yang dilakukan Sekte QishanWen?"
Seorang kultivator tamu yang lain bangkit berdiri, "Tentu saja berbeda. Anjing-anjing Wen itu semuanya jahat. Apa yang mereka dapatkan sekarang hanyalah karma buat mereka. Kami hanya membalas dendam—nyawa dibayar nyawa, biarkan mereka menuai hasil yang mereka tanam sendiri. Memangnya salah?"
Wei WuXian, "Balaslah dendam pada orang yang menggigitmu. Cabang keluarga Wen Ning tidak pernah mengotori tangan mereka dengan darah. Jangan bilang kau menyatakan mereka bersalah karena punya hubungan?"
Seorang lagi berujar, "Wei Gongzi, apa benar mereka tidak pernah mengotori tangan mereka hanya karena kau yang bilang begitu? Itu hanya perkataan sepihak. Mana buktinya?"
Wei WuXian, "Kau mengira mereka membunuh orang-orang tak bersalah—bukankah itu juga perkataan sepihak? Bukankah seharusnya kau dulu yang menunjukkan buktinya? Kenapa malah meminta bukti padaku?"
Orang itu menggelengkan kepala, kata-kata 'orang ini tidak mau berunding denganku' tercetak jelas di wajahnya. Salah seorang lagi mendengus, "Cara orang-orang Sekte Wen membantai kaum kami ribuan kali lebih kejam dari ini!
Mereka memperlakukan kami dengan tak adil dan tak bermoral, jadi buat apa kami memperlakukan mereka dengan baik?"
Wei WuXian tersenyum lebar, "Oh. Anjing-anjing Wen sudah melakukan segala kejahatan, sehingga siapa pun dengan nama Wen bisa dibunuh? Apa benar begitu? Bukankah ada banyak klan yang keluar dari Sekte QishanWen dan menjadi cukup terkenal sekarang ini? Di dalam aula ini, bukankah ada beberapa pemimpin sekte dari klan yang pernah berada di bawah sayap Sekte Wen?"
Saat para pemimpin sekte itu menyadari bahwa Wei WuXian mengenali mereka, ekspresi mereka pun langsung berubah.
Wei WuXian melanjutkan, "Siapa pun yang memiliki nama Wen bisa digunakan sebagai pelampiasan amarah sesuka hati siapa pun, tidak peduli mereka bersalah atau tidak. Apa itu berarti tidak masalah kalau aku membunuh mereka semua sekarang juga?"
Bahkan sebelum ucapannya selesai, tangannya sudah bergerak ke arah pinggang tempat digantungnya Chenqing. Seketika, kepingan memori membuncah di benak semua orang di aula itu, seolah mereka kembali ke medan perang di mana kegelapan menjadi langit dan mayatmayat menjadi gunung. Beberapa orang di kerumunan itu langsung bangkit berdiri.
Lan WangJi sudah menurunkan suaranya, "Wei Ying!"
Jin GuangYao berada paling dekat dengan Wei WuXian, tapi dia tetap mempertahankan ketenangannya dan berbicara dengan lembut, "Wei Gongzi, tolong jangan gegabah. Masih ada ruang untuk berdiskusi."
Jin GuangShan juga turut berdiri. Wajahnya penuh oleh campuran rasa syok, marah, takut, dan benci, "Wei WuXian! Hanya karena... Jiang Zongzhu tidak berada di sini, bukan berarti kau bisa bertindak sembrono!"
Suara Wei WuXian begitu kasar, "Kau pikir aku tidak akan bertindak sembrono sekalipun dia ada di sini? Kalau aku ingin membunuh seseorang, siapa yang bisa menghentikanku? Dan siapa yang berani menghentikanku?!"
Lan WangJi berujar dengan menekankan setiap kata, "Wei Ying, turunkan Chenqing."
Wei WuXian menatapnya. Di permukaan sepasang mata yang halus seperti kaca itu, dia melihat refleksinya sendiri yang mengerikan.
Dia pun membalik badan dan berteriak, "Jin ZiXun!"
Jin GuangShan buru-buru berseru, "ZiXun!"
Wei WuXian, "Hentikan omong kosong ini. Aku yakin semua orang tahu kesabaranku ada batasnya. Di mana dia? Begitu banyak waktu yang terbuang sia-sia gara-gara kau. Aku akan menghitung dari tiga.
Tiga!"
Jin ZiXun ingin menolak, tapi saat melihat wajah Jin GuangShan, hatinya merasa gentar.
Wei WuXian memulai lagi, "Dua!"
Jin ZiXun akhirnya berteriak, "... Baiklah! Baik! Hanya beberapa ekor anjing Wen. Ambil saja kalau kau mau. Aku tidak ingin bermain-main denganmu lagi! Cari sendiri mereka di Jalur Qiongqi!"
Wei WuXian tertawa dingin, "Andai saja kau mengatakan itu sejak awal."
Dia datang seperti angin dan juga pergi seperti angin. Saat siluetnya menghilang, kemelut badai di kepala semua orang akhirnya menyurut. Kebanyakan yang berdiri di dalam Aula Glamor itu sudah duduk kembali. Hampir semuanya sudah berkeringat dingin. Sementara itu, Jin GuangShan masih berdiri di tempat dengan wajah hampa, akhirnya dia kehilangan kesabaran dan menendang meja di depannya. Semua piring-piring emas dan perak berjatuhan dari tangga.Melihat amukannya itu, Jin GuangYao pun berniat meringankan situasinya dan memulai, "Ay—"Sebelum ucapannya selesai, Jin GuangShan sudah pergi lebih dulu. Jin ZiXun juga menyerah karena kehilangan muka di depan semua orang. Dirundung amarah dan rasa benci, dia pun berniat pergi.
Jin GuangYao bergegas mencegahnya, "ZiXun!"
Jin ZiXun benar-benar berada di puncak kedongkolannya. Tanpa pikir panjang, dia menghempaskan cangkir yang tadi ditolak dan melemparkannya langsung ke dada Jin GuangYao. Cipratan arak langsung menyebar di permukaan bunga Sparks Amidst Snow yang mekar sempurna di jubah putihnya. Itu jauh lebih memalukan lagi, tapi karena keadaan aulanya memang sudah kacau, tidak ada yang benarbenar menghiraukan amukannya itu.
Lan XiChen adalah satu-satunya yang berseru, "San Di!*" (Adik ketiga).
Jin GuangYao, "Tidak apa-apa. Aku tidak apa-apa. Er Ge, tolong duduklah."
Tidak patut rasanya bagi Lan XiChen untuk mengomentari Jin ZiXun, sehingga dia hanya bisa mengeluarkan saputangan seputih salju dan menyerahkan benda itu padanya, "Mundurlah dulu dan gantilah pakaianmu."
Jin GuangYao menerima saputangan itu dan mengusap pakaiannya selagi tersenyum paksa, "Aku tidak bisa pergi, kan?"
Hanya dia yang tersisa untuk membersihkan semua kekacauan ini. Mana bisa dia meninggalkan tempat ini begitu saja? Dia berusaha meyakinkan kerumunan itu sambil mengeluh, benar-benar kelelahan, "Wei Gongzi benar-benar gegabah. Bagaimana bisa dia berbicara seperti itu di depan begitu banyak sekte di sini?"
Lan WangJi berujar dingin, "Apa dia keliru?"
Jin GuangYao terhenti nyaris tak kentara. Kemudian dia tertawa, "Haha. Iya, dia benar. Tapi karena dia benar, dia tidak bisa mengatakan itu semua di depan mereka, bukan?"
Lan XiChen terlihat seperti sedang berpikir serius, "Hati Wei Gongzi benar-benar sudah berubah."
Mendengar itu, kilatan rasa sakit terpancar dari sepasang mata beriris terang di bawah alis Lan WangJi yang berkerut.Wei WuXian sudah meninggalkan Jinlin Tai dan beralih ke satu sudut ke sudut lain sampai tiba di sebuah gang, "Aku tahu di mana dia. Ayo pergi."
Sedari tadi, Wen Qing serasa menduduki ribuan jarum dan paku di dalam gang itu. Dia pun segera bergegas begitu mendengar perkataannya. Tubuhnya masih agak lemah. Kepalanya berputar-putar dan tumitnya terasa terpelintir sebelum Wei WuXian menangkapnya dengan satu tangan.
Dia menyarankan, "Kau ingin kubawa ke suatu tempat untuk beristirahat? Tidak masalah kalau aku sendiri yang pergi. Aku pasti akan membawa Wen Ning kembali."
Wen Qing langsung berpegangan padanya, "Tidak! Tidak! Aku akan pergi, aku harus pergi!"
Setelah Wen Ning menghilang, Wen Qing berlari dari Qishan menuju Yunmeng nyaris tanpa beristirahat. Beberapa hari ini dia tidak memejamkan mata sedikit pun untuk tidur. Saat melihat Wei WuXian, dia mendesak dan memohon padanya seperti orang gila. Kini bibirnya begitu pucat dan matanya tampak nanar—dia teramat sangat kelelahan. Melihat wanita itu sepertinya tidak akan bertahan lebih lama lagi karena tidak ada waktu baginya untuk makan dengan perlahan, Wei WuXian pun membelikannya beberapa kue bakpao dari seorang penjual supaya bisa dimakan di tengah jalan. Wen Qing juga tahu bahwa dirinya sudah mendekati ambang batas, maka dari itu dia pun memakannya. Dengan rambut kusut dan mata memerah, dia menggigit kue bakpao itu. Penampilan Wen Qing saat ini mengingatkan Wei WuXian pada dirinya dan Jiang Cheng yang berpenampilan serupa saat sedang melarikan diri.
Dia berjanji lagi, "Jangan khawatir. Aku pasti akan membawa Wen Ning kembali."
Wen Qing terisak sambil makan, "Aku tahu tidak seharusnya aku meninggalkan dia... Tapi aku tidak punya pilihan. Mereka memaksaku pergi ke kota lain. Saat aku kembali, Wen Ning dan yang lainnya sudah menghilang! Aku sudah menduga tidak seharusnya aku meninggalkan dia sendirian!"
Wei WuXian, "Dia akan baik-baik saja."
Wen Qing menangis tersedu-sedu, "Dia tidak akan baik-baik saja! Sejak kecil A-Ning selalu mudah gugup. Dia selalu berhati-hati dan penakut. Bahkan dia tidak berani mempekerjakan orang-orang yang lebih gesit sebagai anak buahnya—mereka semua hanyalah tikus penakut sepertinya! Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan dalam keadaan terdesak kalau aku tidak ada!"
Saat dulu Wei WuXian mengucapkan selamat tinggal ke Wen Qing sambil menggendong Jiang Cheng, inilah yang dia katakan, 'Tidak peduli kampanye ini akan berakhir seperti apa, mulai sekarang, kita tidak lagi saling berutang budi. Semuanya sudah impas.'
Wei WuXian masih bisa membayangkan ekspresi penuh bangga Wen Qing di kepalanya. Namun tadi malam, wanita itu menolak melepaskan tangannya, nyaris jatuh bersimpuh di hadapannya sambil memohon-mohon, "Wei WuXian, Wei WuXian, Wei Gongzi, tolong bantu aku. Aku benar-benar tidak bisa menemukan orang lain untuk menolongku. Kau benar-benar harus membantuku menemukan ANing! Aku tidak punya pilihan lain selain dirimu!"
Kebanggaan yang sebelumnya ada, kini tak terlihat lagi.Jalur Qiongqi adalah jalur kuno yang melewati sebuah lembah. Menurut legenda, jalur itu adalah tempat pendiri Sekte QishanWen, Wen Mao, memperoleh popularitas dari suatu pertarungan. Ratusan tahun yang lalu, dia bertarung melawan amukan makhluk buas agung yang terkenal menghukum manusia-manusia bajik dan mendukung yang jahat;
mengganyang orang-orang patuh nan berbudi dan memberi penghargaan pada orang-orang penuh dengki. Tentu saja, mustahil memastikan legenda itu memang benar atau hanya dibesar-besarkan oleh pemimpin sekte lain dari silsilah keturunan Sekte QishanWen.Ratusan tahun kemudian, lembah itu diubah dari retakan penuh malabahaya menjadi tempat dengan pemandangan indah yang mengundang pujian dan wisata. Setelah Sunshot Campaign usai, sektesekte membagi wilayah yang pernah dikuasai Sekte QishanWen, dan Jalur Qiongqi diambil alih Sekte LanlingJin. Awalnya, seluruh dinding tinggi dari lembah itu dipenuhi ukiran hikayat hidup si pendiri sekte, Wen Mao. Namun kini setelah Sekte LanlingJin mengambil alih, tentu saja mereka tidak akan membiarkan masa lalu mulia dari Sekte QishanWen terus ada. Sekarang tempat itu tengah direkonstruksi, yang berarti semua ukiran relief di kedua sisinya akan dihilangkan dan diganti dengan yang baru. Sewajarnya, tempat itu pun akan berganti nama yang menonjolkan kegagahan Sekte LanlingJin.Proyek sebesar itu pasti akan membutuhkan banyak tenaga kerja. Dan tentu saja para pekerjanya tidak ada yang lebih cocok selain tawanan dari Sekte Wen sendiri yang sudah beralih menjadi anjinganjing liar setelah Sunshot Campaign.Hari sudah malam saat mereka berdua tiba di Jalur Qiongqi. Di tempat segelap itu, tetes-tetes hujan dingin seperti bergetar di udara. Wen Qing membuntuti Wei WuXian selangkah demi selangkah, menggigil seolah rasa dingin itu bukan berasal dari luar, tapi dari dalam dirinya sendiri. Wei WuXian harus menolongnya sesekali. Di depan lembah itu terdapat sebaris gubuk yang dibangun sementara untuk para tawanan perang guna beristirahat saat malam. Wei WuXian mendahului Wen Qing, melihat sesosok figur bungkuk dan tua dari kejauhan. Sosok itu diguyur hujan dan berjalan lambat sambil membawa sebuah bendera besar. Ada seorang bocah balita di punggungnya yang tak memperhatikan apa pun selain menggigiti jemarinya. Bocah itu hanya digendong menggunakan beberapa helai kain compang-camping. Dua sosok itu berjalan mondar-mandir di sepanjang jalan, kelihatannya wanita tua itu merasakan bendera yang dibawanya terlalu berat. Dia harus beristirahat setelah beberapa langkah dan menurunkan benderanya.
Melihat itu, Wen Qing pun berteriak dengan mata memerah, "Nenek! Ini aku!"
Wanita tua itu barangkali tidak punya pendengaran dan penglihatan yang baik. Dia tidak bisa mengenalinya dari pandangan atau pendengarannya. Yang dia tahu adalah bahwa ada seorang yang mendekat dan meneriakkan sesuatu padanya. Dia segera mengangkat bendera itu lagi, wajahnya dipenuhi rasa takut seolah dia sudah tepergok dan dimarahi.
Wen Qing berlari dan menyambar bendera itu darinya, "Apa ini? Apa yang kau lakukan?"
Lambang matahari besar dari Sekte QishanWen tercetak di bendera itu. Namun ada corengan silang semerah darah di atasnya. Bendera itu sendiri juga sudah koyak-koyak. Semenjak Sunshot Campaign berakhir hingga sekarang, ada banyak orang yang dilabeli sebagai 'anjing-anjing Wen sisa'. Begitu banyak juga metode yang dipergunakan untuk menyiksa mereka, bahkan istilahnya diperlembut dengan sebutan 'refleksi diri'. Wei WuXian tahu bahwa karena wanita itu sudah terlalu tua dan tidak bisa dipekerjakan sebagai buruh kerja seperti yang lainnya, pemimpin tempat ini pun membuat wanita itu menjalani penyiksaan semacam ini. Dia harus membawa bendera compangcamping Sekte Wen dan berjalan mondar-mandir dalam rasa malu.Wanita tua itu berjengit kaget. Saat akhirnya mengenali siapa dia, rahangnya pun menganga.
Wen Qing bertanya, "Nenek, di mana A-Ning? Di mana Paman Keempat* dan yang lain? Di mana A-Ning?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)
FantasyJudul alternatif: Mo Dao Zu Shi, Founder of Diabolism, 魔道祖师 Penulis: Mo Xiang Tong Xiu (MXTX) Tahun rilis: 2015 Genre: Xianxia, Action, Adventure, Mystery, Comedy, Yaoi (ini bl ya teman2 atau lelaki sesama lelaki kalau tidak suka boleh skip krna nn...