Senja 3

17 2 0
                                    

CHAPTER 78: SENJA (3)

ORANG-orang ini mengira akan mengalami kematian paling mengerikan di tangan Yiling Laozu sebelum diubah menjadi mayat berjalan di bawah kendalinya. Mereka begitu ketakutan. Namun Wei WuXian tidak tertarik berurusan dengan mereka lebih lama lagi. Usai membaca pengumuman, dia pun meninggalkan kerumunan itu dan melangkah pergi dengan tangan di belakang punggungnya.Wei WuXian tidak menarik kembali arwah-arwah gelap yang dia lepaskan. Orang-orang itu pun terus mengerang dan menggeliat kesakitan di atas tanah. Tidak ada yang bisa bangkit.Beberapa saat kemudian, tiba-tiba terlihat kilatan pedang berbinar biru yang melesat. Punggung mereka pun langsung terasa semakin ringan.
Seseorang berseru, "Aku bisa bergerak!"
Beberapa orang bangkit dan melihat bilah pedang itu kembali ke selongsong seseorang.Orang itu adalah lelaki rupawan yang masih muda, mengenakan jubah putih dan pita dahi. Ekspresi khidmat di wajahnya tampak seperti sekelumit kekhawatiran yang terpendam. Dia datang dengan kecepatan tinggi tapi tidak terlihat buru-buru sama sekali. Bahkan ujung jubahnya tidak ada yang kusut.
Sambil menahan sakit, kultivator yang patah kakinya berujar, "Han-... HanGuang-Jun!"
Lan WangJi melangkah ke samping orang itu dan membungkuk, menekan kakinya untuk mengecek luka. Cederanya tidaklah terlalu parah. Dia pun bangkit berdiri.
Namun sebelum Lan WangJi bisa mengatakan apa-apa, kultivator itu sudah melanjutkan, "HanGuangJun, Anda datang terlambat.
Wei WuXian sudah pergi!"
Sebagian orang tahu bahwa HanGuang-Jun dari Sekte GusuLan sudah mencari-cari keberadaan Wei WuXian ke mana-mana belakangan hari ini, barangkali ingin menuntaskan sesuatu dengannya dan membuat Wei WuXian membayar atas hilangnya puluhan nyawa dari Sekte GusuLan. Seseorang langsung berteriak, "Iya, dia sudah pergi tidak sampai satu jam yang lalu!"
Lan WangJi, "Apa yang dia lakukan? Ke mana dia pergi?"
Orang-orang itu langsung mengeluh, "Dia menyerang kami tanpa peduli dan hampir membunuh kami semua di sini!"
Jemari Lan WangJi mengejang di balik lengan seputih salju itu, seperti ingin mengepal membentuk tinju. Namun dia segera mengendurkannya.
Kultivator itu segera menambahkan, "Tapi dia bilang akan pergi ke Bu Ye Tian untuk membuat perhitungan dengan Keempat Sekte Agung!"
Selepas Sekte QishanWen dihancurkan, istana-istana di Bu Ye Tian sudah beralih menjadi tumpukan reruntuhan yang menakjubkan namun kosong.Ada sebuah alun-alun luas di depan bangunan tertinggi Bu Ye Tian—Istana Matahari dan Api. Tiga bendera menjulang tegak di langit depan alun-alun itu. Namun kini, dua di antaranya sudah rusak. Hanya satu yang tersisa, masih mengibarkan bendera bermotif matahari dan kobaran api yang sudah koyak dan berlumuran darah.Malam itu, susunan formasi persegi dari sekte-sekte besar maupun kecil memenuhi penjuru alun-alun itu. Bendera-bendera bersulam lambang setiap sekte berkibar oleh angin malam. Di depan tiang bendera rusak itu, dibangun sebuah altar sementara. Setiap pemimpin sekte berdiri di depan formasi mereka dan dipersembahkan secangkir arak oleh Jin GuangYao. Setelah menerima arak, para pemimpin sekte mengangkat cangkir mereka tinggi-tinggi dan menuangkan isinya ke tanah.
Sehabis cairan arak meresap ke dalam tanah, Jin GuangShan pun menyatakan, "Tidak peduli dari sekte mana, tidak peduli memiliki nama keluarga apa—cangkir arak ini adalah lambang para prajurit yang telah gugur."
Nie MingJue, "Semoga jiwa mereka senantiasa ada."
Lan XiChen, "Beristirahatlah dengan tenang."
Namun Jiang Cheng masih memasang ekspresi gelap, tidak mengucapkan apa-apa bahkan setelah menuang arak bagiannya.Sejurus kemudian Jin GuangYao melangkah dari susunan Sekte LanlingJin dan menyerahkan sebuah kotak dari besi hitam.
Jin GuangShan mengambil kotak itu dan mengangkatnya tinggi-tinggi di udara sambil berteriak, "Di sinilah tersimpan abu dari sisa-sisa Sekte Wen!"
Usai bicara, dia mengalirkan energi spiritualnya dan menghancurkan kotak itu dengan tangan kosong. Kotak besi itu remuk hingga berkeping-keping dan debu putihnya berhamburan diterbangkan angin dingin.Penghamburan abu!Serangkaian sorak-sorai membahana di kerumunan itu. Jin GuangShan mengangkat tangannya, mengisyaratkan orang-orang untuk diam dan mendengarkannya bicara.
Begitu sorak-sorai mereda, dia pun melanjutkan dengan suara meninggi, "Malam ini, abu yang dihamburkan tadi adalah milik dua pemimpin dari sisa-sisa Sekte Wen.
Dan esok hari! Giliran sisa-sisa anjing Wen dan—Si Yiling Laozu, Wei Ying!"
Mendadak, suara tawa rendah menginterupsi pidato agungnya. Tawa itu terlampau tak kenal waktu dan terdengar dingin sekaligus menggelegar. Kerumunan itu serentak menoleh ke sumber suara.Istana Matahari dan Api adalah istana yang cukup menakjubkan. Ada dua belas bubungan penyangga atap dan di setiap bubungannya terdapat delapan makhluk buas agung. Namun sekarang ini, orangorang itu menyadari bahwa salah satu bubungannya malah memiliki sembilan makhluk buas. Suara tawa itu berasal dari atas sana!Satu makhluk buas tambahan itu bergeser. Sejurus kemudian, sepasang sepatu bot dan ujung pakaian hitam menggelantung dari atas atap, berayun-ayun pelan.Semua orang segera menyentuh pangkal pedang masing-masing. Manik mata Jiang Cheng menyusut. Pembuluh darah kebiruan mencuat di punggung tangannya.
Jin GuangShan akhirnya pulih dari rasa syok dan kebenciannya, "Wei Ying! Berani sekali kau memperlihatkan dirimu di sini!"
Soso itu membuka mulut untuk bicara.
Yang keluar memang benar suara Wei WuXian, tapi nada bicaranya begitu janggal, "Kenapa aku tidak berani memperlihatkan diriku sendiri di sini? Memangnya jumlah kalian semua sampai tiga ribu orang?
Jangan lupa, dulu di Sunshot Campaign, aku bertarung melawan lima ribu orang sendirian, bukannya tiga ribu. Dan bukankah sekarang aku mengabulkan harapan kalian dengan muncul di sini? Kalian tidak perlu repot-repot datang ke rumahku besok untuk menyebarkan abuku."
Beberapa murid dari Sekte QingheNie juga ada yang mati di tangan Wen Ning.
Nie MingJue pun berujar dingin, "Angkuh sekali."
Wei WuXian, "Bukankah aku memang selalu angkuh? Jin Zongzhu, bagaimana rasanya menelan ludahmu sendiri? Siapa yang bilang akan melepaskan masalah ini kalau kakak beradik Wen datang ke Jinlin Tai untuk menyerahkan diri?
Dan siapa juga yang tadi berkata akan menghamburkan abuku dan sisa-sisa Sekte Wen esok hari?"
Jin GuangShan, "Pikirkan semua yang sudah terjadi! Kau sudah membantai seratus lebih murid Sekte LanlingJin.
Kau juga membuat Wen Ning membunuh di Jinlin Tai—itu..."
Wei WuXian, "Kalau begitu izinkan aku bertanya padamu, Jin Zongzhu. Di Jalur Qiongqi, siapa yang melakukan penyerbuan? Dan siapa yang akan dibunuh? Siapa dalang utamanya? Dan siapa yang dijebak? Pada akhirnya, siapa yang datang dan memprovokasiku lebih dulu?"
Para murid yang berbaris di formasi itu merasa aman karena tersembunyi di tengah kerumunan sebesar itu.
Mereka pun mulai memberanikan diri untuk berteriak, "Sekalipun Jin ZiXun yang merencanakan penyerbuan padamu lebih dulu, kau tetap tidak seharusnya membunuh begitu banyak orang tanpa belas kasihan!"Oh,"
Wei WuXian membantunya menganalisis, "Kalau dia ingin membunuhku, dia tidak perlu memperkirakan akan jadi fatal atau tidak nantinya. Dan kalau aku mati, itu kesialanku sendiri. Tapi kalau aku melindungi diri, aku tidak boleh menyakiti orang lain atau menyentuh sehelai rambut pun darinya? Intinya, kalian bisa saja melakukan penyerbuan terhadapku, tapi aku tidak diizinkan melawan balik, begitu?"
Pemimpin Sekte Yao menaikkan suaranya, "Melawan balik? Seratus tiga puluh orang di Jinlin Tai semuanya tidak bersalah.
Kalau kau ingin melawan balik, kenapa harus melibatkan mereka?"
Wei WuXian, "Lima puluh kultivator di Bukit Luanzang juga tidak ada yang bersalah, jadi kenapa kalian harus melibatkan mereka?"
Seseorang meludah, "Sebenarnya kebaikan sebesar apa yang dilakukan anjing-anjing Wen padamu? Sampai-sampai kau memihak sampah seperti mereka?!"
"Menurutku sama sekali tidak ada kebaikan besar. Dia cuma mengira dirinya pahlawan yang bertarung melawan seluruh dunia. Dia menganggap tindakannya memperjuangkan keadilan, bahwa dia adalah orang yang mengesankan dan merisikokan penghukuman semua orang!"
Mendengar itu, Wei WuXian pun membisu.Kerumunan di bawahnya menganggap kebisuannya sebagai penarikan diri, "Kalau dilihat lagi, kaulah yang pertama mengirimkan kutukan gelap itu ke Jin ZiXun!"
Wei WuXian, "Sebenarnya bukti apa yang kaumiliki untuk menunjukkan bahwa akulah pelaku pengirim kutukan itu?"
Orang yang mencetuskan pertanyaan tadi tidak bisa berkata-kata.
Namun dia berujar tak lama kemudian, "Kalau begitu, apa kau punya bukti yang menunjukkan bukan kau pelakunya?"
Wei WuXian tersenyum, "Kalau begitu biar kutanya lagi padamu—kenapa bukan kau pelakunya? Kau juga tidak punya bukti apa-apa untuk menunjukkan dirimu tidak bersalah, kan?"
Orang itu begitu syok sekaligus geram, "Aku? Mana mungkin aku sama denganmu! Jangan mencampur-aduk hitam dan putih!
Kaulah yang paling mencurigakan! Kaupikir kami tidak tahu?
Kau dan Jin ZiXun sudah setahun lamanya saling memendam benci!"
Suara Wei WuXian bak terselimuti es, "Sebenarnya siapa yang mencampur-aduk hitam dan putih? Benar.
Seandainya aku ingin membunuh dia, pasti sudah kulakukan setahun yang lalu. Aku tidak perlu membiarkannya hidup sampai sekarang. Kalau tidak, aku akan melupakan orang semacam itu dalam jangka waktu kurang dari tiga hari, apalagi setahun."
Pmimpin Sekte Yao begitu syok, "... Wei WuXian, Wei WuXian.
Hari ini aku akhirnya bertemu denganmu. Aku benar-benar tidak pernah melihat seorang penjahat yang keterlaluan sepertimu...
Bahkan setelah membunuh banyak orang, kau masih mempermalukan mereka dengan perkataanmu. Apa kau tidak punya simpati atau rasa bersalah sedikit pun?"
Kerumunan itu pun langsung mengumpat padanya, tapi Wei WuXian menerima saja semua umpatan itu.Kemarahan adalah satu-satunya hal yang bisa menekan segala perasaan lain dalam hatinya.
Salah satu kultivator yang berdiri di barisan paling depan berkomentar getir, "Wei WuXian, kau benar-benar sudah mengecewakanku.
Aku dulu pernah mengagumimu dan berkata bahwa setidaknya kau adalah orang yang bisa mendirikan sektemu sendiri. Sekarang aku memikirkan itu lagi, dan itu membuatku jijik. Mulai sekarang, aku akan selamanya berada di pihak berseberangan denganmu!"
Mendengar itu, Wei WuXian pun sempat berhenti, tapi tawaya langsung meledak, "Hahahaha..."
Tawanya begitu keras sampai membuatnya nyaris tidak bisa bernapas, "Kau mengagumiku? Kau bilang mengagumiku, tapi kenapa aku tidak pernah melihatmu saat itu? Dan begitu aku dibenci semua orang, kau ikut-ikutan meloncat ke mereka dan mengibarkan bendera kecilmu itu?"
Air mata karena tawa menitik di ujung mata Wei WuXian, "Bukankah rasa kagummu itu terlalu murahan? Kau bilang akan selamanya berada di pihak berseberangan denganku. Baiklah. Memangnya fakta itu mempengaruhiku sedikit pun? Rasa kagum dan bencimu itu teramat sangat tidak penting. Bagaimana mungkin kau begitu tidak tahu malu sampai sanggup menjual tampang di hadapan orang lain?"
Sebelum bisa menuntaskan ucapannya, tiba-tiba Wei WuXian merasakan sesuatu di tenggorokannya. Ada rasa sakit samar di dadanya. Dia menunduk dan melihat anak panah mengenai tengah dadanya. Kepala anak panah itu terkubur di antara dua tulang rusuknya.Pandangannya berkelebat ke arah datangnya panah itu. Orang yang melesatkan anak panah itu adalah seorang kultivator muda dengan rupa lembut. Berdiri di dalam formasi sekte kecil, posenya masih terjaga, tali busur masih bergetar.Wei WuXian tahu bahwa ujung anak panah ini sebenarnya diarahkan ke jantungnya, ke organ vitalnya. Namun karena pemanahnya tidaklah pandai, ujung anak panah itu goyah di tengah udara dan meleset dari jantung dan malah mengenai tulang rusuknya.Semua orang di sekeliling pemanah itu membelalakkan mata, menatap syok serta takut pada murid yang melakukan hal itu. Wei WuXian mendongak. Kegelapan menyelubungi wajahnya. Dia menarik anak panah itu dan melemparnya balik. Kultivator muda yang diamdiam menyerangnya tadi terkena lemparan balik panah tempat di dadanya.
Bocah di sebelah kultivator itu langsung menghambur padanya, "Gege! Gege!"Formasi sekte itu seketika kacau-balau.
Pemimpin sektenya menunjuk Wei WuXian dengan jari gemetar, "Kau... Kau... Kau sangat kejam!"
Wei WuXian dengan santai menekan luka di dada dengan tangan kanannya, menghentikan aliran darah untuk sementara.
Suaranya acuh tak acuh, "Apa maksudnya kejam? Kalau dia berani memanahku saat aku tidak siaga, dia harusnya tahu apa yang akan dia hadapi kalau panahannya gagal. Lagi pula mereka memanggilku kultivator di jalur menyimpang, jadi kau tidak mungkin bisa mengharapkanku untuk bermurah hati dan tidak menggubris dia, bukan?"
Jin GuangShan memerintah, "Pasang formasi perang, pasang formasi perang! Kita tidak akan membiarkan dia keluar dari sini hiduphidup apa pun yang terjadi!"
Dengan perintah itu, jalan buntu pun akhirnya pecah. Banyak murid yang bergegas menuju atap istana sambil membawa pedang dan busur panah.Mereka akhirnya menyerang lebih dulu.Seraya tersenyum pahit, Wei WuXian meraih Chenqing di sisi pinggangnya dan menempelkannya di bibir. Suara melengking tajam dari seruling itu membuat tangan-tangan pucat mencuat dari tanah alun-alun Bu Ye Tian, satu persatu!Mayat demi mayat bergelimpangan di batubata putih di atas tanah, merangkak keluar dari kedalaman tanah. Beberapa orang yang baru menaiki pedang dan meninggalkan tanah langsung terseret turun kembali.
Wei WuXian berdiri di atas bubungan Istana Matahari dan Api, mata berbinar dingin di tengah nada-nada seruling dan langit malam. Menunduk ke bawah, seragam-seragam dari berbagai sekte terlihat seperti air beraneka warna yang campur aduk dan mendidih, menggelepar-gelepar, bergabung lalu terpisah. Selain dari Sekte YunmengJiang, semua sekte bercampur-aduk. Setiap pemimpin sekte bergegas melindungi murid-murid mereka sendiri, tidak ada yang punya waktu untuk menyerang Wei WuXian.Mendadak nada-nada jernih dari kecapi menukas Chenqing.Wei WuXian menurunkan Chenqing dan berpaling ke seseorang yang duduk di atas bubungan atap satunya, guqin diletakkan di pangkuannya. Jubah seputih salju membara di matanya di tengah gelap malam itu.
Wei WuXian berujar dingin, "Lan Zhan."
Usai menyapanya, seruling itu kembali ditaruh di bibirnya, "Kau harusnya tahu sejak dulu—Sound of Lucidity sia-sia saja padaku!"
Lan WangJi menyentakkan lagi guqin-nya ke punggung. Justru dia menarik Bichen dan langsung menyerang ke arah Chenqing, seolah ingin memotong seruling yang memainkan nada-nada yang begitu jahat.
Wei WuXian berkelit untuk menghindari serangan itu dan tertawa, "Baiklah, baik. Aku tahu sejak awal kalau kita akan bertarung sungguhan seperti ini cepat atau lambat. Kau memang selalu menganggapku buruk. Ayo!"
Mendengar itu, pergerakan Lan WangJi pun terhenti, "Wei Ying!"
Meski dia meneriakkan kata itu, orang waras pun akan menyadari suara Lan WangJi jelas-jelas bergetar. Namun sekarang ini Wei WuXian sudah kehilangan pertimbangan. Dia sudah separuh gila, separuh tak sadar. Semua makhluk jahat sudah ditambahkan olehnya. Dia merasa semua orang membencinya dan dia juga membenci semua orang. Dia tidak akan takut pada siapa pun yang datang padanya. Tidak ada pentingnya siapa yang akan datang. Semuanya sama saja.
Di tengah suara peperangan, Wei WuXian tiba-tiba mendengar suara samar.
Suara itu berteriak, "A-Xian!"Seperti guyuran seember air es, suara itu seketika memadamkan kobaran api jahat dalam hatinya.
Jiang YanLi?Kapan dia mendatangi konferensi sumpah ini?!
Wei WuXian langsung ketakutan setengah mati. Dia tidak lagi menggubris pertarungannya dengan Lan WangJi dan segera menurunkan Chenqing, "Shijie?!"
Jiang Cheng juga mendengar suara itu.
Seketika wajahnya memutih, "Jie? Jie! Di mana kau? Di mana kau?"
Wei WuXian meloncat turun dari bubungan istana, berteriak sekeras Jiang Cheng, "Shijie? Shijie? Di mana kau? Aku tidak bisa melihatmu!"
Dia tidak mempedulikan banyaknya bilah pedang dan anak panah yang mengarah padanya. Dengan tangan kosong, dia menerobos kerumunan gila-gilaan itu seraya berjalan secepat mungkin. Mendadak dia melihat sosok putih Jiang YanLi terhimpit di tengah-tengah kerumunan orang. Wei WuXian bergegas maju dan mencoba mendorong semua orang yang menghalangi jalannya, tapi sulit sekali bergerak. Ada jarak lebar di antara mereka yang terisi begitu banyak orang. Mustahil bagi Wei WuXian untuk bergerak maju, begitu juga dengan Jiang Cheng. Pada titik ini, mereka berdua menyadari ada sesosok mayat ganas yang berdiri gemetar di belakang punggung YanLi.Tubuh mayat itu sudah separuh membusuk. Tangannya menyeret pedang berkarat sambil mendekati Jiang YanLi dengan perlahan.
Melihat kengerian itu, Wei WuXian pun berteriak kasar, "Menyingkirlah! Menyingkir sekarang juga! Jangan sentuh dia!"
Jiang Cheng juga meraung, "Suruh dia pergi!"Dia melempar Sandu.
Kilatan ungu melesat ke arah mayat itu, tapi di tengah jalan, binarnya terhalang pedang-pedang kultivator lain, melenceng dari arah yang dituju. Semakin Wei WuXian panik, semakin berkurang kendalinya. Mayat itu mengabaikan perintahnya dan malah mengangkat pedang berkarat di tangannya, mengayunkannya ke arah Jiang YanLi!Wei WuXian tidak sanggup lagi, dia berlari kencang sambil berteriak, "Hentikan, hentikan, berhenti sekarang juga!"
Semua orang sibuk menghadapi gerombolan mayat di sekeliling mereka sendiri sehingga tidak ada yang punya waktu untuk memperhatikan jika ada nyawa orang lain yang dalam bahaya. Pedang di tangan mayat itu terayun dan menerjang punggung Jiang YanLi!
Jiang YanLi langsung ambruk ke tanah.Berdiri di belakang punggung Jiang YanLi, mayat itu mengangkat pedangnya lagi. Mendadak bilah pedang membelah tubuh mayat itu jadi dua.Lan WangJi mendarat di tengah alun-alun, menangkap Bichen yang dipanggil lagi. Wei WuXian dan Jiang Cheng akhirnya kembali bergegas, tidak sempat berterima kasih pada Lan WangJi. Jiang Chenglah yang pertama mengangkat Jiang YanLi, sementara Lan WangJi menghentikan Wei WuXian.
Dia menyambar kerah Wei WuXian dan menarik lelaki itu ke hadapannya, suaranya begitu lantang, "Wei Ying! Hentikan mayat-mayat ini!"
Pada saat itu, Wei WuXian tidak mempedulikan hal lain lagi. Yang terpantul di matanya bukanlah wajah Lan WangJi, apalagi urat merah di mata Lan WangJi atau semburat merah di sekeliling matanya. Wei WuXian hanya ingin memastikan Jiang YanLi baik-baik saja. Dengan mata memerah, dia mendorong Lan WangJi dan bergegas ke atas tanah. Lan WangJi pun terhuyung-huyung sedikit karena dorongan tadi dan menatapnya setelah menegakkan tubuh. Sebelum sempat berbuat apa pun lagi, tiba-tiba dia mendengar suara teriakan minta tolong dari kejauhan. Dia menekan entah apa saja di matanya dan bergegas memberi pertolongan.Punggung Jiang YanLi berlumuran darah. Matanya terpejam, tapi untungnya masih bernapas. Dengan gemetar, Jiang Cheng meraih tangan kakaknya dan mencoba meraba denyut nadinya, lalu menghela napas lega.
Mendadak dia menonjok wajah Wei WuXian dan berteriak, "Apa yang terjadi?! Bukankah katamu kau bisa mengendalikannya?!
Bukankah katamu semuanya akan baik-baik saja?!"
Wei WuXian jatuh bersimpuh di atas tanah, wajahnya nanar, "... Aku juga tidak tahu."
Dia meneruskan dengan putus asa, "... Aku tidak bisa mengendalikannya, aku tidak bisa..."
Mendadak Jiang YanLi bergerak. Jiang Cheng memeganginya erat-erat dan segera berujar—meski agak tak keruan, "Jiejie! Tidak apa-apa! Tidak apa-apa! Bagaimana perasaanmu? Lukamu tidak begitu buruk, hanya satu sayatan, tidak begitu buruk. Aku akan menurunkanmu sekarang juga..."
Seraya bicara, dia hendak mengangkat Jiang YanLi lagi saat wanita itu berujar, "... A-Xian."
Wei WuXian merasakan getaran menuruni punggungnya, "Shijie, aku... aku di sini."
Perlahan Jiang YanLi membuka mata gelapnya. Wei WuXian merasakan ketakutan bergemuruh dalam dirinya.
Jiang YanLi bersusah payah bersuara, "... A-Xian. Sebelumnya... kenapa kau kabur cepat sekali... Aku tidak sempat melihatmu, atau mengatakan sesuatu padamu..."
Mendengar itu, jantung Wei WuXian pun berdegup kencang.Dia masih tidak berani menatap wajah Jiang YanLi. Saat ini, wajahnya sama dengan wajah Jin ZiXuan dulu, tercoreng debu dan berlumuran darah. Dia bahkan lebih takut mendengar apa yang akan diutarakan Jiang YanLi.
Jiang YanLi, "Aku... aku kemari untuk memberitahumu..."Memberitahunya apa?Bahwa aku tidak apa-apa?
Bahwa aku tidak membencimu?Bahwa segalanya baik-baik saja?
Bahwa aku tidak menyalahkanmu karena sudah membunuh Jin ZiXuan?Itu mustahil.
Namun Jiang YanLi juga tidak bisa mengatakan apa pun yang sebaliknya. Sehingga dia tidak tahu apa lagi yang bisa dikatakan pada Wei WuXian di situasi seperti ini.
Dia hanya merasa harus bertemu adiknya ini sekali lagi.
Jiang YanLi menghela napas, "A-Xian, kau... kau harus berhenti dulu. Jangan, jangan..."
Wei WuXian bergegas, "Iya, aku akan berhenti."
Dia mengangkat Chenqing, menaruhnya di bibir dan mulai bermain. Wei WuXian baru berhasil mengendalikan pikirannya setelah berjuang keras. Kali ini, mayat-mayat akhirnya berhenti mengabaikan perintahnya. Satu persatu, bunyi degukan aneh terdengar dari tenggorokan mereka seolah mereka sedang mengeluh. Perlahan, mereka membungkuk.
Lan WangJi berhenti sekejap, memandang dari kejauhan. Sejurus kemudian, dia terus menyerang, membantu siapa pun yang masih bertarung, entah dari sektenya sendiri atau bukan.Mendadak mata Jiang YanLi membelalak lebar. Tangannya seperti mendapat kekuatan seperti ledakan aliran listrik entah dari mana dan mendorong Wei WuXian kuat-kuat!
Wei WuXian terjungkal lagi ke tanah dengan paksa. Sejurus kemudian saat mendongak, dia melihat binar dari bilah pedang yang menusuk tenggorokan Jiang YanLi.Bocah yang menggenggam pedang itu adalah kultivator muda yang menangisi murid lain yang ditusuk anak panah.
Dia masih menangis, matanya berlinangan air mata, "Kau penjahat! Ini demi kakakku!"
Duduk di atas tanah kotor, Wei WuXian menatap tak percaya ke arah Jiang YanLi, yang kepalanya sudah terkulai, darah mengucur deras dari lehernya tanpa henti.Wei WuXian masih menunggunya bicara, memberinya keputusan terakhir.Jiang Cheng pun tak bisa berkata-kata. Lengannya masih memeluk tubuh kakaknya, masih belum sepenuhnya menyadari apa yang telah terjadi.Sesaat kemudian, akhirnya, Wei WuXian berteriak pahit.
Lan WangJi menuntaskan serangannya sebelum berbalik.Bocah itu akhirnya menyadari dirinya sudah membunuh orang yang salah. Dia menarik pedangnya diiringi serangkaian cipratan darah.
Ketakutan, dia terhuyung-huyung mundur dan bergumam lirih, "... Bu Bukan aku, bukan... Aku ingin membunuh Wei WuXian, aku ingin membalaskan kematian kakakku... Dialah yang melempar tubuhnya sendiri!"
Wei WuXian menerjang bocah itu dan mencengkeram lehernya.
Pemimpin Sekte Yao mengayunkan pedangnya, "Dasar iblis, lepaskan dia!"
Lan WangJi tidak lagi mempedulikan penampilan ataupun kelakuan.Satu persatu, dia mendorong minggir siapa pun yang menghalangi jalannya, berlari sekencang mungkin ke arah Wei WuXian. Namun sebelum dia separuh jalan sampai ke sana, Wei WuXian sudah mematahkan leher bocah itu dengan tangan kosong, di hadapan semua orang.
Pemipin Sekte berambut putih itu pun memberang, "Kau! Dulu... kau menyebabkan kematian Jiang FengMian dan istrinya, dan sekarang kau menyebabkan kematian shijie-mu. Kau menderita karena perbuatanmu sendiri, tapi kau masih berani melampiaskan amarahmu ke orang lain! Bukannya berbalik, kau malah mengambil nyawa orang lain.
Wei WuXian, kejahatanmu itu—tidak akan pernah diampuni!"
Namun, tanpa mempedulikan kecaman itu, tuduhan itu, Wei WuXian tidak lagi bisa mendengar mereka semua.
Seperti dikendalikan jiwa lain, dia mengeluarkan dua benda dari dalam kain lengannya. Dia menggabungkan dua benda itu di hadapan semua orang.
Separuh di atas dan separuh lainnya di bawah, dua benda itu menyatu, membuat suara gemerincing yang menggetarkan.
Wei WuXian menaruhnya di telapak tangan dan mengangkat benda itu tinggi-tinggi di udara.
Itu adalah Yin Hufu!

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang