Kebencian 9

32 2 0
                                    

CHAPTER 106: KEBENCIAN (9)

LAN XiChen, "Surat apa?"
Jin GuangYao, "Surat ancaman. Surat itu berisi... bahwa semuanya akan disebarluaskan ke seluruh dunia dalam waktu tujuh hari. Dia ingin aku menyerahkan diri dan meminta maaf, kalau tidak... aku harus menunggu hari kematianku tiba."
Mereka semua mengerti. Tentu saja Jin GuangYao tidak akan berpangku tangan menanti kematiannya datang begitu saja. Daripada membiarkan namanya hancur dan sektenya dilempari cacimaki dari semua sekte, dia lebih memilih untuk menyerang lebih dulu. Sekalipun musuhnya ini sungguh akan menyebarkan rumor perbuatan masa lalunya ke orang-orang, semua sekte akan kehabisan energi dan tidak akan menyusahkan Jin GuangYao setelah pengepungan itu terjadi.Sayang sekali, rencananya itu harus dihancurkan oleh Wei WuXian dan Lan WangJi.
Lan XiChen, "Meski begitu, kau tidak seharusnya merencanakan pembunuhan! Jika seperti itu, kau..."
Bahkan tidak ada alasan bagi Lan XiChen lagi untuk membelanya!  Jin GuangYao, "Apa yang bisa kulakukan? Menunggu sampai semuanya terungkap, menunggu sampai rumornya menyebar hingga ke seluruh kota, menunggu sampai aku menjadi bahan ketawaan seluruh dunia kultivasi sebelum aku berlutut dan meminta maaf, memohon ampun dengan menaruh kepalaku di kaki mereka untuk diinjak? Er Ge! Tidak ada jalan lain. Ini entah akan jadi kematian mereka atau kematianku."
Kemarahan menyeruak di wajah Lan XiChen. Dia mundur selangkah, "Bukankah semua ini karenamu... karena kau memang melakukan semua yang tertera di surat itu?! Jika kau tidak pernah melakukannya, mana mungkin orang lain memiliki bukti untuk menentangmu?"
Jin GuangYao, "Er Ge, dengarkan aku. Aku tidak menyangkal bahwa aku pernah melakukan itu semua..."
Lan XiChen, "Bagaimana bisa kau menyangkalnya? Bukti dan saksinya ada!"
Jin GuangYao, "Kubilang aku tidak menyangkalnya! Tapi membunuh ayahku, istriku, anakku, saudaraku—kalau bukan karena tidak ada pilihan lain, buat apa aku melakukan itu semua? Apa aku benar-benar sesinting itu di matamu?!"
Ekspresi Lan XiChen terlihat sedikit merileks, "Baiklah. Aku akan bertanya sedikit. Kau bisa jelaskan semuanya satu persatu."
Lan WangJi, "Xiongzhang!"
Dia menghunus Bichen. Ketika Lan XiChen melihat adiknya seperti akan mengakhiri hidup Jin GuangYao secara langsung, dia pun buru-buru berkata, "Jangan khawatir. Dia sedang terluka, dan pedangnya juga sudah disita. Dia benar-benar tersudut, tidak akan bisa berbuat apa-apa dengan begitu banyak orang di sini."
Sementara itu, Wei WuXian menendang Su She, menghentikan niatan Su She yang ingin bergerak diam-diam.
Lan XiChen, "Tangani yang di sebelah sana. Aku akan tetap di sini."
Mendengar teriakan marah Su She, Lan WangJi pun beralih ke sana. Wei WuXian tahu bahwa Lan XiChen masih memiliki sedikit perasaan terhadap saudara tersumpahnya itu. Dia punya ekspektasi rumit dan malah memberinya kesempatan untuk menjelaskan.Sebenarnya Wei WuXian sendiri juga ingin mendengar sedikit dari sudut pandang Jin GuangYao sehingga dia pun ikut mendengarkan. Lan XiChen, "Pertama, ayahmu, Jin Zongzhu yang terdahulu, apa kau sungguh menggunakan cara semacam itu untuk..."
Jin GuangYao berujar hati-hati, "Aku ingin menjawab pertanyaan itu terakhir saja."
Lan XiChen menggeleng sebelum meneruskan, "Kedua, istri...mu..."
Seakan-akan tidak sanggup mengatakannya, Lan XiChen pun segera mengubah diksinya, "Saudara perempuanmu, Qin Su, apa benar kau menikahinya meski tahu kau memiliki hubungan darah dengannya?"
Jin GuangYao menatapnya hampa. Air mata tiba-tiba mengalir di wajahnya.
Dia menjawab penuh rasa sakit, "... Ya."
Lan XiChen menarik napas dalam-dalam. Wajahnya nyaris sepucat abu.
Jin GuangYao berbisik, "Tapi aku benar-benar tidak punya pilihan lain."
Lan XiChen memarahinya, "Mana mungkin kau tidak punya pilihan?! Itu pernikahanmu sendiri! Apa akan jadi masalah jika kau tidak menikahinya? Sekalipun itu melukai hati Qin Su, setidaknya lebih baik daripada menghancurkan wanita yang mencintaimu dan menghormatimu sepenuh hati. Wanita yang tidak pernah memperlakukanmu dengan buruk!"
Jin GuangYao, "Bukankah aku juga mencintainya dengan sepenuh hatiku?! Tapi aku tidak punya pilihan lain, hanya itu yang harus kulakukan! Ya! Itu memang pernikahanku, tapi apa aku bisa membatalkannya begitu saja hanya karena perkataanku?! Er Ge, pasti ada batas dari kenaifanmu—aku sudah berjuang begitu keras, melewati rintangan yang begitu panjang agar Qin CangYe menyetujui lamaranku atas Qin Su. Dan di saat hari pernikahan makin dekat, aku akhirnya bisa memuaskan Qin CangYe dan Jin GuangShan. Tapi sekarang kau bilang seharusnya aku membatalkan pernikahan itu begitu saja? Alasan apa yang bisa kugunakan? Bagaimana aku bisa mengatakannya pada mereka berdua?!"
Er Ge, apa kau tahu bagaimana perasaanku saat Nyonya Qin diamdiam mendatangiku untuk mengungkapkan kebenarannya, di saat aku mengira segalanya sudah berjalan sempurna?! Jauh lebih menakutkan daripada petir yang menyambar dan membelah tengkorakku! Apa kau tahu kenapa dia tidak pergi menemui Jin GuangShan saja dan malah memohon padaku diam-diam? Itu karena Nyonya Qin pernah diperkosa oleh Jin GuangShan! Ayahku yang 'baik' itu, dia bahkan tidak ingin melewatkan istri dari bawahan yang sudah mengabdi padanya begitu lama. Dia bahkan tidak ingat pernah memiliki anak perempuan! Selama bertahun-tahun ini, Nyonya Qin tidak pernah berani memberitahukan pemerkosaan itu ke suaminya, Qin CangYe. Kalau aku tiba-tiba membatalkan pertunangannya, mereka jelas akan menyadari apa yang terjadi; Jin GuangShan dan Qin CangYe pasti akan saling berseteru. Menurutmu siapa yang akan dijauhi kedua pihak itu dan mendapat akhir yang terburuk?!"
Meski ini bukanlah pertama kalinya mereka mendengar tabiat tak tahu malu Jin GuangShan selama hidup di dunia ini, orang-orang yang berada di sana tetap saja merinding jijik.
Lan XiChen, "Kalau begitu... Meski kau menikahi Qin Su tanpa pilihan, seharusnya kau memperlakukannya dengan dingin. Kenapa kau melakukan... Dan kenapa kau harus membunuh anakmu sendiri, setelah A-Song dilahirkan?!"
Jin GuangYao memeluk kepalanya sendiri, suaranya pahit, "... Aku tidak pernah menyentuh A-Su lagi setelah pernikahan kami. A-Song... A-Su sudah mengandung A-Song sebelum kami menikah. Waktu itu, aku takut menunda terlalu lama dan malah menambah masalah..."
Jadi Jin GuangYao dan Qin Su sudah menyempurnakan pernikahan terlebih dahulu.Kalau bukan karena itu, dia pasti tidak akan menjalin hubugan inses dengan saudara perempuannya sendiri. Pada titik ini Jin GuangYao tidak tahu mana yang lebih dia benci—ayahnya yang sama sekali tidak seperti seorang ayah atau dirinya sendiri yang begitu curiga pada orang lain!Lan XiChen menghela napas lalu melanjutkan, "Ketiga, jangan coba berkelit dari pertanyaan ini, jawab saja—apa kau sengaja merencanakan kematian Jin ZiXuan?!"
Mendengar nama ayahnya disebut-sebut, Jin Ling—yang sedari tadi memegangi Jiang Cheng—mulai membelalakkan mata.
Lan WangJi sedikit menaikkan nada bicaranya, "Xiongzhang, kau mempercayainya?"
Ekspresi Lan XiChen menjadi rumit, "Tentu saja aku tidak akan percaya kalau Jin ZiXuan hanya kebetulan saja mendatangi penyerangan di Jalur Qiongqi, tapi... biarkan dia bicara lebih dahulu."
Jin GuangYao tahu dia tidak akan dipercayai meski sudah berusaha menyangkal sedemikian rupa.
Dia pun mengertakkan giginya, "... Aku memang sengaja bertemu dengan Jin ZiXuan."
Jin Ling langsung mengepalkan tangannya.
Jin GuangYao meneruskan, "Tapi aku juga tidak pernah merencanakan apa pun yang terjadi setelah itu. Kalian tidak perlu mengira aku begitu cerdik dan tak pernah salah. Banyak hal yang tidak bisa dikendalikan sama sekali. Mana mungkin aku tahu dia akan mati di tangan Wei WuXian, begitu juga dengan Jin ZiXun? Mana mungkin aku memperkirakan Wei WuXian akan hilang kendali dan Jenderal Hantu akan mengamuk?"
Wei WuXian berujar kasar, "Dan katamu kau sengaja bertemu dengannya? Bukankah ucapanmu itu berlawanan?!"
Jin GuangYao, "Aku tidak menyangkal bahwa aku sengaja memberitahu dia tentang penyerangan di Jalur Qiongqi, tapi aku hanya memperkirakan bahwa dia akan mendapat kesulitan jika bertemu denganmu saat kau sedang dibuat marah oleh sepupunya karena hubungan kalian tidak pernah baik. Mana mungkin aku tahu kau akan membunuh semua orang di sana, Tuan Wei?"
Wei WuXian tertawa marah, "Kau benar-benar..."
Mendadak Jin Ling berteriak, "Kenapa?!"
Dia bangkit berdiri di sebelah Jiang Cheng. Matanya memerah.
Dia bergegas ke arah Jin GuangYao sambil berteriak, "Kenapa kau harus melakukan itu?!"
Nie HuaiSang buru-buru menarik Jin Ling yang terlihat ingin bertarung dengan Jin GuangYao.
Jin GuangYao pun balik bertanya, "Kenapa?"
Dia beralih ke Jin Ling, "A-Ling, kalau begitu, bisakah kau beritahu aku kenapa? Kenapa walau aku sudah memperlakukan semua orang dengan senyuman, aku selalu saja menerima hormat yang paling rendah?! Ayahmu luar biasa arogan, tapi semua orang selalu berkumpul mengerumuninya! Kami dilahirkan dari ayah yang sama, tapi bisakah kau beritahu aku, kenapa ayahmu bisa bersantai di rumah bersama belahan jiwanya dan bermain-main dengan anaknya, sementara aku bahkan tidak pernah berani berduaan terlalu lama dengan istriku dan bergidik ketakutan saat melirik anakku? Dan aku diperintahkan ayahku melakukan hal semacam itu seolah-olah itu wajar-wajar saja—membunuh orang yang luar biasa berbahaya yang mayatnya bisa memberontak dan menciptakan pembantaian besar kapan saja!"
Meski kami dilahirkan di hari yang sama, kenapa Jin GuangShan sanggup menggelar perjamuan besar untuk satu anaknya dan menyaksikan sendiri bawahannya menendang anaknya yang lain di tangga Jinlin Tai, dari anak tangga pertama hingga yang paling bawah!"
Jin GuangYao akhirnya menunjukkan kebencian yang tersembunyi begitu dalam. Bukan ditujukan pada Jin ZiXuan ataupun Wei WuXian, melainkan pada ayahnya sendiri.
Wei WuXian, "Jangan membuat alasan! Kau membunuh siapa pun yang kauinginkan—tapi kenapa kau menyentuh Jin ZiXuan?!"
Jin GuangYao menjawab tenang, "Seperti yang kaulihat sendiri, aku sudah membunuh mereka semua."
Lan XiChen, "Bahkan dengan cara semacam itu."
Air mata menggenang di ujung mata Jin GuangYao. Dia berlutut di tanah, punggung tegak saat bibir mengulas senyum, "Ya. Kuda tua yang selalu berahi ke mana pun dia pergi memang pantas mendapat kematian semacam itu, bukan?"
Lan XiChen berteriak, "A-Yao!"
Baru setelah kata itu terlontar, Lan XiChen langsung teringat bahwa dia sudah memutus hubungan secara sepihak dengan Jin GuangYao sehingga tidak seharusnya dia memanggilnya seperti itu.
Namun Jin GuangYao tampak tidak menyadarinya; ekspresinya tetap tenang, "Er Ge, jangan kaget kalau aku memangginya sekotor itu. Aku juga pernah punya harapan terhadap ayahku itu. Dulu, apa pun perintahnya, entah untuk mengkhianati Wen Zongzhu atau melindungi Xue Yang atau menyingkirkan siapa pun yang tidak dia sukai, tidak peduli seberapa konyolnya dan seberapa aku akan dibenci, aku tetap mematuhinya apa pun yang terjadi. Tapi tahukah kau apa yang membuat seluruh harapanku hilang? Akan kujawab pertanyaanmu sekarang. Bukan karena aku tidak lebih berharga dari sehelai rambut Jin ZiXuan atau karena salah satu lubang kutukan Jin ZiXun, bukan karena dia membawa Mo XuanYu ke Jinlin Tai, bukan juga karena dia berusaha menjadikanku seperti orang biasa. Alasannya adalah karena rahasia yang pernah dia katakan ke pelayan selain aku saat dia sedang bersenang-senang."
Kenapa seorang pemimpin sekte yang mampu menghabiskan uang seperti air tidak mau berkorban sedikit saja untuk membeli kebebasan ibuku? Sederhana saja—karena itu terlalu merepotkan. Ibuku sudah menunggu selama bertahun-tahun, bercerita padaku tentang begitu banyak kesulitan yang dia hadapi, membayangkan melewati rintangan itu demi dia. Tapi alasan yang sebenarnya hanya satu kata: merepotkan."
Beginilah yang dia katakan, 'Itu karena wanita yang pernah membaca buku akan merasa lebih tinggi derajatnya dari wanita lain. Mereka benar-benar merepotkan, terlalu banyak menuntut dan pikirannya tidak realistis. Kalau aku membeli kebebasannya dan membawanya ke Lanling, entah keributan macam apa yang akan dia buat. Memang lebih baik kubiarkan saja dia tetap diam di tempatnya. Dengan keadaan seperti itu, dia mungkin akan populer selama beberapa tahun lagi. Dia tidak perlu mencemaskan pengeluarannya selama sisa hidupnya.'"'
Anak? Oh, lupakan saja.'"
Ingatan Jin GuangYao benar-benar luar biasa. Saat dia mengulangi setiap kata, siapa pun bisa membayangkan ekspresi mabuk Jin GuangShan waktu mengatakannya, "Er Ge, lihat, aku hanya seharga tiga kata itu bagi ayahku, 'Oh, lupakan saja'. Hahahaha..."
Ekspresi Lan XiChen tampak terluka, "Meskipun ayahmu... Kau..."
Lan XiChen masih tidak bisa mengucapkan kata yang pantas dan akhirnya menyerah, beralih menghela napas, "Apa gunanya mengatakan semua itu sekarang?"
Jin GuangYao mengangkat bahu sambil tersenyum, "Tidak bisa kutahan lagi. Memohon kasihan setelah melakukan semua kejahatan itu—aku memang orang semacam itu."
Saat mengucapkan 'kasihan', Jin GuangYao mendadak memutar pergelangan tangannya. Seutas senar guqin merah membelit leher Jin Ling.Air mata masih menggenang di pelupuk mata Jin GuangYao saat dia berujar rendah, "Jangan bergerak!"
Itu benar-benar mengejutkan.
Jiang Cheng berteriak, "Wei WuXian! Bukankah kau sudah menyita semua senjatanya?!"
Di dalam keadaan semacam itu, dia berteriak ke Wei WuXian dengan suara yang sama seperti saat bocah dulu.
Wei WuXian balas berteriak, "Semua senarnya memang sudah kusita!"
Tidak mungkin level kultivasi Jin GuangYao sangat tinggi sampai bisa menarik sesuatu di udara, bukan?!  Lan WangJi menyadarinya dalam sekali lirik saja, "Dia menyembunyikannya di dalam tubuh."
Yang lain pun mengikuti perkataan Lan WangJi dan melihat titiktitik merah yang perlahan menyebar di pakaian putih Jin GuangYao. Senar itu berwarna merah karena tertutupi darah. Tentu saja Wei WuXian tadi tidak bisa menemukannya. Jin GuangYao tidak menyembunyikan senar itu di balik pakaian, tapi di dalam tubuhnya. Karena pembicaraan tadi, emosi Lan XiChen terpengaruhi, sementara perhatian orang lain pun ikut teralihkan—apalagi Jin Ling sempat bergegas mendekatinya. Waktunya sangat pas. Jin GuangYao pun mengejutkan semua orang saat jarinya menusuk perutnya sendiri untuk menarik keluar senar itu dari dalam tubuhnya.Siapa sangka Jin GuangYao sanggup melakukan hal itu ke dirinya sendiri supaya bisa menyerang? Meski teramat tipis, senar itu berasal dari logam dan berenang-renang dalam darah dan dagingnya, pasti rasanya tidak akan nyaman.
Jiang Cheng berteriak, "A-Ling!"
Wei WuXian ikut bergerak juga, tapi seseorang langsung memeganginya. Dia berbalik dan melihat ternyata Lan WangJi, dia akhirnya berhasil menenangkan diri.
Dengan Jin Ling berada di tangannya, Jin GuangYao pun bangkit berdiri, "Jiang Zongzhu, tidak perlu gelisah begitu.
Aku sudah menyaksikan A-Ling tumbuh besar. Sama seperti tadi, setelah kita menuju ke jalan masing-masing, kau nantinya akan melihat A-Ling tidak terlukai."
Jiang Cheng, "A-Ling, jangan bergerak! Jin GuangYao, kalau kau ingin sandera, aku pun bisa kau jadikan sandera!"
Jin GuangYao menjawab jujur, "Tidak, tidak bisa. Jiang Zongzhu, kau sedang terluka, akan sulit bergerak. Kau hanya akan memperlambat gerakku."
Telapak tangan Wei WuXian terasa berkeringat, "Jin Zongzhu, kau lupa membawa orang lain bersamamu? Anak buahmu yang setia ini masih di sini."
Jin GuangYao menatap Su She yang masih ditahan dengan Bichen Lan WangJi.
Su She langsung berteriak, suaranya serak, "Zongzhu, tidak usah mempedulikanku!"
Jin GuangYao segera menjawab, "Terima kasih."
Lan XiChen berujar lambat, "Jin Zongzhu, kau berbohong lagi."
Jin GuangYao, "Hanya sekali ini saja. Tidak akan ada lain kali."
Lan XiChen, "Kau juga bilang begitu tadi. Aku tidak tahu lagi mana perkataanmu yang jujur."
Baru saja Jin GuangYao hendak bicara, gemuruh guntur menggelegar. Suaranya memang berasal dari kejauhan, tapi terdengar tepat di dekat telinga semua orang. Jin GuangYao pun merinding dan menelan kembali ucapannya. Sejurus kemudian, terdengar tiga benturan aneh di luar pintu kuil ini.Dibandingkan ketukan pintu, suara itu lebih mirip 'menggedorgedor pintu'. Selain itu tidak terdengar seperti pukulan tangan seseorang, tapi seperti ada yang memegangi kepala orang lain dan membantingnya ke pintu lagi dan lagi. Gedoran itu makin keras hingga retakan di gerendel pintunya kian melebar. Ekspresi Jin GuangYao makin terpilin.Pada gedoran keempat, gerendel pintu pun rusak. Derasnya hujan beserta sosok gelap itu menyerbu masuk.Tubuh Jin GuangYao gemetaran, seakan-akan ingin menghindar , tapi dia berhenti. Sosok itu tidak melayang ke arahnya, tapi malah ke arah Wei WuXian dan Lan WangJi. Dengan tenang, kedua orang itu langsung memisahkan diri sebelum berdiri berdekatan lagi.
Wei WuXian berbalik dan berteriak, "Wen Ning!"Wen Ning menubruk patung Guanyin di dalam kuil itu, menggelantung dengan kaki di atas kepala sebelum jatuh dan menjawab, "... Gongzi."
Melihat Wen Ning, wajah Jiang Cheng dan Jin Ling pun makin menggelap.
Sementara itu, Nie HuaiSang menjerit, "Da Ge!!!"
Selain Wen Ning yang dilempar ke dalam, ada lagi sesosok bayangan yang lebih tinggi tengah berdiri di pintu masuk kuil ini. Sosoknya tegap dengan mata kosong di wajahnya yang pucat.Dia adalah ChiFeng-Zun, Nie MingJue!  Bagaikan menara besi, Nie MingJue berdiri di depan Kuil Guanyin di tengah amukan badai, memblokade jalan keluar semua orang. Kepalanya terpasang di leher. Jahitan hitam nan rapat bisa terlihat di tenggorokannya. Pasti ada yang sudah menjahit kepalanya ke tubuhnya!
Lan XiChen, "... Da Ge."
Jin GuangYao juga berbisik, "... Da Ge..."
Di dalam kuil itu, ada tiga orang yang memanggil mayat Nie MingJue 'Da Ge', tapi ketiga nada suara mereka benar-benar berbeda. Wajah Jin GuangYao dipenuhi rasa takut luar biasa. Sekujur tubuhnya gemetaran. Tidak peduli hidup atau mati, orang yang paling ditakuti Jin GuangYao tidak lain dan tidak bukan adalah saudara tersumpahnya yang tidak pernah menoleransi kejahatan ini.Sekujur tubuhnya gemetar, tangannya gemetar, bahkan senar guqin berlumuran darah di cengkeramannya juga mulai gemetar. Seketika, Lan WangJi menghunus Bichen dan mengayunkannya.Dalam sekejap mata, dia sudah melesat ke hadapan Jin Ling sambil menggenggam sesuatu. Jin GuangYao merasakan lengannya makin ringan. Dia terpaku sekilas. Saat menunduk dia akhirnya mendapati bahwa tangan kanannya sudah hilang.Tangan itu sudah dipotong dari lengan bagian bawahnya. Apa yang digenggam Lan WangJi adalah telapak tangan Jin GuangYao yang sedang mencengkeram senar guqin-nya.Sontak darah terciprat ke segala arah. Wajah Jin GuangYao memucat sakit. Dia bahkan tidak punya tenaga untuk berteriak, hanya bisa terhuyung-huyung mundur. Tak mampu berdiri lagi, dia pun ambruk ke tanah. Di sisi lain, Su She mulai berteriak. Lan XiChen tampak ingin membantunya dalam sekilas pandang, tapi akhirnya tidak berani melakukannya.Lan WangJi membuka jemari di tangan terpotong itu. Senar guqin merenggang dan Jin Ling akhirnya terlepas dari marabahaya.
Baru saja Jiang Cheng hendak bergegas menghampirinya untuk mengecek apakah Jin Ling terluka atau tidak, Wei WuXian sudah bergerak mendahuluinya dan menyambar kedua pundak Jin Ling, memeriksa keadaannya dengan saksama. Setelah yakin kulit leher Jin Ling tidak terluka, tanpa lecet sedikit pun, Wei WuXian pun akhirnya menghela napas lega.Setiap kali menyerang, Lan WangJi biasanya akan senantiasa memberikan sedikit toleransi. Namun situasi barusan memang sangat berbahaya. Senar guqin itu luar biasa tajam. Di tangan seseorang yang mengenal teknik Chord Assassination, senar itu mampu memotong daging dan tulang layaknya memotong sayuran.
Tangan Jin GuangYao mungkin akan makin gemetaran karena berbagai kemungkinan, atau dia terlupa bahwa dia masih menyandera seseorang dan malah mencoba kabur sambil memegangi orang itu dengan senar... Jika Lan WangJi tidak memotong tangan kanannya yang sedang memegang senar itu, pasti yang akan mengucurkan darah adalah badan dan kepala Jin Ling yang terpotong! Darah dari tangan terpotong Jin GuangYao muncrat ke arah Jin Ling, membasahi setengah badan dan separuh wajahnya. Dia masih linglung, belum menyadari apa yang sudah terjadi. Namun Wei WuXian sudah menariknya dan memeluknya dengan erat, "Lain kali menjauhlah dari orang berbahaya, bocah bandel. Kenapa tadi kau terlalu dekat?!"
Apabila anak semata wayang Jiang YanLi dan Jin ZiXuan mati di depan matanya sendiri, Wei WuXian benar-benar tidak akan tahu harus berbuat apa.Jin Ling tidak terbiasa dipeluk orang seperti ini. Wajah pucatnyalangsung merona sambil mencoba mendorong dada Wei WuXian. Wei WuXian menyambarnya dan memeluknya beberapa kali lagi.
Dia pun menepuk pundak Jin Ling keras-keras sebelum mendorongnya ke arah Jiang Cheng, "Pergilah! Jangan berkeliaran sembarangan lagi. Pergilah ke pamanmu!"
Jiang Cheng menangkap Jin Ling yang masih sedikit pusing, menatap Wei WuXian dan Lan WangJi yang berdiri berdekatan, meragu sesaat sebelum beralih ke Lan WangJi.
Dia berujar lirih, "Terima kasih."Meski suaranya lirih, tidak ada kesamaran apa pun yang terdengar.
Jin Ling juga berujar, "Terima kasih sudah menyelamatkan nyawaku, HanGuang-Jun."
Lan WangJi mengangguk tanpa mengucapkan apa-apa. Bichen menunjuk condong ke tanah. Tidak ada darah yang masih melekat di bilah pedangnya yang terang seperti kristal karena sudah menetes habis ke tanah.
Kemudian, pedangnya diarahkan ke Nie MingJue yang berdiri di pintu masuk.
Perlahan Wen Ning merangkak dan menyambung lengannya yang patah, "Berhati-hatilah... Energi kebenciannya sangat kuat."

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang