Penyembunyian 4

37 4 0
                                    

CHAPTER 110: PENYEMBUNYIAN (4)

WEI WuXian, "Tentu saja peti itu dulunya menyimpan mayat. Dugaanku, apa yang dikubur di sini adalah mayat ibu Jin GuangYao, Meng Shi. Sepertinya Jin GuangYao datang kemari malam ini untuk mengambil mayat ibunya dan menempuh perjalanan ke Dongying bersamanya."
Lan XiChen tidak menjawab.
Nie HuaiSang berseru, "Ah, oh iya. Kedengarannya sangat masuk akal."
Wei WuXian bertanya, "Menurutmu apa yang akan dilakukan si pengirim surat itu setelah menggali mayat ibu Jin GuangYao?"
Nie HuaiSang, "Wei-xiong, kenapa terus menanyaiku? Tidak peduli sebanyak apa kau bertanya, aku tidak akan tahu apa-apa."
Terdiam sekilas, dia melanjutkan, "Tapi..."
Nie HuaiSang perlahan mengusap rambutnya yang basah karena badai, "Menurutku jika orang itu sangat membenci Jin GuangYao, barangkali dia akan bertindak kejam terhadap apa pun yang Jin GuangYao hargai lebih dari hidupnya sendiri."
Wei WuXian, "Seperti memotong-motong mayatnya dan menyimpannya di berbagai tempat berbeda, seperti yang terjadi pada ChiFeng-Zun?"
Nie HuaiSang terlonjak, "I-I-Itu.. itu agak keterlaluan, bukan..."
Wei WuXian menatapnya cukup lama sebelum akhirnya mengalihkan pandangan. Toh perkiraan hanyalah perkiraan. Tidak ada buktinya.Barangkali kebingungan dan ketidak berdayaan di wajah Nie HuaiSang saat ini hanyalah pura-pura. Dia tidak ingin mengakui sudah memperalat orang lain sebagai bidak caturnya dan memperlakukan nyawa manusia tanpa peduli. Barangkali seluruh rencananya tidak hanya sampai di sini sehingga dia harus menyembunyikan dirinya yang sebenarnya untuk melakukan hal lain dan mencapai tujuannya yang lebih tinggi. Atau, mungkin tidaklah serumit itu. Memang ada orang lain yang mengirimkan surat itu, membunuh kucing-kucing itu dan menyatukan lagi kepala dan tubuh Nie MingJue. Mungkin Nie HuaiSang memang benar-benar orang tak berguna.Mungkin kata-kata terakhir Jin GuangYao adalah kebohongan terakhir setelah niatnya menyerang sudah tepergok Nie HuaiSang sehingga pikiran Lan XiChen kacau berantakan saat Jin GuangYao menyeret mereka ke kematian bersama. Bagaimanapun juga, Jin GuangYao adalah pembohong besar dengan kejahatan yang tak terhitung jumlahnya. Tidak akan aneh kalau dia berbohong lagi.Dan alasan yang membuat dia berubah pikiran di saat-saat terakhir dan malah mendorong Lan XiChen menjauh, memangnya siapa yang bisa mengetahui pikirannya? Urat nadi tiba-tiba mencuat dari punggung tangan Lan XiChen yang menyangga kening.
Suaranya teredam, "... Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan? Kupikir aku mengenalnya, kemudian kupikir aku tidak mengenalnya. Sebelum malam ini, kupikir aku sekali lagi mengenalnya, tapi sekarang tidak."
Tidak ada yang bisa memberinya jawaban.
Lan XiChen mengulangi lagi dengan frustrasi, "Sebenarnya apa yang ingin dia lakukan?"
Orang terdekat dengan Jin GuangYao saja tidak tahu jawabannya, apalagi orang lain.
Setelah terdiam cukup lama, Wei WuXian pun berkata, "Ayo jangan berdiri saja di sini. Cari orang untuk dimintai pertolongan. Sisakan beberapa juga untuk berjaga dan mengawasi tempat ini. Peti dan senar guqin itu tidak akan bisa menyegel ChiFeng-Zun terlalu lama."
Seakan-akan membuktikan ucapannya, terdengar suara keras yang menggema dari dalam peti itu lagi, diiringi raungan yang tak bisa dideskripsikan. Nie HuaiSang gemetaran.
Wei WuXian meliriknya, "Lihat kan? Kalian harus memindahkannya ke peti mati yang lebih kokoh, menggali lubang yang lebih dalam, dan menguburnya sekali lagi. Kalian tidak akan bisa membukanya paling tidak seratus tahun lagi. Kalau dibuka, aku yakin mayatnya akan terus bergentayangan dan membuat kekacauan tanpa henti..."
Ucapannya belum selesai, tapi sudah terdengar suara gonggongan keras dan jelas dari kejauhan.Ekspresi Wei WuXian langsung berubah sementara Jin Ling berhasil mengumpulkan sejumlah tenaga, "Peri!"
Petir telah mereda dan hujan lebat beralih menjadi gerimis. Bagian tergelap dari malam sudah berlalu. Cahaya telah muncul.Anjing basah kuyup itu berlari kencang bak angin hitam dan meloncat ke arah Jin Ling. Mata bulatnya berlinangan air mata saat berdiri di atas kaki belakangnya, menempel di pangkuan Jin Ling dan mendengking-dengking. Wei WuXian melihat lidah merah terang itu terjulur dari gigi putihnya yang tajam dan menjilat tangan Jin Ling penuh semangat. Wajah Wei WuXian pun memucat dan matanya berkaca-kaca. Saat Peri membuka mulut, Wei WuXian pun merasa jiwanya menjadi kepulan asap hijau dan akan melayang ke Langit lewat mulutnya. Tanpa bicara, Lan WangJi menempatkan dirinya di depan Wei WuXian, menghalangi pandangannya dari Peri.
Mendadak ada ratusan orang yang mengelilingi Kuil Guanyin. Mereka semua penuh waspada dengan pedang tertarik dari sarungnya seperti bersiap akan menghadapi pertempuran besar. Namun, setelah kelompok yang menyerbu masuk ke dalam kuil melihat pemandangan di hadapan mereka semua, mereka pun terkejut dan meragu. Yang tergeletak di tanah sudah mati semua; yang tidak mati separuhnya sekarat, separuh lainnya berdiri. Intinya, mayat dan kekacauan terpampang jelas di atas tanah.
Dua orang yang berdiri paling depan adalah kepala pengelola Sekte YunmengJiang dan Lan QiRen. Wajah Lan QiRen masih dipenuhi syok dan keraguan. Sebelum dia sempat membuka mulut untuk bertanya, hal pertama yang dia lihat adalah Lan WangJi yang berdiri begitu dekat dengan Wei WuXian sampai bisa dibilang mereka satu orang. Dalam sekejap, dia sudah melupakan segala hal yang ingin ditanyakan. Amarah menyeruak di wajahnya. Alisnya bertaut, napasnya memburu gusar seperti bisa menerbangkan jenggotnya ke udara.
Kepala pengelola itu segera maju membantu Jiang Cheng berdiri, "Zongzhu, apa Anda baik-baik saja..."
Sementara itu, Lan QiRen mengangkat pedangnya dan berteriak, "Wei..."
Belum selesai dia bicara, beberapa sosok berjubah putih lainnya sudah bergegas maju dari belakang, semuanya berteriak, "HanGuangJun!"
"Senior Wei!"
"Senior Laozu!"
Bocah terakhir bertubrukan keras dengan Lan QiRen sampai nyaris membuatnya terjungkal.
Dia memberang, "Dilarang berlari! Dilarang berteriak!"
Tidak ada lagi yang memperhatikan Lan QiRen selain Lan WangJi yang menatapnya dan memanggil, "Paman."
Kedua tangan Lan SiZhui menyambar kain lengan Lan WangJi dan Wei WuXian dan berseru, "Hebat sekali! HanGuang-Jun, Senior Wei, sungguh melegakan melihat kalian berdua baik-baik saja. Saat melihat Peri begitu gelisah, kami pikir kalian sedang menghadapi sesuatu yang benar-benar sulit."
Lan JingYi, "SiZhui, yang benar saja? Mana mungkin ada situasi yang tidak bisa ditangani HanGuang-Jun? Sudah kubilang kau terlalu khawatir."
"JingYi, bukankah kau yang khawatir sepanjang perjalanan kemari?"
"Pergilah! Jangan bicara ngawur!"
Dari ujung matanya, Lan SiZhui melihat Wen Ning yang akhirnya bangkit dari tanah. Dia pun langung menyeretnya dan menyesakkannya ke dalam kerumunan bocah ini yang menjelaskan apa yang sudah terjadi. Semuanya berceloteh pada saat bersamaan.Setelah menggigit Su She, Peri langsung berlari menuju salah satu sekte bawahan dari YunmengJiang yang berlokasi di sekitar kota ini dan menggonggong di depan pintu mereka tanpa henti.
Ketika pemimpin sekte muda mereka melihat ban leher spesial di leher Peri begitu juga dengan simbol emasnya, dia langsung tahu bahwa anjing spiritual ini berasal dari latar belakang yang penting. Dan dilihat dari darah di sekujur tubuhnya, sudah jelas bahwa anjing itu baru saja menghadapi suatu pertarungan dan pemiliknya saat ini pasti sedang dalam bahaya. Takut salah menanganinya, pemimpin sekte itu segera mengendarai pedangnya dan membawa anjing itu ke Lianhua Wu untuk mengabari sekte sungguhan yang memimpin area itu, yaitu Sekte YunmengJiang.
Kepala pengelola di sana langsung mengenali bahwa anjing itu adalah anjing spiritual milik Jin Ling Gongzi, Peri, dan segera mengirimkan bala bantuan.Pada saat itu, Sekte GusuLan juga hendak meninggalkan Lianhua Wu, tapi Lan QiRen malah dihentikan anjing itu. Peri meloncat-loncat, mengoyak secarik kain tipis dari jubah putih Lan SiZhui dan menaruhnya di kepala menggunakan cakarnya, seakan-akan ingin melingkari keningnya dengan kain itu. Peri tergeletak di atas tanah dan berpura-pura mati.
Lan QiRen tidak mengerti apa yang terjadi, tapi Lan SiZhui termenung, "Tuan Lan, bukankah dia seperti meniru pita dahi dari sekte kita? Apa dia ingin memberitahu kita bahwa HanGuang-Jun atau seseorang dari Sekte Lan juga dalam bahaya?"
Dan begitulah, Sekte YunmengJiang, GusuLan, dan beberapa sekte lain yang belum pergi akhirnya mengumpulkan semua orang dan datang bersama untuk memberi bantuan.
Lan JingYi mendecak lidah, "Kita terus saja memanggilnya 'Peri' ini, 'Peri' itu, tapi siapa sangka dia benar-benar anjing spiritual !"
Namun tidak peduli seberapa spiritual dan seberapa gaibnya dia, Peri tetaplah seekor anjing, makhluk paling menyeramkan di dunia ini menurut Wei WuXian. Bahkan meski Lan WangJi berada di hadapannya, Wei WuXian masih gemetaran dari ujung kaki hingga ke ujung kepala. Semenjak junior Sekte Lan datang, Jin Ling terus-terusan melirik mereka, menyaksikan bagaimana mereka mengoceh dan mengerubungi Wei WuXian dan Lan WangJi.
Melihat wajah Wei WuXian makin memucat, Jin Ling pun menepuk pantat Peri dan berbisik, "Peri, keluarlah dulu."
Peri menggelengkan kepala dan ekornya, terus menjilati dia.
Jin Ling mengomel, "Keluarlah. Tidak mau mendengarkanku lagi ya?"
Peri pun merengut murung dan berlari keluar dari kuil dengan ekor bergoyang-goyang. Wei WuXian akhirnya bisa bernapas lega. Jin Ling ingin menghampirinya, tapi dia merasa agak malu. Sementara dia meragu, Lan SiZhui tiba-tiba melihat apa yang terselip di pinggang Wei WuXian.
Dia terdiam sesaat, "... Senior Wei?"
Wei WuXian, "Hm? Apa?"
Lan SiZhui terlihat seperti tidak sadar, "Bisakah... bisakah Anda izinkan saya melihat seruling itu?"
Wei WuXian mengambil serulingnya, "Ada apa dengan seruling ini?"
Lan SiZhui menerima seruling itu dengan kedua tangan dan mengernyit. Ada sekelumit kebingungan di wajahnya.
Lan WangJi menatapnya sementara Wei WuXian menatap Lan WangJi, "Ada apa dengan SiZhui-mu itu? Dia suka serulingku?"
Lan JingYi berseru, "Apa? Kau akhirnya menyingkirkan seruling jelek dan bersuara fals itu? Yang baru ini kelihatan lumayan juga!"
Dia tidak tahu bahwa seruling baru yang 'lumayan' ini adalah senjata spiritual yang selalu ingin dia lihat—seruling hantu legendaris 'Chenqing'. Lan JingYi hanya membatin, Bagus! Setidaknya mulai sekarang dia tidak akan kehilangan muka saat berduet dengan HanGuang-Jun. Ya Tuhan! Seruling yang sebelumnya sangat jelek dilihat juga didengar!
Lan WangJi, "SiZhui."
Lan SiZhui akhirnya tersadar dari lamunannya. Dia menyerahkan Chenqing kembali ke Wei WuXian dengan kedua tangannya, "Senior Wei."
Wei WuXian mengambil seruling itu.
Teringat bahwa Jiang Chenglah yang membawa itu, dia pun berbalik dan berujar santai, "Terima kasih."
Dia melambaikan Chenqing, "Aku boleh... menyimpan ini?"
Jiang Cheng meliriknya, "Sejak awal itu milikmu."
Meragu sesaat, bibir Jiang Cheng pun bergerak sedikit, seakan-akan ingin mengucapkan sesuatu. Namun Wei WuXian sudah berpaling ke Lan WangJi. Melihat itu, Jiang Cheng pun terdiam dan mengurungkan niatnya.Sebagian orang di sini membersihkan tempat kejadian, sebagian memperkuat segel peti itu, sebagian berpikir bagaimana memindahkan peti itu, dan sebagian lainnya merasa marah.
Lan QiRen memberang, "XiChen, apa-apaan yang terjadi padamu?!"
Dengan satu tangan memijat pelipis, wajah Lan XiChen dipenuhi duka yang tak bisa terucapkan. Dia terlihat letih, "... Paman, kumohon padamu. Jangan bertanya lagi. Sungguh. Saat ini, aku benar-benar tidak ingin mengatakan apa-apa."
Lan QiRen tidak pernah melihat Lan XiChen—keponakan yang sudah dia besarkan seorang diri—terlihat begitu gelisah. Dia memandanginya, lalu memandang Lan WangJi yang dikelilingi murid-murid bersama Wei WuXian. Lan QiRen pun makin kesal. Dia mengira kedua murid kebanggaannya ini sudah benar-benar sempurna, tapi mereka kini tidak pernah mendengarkannya lagi dan itu membuatnya begitu khawatir.Peti mati yang menyegel Nie MingJue dan Jin GuangYao tidak hanya luar biasa berat, tapi juga memerlukan penanganan ekstra hati-hati. Maka dari itu, beberapa pemimpin sekte-lah yang bersukarela menanganinya.
Ketika salah satu pemimpin sekte melihat patung Guanyin, dia pun berhenti kaget, lantas menunjuknya seakan-akan barusan menemukan sesuatu yang baru dan menarik, "Lihat wajahnya! Bukankah itu terlihat seperti Jin GuangYao?"
Semua orang merasa konyol setelah melihatnya, "Memang mirip! Kenapa Jin GuangYao membuat benda semacam itu?"
Pemimpin Sekte Yao, "Tentu saja untuk mendeklarasikan dirinya sebagai dewa yang angkuh."
"Angkuh memang, hahaha."
Wei WuXian membatin, Tidak, belum tentu.Ibu Jin GuangYao sudah dipandang sebagai seorang pelacur paling rendahan. Maka dari itu Jin GuangYao memutuskan untuk mengukir patung Guanyin dengan penampilan mirip ibunya sehingga disembah puluhan ribu orang.Namun tidak ada gunanya mengatakan itu semua. Tidak ada yang lebih tahu dari Wei WuXian bahwa tidak akan ada yang peduli ataupun mempercayainya. Apa pun yang berhubungan dengan Jin GuangYao akan dicap keji dari mulut ke mulut.Segera setelah ini, peti itu akan disegel ke dalam peti yang lebih besar dan lebih kokoh, diamankan dengan tujuh puluh dua paku mahoni dan dikubur begitu dalam, disegel di bawah gunung dengan papan peringatan tanda bahaya.Dan yang tersegel di dalam sana tidak akan pernah lagi melihat cahaya, di bawah barikade besar dan caci maki tanpa akhir.
Nie HuaiSang bersandar pada dinding sebelah pintu, menyaksikan beberapa pemimpin sekte membawa peti itu melewati ambang pintu Kuil Guanyin. Dia menunduk dan membersihkan lumpur di ujung bawah pakaiannya. Seakan melihat sesuatu, dia berhenti. Wei WuXian juga melihatnya. Benda yang terjatuh adalah topi Jin GuangYao.
Nie HuaiSang membungkuk untuk memungutnya kemudian baru melangkah keluar.Peri gelisah menunggu tuannya di luar, menyalak beberapa kali. Mendengar gonggongan itu, Jin Ling pun mendadak teringat sewaktu Peri masih berupa anak anjing kikuk yang tingginya tidak sampai selututnya. Jin GuangYao-lah yang membawakan Peri padanya.Dulu saat Jin Ling masih berusia beberapa tahun, dia seringkali bertengkar dengan bocah lain di Lianhua Wu. Dia masih belum puas sekalipun sudah menang dan beralih membanting segala benda di dalam kamarnya sambil menangis keras. Tidak ada pelayan yang berani mendekatinya karena takut dipukul.
Sambil tersenyum, pamannya itu menyelinap masuk dan bertanya, "A-Ling, ada apa?"
Jin Ling langsung membanting separuh lusin vas bunga ke sebelah kaki Jin GuangYao.
Jin GuangYao, "O-ow, galak sekali. Aku takut."
Dia menggelengkan kepala dan melangkah pergi, berpura-pura ketakutan.Pada hari kedua, Jin Ling menolak keluar atau makan apa pun karena merajuk. Jin GuangYao berjalan di sekitar kamarnya. Dengan punggung bersandar pintu, Jin Ling berteriak supaya ditinggal sendiri. Namun tiba-tiba terdengar gonggongan anak anjing dari luar pintu.Jin Ling pun membuka pintunya. Jin GuangYao sedang separuh berjongkok, di lengannya ada anak anjing hitam dengan mata bulat dan lebar.
Dia menengadah dan tersenyum, "Aku menemukan makhluk kecil ini tapi tidak tahu bagaimana memanggilnya. A-Ling, kau mau memberinya nama?"
Senyumnya saat itu begitu baik, begitu tulus hingga Jin Ling tidak percaya Jin GuangYao hanya berpura-pura.Air matanya tiba-tiba saja mengalir deras.Jin Ling selalu mengira menangis adalah tanda-tanda kelemahan. Dia selalu jijik dengan tindakan semacam itu. Namun saat ini, tidak ada cara lain lagi untuk melampiaskan rasa sakit dan amarah dalam hatinya selain dengan menangis.Jin Ling tidak tahu kenapa, tapi rasanya dia tidak bisa membenci atau menyalahkan siapa pun.
Wei WuXian, Jin GuangYao, Wen Ning—mereka semua harusnya bertanggung jawab atas kematian orangtuanya. Mereka semua sudah memberi Jin Ling alasan untuk membenci mereka dengan sepenuh hati. Tetapi mereka juga sudah memberi Jin Ling alasan untuk tidak membenci mereka. Namun jika Jin Ling tidak bisa membenci mereka, siapa yang bisa dia benci? Apa dia pantas kehilangan orangtua saat masih kecil? Apa dia bukan hanya tidak bisa menuntut dendam, tapi juga tidak bisa membenci seseorang dengan sepenuh hatinya? Entah kenapa, Jin Ling tidak ingin melepaskannya. Dia merasa disalahkan. Dia lebih baik mati bersama mereka dan mengakhiri segalanya.
Menyaksikan bocah itu menangis tanpa suara sambil menatap peti itu, Pemimpin Sekte Yao pun bertanya, "Jin Gongzi, kenapa menangis? Karena Jin GuangYao?"
Melihat Jin Ling tidak menjawab, Pemimpin Sekte Yao pun berujar dengan lagak seperti senior yang sering memarahi junior sektenya, "Buat apa menangis? Tahan air matamu. Orang seperti pamanmu itu tidak pantas ditangisi.
Gongzi, aku tidak bermaksud menyinggung, tapi kau tidak boleh selemah itu! Itulah nilai lebih dari seorang lelaki. Kau harusnya tahu mana yang benar dan mana yang salah, juga menegakkan..."
Seandainya saat ini Pemimpin Sekte LanlingJin masih seorang Kepala Kultivator yang memimpin seluruh dunia kultivasi, para pemimpin sekte lain pun tidak akan berani memarahi murid dari Sekte Jin apa pun yang terjadi. Namun sekarang Jin GuangYao sudah mati. Tidak ada yang menjunjung tinggi Sekte LanlingJin lagi. Nama sekte itu sendiri juga sudah rusak dan sepertinya tidak akan bisa bangkit lagi di masa depan. Makanya orang-orang itu berani.Sejak awal, hati Jin Ling sudah berkemelut oleh seribu pikiran dan perasaan. Sehingga begitu mendengar komentar Pemimpin Sekte Yao, tiba-tiba saja api dalam hatinya tersulut. Dia berteriak, "Memangnya kenapa kalau aku mau menangis?! Siapa kau? Apa kau? Tidak mau membiarkanku sendiri walaupun untuk menangis?!"
Pemimpin Sekte Yao tidak menyangka akan diteriaki seperti itu. Dia adalah seorang pemimpin sekte yang cukup terkenal. Seketika, wajahnya menggelap.
Beberapa orang lain berusaha menenangkannya, "Biarkan saja. Jangan repot-repot mengurusi anak kecil."
Akhirnya dia menarik kembali kemarahannya yang memalukan, hanya mendengus dingin, "Tentu saja. Hah, buat apa repot-repot mengurusi bocah bandel yang tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah?"
Lan QiRen menyaksikan peti itu ditarik ke atas kereta.
Dia berbalik dan terkejut, "Di mana WangJi?"
Dia baru saja berencana menculik WangJi kembali ke Yun Shen Buzhi Chu dan menceramahinya selama seratus dua puluh hari, dan barangkali akan menghukumnya lagi jika tidak berhasil. Siapa sangka Lan WangJi sudah menghilang dalam sekejap mata.
Lan QiRen berkeliling sebentar, melantangkan suaranya, "Di mana WangJi?!"
Lan JingYi, "Saya baru saja memberitahu bahwa kami membawa Apel Kecil dan menempatkannya di luar kuil ini. Dan HanGuang-Jun, bersama... bersama... pergi untuk menyapa Apel Kecil."
Lan QiRen, "Lalu?"
Percuma saja memberitahunya apa yang terjadi setelah itu. Bayangan Wei WuXian, Lan WangJi dan Wen Ning sudah tak terlihat sedikit pun di luar Kuil Guanyin.
Lan QiRen memandang Lan XiChen yang mengikuti dari belakang dengan lamban, masih melamun. Lan QiRen pun menghela napas sebelum pergi dengan mengibaskan kain lengannya.
Lan JingYi memandang sekitarnya, berteriak kaget, "SiZhui? Apa yang terjadi? Sejak kapan SiZhui menghilang juga?"
Saat Jin Ling mendengar bahwa Wei WuXian dan Lan WangJi sudah pergi, dia pun bergegas keluar, nyaris tersandung ambang pintu Kuil Guanyin ini. Namun tak peduli seberapa gelisah dirinya, Jin Ling tetap tidak bisa menemukan sosok mereka. Peri berjalan mengelilinginya, lidahnya menjulur.Jiang Cheng berdiri di bawah pohon tinggi dan tegak di luar Kuil Guanyin.
Dia melirik Jin Ling dan berujar dingin, "Usap wajahmu."
Jin Ling menggosok matanya dengan kasar dan mengusap wajahnya sebelum berlari lagi, "Mereka ke mana?"
Jiang Cheng, "Pergi."
Jin Ling berseru, "Paman membiarkan mereka pergi begitu saja?"
Jiang Cheng mengejek, "Apa lagi? Meminta mereka tinggal untuk makan malam? Mengucapkan terima kasih dan maaf setelah makan?"
Jin Ling mulai naik pitam dan menuding pamannya, "Pantas saja dia ingin pergi. Itu semua karena perilakumu! Kenapa kau sangat menyebalkan, Paman?!"
Mendengar itu, Jiang Cheng pun mengangkat tangannya sambil melotot dan mengomelinya, "Apa begini caramu bicara dengan orang yang lebih tua? Kau minta dipukuli?"
Jin Ling menciut. Ekor Peri juga terselip di antara kakinya. Namun tamparan Jiang Cheng tidak mendarat di kepalanya, justru ditarik kembali tanpa daya.
Dia berujar jengkel, "Diam, Jin Ling. Diam. Kita akan pulang. Ke sekte kita sendiri-sendiri."Jin Ling terperangah. Setelah meragu sejenak, dia pun tetap diam dengan patuh.
Kepalanya menunduk, dia melangkah ke sebelah Jiang Cheng sebelum menengadah lagi, "Paman, kau punya sesuatu untuk dikatakan, bukan?"
Jiang Cheng, "Apa? Tidak."
Jin Ling, "Tadi! Tadi aku melihatnya. Kau ingin mengatakan sesuatu ke Wei WuXian, tapi tidak jadi."
Setelah terdiam beberapa saat, Jiang Cheng pun menggeleng, "Tidak ada yang perlu dikatakan."
Apa yang bisa dia katakan? Bahwa, saat itu aku tertangkap Sekte Wen bukan karena aku ingin kembali ke Lianhua Wu dan mengambil jenazah orangtuaku. Bahwa, saat di kota yang kita lalui dulu, saat kau sedang membeli makanan, ada sekelompok kultivator Sekte Wen yang berhasil menyusul. Bahwa, aku melihat mereka lebih dulu dan beranjak dari tempatku duduk, bersembunyi di sudut jalan supaya tidak ketahuan, tapi mereka berpatroli di sepanjang jalan dan akan segera menemukanmu.Bahwa, itulah kenapa aku berlari keluar untuk mengalihkan perhatian mereka.
Tapi seperti Wei WuXian dulu yang tidak bisa memberitahu dia kebenaran tentang jindan-nya, Jiang Cheng pun saat ini tidak bisa mengatakan apa-apa.

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang