Ekstra Pembakaran dupa 2

89 6 2
                                    

CHAPTER 119: EKSTRA – PEMBAKAR DUPA (2)

[Warning: NSFW! R-18!]

PADA pagi kedua, entah bagaimana Wei WuXian terbangun lebih awal dari Lan WangJi.
Kakinya gemetaran sepanjang hari. Pembakar dupa tapir itu mereka ambil dan amati cukup lama. Wei WuXian membongkar lalu memasangnya kembali, tapi dia masih tidak bisa memahami misteri di balik benda itu.

Sambil duduk di depan meja, Wei WuXian merenung, "Kalau bukan dupanya, berarti masalahnya berasal dari pembakar dupa ini.
Aneh sekali. Rasanya sangat nyata, bahkan Empati saja tidak ada bandingannya.
Apa ini pernah ditulis di buku Paviliun Perpustakaan?"

Lan WangJi menggeleng.

Jika dia menggelengkan kepala, berarti memang tidak ada yang pernah menulis soal benda ini.

Wei WuXian, "Oh ya sudah. Kekuatannya sudah hilang. Mulai sekarang kita harus menyimpan ini dengan benar supaya tidak ada yang terkena kekuatannya tanpa sengaja. Kalau ada ahli barang spiritual yang berkunjung, kita bisa keluarkan ini dan tanyakan pada mereka."

Mereka berdua sama-sama mengira kekuatan pembakar dupa itu sudah hilang, tapi apa yang terjadi selepasnya benar-benar di luar perkiraan mereka. Malam itu, setelah bercinta satu ronde di atas ranjang, Wei WuXian dan Lan WangJi pun terlelap bersebelahan, berbaring di dalam Jingshi.
Kemudian saat membuka mata, Wei WuXian menyadari dirinya terbaring lagi di bawah pohon magnolia di luar Paviliun Perpustakaan. Cahaya matahari memancar ke wajahnya lewat ranting-ranting yang berbunga. Wei WuXian menyipitkan mata, menghalau sinar itu dengan tangannya, lalu bangkit dengan perlahan. Namun kali ini Lan WangJi tidak ada di sisinya.

Tangan Wei WuXian melingkar di sekeliling mulut lalu berteriak, "Lan Zhan!"

Tidak ada jawaban.

Wei WuXian pun penasaran, Sepertinya kekuatan pembakar dupa itu masih belum hilang. Tapi di mana Lan Zhan? Jangan bilang hanya aku yang terpengaruhi kekuatan sisa dari pembakar dupa itu? Di depan pohon magnolia, ada sebuah jalan setapak dari kerikil putih. Sekelompok murid Sekte GusuLan yang berjubah putih dan berpita dahi berjalan lewat sambil membawa beberapa buku. Sepertinya mereka akan menghadiri kelas pagi. Tidak ada yang melirik Wei WuXian sama sekali, tidak ada yang bisa melihatnya. Dia pun naik ke Paviliun Perpustakaan untuk mengintip. Lan WangJi tidak ada di dalam sana, entah Lan WangJi yang besar atau yang kecil. Dia pun turun lagi dan mulai berjalan-jalan tanpa tujuan di sekeliling Yun Shen Buzhi Chu. Tak lama berselang, dia berhasil menangkap suara bisikan dua pemuda.

Dia pun melangkah mendekat dan merasa familier dengan salah satu suara mereka, "... Tidak ada yang pernah memelihara binatang di dalam Yun Shen Buzhi Chu.
Perbuatan semacam itu tidak pernah terjadi."

Setelah hening sejenak, pemuda satunya menjawab muram, "Aku tahu. Tapi... aku sudah berjanji.
Tidak bisa kuingkari."

Wei WuXian pun menguping.

Dia melirik ke sana diam-diam, dan benar saja, ada Lan XiChen dan Lan WangJi yang sedang berbincang di tengah lapangan rumput.

Saat ini adalah hari musim semi dengan angin yang semilir lembut. Kakak beradik muda itu terlihat seperti kepingan giok tanpa noda dan bak cermin yang saling memantulkan bayangan masing-masing. Keduanya berjubah seputih salju dengan kain lengan lebar dan pita dahi yang mengombak oleh angin. Seakan-akan mereka berasal dari sebuah lukisan. Lan WangJi yang saat ini pasti baru berusia enam belas tahun. Dia mengernyit samar seakan-akan sedang mengkhawatirkan sesuatu. Apa yang ada di lengannya adalah seekor kelinci putih dengan hidung merah muda, dan di sebelah kakinya ada seekor lagi, telinganya mencuat tegak sambil berdiri berdempetan dengan kakinya, mencoba memanjat naik.

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang