Kepergian 1

31 2 0
                                    

CHAPTER 69: KEPERGIAN (1) (first kiss wangxian)

[Flashback] 

MUSIM gugur di wilayah perburuan Gunung Baifeng*.

[Phoenix Mountain  – 百凤山 (baifeng shan) secara harfiah berarti Gunung Burung Api]

Ratusan ribu kultivator memilih tempat yang sering dihuni iblis dan makhluk buas. Mereka memburu mangsa dalam waktu yang telah disediakan. Inilah yang disebut perburuan. Ada cukup banyak mangsa di sepanjang jarak luas gunung itu. Tempat ini adalah salah satu dari tiga wilayah perburuan paling terkenal dan seringkali menjamu berbagai kompetisi perburuan besar-besaran. Acara sepenting ini tidak hanya diperuntukkan bagi sekte besar dan kecil untuk unjuk kemampuan atau merekrut talenta baru, tapi juga bagi para kultivator tunggal dan murid baru supaya bisa dikenal.Area Gunung Baifeng berbentuk persegi yang sangat luas dan memiliki sekitar sepuluh menara tinggi bagi penonton. Jika dilihat dari atas sana, kepala-kepala makhluk buas dapat terlihat sedang bergerakgerak. Bisikan suka cita memenuhi udara. Menara-menara yang paling tenang tentu adalah yang paling tinggi dan paling mewah. Yang duduk di sana kebanyakan adalah kultivator yang sudah tua, para pemimpin sekte dan keluarga. Di belakang mereka ada berbaris-baris pelayan yang membawa kanopi serta kipas. Para wanita di baris paling depan seluruhnya menutup wajah dengan kipas yang lebih kecil, diam-diam menunduk menatap wilayah perburuan.Namun begitu formasi berkuda dari Sekte GusuLan tiba, pengendalian diri mereka tidak lagi tampak.Kuda sebenarnya tidak terlalu dibutuhkan saat sedang berburu malam, tapi berkuda adalah salah satu seni yang wajib dipelajari muridmurid klan. Di acara seformal ini, memasuki wilayah perburuan malam dengan berkuda bukan hanya simbol penghormatan, tapi formasinya juga bisa menciptakan atmosfer agung dan cukup indah dilihat. Intinya, itu tidak lebih dari sekadar 'peraturan' dan 'estetika'.
Lan XiChen dan Lan WangJi duduk tegak di atas dua tunggangan putih mereka sambil memimpin formasi berkuda Sekte GusuLan secara perlahan. Keduanya mengenakan pedang di sisi pinggang serta anak panah di punggung mereka. Dengan jubah putih dan pita dahi berkibar di udara, mereka sendiri terlihat seperti dewa. Sepatu pot seputih salju yang mereka kenakan begitu bersih bahkan lebih bersih dari pakaian orang lain. Dua Giok dari Lan benar-benar sepasang giok yang tanpa cela, seakan-akan mereka dipahat dari es. Begitu mereka masuk, bahkan udara pun terasa lebih sejuk.Banyak kultivator perempuan yang takluk dan terpana. Yang paling pendiam hanya menurunkan kipas mereka dengan mata berbinar, sedangkan yang lebih berani sudah berlari menuju pinggiran menara penonton dan melemparkan banyak kuntum bunga yang sudah mereka persiapkan. Hujan bunga langsung tercurah dari langit. Melempar bunga ke arah lelaki dan perempuan berwajah rupawan sebagai ekspresi kekaguman adalah tradisi. Karena murid-murid Sekte GusuLan berasal dari klan ternama, penampilan mereka pun juga luar biasa. Mereka sudah lama terbiasa dengan hal semacam ini. Apalagi Lan XiChen dan Lan WangJi yang sudah terbiasa sejak berusia tiga belas tahun. Mereka berdua terlihat benar-benar tenang. Tanpa menghentikan derap kuda, mereka mengangguk ke arah menara penonton untuk menunjukkan hormat, lalu melanjutkan perjalanan.Namun Lan WangJi mendadak mengangkat tangannya, menghentikan sekuntum bunga yang dilempar dari belakang.Dia menoleh ke formasi berkuda Sekte YunmengJiang yang masih belum berangkat. Jiang Cheng mengambil posisi paling depan, sedang mendecakkan lidah tak sabar. Orang yang berada di sebelahnya menunggangi seekor kuda hitam berambut mengkilat. Sikunya tertopang kepala kuda saat dia memandang ke sebelah seolah tidak terjadi apa-apa, mengobrol dan tertawa-tawa dengan dua gadis bertubuh ramping.
Lan XiChen melihat Lan WangJi menarik tali kekang kuda dan berhenti bergerak, "WangJi, ada apa?"
Lan WangJi, "Wei Ying."
Wei WuXian akhirnya berbalik, wajahnya penuh rasa kaget, "Apa? HanGuang-Jun, kau memanggilku? Ada apa?"
Lan WangJi terlihat dingin saat memperlihatkan bunga itu.
Suaranya juga sama dinginnya, "Apa tadi itu kau?"
Wei WuXian langsung menyangkal, "Bukan, bukan aku."
Kedua gadis di sebelahnya langsung berujar, "Jangan percaya omongannya. Memang benar dia!"
Wei WuXian, "Bisa-bisanya kalian memperlakukan orang baik sepertiku begini? Aku jadi marah!"
Sambil tertawa kecil, para gadis itu menarik tali kekang kudanya dan kembali ke formasi sekte mereka sendiri. Lan WangJi menurunkan tangan yang memegang bunga itu dan menggelengkan kepala.
Jiang Cheng berkata, "ZeWu-Jun, HanGuang-Jun, aku minta maaf. Jangan hiraukan dia."
Lan XiChen tersenyum, "Tidak apa-apa. Aku ingin berterima kasih atas kebaikan Wei Gongzi pada bunga yang diterima WangJi."
Saat dua bersaudara itu berkendara lambat dan menjauh sembari membawa serta awan-awan kuntum bunga dan aroma wangi, Jiang Cheng melirik lautan warna-warni dari sapu tangan yang melambai dari menara penonton.
Kemudian dia berpaling ke Wei WuXian, "Kenapa kau melempar bunga bersama para gadis?"
Wei WuXian, "Menurutku dia terlihat tampan. Memangnya aku tidak boleh ikut melempar bunga juga?"
Jiang Cheng langsung menunjuk hidung Wei WuXian, "Memangnya berapa usiamu? Kau pikir siapa dirimu, bisa-bisanya masih memainkan trik seperti itu?
Wei WuXian menatapnya, "Kau juga mau? Masih ada banyak di atas tanah. Mau ku ambilkan satu untukmu?"
Sambil bicara, dia berpura-pura membungkuk.
Jiang Cheng, "Enyahlah!"
Saat ini, suara Jin GuangYao terdengar dari atas alun-alun, "Formasi berkuda Sekte QingheNie silakan masuk!"
Nie MingJue sangatlah tinggi. Saat berdiri, dia menguarkan aura menekan yang bukan main. Duduk di pelana kuda seperti itu semakin menambah aura bermartabatnya, seolah dia bisa menunduk dan memandang sepenjuru alun-alun. Ketika ada pria yang masuk daftar tinggi kultivator yang masuk, semua orang pun nyaris tidak akan luput dari hujan bunga yang melimpah.Namun sebagai orang yang mendapat ranking ketujuh, Nie MingJue adalah pengecualian.
Apabila Lan WangJi adalah es di tengah dingin yang melampaui salju dan embun beku, Nie MingJue laksana api di tengah dingin, seakan-akan dia bisa terbakar amarah sewaktu-waktu sehingga membuatnya sulit didekati. Oleh karena itu, bahkan sekalipun para gadis sudah bisa merasakan jantung mereka berdetak kencang sambil mencengkeram bunga di depan dada, mereka tetap tidak berani melemparkannya, takut bila akan membuat orang itu marah dan sabernya akan menusuk menara penonton. Namun banyak kultivator lelaki yang mengagumi ChiFeng-Zun dan bersorak untuknya. Sorak-sorai memekakkan telinga. Di sisi lain, Nie HuaiSang berada di sebelah Nie MingJue, mengenakan pakaian dengan begitu perhatian seperti biasanya. Dia membawa saber di pinggang, cincin-cincin perhiasan, serta sebuah kipas kertas.
Dalam sekali lihat, dia terkesan seperti pesolek di tengah keributan itu. Namun semua orang tahu bahwa saber Nie HuaiSang tidak akan benar-benar punya kesempatan untuk dihunuskan. Barangkali setelah ini dia hanya akan berjalan-jalan mengelilingi Gunung Baifeng untuk menikmati pemandangan.Setelah Sekte QingheNie, sekarang giliran Sekte YunmengJiang.Wei WuXian dan Jiang Cheng memasuki arena dengan menunggangi kuda. Seketika, hujan bunga berguguran. Wajah Jiang Cheng menggelap, tapi Wei WuXian malah menikmatinya, merasa cukup nyaman dengan siraman bunga itu. Dia melambaikan tangan ke arah menara penonton paling tinggi. Kursi terbaik di menara itu adalah milik Nyonya Jin dari Sekte LanlingJin. Jiang YanLi ada di sebelahnya. Awalnya Nyonya Jin menggenggam tangan Jiang YanLi dan berbicara padanya dengan ekspresi memuja. Jiang YanLi biasanya selalu memasang ekspresi wajah yang lemah lembut, sosoknya sendiri juga lembut. Namun begitu melihat kedua saudaranya melambai ke arahnya, wajah Jiang YanLi langsung berseri-seri. Dia menurunkan kipasnya, berbicara sedikit pada Nyonya Yu dengan malu-malu, kemudian berjalan ke ujung podium menara penonton dan melemparkan dua kuntum bunga ke arah mereka.Jiang YanLi mengerahkan sebanyak mungkin tenaga untuk melemparnya. Wei WuXian dan Jiang Cheng menjadi khawatir kalau kakak mereka bisa terjatuh. Melihat Jiang YanLi bisa menyeimbangkan diri, mereka pun akhirnya merileks. Keduanya mengulurkan tangan dan menangkap bunga itu, sama-sama tersenyum lembut. Dengan kepala menunduk, Jiang YanLi kembali ke sisi Nyonya Yu lagi. Mendadak barisan kultivator berjubah putih dengan garis emas bergerak masuk sambil membawa armor ringan dan berkendara kuda jantan yang tangguh. Sosok paling depan memiliki penampilan yang rupawan, juga dilindungi armor yang sama. Dia adalah si kepala sekte, Jin GuangShan.Nyonya Jin langsung menepuk pundak Jiang YanLi. Sambil menggenggam tangannya, dia menarik gadis itu ke ujung podium menara penonton lagi dan menunjuk formasi berkuda Sekte LanlingJin.Di tengah suara ringkikan kuda, tiba-tiba salah seekor bergegas maju dan berlari mengitari alun-alun sebelum tali kekangnya ditarik. Sosok yang menunggangi kuda itu terlihat mencolok. Dengan mengenakan jubah seputih salju, sosoknya bahkan terlihat lebih cerah dari tanda merah di antara alisnya. Dia menarik busur panah. Aura rupawannya semakin semarak.Mendadak, suara penuh semangat menyeruak di kerumunan menara penonton. Orang itu melirik ke arah menara itu, entah disengaja atau tidak. Meski dia berusaha keras menjaga wajahnya tetap datar, kebanggaan tetap tak bisa disembunyikan dari sudut matanya.
Di atas pelana kudanya, Wei WuXian menyeringai mengejek, nyaris tertawa setengah mati, "Aku benar-benar tidak bisa percaya. Dia seperti merak."
Jiang Cheng, "Awas. JieJie masih menonton dari menara."
Wei WuXian, "Jangan khawatir. Selama dia tidak membuat Shijie menangis lagi, aku tidak akan mau mempedulikan dia. Seharusnya kau tidak perlu membawa Shijie ke sini."
Jiang Cheng, "Sekte LanlingJin yang memaksa. Aku tidak bisa menolaknya."
Wei WuXian, "Lebih seperti Nyonya Jin yang memaksa. Setelah ini, dia pasti akan mencari cara untuk membujuk Shijie dan tuan putri jantan itu bersama."
Selagi mereka berdua saling bicara, Jin ZiXuan sudah berkuda ke arena membidik. Berderet-deret target panahan itu adalah rintangan sebelum memasuki wilayah gunung secara resmi. Kultivator yang berniat berburu di gunung itu baru memenuhi syarat untuk masuk apabila mereka bisa memanah target dari jarak tertentu. Ada tujuh cincin pada target, sesuai dengan tujuh jalur masuknya. Semakin anak panahnya mendekati titik pusat, maka jalur masuk yang disediakan pun akan semakin menguntungkan. Tanpa mengurangi kecepatan sedikit pun, Jin ZiXuan menarik satu anak panah dan membidik. Panah melesat dan mendarat tepat di tengah target. Sorak-sorai bergemuruh dari seluruh menara penonton.Melihat bagaimana Jin ZiXuan memamerkan kemampuannya, Wei WuXian dan Jiang Cheng sama sekali tidak menunjukkan emosi apa pun. Mendadak suara tawa keras datang dari dekat sana.
Seseorang berteriak, "Kalau ada yang masih tidak percaya, silakan saja coba apa kalian bisa memanah lebih baik daripada ZiXuan!"
Sosok itu tinggi dan gempal, tapi kulitnya agak gelap dan suaranya menggelegar. Dia adalah keponakan Jin GuangShan dan sepupu Jin ZiXuan, Jin ZiXun.
Sebelumnya dia sempat berargumen dengan Wei WuXian saat di perjamuan bunga Sekte LanlingJin.Wei WuXian pun tersenyum dan memerhatikan tantangan itu. Jin ZiXun berniat memprovokasi dirinya. Dia terlihat cukup puas saat melihat tidak ada yang menjawab.
Begitu formasi berkuda Sekte YunmengJiang mencapai arena target, Wei WuXian menoleh ke arah Dua Giok dari Lan yang sedang menarik busur panah mereka di atas pelana kuda, "Lan Zhan, mau membantuku, tidak?"
Lan WangJi meliriknya, tidak menimpali.
Jiang Cheng bertanya, "Kali ini kau mau apa lagi?"
Lan WangJi, "Apa?"
Wei WuXian, "Boleh kupinjam pita dahimu?"
Mendengar itu, Lan WangJi langsung mengalihkan pandangannya dan tidak menatapnya lagi.
Di sisi lain, Lan XiChen tertawa, "Wei Gongzi, barangkali kau tidak tahu ini, tapi..."
Lan WangJi, "Xiongzhang, tidak perlu."
Lan XiChen, "Baiklah."
Jiang Cheng hampir ingin menampar Wei WuXian sampai jatuh dari kudanya. Dia tahu bahwa Lan WangJi tidak akan mau meminjamkan pita dahi untuknya tapi dia tetap saja bertanya. Wei WuXian bisa melakukan apa saja saat sedang bosan. Kalau bukan karena situasinya sedang serius begini, Jiang Cheng bersumpah akan benarbenar menghajarnya. Dia berujar, "Kenapa kau ingin pita dahinya? Kau ingin memakainya untuk menggantung lehermu dan bunuh diri? Biar kupinjami sabukku saja, tidak masalah."
Wei WuXian melepaskan pita hitam di pergelangan tangannya dan menjawab, "Simpan saja sabukmu itu. Aku tidak mau sekalipun aku tidak bisa mendapat pita dahinya."
Jiang Cheng, "Kau..."
Sebelum ucapannya selesai, Wei WuXian sudah mengikat pita itu menutupi pandangannya dengan gesit. Dia memposisikan anak panah, menarik busur, dan melepaskannya—tepat sasaran!Serangkaian tindakan itu begitu mulus dan gesit. Para kultivator lain bahkan tidak menyadari apa yang ingin dia lakukan. Bahkan mereka tidak melihat pergerakannya dengan jelas sebelum bagian tengah target itu dipanah. Hening sejenak, lalu sorak-sorai menggelegar kembali, menggema dari menara penonton, bahkan lebih dahsyat daripada untuk Jin ZiXuan tadi.Ujung bibir Wei WuXian terangkat sedikit. Busur diputar-putar di tangannya, lalu dilemparkan. Sementara itu, saat Jin ZiXun menyadari popularitas Wei WuXian sekarang telah melampaui Jin ZiXuan, dia pun mendengus keras. Sepertinya luar-dalam dia tidak merasa senang.
Dia berujar lagi, "Ini hanya pertandingan panahan sebagai pembukaan dan kau sudah pamer begitu. Sekarang kau menutup matamu, tapi apa kau bisa terus begitu di sepanjang perburuan? Di Gunung Baifeng nanti, kita bisa saling unjuk kemampuan dan lihat siapa yang benar-benar lebih hebat!"
Wei WuXian, "Tentu."
Jin ZiXun melambaikan tangannya, "Ayo!"
Semua kultivator bawahannya bergegas maju, seolah mereka ingin menjadi yang pertama masuk ke dalam dan mendapat kesempatan untuk mengambil semua buruan berlevel tinggi. Saat Jin GuangShan melihat formasi berkudanya cukup terlatih, dia merasa agak bangga.
Dia tersenyum melihat Wei WuXian dan Jiang Cheng masih berada di atas pelana kuda, "Kepala Sekte Jiang, Wei Gongzi, kalian masih belum memasuki gunung? Awas nanti Jin ZiXun bisa mengambil semua buruannya."
Wei WuXian, "Tidak perlu tergesa-gesa. Dia tidak akan bisa."
Semua orang di sekeliling mereka terpaku kaget. Saat Jin GuangShan memikirkan maksud dari perkataan 'dia tidak akan bisa', dia melihat Wei WuXian turun dari kudanya dan memberitahu Jiang Cheng, "Kau bisa pergi lebih dulu."
Jiang Cheng, "Santai saja. Mundurlah kalau sudah merasa cukup."
Wei WuXian melambaikan tangan. Jiang Cheng pun menarik kekang kuda dan memimpin orang-orang Sekte Jiang.Dengan mata tertutup, Wei WuXian berjalan santai ke arah jalur masuk Gunung Baifeng. Dia disinya bukannya untuk berburu, tapi lebih seperti sedang berjalan-jalan di sekeliling taman milik sektenya sendiri.Kerumunan itu menjadi kebingungan.
Apa benar dia tidak akan melepaskan pita yang menutup matanya sampai perburuan berakhir? Bagaimana dia bisa berpartisipasi untuk berburu dalam keadaan seperti itu?
Mereka semua pun saling tatap. Pada akhirnya, mereka merasa kalau itu bukan urusan siapa-siapa dan bisa dijadikan tontonan yang bagus. Satu per satu mulai bergegas pergi.Setelah berjalan beberapa saat, Wei WuXian akhirnya menemukan sebuah tempat yang cukup dalam di Gunung Baifeng dan nyaman untuk dipakai beristirahat.Tempat itu berupa sebuah dahan yang sangat tebal, tumbuh dari batang pohon yang lebih tebal lagi dan menghalangi jalannya. Beberapa kali Wei WuXian menepuk kulit kayunya yang kering dan berkerut, merasakan dahan itu cukup kokoh dan bisa dinaiki dengan mudah.Suara dari menara penonton sudah lama terhalangi dari hutan. Wei WuXian bersandar pada batang pohon, memejamkan mata di balik kain hitam itu. Cahaya matahari menyinari wajahnya lewat celah dedaunan.Dia memegang Chenqing dan meniupnya, jemari bergeser. Suara seruling mengalun jernih ke angkasa seperti seekor burung, menggema ke seluruh penjuru gunung.Selagi memainkan seruling itu, satu kaki Wei WuXian bergelantung dan berayun-ayun. Ujung sepatu botnya bersentuhan dengan rerumputan di bawah pohon. Dia tidak peduli jika sepatunya basah terkena embun rerumputan.
Setelah lagu berakhir, Wei WuXian menyilangkan lengannya dan bersandar pada batang pohon dalam posisi yang lebih nyaman. Seruling terselip di antara kedua lengan, sementara bunga-bunga itu masih berada di dadanya, menguarkan aroma lembut dan segar.Entah sudah berapa lama dia duduk di sana. Wei WuXian nyaris tertidur saat dia dibangunkan tiba-tiba.Ada seseorang yang mendekat.Tapi orang itu tidak memiliki niatan membunuh.
Jadinya, Wei WuXian tetap bersandar miring di dahan pohon, terlalu malas untuk bangun. Bahkan dia tidak punya tenaga untuk melepaskan pita yang menutupi matanya. Dia hanya memiringkan kepala.Beberapa saat kemudian, masih tidak ada tanggapan.
Wei WuXian pun mau tidak mau bertanya, "Kau ke sini untuk berburu?"
Orang itu tidak menjawab.
Wei WuXian, "Kau tidak akan mendapatkan apa-apa di sekitarku ini."
Orang itu masih diam, tapi mulai berjalan mendekat beberapa langkah.Kini Wei WuXian merasa tergugah. Kebanyakan kultivator biasanya ketakutan setiap kali melihatnya. Mereka tidak berani mendekati lelaki itu bahkan jika ada banyak orang di sekitarnya. Apalagi berada di tempat yang sama dengannya sendirian, apalagi malah berjalan mendekat. Kalau bukan karena orang itu tidak memiliki niatan membunuh, Wei WuXian pasti sudah mengira bahwa orang itu punya niat tersembunyi. Wei WuXian pun sedikit menegakkan tubuh dan memiringkan kepala, menghadap ke arah sosok itu. Bibirnya melengkung, dia tersenyum.
Begitu ingin mengatakan sesuatu, mendadak dia didorong paksa.
Punggung Wei WuXian menubruk batang pohon. Begitu tangan kanannya hendak menarik pita yang menutupi mata, pergelangan tangan itu malah dipelintir. Tenaganya cukup kuat sehingga Wei WuXian bahkan tidak bisa memberontak. Tapi sampai sekarang masih tidak ada niatan membunuh sama sekali. Kain lengan kiri Wei WuXian bergeser.
Ketika dia ingin mengeluarkan jimat-jimatnya, orang itu menyadari niatannya dan segera menangkap tangan itu. Kedua tangan Wei WuXian dicengkeram ke batang pohon, pergerakannya kaku. Wei WuXian mengangkat kaki hendak menendang sosok itu saat dia merasakan kehangatan di bibirnya. Seketika dia membeku.
Sentuhan itu terasa aneh sekaligus asing, basah dan hangat.
Awalnya, Wei WuXian tidak mengerti apa yang sedang terjadi.
Pikirannya kosong.
Saat akhirnya dia menyadarinya, dia begitu syok.Orang ini, mencengkeram kedua pergelangan tangannya, memojokkannya ke batang pohon, dan sedang menciumnya.
Mendadak dia memberontak, ingin terlepas dan menarik pita di matanya, tapi gagal. Dia ingin bergerak lagi, tapi entah bagaimana dia berhenti.
Sosok yang sedang menciumnya ini sepertinya sedikit gemetar.Wei WuXian tidak bisa memberontak lagi.
Dia pun membatin, Sepertinya meskipun gadis ini cukup kuat, kepribadiannya ternyata penakut dan mudah malu? Malah sekarang dia sudah gugup. Kalau bukan begitu, mana mungkin gadis itu memilih saat-saat seperti ini untuk menyelinap. Barangkali dia sudah mengumpulkan segala keberanian yang bisa ditemukan dalam dirinya. Selain itu, sepertinya tingkat kultivasinya tidaklah rendah, yang berarti harga dirinya lebih tinggi lagi. Kalau Wei WuXian menarik pita di matanya dan tanpa sengaja melihat sosoknya, bayangkan betapa malunya gadis itu nanti?
Sepasang bibir tipis saling melumat dari sisi ke sisi, berhati-hati namun tak terlepas. Wei WuXian masih belum memutuskan hendak berbuat apa saat mendadak bibir tipis itu menjadi makin agresif.
Gigi Wei WuXian tidak mengatup, membuat orang itu leluasa memaksa masuk. Seketika Wei WuXian menjadi tak bertenaga, merasa sedikit kesulitan bernapas dan ingin memalingkan kepala. Namun orang itu menekan wajah Wei WuXian untuk menghadapnya lagi. Di antara lumatan bibir dan tarian lidah itu, Wei WuXian merasa pusing, sampai akhirnya sosok itu menggigit bibir bawahnya.
Setelah menempel sesaat, bibir itu pun terlepas dengan enggan, dan Wei WuXian akhirnya berhasil pulih.
Sekujur tubuh Wei WuXian terasa melemas oleh ciuman itu. Tenaga baru kembali ke lengannya setelah dia bersandar ke batang pohon cukup lama.Wei WuXian pun mengangkat tangan dan segera melepaskan pita yang dikenakannya, namun dia hanya dipertemukan dengan sengatan pancaran matahari yang mendadak. Akhirnya dia berhasil membuka mata, namun tidak ada apa pun di sekitarnya. Semak belukar, pepohonan, rerumputan, sulur tanaman—tidak ada orang kedua.Wei WuXian masih merasa agak bingung. Dia duduk di atas dahan pohon cukup lama. Saat meloncat turun, dia merasa lemah di bawah kakinya, nyaris seperti perasaan kebas.
Dia segera menopang tubuh ke batang pohon, mengumpat karena merasa tidak berguna.
Dia sudah dicium begitu ganas sampai kakinya lemas. Dia menengadah dan melirik area sekitar, tapi tidak ada jejak-jejak orang lain. Kejadian barusan seperti lamunan yang absurd namun erotis. Wei WuXian mulai memikirkan legenda tentang makhluk-makhluk yang mendiami gunung ini.Tapi dia yakin bahwa tadi bukanlah makhluk gunung. Pasti manusia.Saat mengingat bagaimana rasanya ciuman tadi, mendadak perasaan menggelitik tak berwujud merayap ke ujung hatinya.
Tangan kanan Wei WuXian menyentuh dada, tapi langsung menyadari bahwa bunga yang sedari tadi berada di sana sudah menghilang.Dia mencari-cari di tanah selama beberapa saat tapi tetap tidak ketemu juga. Tidak mungkin tiba-tiba menghilang, kan?Wei WuXian berdiam diri cukup lama, tanpa sadar menyentuh bibirnya sendiri.
Akhirnya dia berhasil berkata, "Bagaimana bisa... Itu tadi adalah..."
Dia tidak melihat siapa pun setelah berkeliling di sekitar area itu. Wei WuXian tidak tahu harus tertawa atau cemas. Dia tidak tahu apakah orang itu akan bersembunyi darinya dan tidak akan pernah muncul lagi, jadi dia hanya bisa menyerah. Lelaki ini mulai berjalan tak tentu arah di sekeliling hutan.
Setelah lama berselang, dia mendengar suara keras yang berasal dari arah depannya. Begitu Wei WuXian mengintip, dia melihat sosok ramping berpakaian putih.
Siapa lagi kalau bukan Lan WangJi?
Namun, meski jelas-jelas dia adalah Lan WangJi, tapi apa yang sedang dia lakukan benar-benar bukan seperti Lan WangJi yang biasanya.
Ketika Wei WuXian melihatnya, lelaki itu tengah membenturkan kepalan tangannya ke arah batang pohon dengan begitu bertenaga sampai pohonnya terbelah jadi dua.
Wei WuXian merasa aneh, "Lan Zhan! Kau sedang apa?"
Orang itu membalik tubuh. Dia memang Lan WangJi. Namun saat ini matanya memerah, ekspresinya nyaris menakutkan.
Wei WuXian terperanjat, "Wow, seram."
Suara Lan WangJi begitu kasar, "Pergi!"
Wei WuXian, "Aku baru saja tiba di sini tapi kau malah ingin aku pergi. Kau benar-benar segitunya membenciku, ya?"
Lan WangJi, "Menjauh dariku!"
Selain dari beberapa hari yang mereka lalui di gua Xuanwu, ini pertama kalinya Wei WuXian melihat Lan WangJi kehilangan pengendalian diri separah ini. Namun keadaan yang sebelumnya memang khusus dan masih bisa dimengerti. Tapi sekarang ini, semuanya sedang baik-baik saja.
Lalu kenapa dia jadi seperti ini?
Wei WuXian mundur selangkah, 'menjauh' darinya. Namun dia terus bertanya, "Hei, Lan Zhan, ada apa? Kau baik-baik saja? Kalau kau sedang tidak baik-baik saja, katakan saja."
Lan WangJi tidak menatap matanya.
Bichen terhunus. Beberapa kilatan cahaya kebiruan memotong pepohonan di sekitar area itu. Pohon-pohon itu ambruk tak lama kemudian.Lelaki itu berdiri diam cukup lama sambil mencengkeram pedangnya. Genggamannya begitu erat dan menggunakan tenaga yang besar sampai buku-buku jarinya memutih. Seolah sudah berhasil menenangkan diri, mendadak dia mendongak lagi, pandangannya terpaku pada Wei WuXian.Wei WuXian merasakan sensasi yang aneh dan tak bisa dijelaskan. Kedua matanya tadi sudah tertutup pita selama lebih dari dua jam. Sinar matahari terlalu menyilaukan baginya.
Setelah pita itu dilepas, matanya tetap saja berkilat basah.
Bibirnya juga agak bengkak.
Wei WuXian merasa kalau penampilannya sekarang ini pasti mengerikan.
Karena ditatap terus menerus seperti itu, dia pun menyentuh dagu, "Lan Zhan?"
"..."Lan WangJi, "Tidak ada."
Dengan suara clang, pedang itu disarungkan kembali ke selongsongnya. Lan WangJi membalik badan untuk berjalan pergi. Wei WuXian masih merasa ada yang tidak beres dengannya. Setelah berpikir sebentar, dia mengikuti lelaki itu, menyerbu ke arahnya untuk mencoba meraba nadinya. Lan WangJi mengelak dan menatapnya dingin.
Wei WuXian, "Jangan memandangku seperti itu. Aku hanya ingin tahu ada apa denganmu. Kau benar-benar sangat aneh. Kau sungguh tidak keracunan? Atau ada sesuatu yang terjadi padamu selama perburuan malam?"
Lan WangJi,"Tidak."
Melihat ekspresi lelaki itu akhirnya kembali normal dan tampak baik-baik saja, Wei WuXian pun berhenti merasa cemas. Meski dia penasaran dengan apa yang sudah terjadi, tidak baik rasanya jika dia terlalu ikut campur. Maka dari itu, Wei WuXian pun mulai mengobrol. Pada awalnya Lan WangJi menolak bicara. Namun perlahan, dia akhirnya mau menjawab singkat.
Seberkas rasa panas dan sensasi bengkak di bibir Wei WuXian terus mengingatkannya bahwa dia baru saja kehilangan ciuman pertamanya yang sudah dia jaga selama dua puluh tahun. Dia dicium sampai kepalanya pusing, tapi dia bahkan tidak tahu siapa orangnya atau bagaimana penampilan gadis itu.
Bagaimana bisa? Wei WuXian menghela napas perlahan, lalu mendadak dia berkata, "Lan Zhan, kau pernah mencium seseorang?"
Andaikan Jiang Cheng berada di sini, dia pasti sudah menghajar Wei WuXian begitu mendengarnya menanyakan pertanyaan konyol dan sembrono itu.
Langkah Lan WangJi juga berhenti.
Suaranya begitu dingin sampai terdengar kaku, "Kenapa kau menanyakannya?"
Wei WuXian tersenyum lebar, wajahnya penuh rasa pengertian.
Matanya terpejam, "Belum pernah, kan? Aku tahu. Aku cuma bertanya jadi kau tidak perlu marah."
Lan WangJi, "Bagaimana kau tahu?"
Wei WuXian, "Menurutmu bagaimana? Dengan wajah sekaku itu ke mana pun kau pergi, siapa yang akan berani menciummu? Tentu saja kau juga tidak akan mengira kaulah yang mulai mencium. Menurutku kau akan terus menjaga ciuman pertamamu sampai akhir hayatmu, hahahaha..."
Dia berujar bangga sendiri. Wajah Lan WangJi masih tanpa ekspresi, tapi dia terlihat agak merileks.
Setelah dia tertawa cukup lama, Lan WangJi pun berujar, "Bagaimana denganmu?"
Wei WuXian mengangkat satu alisnya, "Aku? Tentu saja aku sangat berpengalaman."
Wajah Lan WangJi yang barusan sempat merileks seketika kembali terselubungi lapisan salju dan embun beku.
Tiba-tiba saja Wei WuXian bungkam, "Shush!"
Waspada, dia mendengarkan sesuatu dengan saksama sebelum menarik Lan WangJi ke belakang semak-semak.Lan WangJi tidak tahu apa yang lelaki ini lakukan. Begitu hendak bertanya, dia melihat Wei WuXian menatap ke suatu arah. Dia pun mengikuti arah pandangannya dan melihat dua sosok, satu putih, dan satunya lagi ungu. Mereka melangkah bersama dengan mencurigakan.Sosok yang berada di depan bertubuh ramping, Meski wajahnya rupawan, aura angkuh masih terkesan menyelimutinya. Tanda merah di antara alisnya dan garis-garis emas di jubah putihnya membuat perhiasan yang dikenakannya menjadi semakin gemerlap, terlebih lagi ditambah dengan dagu terangkat dan ekspresi angkuhnya itu. Dia adalah Jin ZiXuan. Sementara itu, yang berada di belakangnya bertubuh mungil. Langkahnya pendek-pendek selagi kepalanya menunduk dan tak mengatakan apa pun, membuat kontras yang begitu kentara dengan Jin ZiXuan di depannya. Dia adalah Jiang YanLi.Wei WuXian membatin, Sudah kuduga Nyonya Jin akan menyuruh shijie dan merak Jin itu untuk menghabiskan waktu bersama.Di sebelahnya, Lan WangJi melihat ekspresi jijik Wei WuXian.
Kemudian dia berujar dengan suara rendah, "Apa yang terjadi antara kau dan Jin ZiXuan?"
Wei WuXian mendengus.Menanyakan alasan kenapa Wei WuXian begitu membenci Jin ZiXuan akan membutuhkan penjelasan yang panjang.Nyonya Yu dan ibu Jin ZiXuan, Nyonya Jin, dulunya adalah sahabat dekat. Sejak dulu sekali mereka saling berjanji jika anak mereka samasama lelaki atau sama-sama perempuan, mereka akan dijadikan saudara tersumpah; dan jika satu laki-laki dan satunya lagi perempuan, tentu saja mereka akan menjadi sepasang suami istri.Nyonya dari kedua sekte itu memiliki hubungan yang dekat. Mereka sudah saling mengenal dan latar belakang mereka juga cocok. Pernikahan semacam itu memang sesuai;
hampir semua orang menyebutnya perjodohan dari surga. Namun dua orang yang terjalin langsung malah merasa sebaliknya.Semenjak lahir, Jin ZiXuan ibarat bulan yang dipuja bintangbintang. Dia terlahir dengan kulit putih cerah dan lembut. Dengan tanda merah di keningnya beserta latar belakang elite dan kecerdasan luar biasa, dia dicintai oleh hampir semua orang yang pernah dia temui. Nyonya Jin membawanya ke Lianhua Wu beberapa kali, tapi Wei WuXian dan Jiang Cheng tidak senang bermain dengannya; hanya Jiang YanLi yang bersedia memasak buat lelaki itu. Kendati demikian, Jin ZiXuan tidak begitu senang memperhatikan gadis itu. Hal iulah yang membuat Wei WuXian dan Jiang Cheng berteriak marah di beberapakesempatan.Selama Kampanye Memanah Matahari, Sekte YunmengJiang pernah menuju ke area Langya untuk memberi bantuan kepada Sekte LanlingJin. Karena mereka kekurangan orang, Jiang YanLi pun ikut maju ke medan perang bersama mereka.Gadis itu tahu bahwa kultivasinya tidaklah seberapa tinggi sehingga dia hanya melakukan sebisanya, menyibukkan diri dengan membuat makanan untuk para kultivator. Awalnya Wei WuXian dan Jiang Cheng sama-sama tidak setuju, tapi Jiang YanLi sejak dulu selalu mahir dalam memasak. Dia merasa senang dan memiliki hubungan yang baik dengan yang lain. Dia juga tidak memaksakan diri dan cukup aman. Itulah kenapa Wei WuXian dan Jiang Cheng merasa itu bukan ide yang terlalu buruk.Dikarenakan keadaan yang sulit, makanan yang tersedia benarbenar hambar. Jiang YanLi khawatir kedua adiknya tidak bisa menyesuaikan diri dengan makanan itu karena sudah terbiasa dengan kemewahan mereka. Oleh sebab itu, gadis itu pun diam-diam membuat dua mangkuk sup tambahan untuk Wei WuXian dan Jiang Cheng. Namun selain Jiang YanLi sendiri, tidak ada yang tahu bahwa dia sudah membuat semangkuk lagi untuk Jin ZiXuan yang saat itu juga berada di Langya.Jin ZiXuan juga tidak tahu. Meski dia benar-benar menikmati sup itu dan merasa bersyukur pada niat baik si pemasak, Jiang YanLi tidak pernah memberitahu bahwa dirinya yang memasakkannya. Tidak ada yang tahu bahwa ada seorang kultivator perempuan berlevel rendah yang mengetahui itu semua. Kultivator itu adalah seorang pelayan Sekte LanlingJin. Karena kultivasinya tidaklah tinggi, dia pun kebagian pekerjaan yang sama dengan Jiang YanLi. Penampilannya cukup rupawan dan dia juga tahu cara mengambil kesempatan. Karena penasaran, dia mengikuti Jiang YanLi beberapa kali sebelum akhirnya mampu menduga apa yang sedang terjadi. Pelayan itu pun menjaga ketenangan dan berkeliaran di luar kediaman Jin ZiXuan setelah Jiang YanLi membawakan sup untuk lelaki itu. Si pelayan itu sengaja membiarkan Jin ZiXuan melihat bayangannya.Jin ZiXuan akhirnya berhasil menangkap orang itu. tentu saja dia juga menanyakan beberapa pertanyaan. Dengan cerdiknya pelayan itu tidak pernah mengakui apa pun, tapi malah menyangkal dengan ambigu dan pipi merona, membuatnya terdengar seolah memang dialah yang melakukannya tapi tidak ingin Jin ZiXuan tahu betapa sulitnya itu. Oleh karenanya, Jin ZiXuan pun tidak lagi memaksanya mengaku. Namun dia mengambil tindakan dengan memberi respek kepada kultivator itu. Dia mulai memperhatikan dia, bahkan mengangkatnya dari pelayan ke seorang kultivator tamu. Dalam waktu yang lama, Jiang YanLi sama sekali tidak menyadari kalau ada yang tidak beres. Hal itu terus berlanjut sampai suatu hari—setelah Jiang YanLi membawakan sup lagi—dia bertemu dengan Jin ZiXuan yang saat itu sedang mengambil sepucuk surat.Secara alami, Jin ZiXuan menanyakan apa yang dilakukan Jiang YanLi di ruangannya. Awalnya Jiang YanLi tidak berani mengatakannya. Namun begitu mendengar nada suara lelaki itu terdengar semakin sangsi, Jiang YanLi pun mau tak mau mengatakan yang sebenarnya, tidak peduli seberapa gelisahnya dia.Namun seseorang sudah menggunakan alasan itu lebih dulu.Bisa diduga bagaimana reaksi Jin ZiXuan setelah mendengar perkataan gadis itu.Jadi begitulah, dengan serta-merta, Jin ZiXuan 'mengekspos kebohongan' Jiang YanLi. Gadis itu sama sekali tidak menyangka akan jadi begini. Dia bukanlah tipe orang yang suka pamer;
bahkan tidak banyak orang yang tahu bahwa dia adalah anak perempuan dari Sekte YunmengJiang. Dia tidak bisa menemukan bukti apa pun yang kuat dalam waktu sesingkat itu. dia mencoba protes, tapi semakin dia berusaha, semakin dia merasakan hatinya kian mendingin.
Pada akhirnya, Jin ZiXuan memberitahunya dengan dingin, "Jangan kira, hanya karena kau berasal dari sekte kuat, kau bisa mencuri dan menginjak-injak perasaan orang lain. Beberapa orang meski berasal dari latar belakang yang miskin, karakter mereka jauh lebih baik daripada orang-orang tertentu, Tolong perhatikan tingkah lakumu."
Jiang YanLi bisa memahami beberapa hal dari perkataan Jin ZiXuan itu.Sejak awal Jin ZiXuan tidak pernah mempercayai gadis sepertinya yang terlahir dari sebuah sekte ningrat tapi memiliki kultivasi yang rendah, yang sama sekali tidak bisa berbuat apa-apa di medan perang atau membantu yang lain. Sederhananya, dia mengira Jiang YanLi ingin mencari alasan untuk mendekatinya, dan dia hanya berada di sini untuk menambah masalah.Jin ZiXuan tidak pernah memahami gadis itu dan tidak pernah ingin memahaminya juga. Maka tentu saja dia tidak akan percaya padanya.Setelah lelaki itu berkata kasar padanya, Jiang YanLi pun menangis. Wei WuXian kebetulan kembali dan melihat pemandangan itu.Meskipun shijie-nya berhati lembut, dia tidak pernah benar-benar meneteskan air mata di hadapan orang lain, apalagi menangis begitu keras dan begitu menyedihkan di depan banyak orang (selain saat mereka saling berpelukan dan menangis bersama begitu ketiganya dipertemukan kembali setelah Lianhua Wu dihancurkan).
Wei WuXian begitu panik. Saat dia mencoba menanyainya, Jiang YanLi menangis begitu parah bahkan sampai tidak bisa bicara dengan benar. Kemudian dia melihat Jin ZiXuan yang berdiri terheran-heran di sebelahnya. Wei WuXian pun meledak marah, tidak habis pikir kenapa anjing itu berulah lagi. Dia pun menendang dan menghajar Jin ZiXuan. Pertarungan keduanya begitu sengit seperti sanggup menggemparkan Langit. Semua kultivator di sekitar markas itu berusaha melerai keduanya. Di tengah keributan itu, Wei WuXian akhirnya mengerti penyebab semua ini dan menjadi makin geram. Dia pun mengancam bahwa suatu saat nanti, dia pasti akan membuat Jin ZiXuan mati di tangannya sendiri. Dia pun menyuruh orang lain untuk menyeret kultivator perempuan itu—si pelayan itu.Setelah beberapa rentetan pertanyaan ditanyakan, kebenaran pun terkuak. Sekujur tubuh Jin ZiXuan rasanya membeku. Tidak peduli seberapa besar keinginan Wei WuXian untuk terus mengutuknya, pada akhirnya dia tidak angkat bicara ataupun angkat tinjunya. Namun wajahnya menggelap. Kalau bukan karena Jiang YanLi yang menahannya serta Jiang Cheng dan Jin GuangShan yang datang untuk menarik Wei WuXian, kemungkinan besar Jin ZiXuan sekarang tidak akan bisa menghadiri perburuan di Gunung Baifeng.Setelah kejadian itu, Jiang YanLi masih meneruskan pekerjaannya di Langya, tapi dia hanya memperhatikan urusannya sendiri. Dia tidak hanya berhenti membawakan sup untuk Jin ZiXuan, tapi juga tidak lagi menatapnya dengan benar. Segera setelah itu, situasi di Langya dapat terselesaikan sehingga Wei WuXian dan Jiang Cheng bisa membawa Jiang YanLi kembali ke Yunmeng. Namun di sisi lain, Jin ZiXuan mulai menanyakan tentang Jiang YanLi lagi dan lagi setelah Sunshot Campaign berakhir, entah karena rasa bersalah atau karena sudah diomeli oleh Nyonya Jin.Siapa pun yang mengetahui masalah itu pasti mengira bahwa semua ini hanya berasal dari kesalahpahaman. Memangnya apa lagi yang salah kalau sudah diklarifikasi?
Namun Wei WuXian tidak berpikir demikian. Dia teramat sangat membenci Jin ZiXuan yang baginya seperti tuan putri jantan, seekor merak yang suka pamer, seorang pria buta yang hanya memperhatikan penampilan. Dia tidak percaya sedikit pun bahwa orang narsis seperti Jin ZiXuan mampu menyadari kesalahan dan tiba-tiba saja merasa tertarik pada Jiang YanLi. Barangkali karena didesak dan dimarahi habis-habisan oleh Nyonya Jin sehingga dia pun berniat menyelesaikan tugasnya dengan enggan.Namun tanpa mempedulikan kebenciannya, Wei WuXian hanya bisa menahan diri tidak keluar dari persembunyiannya supaya tidak membuat Jiang YanLi kesulitan. Dia meletakkan jari di bibir, mengisyaratkan Lan WangJi untuk tenang dan lanjut mengintai. Sesaat, pandangan sepasang mata beriris terang itu mendarat pada bibir yang basah dan penuh itu sebelum berpaling.Sementara itu, Jin ZiXuan menyingkap semak belukar dan menemukan mayat besar dari monster ular.
Dia menunduk beberapa saat sebelum berkata, "Sudah mati."
Jiang YanLi mengangguk.
Jin ZiXuan, "Ular Pengukur."
Jiang YanLi, "Apa?"
Jin ZiXuan, "Makhluk buas dari daerah Nanman. Setiap kali melihat seseorang, dia akan langsung menegakkan tubuh dan membandingkan siapa yang lebih tinggi. Kalau dia lebih yang tinggi, maka dia akan memakannya. Bukan masalah serius. Dia hanya kelihatan seram saja."
Sepertinya Jiang YanLi tidak memahami kenapa lelaki itu tiba-tiba saja menjelaskan hal seperti itu padanya. Logikanya, di saat-saat seperti ini barangkali akan lebih baik untuk mengatakan hal-hal dangkal seperti 'Jin Gongzi sangat cerdas' atau 'Jin Gongzi sangat menguasai diri'. Namun apa yang dia katakan barusan teramat biasa dan masuk akal. Tidak ada kata yang bisa digunakan untuk menjawabnya. Kalau pujian dangkal yang terang-terangan, sudah pasti Jin GuangYao yang mampu mengucapkannya dengan wajah datar. Jiang YanLi hanya bisa mengangguk lagi. Wei WuXian menduga kalau gadis itu sudah mengangguk terus dari tadi.Setelah itu hanya ada keheningan yang panjang. Rasa canggung merayapi rerumputan dan berembus langsung ke dua orang di balik semak-semak. Beberapa saat kemudian, Jin ZiXuan akhirnya mengarahkan Jiang YanLi ke arah mereka datang tadi.
Bahkan saat sedang berjalan, dia tetap meneruskan perkataannya, "Ular Pengukur ini bersisik dan taringnya lebih panjang dari rahangnya. Barangkali dia mutan. Kebanyakan orang akan kesulitan menghadapi makhluk seperti ini karena tidak bisa dipanah sampai menembus sisiknya."
Setelah jeda sesaat, dia menambahkan dengan nada tak peduli, "Tapi tidak terlalu parah kok. Tidak ada mangsa sulit di perburuan ini. Makhluk-makhluk itu tidak akan bisa menyakiti siapa pun dari Sekte LanlingJin sama sekali."
Mendengar dua kalimat terakhir itu, aura kebanggaan menguar lagi. Wei WuXian merasa situasinya agak menyebalkan. Namun saat melihat Lan WangJi memandangi Jin ZiXuan, Wei WuXian merasa aneh.
Dia pun mengikuti pandangannya dan langsung kehilangan katakata, Sejak kapan Jin ZiXuan berjalan dengan tangan dan kaki yang sama?
Jiang YanLi, "Akan lebih baik jika perburuan ini tidak menyakiti siapa pun."
Jin ZiXuan, "Apa berharganya buruan kalau tidak menyakiti orang? Kalau kau datang ke lapangan berburu pribadi milik Sekte LanlingJin, kau bisa menemui banyak monster langka."
Wei WuXian diam-diam tersenyum mengejek, Siapa juga yang ingin mengunjungi lapangan berburu sektemu?
Namun Jin ZiXuan sudah mulai memutuskan semuanya sendiri, "Kebetulan aku punya waktu luang bulan depan. Aku bisa membawamu ke sana."
Suara Jiang YanLi begitu lembut, "Jin Gongzi, terima kasih atas kebaikanmu, tapi kau tidak perlu repot-repot."
Jin ZiXuan terdiam kaget, berujar tanpa berpikir, "Kenapa tidak?"
Bagaimana bisa gadis ini menjawab pertanyaan semacam itu? Seolah merasa gelisah, Jiang YanLi menundukkan kepala.
Jin ZiXuan, "Kau tidak suka menonton perburuan?"
Jiang YanLi mengangguk.
Jin ZiXuan, "Kalau begitu kenapa kali ini kau datang?"
Kalau bukan karena usaha Nyonya Jin yang mengundangnya, Jiang YanLi sudah pasti tidak akan datang. Namun bagaimana bisa dia mengatakan hal itu?
Melihat Jiang YanLi terdiam begitu, wajah Jin ZiXuan pun beralih antara merah dan putih. Ekspresinya juga agak tak sedap dipandang mata. Beberapa saat kemudian, dia akhirnya berujar, "Kau tidak suka melihat perburuan atau kau tidak ingin bersama denganku?"
Jiang YanLi berbisik, "Tidak..."
Wei WuXian tahu Jiang YanLi takut kalau Jin ZiXuan hanya mengundangnya lantaran desakan Nyonya Jin dan bukan karena benarbenar ingin bersamanya. Maka dari itu gadis ini tidak ingin mengusiknya. Namun tahu apa Jin ZiXuan soal ini? Yang dia ketahui adalah bahwa dia tidak pernah merasa semalu ini seumur hidupnya. Ini bukan hanya kali pertamanya dia ditolak seorang gadis, tapi juga pertama kalinya dia mengundang seorang gadis dan malah ditolak. Amarah merambat naik dalam dirinya.
Sejurus kemudian, dia tertawa dingin, "Baiklah kalau begitu."
Jiang YanLi, "Maafkan aku."
Suara Jin ZiXuan sedingin es, "Buat apa minta maaf?
Kau bisa memikirkan apa pun sesukamu. Lagipula bukan aku yang ingin mengundangmu. Tidak masalah kalau kau tidak mau."
Darah Wei WuXian serasa melesat naik ke dahinya. Dia ingin bergegas keluar dan mulai berkelahi dengan Jin ZiXuan. Namun setelah dipikir lagi, dia merasa ada baiknya jika membiarkan Shijie melihat sendiri karakter asli lelaki itu sehingga dia bisa meninggalkan Jin ZiXuan dan tidak akan pernah menginginkannya lagi. Maka dari itu, Wei WuXian pun menahan segala amarahnya dan berniat menahan diri sedikit lebih lama lagi.Bibir Jiang YanLi gemetar tapi dia tidak mengucapkan apa-apa.
Dia pun membungkuk pada Jin ZiXuan dan berujar dengan suara lemah, "Tolong permisi."
Dia berbalik hendak pergi, sendiri dan diam. Jin ZiXuan berdiri terpaku selama beberapa saat, memandangi arah sebaliknya.
Sejurus kemudian dia tiba-tiba saja berteriak, "Berhenti!"
Namun Jiang YanLi tidak berbalik. Jin ZiXuan makin marah. Dia menyusulnya hanya dalam tiga langkah lebar dan hendak menyambar tangannya saat sekilas bayangan mendadak melesat di hadapannya. Belum sempat dia melihat siapa sosok ini, dia sudah menerima pukulan di dadanya. Jin ZiXuan mengibaskan pedang dan tersentak mundur.
Saat akhirnya bisa melihat siapa orang ini, dia pun memberang, "Wei WuXian, kenapa kau lagi?!"
Wei WuXian menamengi Jiang YanLi di belakangnya. Dia ikut naik pitam, "Aku malah belum bilang begitu—kenapa kau lagi?!"
Jin ZiXuan, "Tiba-tiba menyerang tanpa sebab, kau sudah gila, ya?!"
Wei WuXian menyerang dengan telapak tangannya, "Memang itulah yang sedang kulakukan! Apa maksudmu 'tanpa sebab'? Kenapa kau ingin mengejar shijie-ku hanya karena kau malu?"
Jin ZiXuan mengelak dan menyerang dengan pedang, "Kalau tidak kukejar, mana mungkin aku membiarkan dia berjalan sendirian di gunung ini tanpa arah?"
Namun bilah pedang itu dipertemukan dengan bilah pedang yang lain, melesat ke angkasa.
Melihat siapa orangnya, Jin ZiXuan pun terperanjat, "HanGuang-Jun?"Lan WangJi menghunus pedangnya, berdiri di antara mereka bertiga dan tetap tak bersuara.
Begitu Wei WuXian hendak melangkah maju, Jiang YanLi mencengkeramnya, "A-Xian!"
Pada saat bersamaan, serangkaian suara langkah kaki datang. Kerumunan besar bergegas ke dalam hutan. Seseorang yang berdiri paling depan berteriak, "Apa yang terjadi?"
Ternyata barusan binar pedang milik Lan WangJi dan Jin ZiXuan melesat ke langit, mengejutkan para kultivator di dekat sana. Mereka pun langsung menduga bahwa kedua orang itu mulai bertarung, itulah kenapa mereka bergegas datang dan kebetulan melihat jalan buntu aneh antara keempat orang di hutan ini. Ada pepatah mengatakan 'seseorang tidak akan pernah bisa menghindari musuhnya'. Sosok yang berada di paling depan kerumunan itu siapa lagi kalau bukan Jin ZiXun.
Dia berujar, "ZiXuan, apa Wei mencari gara-gara denganmu lagi?!"
Jin ZiXuan, "Bukan urusanmu, jangan khawatirkan itu sekarang!"
Melihat Wei WuXian sudah mencengkeram Jiang YanLi dan hendak membawanya pergi, dia pun berujar lagi, "Berhenti!"
Wei WuXian, "Kau benar-benar ingin berkelahi? Baiklah!"
Jin ZiXun, "Wei, kau berkali-kali ingin mencari masalah dengan ZiXuan, apa sebenarnya yang kauinginkan?"
Wei WuXian memandangnya, "Kau siapa?"
Jin ZiXun terhenti kaget sebelum memberang, "Kau tidak tahu siapa aku?!"
Wei WuXian merasa lucu, "Kenapa aku harus tahu kau siapa?"
Ketika Sunshot Campaign pertama pecah, Jin ZiXun bersikeras melindungi bagian belakang karena sedang cedera. Dia tidak punya kesempatan untuk melihat seperti apa Wei WuXian di garis depan, sehingga kebanyakan hal yang dia tahu hanya berasal dari rumor. Dia tidak terlalu peduli padanya dan mengira bahwa semua rumor itu hanya dibesar-besarkan. Namun beberapa saat yang lalu, Wei WuXian sudah memanggil semua makhluk gelap di hutan ini hanya dengan satu siulan, mengusir mayat-mayat ganas yang akan ditangkap kelompoknya dan membuat semua usaha mereka sia-sia. Dia sudah merasa tidak senang.Sekarang di depan wajahnya, Wei WuXian menanyakan siapa dia, memicu kemarahan besar yang aneh dalam dirinya—dia tahu Wei WuXian, tapi Wei WuXian tidak tahu dia, bahkan berani menanyakan itu di depan semua orang. Sepertinya itu membuat Jin ZiXun kehilangan muka. Semakin dipikirkan, semakin kesal rasanya. Baru saja dia akan bicara, seberkas cahaya keemasan berkilauan di langit. Kelompok kedua sudah datang.Kerumunan itu turun dari pedang dan mendarat dengan mantap. Yang memimpin paling depan adalah seorang wanita paruh baya, sosoknya terlihat ortodoks dengan aura yang terkesan keras. Dia terlihat gagah berani di atas pedangnya dan anggun saat melangkah.
Jin ZiXun memanggil, "Bibi!"
Jin ZiXuan meragu, "Ibu! Kenapa kau ke sini?" Sejurus kemudian, dia ingat bahwa binar pedangnya dan Lan WangJi telah melesat ke angkasa. Begitu Nyonya Jin melihat itu dari menara penonton, tentu saja tidak mungkin dia tidak datang.
Jin ZiXuan melirik para kultivator Sekte LanlingJin yang datang bersama ibunya, "Kenapa Ibu membawa begitu banyak orang ke sini? Ibu tidak perlu mencampuri urusan berburu."
Namun Nyonya Jin langsung meludah, "Berhenti menyombongkan diri. Siapa bilang aku ke sini demi kau?!"
Dari ekor matanya, dia melihat Jiang YanLi yang sudah meringkuk di belakang Wei WuXian. Wajahnya pun langsung merileks. Dia berjalan menghampiri gadis itu dan meraih tangannya, berbicara dengan suara lembut, "A-Li, kenapa kau begini?"
Jiang YanLi, "Terima kasih, Nyonya. Aku baik-baik saja."
Nyonya Jin cukup cermat, "Apa bocah berandalan itu menindasmu lagi?"
Jiang YanLi buru-buru menyanggah, "Tidak."
Jin ZiXuan bergeser sedikit, tampak seperti sedang menahan sesuatu. Tentu saja Nyonya Jin tahu seperti apa anaknya. Dia tahu apa yang sudah terjadi hanya dengan sekali tebak. Tiba-tiba dia naik pitam dan mengomeli anaknya, "Jin ZiXuan! Kau mau mati, ya?!!
Apa yang kaukatakan padaku sebelum datang kemari?!"
Jin ZiXuan, "Aku!"
Wei WuXian, "Nyonya Jin, tidak peduli apa yang anakmu katakan sebelum datang ke sini, sebaiknya dia dan shijie-ku berjalan secara terpisah mulai sekarang."
Dia sedang emosi sehingga pilihan kata-katanya tidaklah terlalu sopan. Untung saja Nyonya Jin sedang sibuk menghibur Jiang YanLi dan tidak terlalu mempersoalkan perkataannya. Namun meski wanita itu tidak peduli, orang lain sengaja mempergunakan kesempatan itu.
Jin ZiXun berteriak, "Wei WuXian, bibiku adalah seniormu. Bukankah terlalu lancang bicara seperti itu?!"
Yang lainnya pun merasa sependapat dan mengangguk setuju.
Wei WuXian menjawab, "Itu bukan kutujukan untuk Nyonya Jin. Sepupumu saja yang memperlakukan shijie-ku dengan kata-kata kasar berulangulang kali. Kalau Sekte YunmengJiang bisa menoleransi itu, berarti kami tidak pantas disebut sekte elite! Apanya yang lancang?"
Jin ZiXun, "Apanya yang lancang? Mana ada bagian dirimu yang tidak lancang? Di perburuan penting yang melibatkan semua sekte hari ini, kau benar-benar memamerkan kemampuanmu, bukan? Sepertiga buruan sudah kau ambil.
Sudah pasti kau merasa puas, iya kan?"Kepala Lan Wangji sedikit condong ke satu sisi, "Sepertiga buruan?"
Meskipun seratus orang lebih yang mengikuti Jin ZiXun semuanya menguarkan kemarahan yang kuat, tapi saat melihat Lan WangJi—yang rumornya memiliki hubungan yang sangat buruk dengan Wei WuXian—berbicara seperti sedang bertanya, seseorang langsung menjawab tak sabar, "HanGuang-Jun, Anda masih belum tahu, bukan? Ketika kami berburu di Gunung Baifeng beberapa saat yang lalu, kami sudah mencari begitu lama dan menyadari bahwa tidak ada satu pun mayat ganas atau makhluk buas yang tersisa!"9"
Kami baru tahu setelah mengirim orang untuk menanyai LianFang-Zun di menara penonton kurang dari sejam setelah perburuan dimulai. Suara seruling terdengar dari dalam Gunung Baifeng, kemudian semua mayat dan arwah bergerak ke arah sisi Sekte YunmengJiang dan menyerah dengan sendirinya!"
"Dari ketiga kategori buruan utama di Gunung Baifeng, hanya fae dan monster yang tersisa..."
"Berarti semua ghoul sudah dipanggil Wei WuXian sendiri..."
Jin ZiXun, "Kau tidak peduli pada orang lain dan hanya mempedulikan dirimu sendiri—apa itu masih belum cukup lancang?"
Wei WuXian tiba-tiba mengerti—ada niat terselubung di balik semua ini.
Dia pun tertawa, "Bukankah kalian yang bilang sendiri? Tadi hanya acara panahan sebagai pembuka;
kita bisa unjuk kemampuan yang sebenarnya di Gunung Baifeng."
Jin ZiXuan tertawa dengan dengusan ha, seolah menurutnya itu konyol, "Kau hanya bergantung pada jalur menyimpang itu. Sebenarnya bukan itu yang kaukuasai. Kau hanya tinggal memainkan beberapa nada dari seruling itu. Mana bisa disebut unjuk kemampuan?"
Wei WuXian terdengar bingung, "Aku bukannya mengecoh atau membuat rencana busuk, jadi kenapa tidak? Silakan saja kaumainkan beberapa nada dari seruling ini juga, dan lihat apa ada mayat hidup dan arwah yang ingin mengikutimu?"
Jin ZiXun, "Kau sudah melanggar peraturan sampai separah ini. Yang kaulakukan itu tidak lebih baik dari mengecoh atau merencanakan hal busuk!"
Mendengar itu, Lan WangJi pun mengerutkan kening. Nyonya Jin kelihatannya baru saja mendengar pertengkaran yang terjadi di sini. Suaranya acuh tak acuh, "ZiXun, sudah cukup."
Wei WuXian terlalu malas untuk berdebat dengannya.
Dia pun tertawa, "Baiklah, kalau begitu aku tidak tahu apa yang dimaksud kemampuan yang sesungguhnya. Tolong perlihatkan dan berusahalah menang melawanku sehingga aku bisa mengerti maksudnya apa."
Kalau dia memang bisa menang, Jin ZiXun tidak akan sefrustrasi sekarang ini. Dia terdiam sesaat. Semakin dipikir, semakin marah rasanya.
Dia pun mencemooh, "Tapi wajar saja kau tidak menganggap dirimu di pihak yang salah. Toh ini bukan pertama kalinya Wei Gongzi menyepelekan peraturan. Kau tidak membawa pedangmu saat menghadiri perjamuan bunga dan di perburuan sekarang. Di acara sebesar ini, kau sama sekali tidak mempedulikan sopan santun. Sebenarnya kau menganggap kami semua yang hadir di sini sebagai apa?"
Meski begitu, Wei WuXian sama sekali tidak memperhatikan dia dan malah berbalik ke arah Lan WangJi, "Lan Zhan, aku lupa bilang. Tadi kau menghalangi serangan pedang itu untukku. Terima kasih."
Melihat betapa Wei WuXian sama sekali tidak mempedulikannya, Jin ZiXun pun mengertakkan gigi, "Jadi murid-murid Sekte YunmengJiang tidak lebih dari ini!"

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang