Ekstra Pembakaran dupa 1

77 4 0
                                    

CHAPTER 117: EKSTRA – PEMBAKAR DUPA (1)

[Warning: NSFW! R-18!]·

WEI WuXian menemukan sebuah pembakar dupa tua di paviliun harta Yun Shen Buzhi Chu—'Ruangan Pusaka Kuno'.Pembakar dupa itu memiliki badan seperti beruang, hidung seperti gajah, mata seperti badak, ekor seperti banteng, dan kaki seperti macan. Perut yang menjadi bagian utamanya menyemburkan asap tipis lewat mulut setelah dupanya dibakar.
Wei WuXian bermain-main dengan pembakar dupa itu di dalam Jingshi, "Benda ini kelihatan menarik. Tidak ada aura membunuh atau energi jahat, jadi pasti bukan untuk menyakiti orang lain.
Lan Zhan, kau tahu apa gunanya benda ini?"
Lan WangJi menggeleng.
Wei WuXian mengendus aromanya, tidak menemukan kejanggalan apa pun juga. Karena sama-sama tidak melihat adanya kecurigaan, mereka pun menaruh kembali pembakar dupa itu dan memutuskan untuk menelitinya lebih jauh di lain waktu.
Namun belum lama membaringkan badan, mereka sudah merasa luar biasa lelah dan tertidur pulas. Entah berapa lama kemudian, Wei WuXian terbangun dan menyadari dirinya dan Lan WangJi tidak lagi berada di Jingshi Yun Shen Buzhi Chu, melainkan di tengah kedalaman hutan.
Wei WuXian merangkak naik dari atas tanah, "Tempat apa ini?"
Lan WangJi, "Bukan di dunia nyata."
Wei WuXian, "Bukan di dunia nyata? Tidak mungkin."
Dia menggoyang lengan bajunya, merasakannya dengan jelas, "Mana mungkin ini bukan kenyataan?"
Lan WangJi tidak menjawab.
Dia melangkah tanpa suara ke sebuah sungai dan memberi isyarat padanya untuk menunduk. Wei WuXian menghampirinya dan menatap bayangannya sendiri. Dia langsung terperangah.
Bayangan di permukaan sungai adalah penampilannya di masa hidupnya yang dulu!
Wei WuXian langsung menengadah, "Gara-gara pembakar dupa itu?"
Lan WangJi mengangguk, "Sepertinya begitu."
Setelah menatap sosok familier di permukaan air cukup lama, Wei WuXian pun mengalihkan pandangannya, "Tidak apa-apa. Aku sudah mengecek pembakar dupa itu. Tidak ada energi kebencian sedikit pun, jadi itu pasti bukan senjata iblis. Pemiliknya terdahulu jelas membuatnya entah untuk berkultivasi atau bersenang-senang. Ayo jalan-jalan saja untuk mengecek situasi."
Mereka pun mulai berjalan-jalan di hutan yang entah itu ilusi atau bukan. Sekejap kemudian, terlihat sebuah pondok kayu kecil.
Wei WuXian melihat pondok itu dan berseru 'huh'.
Lan WangJi, "Ya?"
Wei WuXian mengamati pondok itu, "Pondok ini terlihat agak familier bagiku."
Pondok itu seperti rumah pada umumnya. Itulah sebabnya, meski merasa curiga, Wei WuXian tidak bisa memastikan pernah melihatnya atau tidak. Tiba-tiba terdengar suara decitan perkakas tenun dari dalam sana. Mereka saling bertukar pandang. Tanpa bicara, mereka sama-sama mendekat. Namun saat mereka mengintip masuk dari pintu itu, keduanya terkejut. Apa yang berada di dalam pondok itu jauh dari skenario terburuk di bayangan mereka. Tidak ada penjahat ataupun hewan buas. Malahan, hanya ada seseorang, dan orang itu adalah orang yang sama sekali tidak asing buat mereka.
Di dalam pondok itu, terlihat 'Lan WangJi' yang tengah duduk!' Lan WangJi' yang di sana memiki wajah rupawan dan tinggi yang sama dengan Lan WangJi di sebelah Wei WuXian. Pakaian biru dan putih polos sederhana itu saat dia kenakan akan terlihat seperti jubah menakjubkan milik kultivator ternama. Dari pinggir, perkakas tenun itu bergerak sendiri seperti dikendalikan mantra, berdecit-decit menenun kain. Di sisi lain, 'Lan WangJi' sendiri sedang duduk di samping dengan buku di genggaman, membacanya dengan penuh perhatian.
Mereka berdua sudah melangkah ke depan pintu dan bahkan membuat suara, tapi 'Lan WangJi' itu seperti tidak menyadari apa pun. Dengan ekspresi datar, dia membalik halaman bukunya dengan jemarinya yang putih dan lentik.
Wei WuXian melirik Lan WangJi di sebelahnya, kemudian ke 'Lan WangJi' di dalam sana, kemudian tersadar, "Aku mengerti, aku mengerti!"
Alis Lan WangJi sedikit terangkat.
Gerakan kecil itu berarti dia sedang terkejut.
Dia pun bertanya, "Apa?"
Wei WuXian, "I-i-ini, ini adalah mimpiku!"
Ucapannya belum selesai, tapi sesosok lelaki ramping berpakaian serba hitam mengeluyur masuk ke dalam pondok dan berujar, "Er Gege, aku pulang!"
Melihat 'Wei WuXian' yang berseri-seri sambil menyangking cangkul di pundaknya, keranjang kecil di tangannya, dan sepucuk jerami di mulutnya, Lan WangJi pun makin membisu. Jika ini adalah mimpi Wei WuXian, maka wajar saja orang-orang di dalamnya tidak bisa melihat mereka.
'Lan WangJi' yang sedang menenun akhirnya mendongak.
Saat melihat 'Wei WuXian', bibirnya pun melengkung sedikit, tapi senyumnya langsung menghilang.
Dia bangkit dan menuangkan secangkir air untuknya.'Wei WuXian' melepehkan jerami di mulutnya dan duduk di dekat meja kayu kecil, menyambar cangkir itu dan meneguknya.
Dia mulai bicara, "Hari ini mataharinya terlalu terik, aku benar-benar gosong. Perkakasnya kutinggal di ladang. Tidak mau bekerja lagi. Mungkin akan kulanjutkan nanti."
'Lan WangJi' menjawab, "Mn."
Kemudian dia mengambil handuk putih dan menyerahkan itu padanya. Namun 'Wei WuXian' malah memajukan wajahnya sambil nyengir, jelas-jelas ingin 'Lan WangJi' yang mengusap wajahnya. Dan 'Lan WangJi' juga tidak menolak.
Dia benar-benar mengusap wajah 'Wei WuXian' dengan tekun dan telaten.
'Wei WuXian' menikmati itu dan mengoceh, "Tadi aku bermain-main di sungai dan dapat dua ekor ikan. Masak kan aku rebusan ikan nanti malam, Er Gege!"
'Lan Wangji' Mn."
'WeiWuxian' "Orang Gusu biasanya memasak ikan mas bagaimana? Kau tahu caranya memasak ikan asam pedas, Lan Zhan? Aku suka itu. Tapi tolong jangan dibuat manis. Aku pernah mencobanya dan hampir muntah."
'Lan Wangji' "Mn. Aku tahu."
'Wei Wuxian' "Cuacanya makin panas saja. Hari ini tidak perlu merebus air mandi terlalu panas, jadi aku hanya memotong kayu separuh jumlah biasanya."
'Lan Wangji' "Mn. Tidak apa-apa."
"..." Lan WangJi memandang mereka berdua berbincang-bincang santai, "Mimpimu?"
Wei WuXian tertawa begitu keras sampai seperti mendapat luka dalam, "Bwahahahahahahahaha, uh, iya.
Dalam periode waktu tertentu, entah kenapa aku selalu mendapat mimpi ini. Aku bermimpi kita pensiun berkultivasi dan mengasing di daerah pinggiran kota. Aku yang berburu dan bertani sementara kau tetap di sini untuk menjaga rumah, menenun dan memasak untukku. Oh iya, kau juga yang bertanggung jawab mengatur uangku. Saat malam, kau akan memperbaiki pakaianku. Aku bermimpi menyuruhmu merebuskan air mandi supaya kita bisa mandi bersama, tapi setiap kali kita melepas pakaian, aku pasti bangun. Sayang sekali, hahahahahahahahaha..."
Dia sama sekali tidak malu saat mimpinya dilihat Lan WangJi, justru merasa agak puas. Melihat betapa senangnya dia, tatapan Lan WangJi pun kian melembut, "Siapa pun juga begitu."
Mimpi Wei WuXian ini penuh dengan hal-hal remeh dan biasa seperti memasak, menyantap makanan, memberi makan ayam, memotong kayu bakar. Dan benar saja, saat air mandinya sudah mendidih, mimpi itu terhenti mendadak. Mereka berdua melangkah keluar dari pondok dan tiba di sebuah paviliun yang elegan. Di luarnya, tampak sebuah pohon magnolia dengan dahan-dahan menjulur, menguarkan aroma menyegarkan yang damai. Lokasi mimpi telah berganti. Kali ini adalah tempat yang sama-sama mereka kenali. Paviliun Perpustakaan di Yun Shen Buzhi Chu. Cahaya lilin menembus jendela kayu di lantai dua dan diselingi suara tak jelas.
Wei WuXian mendongak, "Ayo masuk dan lihat apa saja di dalam sana?"
Entah kenapa, Lan WangJi malah berhenti.
Dia menatap jendela itu, termenung, seakan-akan tengah meragu. Wei WuXian pun merasa aneh, tidak bisa memikirkan alasan apa yang membuat Lan WangJi barang kali tidak ingin masuk.
Dia pun bertanya, "Ada apa?"
Lan Wangji menggeleng samar, terdiam beberapa saat. Baru saja dia hendak bicara, serangkaian tawa tak terkendali tiba-tiba meledak dari dalam Paviliun Perpustakaan. Mendengar itu, mata Wei WuXian pun berbinar cerah. Dia bergegas masuk ke Paviliun itu dan meloncati tangga dalam beberapa langkah saja. Karena Wei WuXian sudah masuk, tentu saja Lan WangJi tidak akan tetap di luar sini sendirian. Jadinya dia pun ikut melangkah masuk. Mereka berdua berjalan bersama ke ruangan yang diterangi cahaya. Dan benar saja, mereka memang menyaksikan sesuatu yang sangat menarik.
'Di atas alas duduk berwarna cerah di sebelah ceceran naskah hukuman, Wei Ying yang berusia enam belas tahun sedang tertawa terbahak-bahak sambil menggebrak-gebrak meja, "Hahahahahahahahahahahahahahahaha!"
Yang dilempar ke lantai adalah sebuah buku kecil kekuningan yang diperlakukan seperti ular atau kalajengking oleh Lan Zhan muda ini.
Dia sudah mundur hingga ke pojok Paviliun, meraung marah, "Wei Ying——!"
Wei Ying muda tertawa begitu keras sampai hampir berguling-guling di bawah mejanya.
Dia akhirnya mengangkat tangan, "Di sini! Aku di sini!"
Dan di sisi seberang, Wei WuXian juga sama-sama tertawa.
Dia menarik Lan WangJi di sebelahnya, "Sungguh mimpi yang bagus! Aku tidak kuat, Lan Zhan, lihat dirimu, lihat bagaimana dirimu dulu, ekspresi itu, hahahahahaha..."
Entah kenapa wajah Lan WangJi terlihat makin aneh. Wei WuXian menariknya untuk duduk di alas pinggir ruangan dan tersenyum lebar saat versi diri remaja mereka bertengkar dan berselisih. Wei WuXian berpangku tangan.
Di sebelah sana, Lan Zhan muda sudah menghunuskan Bichen.
Wei Ying buru-buru menyambar Suibian dan menariknya beberapa senti sambil memperingatkan, "Tata krama! Lan Er Gongzi! Perhatikan tata kramamu! Aku juga membawa pedangku hari ini. Kalau kita bertarung, menurutmu Paviliun Perpustakaan ini akan baik-baik saja?"
Lan Zhan memberang, "Wei Ying! Kau... orang macam apa kau?!"
Wei Ying mengangkat sebelah alis, "Orang macam apa aku? Aku laki-laki!"
"..." Lan Zhan berseru, "Kau tidak punya malu!"
Wei Ying, "Jadi harusnya aku merasa malu soal itu? Jangan bilang kau tidak pernah membaca hal semacam itu. Aku tidak akan percaya."
Setelah menahan diri cukup lama, Lan Zhan pun menyerang maju dengan pedangnya, wajah sedingin embun beku.
Wei Ying terheran-heran, "Apa, kau benar-benar mau bertarung?!"
Dia juga maju menyerang. Dan begitulah, keduanya benar-benar mulai bertarung di dalam Paviliun Perpustakaan. Tiba-tiba Wei WuXian berseru 'huh'. Dia melirik Lan WangJi dan berujar tertarik, "Apa ini memang pernah terjadi? Kenapa aku tidak ingat kita dulu benar-benar bertarung?"
Lan WangJi tidak bersuara.
Wei WuXian menatapnya, tapi lelaki itu malah menghindari tatapannya. Rasa aneh yang sedari tadi bergumul semakin mendalam saja.
Baru saja hendak bertanya, Wei WuXian mendengar suara Wei Ying muda yang bercanda selagi bertarung, "Bagus, bagus, bagus! Kokoh tapi bebas, mengekang setelah melepaskan—seni pedang yang indah! Tapi Lan Zhan, oh, Lan Zhan, lihatlah betapa merah wajahmu. Karena bertarung denganku, atau karena apa yang baru saja kau lihat?"
Padahal Lan Zhan muda sama sekali tidak merona. Pedangnya terayun maju, "Omong kosong!"
Wei Ying berkelit ke belakang dengan kelenturan tubuh yang luar biasa untuk mengelak dari serangan itu.
Kemudian dia menegakkan tubuh dan mencubit pipi Lan Zhan dengan gesit, "Omong kosong apanya? Kau perlu meraba mukamu sendiri. Wajahmu hampir terbakar, haha!"
Wajah Lan Zhan beralih-alih antara merah dan putih. Dia hendak menepis tangan Wei Ying, tapi lelaki itu sudah bergerak mundur lebih dulu. Tamparannya tak mendarat di mana pun sehingga dia nyaris menampar dirinya sendiri.
Wei Ying membalik badan dan terus menggodanya, "Lan Zhan, oh, Lan Zhan. Jangan tersinggung, tapi lihatlah orang lain seusiamu. Apa ada yang merona segitu mudahnya? Tidak sanggup lagi setelah dibuat kaget seperti tadi—kau benar-benar amatir."
Jika situasi ini bukanlah apa yang benar-benar terjadi ataupun salah satu mimpi Wei WuXian, maka sudah pasti ini adalah mimpi Lan WangJi.
Wei WuXian pun menikmati pertunjukan ini, "Lan Zhan, kau sangat mengenalku. Memang itulah yang akan kukatakan."
Namun dia tidak menyadari bahwa Lan WangJi saat ini nyaris terlihat gelisah.
Di sebelah sana, Wei Ying berceloteh, "Menyalin naskah itu sangat membosankan. Bagaimana kalau aku mengajarimu hal-hal semacam ini sementara kau yang menyalinnya? Anggap saja sebagai ucapan terima kasihku padamu karena sudah mengawasiku..."
Setelah menahan diri mendengarkan ocehannya begitu lama, Lan Zhan pun tidak sanggup lagi. Bichen terayun maju. Kedua pedang berbenturan dan terpental keluar jendela.
Melihat Suibian terlepas dari tangannya, Wei WuXian pun terperanjat, "Hei, pedangku!"Sambil berteriak, dia hendak meloncat keluar jendela dan menyambar pedangnya saat Lan Zhan menyerbu dari belakang dan mendorongnya ke lantai. Kepala Wei Ying membentur lantai. Dia segera memberontak dan kedua pemuda itu pun berguling-guling ribut. Dia menendang sekuat tenaga, menyikutnya, tapi tetap saja tidak bisa lepas dari belenggu tangan Lan Zhan, seperti dikurung dalam jaring besi tak tertembus, "Lan Zhan! Apa yang kaulakukan, Lan Zhan! Aku bercanda, aku hanya bercanda! Kenapa serius begini?!"Lan Zhan menyambar pergelangan tangannya, menindih punggungnya. Suaranya rendah, "Apa, yang ingin, kauajarkan padaku?"Padahal suaranya dingin, tapi di pandangan Wei WuXian malah seperti gunung berapi yang akan meletus.Kemampuan mereka sebenarnya cukup sepadan. Namun karena kecerobohannya sendiri, Wei Ying malah ditindih di lantai. Dia hanya bisa berpura-pura tidak tahu, "Tidak ada? Memangnya apa yang kukatakan?"Lan Zhan, "Kau tidak mengatakannya?"Wei Ying menjawab dengan percaya diri, "Tidak!"Dia memulai lagi, "Jangan keras begini, Lan Zhan, jangan anggap serius apa pun yang kukatakan. Aku tidak mengerti kenapa kau percaya saja pada omong kosong itu. Buat apa marah? Aku akan berhenti, oke? Cepatlah lepaskan aku. Aku belum selesai menyalin naskah hari ini. Aku akan berhenti. Aku akan berhenti."Mendengar itu, wajah Lan Zhan pun merileks dan cengkeramannya mengendur sedikit. Namun sesaat setelah menarik tangannya, Wei Ying malah tersenyum nakal dan menyerang dengan telapak tangan.Namun seakan-akan sudah waspada sedari tadi, Lan Zhan menangkap Wei Ying begitu dia menyerang, memeganginya sekali lagi. Kali ini cengkeramannya makin erat dan pergelangan tangan Wei Ying makin dipelintir. Dia berseru, "Sudah kubilang aku hanya bercanda! Lan Zhan! Kau tidak bisa diajak bercanda ya?!"Tampak kobaran api yang menari-nari di mata Lan Zhan. Tanpa bicara, pemuda itu menarik pita dahinya dan melilitkannya tiga kali di sekeliling tangan Wei Ying di bawahnya, menguncinya dalam simpul kencang.Di pinggir ruangan, Wei WuXian benar-benar terperangah menyaksikan adegan yang berubah drastis itu!Sekejap kemudian, dia pun berbalik menatap Lan WangJi di sebelahnya, dan baru menyadari: ada sedikit semu merah di wajah Lan WangJi yang seputih salju, bahkan daun telinganya sudah merona merah muda.Wei WuXian merayap ke sisinya, niatnya jelas-jelas tidak baik, "Lan Er Gege... sepertinya ada yang salah dengan mimpimu ini, ya?""..." Lan WangJi tiba-tiba berdiri, "Berhenti melihat!"Wei WuXian langsung menyambar lengannya saat hendak melangkah pergi, "Jangan pergi! Aku masih ingin lihat apa yang akan terjadi di mimpimu. Kita bahkan belum sampai di bagian terbaiknya, bukan?"Di sebelah meja Paviliun Perpustakaan, Wei Ying meraung-raung beberapa saat dalam kondisi diikat oleh Lan Zhan. Setelah teriakannya mereda, dia mencoba membujuk, "Lan Zhan, pria jantan itu memakai lidah bukannya tangan. Pikiranmu sempit kalau seperti ini. Pikirkan lagi. Memangnya aku mengatakan sesuatu tentang dirimu?"Lan Zhan menghela napas, suaranya dingin, "Pikirkan sendiri, apa yang kaukatakan tentangku."Wei Ying memprotes, "Aku hanya bilang kau itu amatir dan tidak tahu beberapa hal. Bukankah memang begitu? Ada hal dewasa yang benar-benar tidak kaumengerti, kan? Memperlakukanku seperti ini hanya gara-gara kau ketahuan—apa lagi namanya kalau bukan berpikiran sempit?"Lan Zhan berujar acuh, "Siapa bilang aku tidak mengerti?"Wei Ying mengangkat sebelah alis dan menyeringai, "Ohhhh, benarkah? Berhentilah sok keras kepala. Aku akan sangat terkejut kalau kau memang mengerti... Ah!"Dia mendadak berteriak, karena Lan Zhan tiba-tiba saja memegang bagian bawah tubuhnya.Sosok Lan Zhan yang tampan namun terkesan kurang berpengalaman itu terlihat dingin saat mengulang, "Siapa bilang aku tidak mengerti?"Wei WuXian menempel ke Lan WangJi, nyaris menggigit daun telinganya, "Iya, siapa bilang kau tidak mengerti? Apa yang kaupikirkan saat siang adalah yang kaumimpikan saat malam. Lan Zhan, jujurlah, kau benar-benar ingin melakukan 'itu' padaku di masa lalu, bukan? Aku tidak percaya... ternyata kau seperti ini, HanGuang-Jun."Meksi Lan WangJi masih tak berekspresi, rona merah muda itu sudah merambat hingga lehernya. Jemari di atas lututnya pun melengkung tanpa disadari.Di sebelah sana, Wei Ying muda terkesiap beberapa kali karena kemaluannya dipegang, "Apa yang kaulakukan, Lan Zhan?! Kau gila ya?!"Tubuh Lan Zhan sudah menyusup di antara kaki Wei Ying. Posisi seperti itu memang membuatnya merasa terancam. Melihat dirinya makin terpojok, Wei Ying pun segera mengganti kata-katanya, "... Tidak, tidak, tidak! Tidak ada yang bilang kau tidak mengerti! Le-lele-lepaskan aku dulu—ayo bicarakan dulu!"Lengannya dikibaskan dengan gelisah, tapi pita dahi Sekte GusuLan terbuat dari kain berkualitas tinggi. Tidak peduli seberapa parah dia menggelepar, Wei Ying tetap tidak akan bisa lolos dari belenggu ini. Dia mengibaskan lengannya beberapa kali, kemudian melihat buku yang mendarat di dekat situ, menyambar dan melemparkannya ke Lan Zhan dengan harapan ilustrasi 'suci' dalam buku itu bisa menaboknya hingga sadar, "Tenanglah dulu!"Buku itu mendarat di dada Lan Zhan sebelum jatuh di antara kaki Wei Ying yang mengangkang terbuka, beberapa halamannya terbalik. Lan Zhan menunduk, pandangannya tak bisa teralihkan lagi.Kebetulan saja, halaman yang mendarat itu menampilkan ilustrasi posisi bercinta yang luar biasa erotis yang digambar dengan sangat gamblang. Apalagi, kedua orang di gambar itu sama-sama lelaki!Wei WuXian ingat buku porno yang dia tunjukkan ke Lan WangJi dulu sama sekali tidak ada hubungannya dengan homoseksual, jadi halaman itu sudah pasti tidak pernah ada. Dia merasa takjub. Detail dalam mimpi Lan WangJi benar-benar... terperinci sampai Wei WuXian pun terkesiap kagum!Lan Zhan menunduk, menatap halaman itu tanpa berkedip. Wei Ying juga turut melihat ilustrasi itu. Sontak dia merasa canggung, "... Umm..." Dia meronta lagi dan lagi dalam hati. Ngotot yakin bahwa tindakan lebih kuat dari kata-kata, dia pun menghimpun seluruh kekuatan untuk menarik kakinya dan menendang maju. Namun Lan Zhan malah menyambar bagian belakang lututnya dan membuka kedua kaki Wei Ying hingga makin lebar. Dia pun melucuti ikat pinggang dan celana Wei Ying hanya dalam beberapa gerakan.Wei Ying merasakan bagian bawah tubuhnya kedinginan. Saat menunduk, jantungnya serasa ikut mendingin dan berseru, "Apa yang kaulakukan, Lan Zhan?!"Di sisi yang lain, Wei WuXian benar-benar sedang asyik menyaksikan, begitu senang sampai dia berteriak dalam hati, Menurutmu apa?! Tentunya dia akan menjamahmu!Kaki Wei Ying yang ramping dan putih sudah dilucuti celananya hingga telanjang, berusaha menendang-nendang. Lan Zhan memegangi kakinya. Dengan ilustrasi tadi sebagai acuan, tangan kanannya mencari titik sempit yang tersembunyi di balik dua gumpalan pantat yang seputih salju.Bagian bawah tubuh Wei Ying sudah dikekang kuat. Bahkan saat bagian privatnya dijamah secara paksa, dia pun tidak bisa sembunyi. Dengan dua jarinya, Lan Zhan menggosok-gosok lubang merah muda itu. Wei Ying gemetaran. Kilatan malu berkelebat di wajahnya, tapi dia berusaha menutupinya dan memberontak sekuat tenaga, menggeliat dengan gila. Tetapi pemuda di atas tubuh Wei Ying itu terus saja mengusap-usap bagian bawahnya, kelopak mata meredup dan bibir terkatup rapat. Perlahan dia menambahkan sedikit tenaga sampai lubang itu perlahan melunak. Karena terus digosok, celah merah muda itu pun sedikit membuka, menelan ujung jari putih Lan Zhan malumalu.Wei WuXian melirik Lan WangJi sambil menyeringai, "Jadi inilah sebabnya kau tadi menolak masuk ke sini, HanGuang-Jun. Melakukan hal semacam ini padaku di mimpimu dan sekarang disaksikan olehku—kau benar-benar ingin sembunyi di dalam lubang, huh?"Lan WangJi duduk tegak di sebelahnya, menunduk, bulu matanya tampak bergetar.Wei WuXian menyaksikan pertunjukan itu sambil berpangku tangan, menonton diri mudanya ditindih sambil merasakan jari Lan Zhan menjelajahi lubangnya. Dia menyeringai, "HanGuang-Jun, kalau kau bisa memimpikan ini, seharusnya kau bisa saja melakukan ini padaku saat itu. Aku..."Ucapannya belum selesai, tapi Lan WangJi sudah menyambar tangannya dan mendorongnya ke lantai, membungkam bibir Wei WuXian dengan bibirnya sendiri. Wei WuXian bisa merasakan pipinya memanas juga, sedahsyat degup jantungnya di dada. Dia merasa agak lucu. Saat bibir basahnya terbuka, dia bergumam, "Apa, kau malu lagi?"Napas Lan WangJi anehnya terdengar kasar. Dia tidak menjawab. Wei WuXian, "Atau... kau malah terangsang?"Pada saat bersamaan, Wei Ying mendesah panjang di sebelah meja.Lan Zhan sudah menindih sekujur tubuh Wei Ying. Keduanya terhubung erat di bawah sana, sekarang dalam proses menyusup masuk. Begitu benda asing dan keras itu menembus tubuhnya sedikit demi sedikit, Wei Ying pun merasa sangat tidak nyaman sampai kedua kakinya melengkung. Namun karena kedua tangannya diikat kuat dengan pita dahi, tidak bisa bergerak sama sekali. Kesakitan, kepalanya pun dibenturkan ke dinding keras-keras beberapa kali. Lan Zhan menyelipkan tangannya ke belakang kepala Wei Ying sebagai bantalan. Pada saat bersamaan, dia menyusupkan seluruh batangnya ke dalam tubuh Wei Ying.Sejak awal memang sulit bagi lubang itu untuk menampung satu jari saja, tapi sekarang, benda besar yang panas dan keras itu sudah memperlebarnya hingga terbuka. Lipatan rapuh itu juga sudah dilebarkan dengan halus. Pikiran Wei Ying masih terombang-ambing, seakan-akan masih tidak tahu apa yang sedang terjadi. Namun begitu Lan Zhan mulai menumbuknya perlahan sesuai dengan yang tertera di gambar, dia pun merintih lembut tanpa sadar.Wei WuXian beralih ke Lan WangJi, "Kau dulu masih kecil, Lan Zhan, tapi ukuran 'itu'-mu sama sekali tidak kecil. 'Aku' kan masih perawan. Sepertinya ini akan jadi ronde yang berat."Sambil bicara, lutut Wei WuXian sengaja menggosok dan menyenggol kaki Lan WangJi. Karena sudah menyaksikan sendiri pertunjukan live dengan dirinya sebagai protagonis, Wei WuXian pun begitu terangsang dan sangat ingin mengalami kenikmatan ereksi lagi.Tak lama kemudian, Lan WangJi mengoyak celana dan bagian bawah pakaiannya tanpa bicara. Wei WuXian secara alami mengangkang dan menggulung pakaiannya di sekeliling pinggang. Lan WangJi memegang ereksinya sendiri dan mengocoknya menuju lubang masuk Wei WuXian.Mereka berdua bercinta hampir setiap hari. Baik tubuh dan hati Wei WuXian sudah lama mengenal Lan WangJi. Dia memeluk erat leher Lan WangJi dan menghirup napas dalam-dalam, dan dia pun ditusuk bilah 'pedang' itu.Proses masuknya cukup mulus. Lubangnya lembut di luar, basah dan hangat di dalam, mengisap benda yang menerobos masuk itu, seakan-akan dia terlahir untuk bercinta dengan sosok yang menindihnya ini. Sejurus kemudian, terdengar suara kecipak basah dan kulit membentur kulit dari tempat mereka terhubung.Bobot kejantanan Lan WangJi cukup mengesanka dan bentuknya juga sedikit melengkung ke atas. Dengan setiap tumbukan, batangnya akan akurat mengenai titik paling sensitif dan lemah di dinding dalamnya. Dan tiap kali titik itu dihujam, akan ada gelombang nikmat yang berpusar dalam diri mereka berdua.Kepala Wei WuXian serasa mengambang karena hentakan Lan WangJi, lubangnya berkontraksi secara sporadis. Badannya gemetaran dari ujung kaki hingga ke ujung kepala, leher melengkung karena nikmat. Dari sudut itu, dia bisa menyaksikan Wei Ying berusia enam belas tahun di mimpi Lan WangJi yang juga sedang tersiksa karena rasa nikmat ini.Dia terbaring di antara buku-buku yang berserakan di lantai, kedua pergelangan tangan diikat dan dengan mudahnya dihimpit di atas kepala. Ikat rambut merahnya juga sudah lenyap dari tadi. Rambutnya tergerai berantakan. Dia hampir akan menangis dan air mata memburamkan pandangannya. Di atasnya, Lan Zhan sudah bekerja menggenjotnya cukup lama. Seolah mengira kaki Wei Ying masih belum cukup mengangkang, dia pun mengangkat salah satu kaki Wei Ying untuk ditaruh di atas pundaknya sebelum menumbuknya lagi. Kaki itu tidak bisa terangkat terlalu lama sehingga jatuh ke lekuk sikunya. Garisgaris lembut dari kaki dan otot paha Wei Ying tampak berkedutkedut. Jelas sekali Wei Ying juga serasa menggila oleh benda panas dan melengkung yang menghujamnya tanpa henti. Ini adalah kali pertamanya, dia tidak bisa apa-apa selain berpegangan erat pada pundak Lan Zhan seolah-olah terancam tenggelam. Barangkali dia tidak bisa menyadari di mana dirinya sekarang, apalagi mengingat siksaan dari seseorang yang sedang 'membalas dendam' pada tubuhnya iniSaat melihat diri enam belas tahunnya merona dan gemetar hebat karena dihentak Lan Zhan versi enam belas tahun itu, Wei WuXian masih belum merasa puas. Lan Zhan muda seharusnya lebih kasar lagi,lebih ganas lagi, dan membully Wei Ying sampai dia menjerit keras. Sekarang ini masih jauh dari kata cukup.Di area kecil Paviliun Perpustakaan, kedua pasangan itu saling bercinta. Wei Ying, yang dari tadi sudah serasa melayang, kelihatannya tersadar kembali oleh suara kulit membentur kulit. Sambil menatap langit-langit Paviliun Perpustakaan, tubuhnya gemetaran sebelum perlahan menunduk, seakan-akan ingin melihat keadaan bawah tubuhnya seperti apa tapi tidak berani melakukannya. Kebetulan saja setelah Lan Zhan bekerja keras menghentaknya, dia mengangkat kedua paha Wei Ying dan menyangganya di atas pundak. Selepas itu, tubuhnya condong ke depan dan mulai menyerang lagi, pinggang Wei Ying melengkung lentur. Lewat buramnya air mata, dia bisa melihat seperti apa keadaan di belahan pantatnya.Lubang merah muda yang bersih itu sudah merona merah terang oleh gerakan ganas kejantanan Lan Zhan, pinggirannya sudah membengkak sampai nyaris menyedihkan. Benda panjang nan keras itu terus bergerak keluar masuk. Cairan putih kental yang menetes, sedikit darah, dan cairan bening yang entah berasal dari mana mulai keluar dari tempat mereka berdua terhubung, terlihat kacau berantakan. Dan di bagian depan, kejantanan Wei Ying sendiri juga sudah berdiri, meneteskan cairan putih di ujungnya.Wei Ying begitu syok sampai tak bisa berkata-kata melihat kengerian itu. Mendadak dia berjuang keras, mengumpulkan segenap kekuatan dan memberontak dari cengkeraman Lan Zhan. Dia membalik badan dan merangkak maju, ingin melarikan diri.Badannya sudah ditumbuk begitu lama dan ganas, ditindih di atas lantai. Seluruh tenaganya pun sudah lama terkuras habis. Paha dan lututnya gemetaran saat berusaha merangkak maju, lalu ambruk lagi. Posisinya menungging, memperlihatkan pantat sintalnya yang terangkat di udara. Cairan putih dan merah langsung menetes keluar dari lubangnya, mengalir ke paha. Bagian dalam pahanya sudah dipenuhi bekas cengkeraman yang kemerahan dan keunguan, mampu merangsang sadisme siapa saja hanya dalam sekali pandang.Dan itu semua terpampang jelas di depan pandangan Lan Zhan. Dengan mata berapi-api, dia mengejar Wei Ying tanpa bicara. Wei Ying merasakan pinggangnya dicengkeram. Dia ditahan dan dikunci di tempat, kemudian lubangnya yang kosong selama beberapa detik langsung diisi kembali.Dia mendesah, "Tidak..."Setelah menanggung penyiksaan sebesar itu, lubangnya pun melembut dan kian licin, dengan mudah menelan seluruh ereksi yang sudah memperkosanya. Wei Ying berlutut sambil menungging di atas alas duduk, tubuhnya terhentak maju setiap kali ditusuk dari belakang. Rasa ngeri melesat di wajahnya. Dulu saat berkeliaran di hutan, dia selalu melihat hewan buas yang kawin dalam posisi seperti ini. Makanya, saat ditumbuk dari belakang begini, wajar saja dia merasa lebih malu lagi. Lubangnya pun makin mengejang. Lan Zhan mencubit pinggang Wei Ying dan menghentak kian ganas. Setelah merasakan intensitas sedahsyat itu, Wei Ying akhirnya tak sanggup lagi.Separuh wajah dan bagian atas tubuhnya ditekan ke lantai dengan ganas. Dia pun bicara melantur, "A-Ampun, ampuni aku... Lan Zhan, Lan Er Gongzi, ampuni aku..."Selain malah membuatnya dihujam makin dalam dan cepat, tentu saja permohonan semacam itu hanya percuma. Wei WuXian tertawa, "Ya ampun, aku hampir saja mau 'menegang'. Tolong jangan ampuni dia apa pun yang terjadi. Lebih baik kau menyetubuhinya langsung... Ah..."Lan WangJi mengangkatnya sehingga Wei WuXian bisa duduk di atas badannya. Bobot tubuhnya membuat lubang Wei WuXian menelan batangnya semakin dalam, begitu dalam sampai alisnya bertaut dan wajahnya berkedut sedikit. Pandangannya pun teralih dan fokus untuk menunggangi Lan WangJi, menyesuaikan posisinya. Dia tidak punya lagi sisa tenaga untuk mengucapkan komentar tak tahu malu.Begitu suara kecipak badan yang saling beradu kian keras, jeritan Wei Ying pun makin menyedihkan, "Lan Zhan... Lan Zhan... Kau... kau dengar aku... Terlalu dalam... Jangan langsung sedalam itu... Perutku sakit..."Setiap kali Lan Zhan menghujamnya, Wei Ying merasa seperti ditusuk-tusuk. Kekuatan besar itu benar-benar berkebalikan dari wajah Lan Zhan. Wei Ying sudah merona merah dan kebas karena serangan ini. Sekujur tubuh bagian bawahnya hampir mati rasa. Dia berusaha bergerak maju, tapi selalu ditahan lagi ke belakang dengan kasar, dipaksa menelan batang Lan Zhan di dalam tubuhnya. Dengan gerakan keluar-masuk yang berulang-ulang itu, dia menggumam-gumam seperti kehabisan napas, "Dengar... dengarkan aku, di luar, d-di luar ada yang menungguku. Jiang Cheng dan yang lain... sedang menungguku di luar... Ah!"Mendengar itu, Lan Zhan tiba-tiba saja menjauh dari tubuhnya dan membaliknya.Wei Ying mengerang sambil berlinangan air mata dan langsung meringkuk seperti bola, seakan-akan ingin bersembunyi seperti bayi. Kejantanannya sendiri sudah berereksi dan sudah di ujung akan berejakulasi. Cairan terciprat di ujung pahanya, menetes-netes. Pemandangan seperti itu memang menakjubkan. Lubangnya sudah disusup masuk begitu lama sampai membengkak, tapi sesekali terbuka dan menutup, beralih antara merah dan putih. Seakan-akan lubang itu kelaparan dan tidak ingin Lan Zhan pergi dari tubuhnya.Di seberang lain, Wei WuXian menunggangi Lan WangJi dengan pinggang dan pinggul ditopang lelaki itu. Bahkan sekarang pun wajah Lan WangJi tampak dingin dan anggun. Kalau bukan karena napasnyayang berhamburan, pasti mustahil mengetahui apa yang sedang dia lakukan dari wajahnya saja. Juga lebih sulit lagi menduganya sekarang, kedua tangannya menangkup pantat Wei WuXian dan meremasnya tanpa menahan kekuatan sama sekali, meninggalkan jejak biru keunguan di dua gundukan kenyal itu. Kemudian dia menunduk dan bibirnya melahap puting merah di dada Wei WuXian, mengulumnya dengan lembut. Saat lubang Wei WuXian menelan kejantanannya keluar masuk, batang basah keunguan itu menghilang lagi dan lagi ke dalam celah itu. Rasanya begitu memabukkan sampai membuatnya merinding.Di sebelah sana, Lan Zhan menatap Wei Ying yang terlihat akan pingsan. Tiba-tiba saja dia merobek pakaian di depannya dan mencubit puting merah muda di dada Wei Ying sebelum membenamkan kejantanannya lagi.Wei Ying akhirnya punya waktu untuk menarik napas. Sekarang ini, sekujur tubuhnya teramat sangat sensitif. Bagaimana bisa dia diperlakukan seperti ini? Sambil mengerang, dia mengeratkan bagian tubuhnya. Air mata langsung mengalir.Tampaknya Lan Zhan seperti marah pada dua tonjolan di dadanya itu, menggosok-gosok dan mencubitnya begitu ganas sampai puting itu menegang dan membengkak merah. Setiap kali disentuh, dinding lubang Wei Ying akan berkontraksi hebat. Lubang yang rapuh dan hangat itu mengisap 'pedang' Lan Zhan dengan erat, dengan sempurna melingkupi bentuknya.Wei Ying menjerit, "Lan Zhan, aku salah, aku salah. Tidak seharusnya aku menyebutmu amatir, tidak seharusnya kubilang kau tidak mengerti, aku tidak akan mengajarimu lagi, Lan Zhan, Lan Zhan kau dengar aku? Lan Er Gongzi, Lan Er Gege..."Mendengar nada manis dan sengau dari kata terakhirnya, pergerakan Lan Zhan pun sedikit melambat. Dia memang menunjukkan sedikit ampun. Dengan pandangan berkabut, dia mendekat ke wajah Wei Ying dan mencium bibir tipis itu dengan lembut.Wei Ying merasakan sekujur tubuh bagian bawahnya sudah digempur sebongkah batu besar. Sekeliling pinggangnya panas dan nyeri sementara putingnya masih dimanjakan. Dia baru saja mulai terhanyut, tiba-tiba saja serangan di bawahnya agak melambat. Dahi mereka bersentuhan saat kedua pasang bibir itu saling melumat. Rasanya manis. Wei Ying membuka mata. Begitu melihat bulu mata Lan Zhan yang panjang hanya berjarak kurang dari sesenti darinya saat dia mencium dengan penuh kesungguhan, Wei Ying pun merasakan sekelumit perasaan nyaman.Dan begitulah, mulut Wei Ying ikut terbuka dan mengisap bibir Lan Zhan dengan lembut. Dia berbisik, "... Aku ingin lebih."Yang dia maksud adalah ciumannya, tapi Lan Zhan salah mengartikan itu dan malah mempercepat gerakan menusuknya. Wei Ying terkesiap beberapa kali, segera merangkul leher Lan Zhan dan berinisiatif mencium lebih dulu.Awalnya Wei Ying berpikir bahwa rasanya amat menakutkan jika benda keras dan panjang itu menusuk-nusuk bagian dalam tubuhnya. Namun setelah begitu lama, dia juga mendapati sensasi selain nyeri, sakit dan kebas, dan perlahan-lahan dia mulai terangsang dan bergairah. Apalagi saat ereksi Lan Zhan yang agak melengkung mengenai titik tertentu dalam tubuhnya keras-keras. Rasanya seperti ada aliran listrik di sekujur tubuhnya, mengirimkan rasa nikmat yang begitu dahsyat sampai dia gemetaran. Kejantanan Wei Ying sendiri sudah makin menegang, makin banyak juga cairan putih yang keluar. Pinggulnya bergerak sendiri tanpa kendali. Terkadang saat hentakan Lan Zhan tidak bisa mengenai titik yang tepat, Wei Ying akan menggerakkan pinggulnya sendiri dan berupaya sekeras mungkin supaya titik itu terkena. Apa yang keluar dari mulutnya juga beralih menjadi permohonan.Wei Ying, "... Ge... Er Gege... Lan Er Gege... To-... Tolong..."Lan Zhan terengah-engah, suaranya begitu dalam, "Apa?"Wei Ying menangkup kedua pipi Lan Zhan dan menciumnya tanpa henti, lalu berbisik, "Tusuk lagi di sebelah sana, seperti tadi, kenai titik itu, ya...?"Menuruti permintaannya, Lan Zhan menggesekkan pinggul ke arah yang diinginkan. Beberapa genjotan selanjutnya begitu dalam. Wei Ying menjerit kaget, kedua tangan dan kaki memeluk tubuh Lan Zhan saat dia berseru, "Apa..."Lan Zhan sudah membungkam bibirnya dan berkonsentrasi pada ciuman mereka.Wei WuXian juga masih berciuman dengan Lan WangJi, lidahnya menelusuri bibir lelaki itu. Mendengar apa yang terjadi di seberang lain, dia pun berujar, "HanGuang-Jun, kau yang di sebelah sana sudah 'keluar'."Lan Zhan memeluk Wei Ying yang sama-sama berlumuran keringat, berbaring tanpa bicara di atas karpet yang sudah kusut. Dada Wei Ying kembang kempis, pandangan masih agak berkabut. Mereka berdua masih belum memisahkan diri. Lubang Wei Ying masih mengisap kejantanan Lan Zhan. Air mani Lan Zhan juga masih terperangkap di dalam sana tanpa ada setetes pun yang keluar.Wei WuXian tersenyum lebar, "Lihat di sana. Bukankah kita juga harus..."Lan WangJi mengangguk dan membaringkannya di atas alas duduk. Dengan pinggul tegak, dia menghujam lubang itu beberapa kali sampai cairan ejakulasinya menyerbu ke dalam tubuh Wei WuXian.Wei WuXian menghela napas lega. Rasanya benar-benar menakjubkan, tapi punggung dan pantatnya tidaklah terbuat dari baja. Setelah bersenang-senang begini begitu lama dan menyaksikan diri muda mereka, Wei Ying pun cukup kehabisan tenaga. Namun Lan WangJi masih belum menarik miliknya keluar. Malahan, kejantanannya masih berada di dalam Wei WuXian dan dia sudah mengatur tubuhnya ke posisi lain.Wei WuXian, "HanGuang-... Jun?"Lan WangJi tersenyum kecil. Dia mendekat ke telinga Wei WuXian dan membisikkan beberapa kata lembut.Wei WuXian, "... Umm, tunggu dulu. Maksudku 'setubuhi dia langsung' adalah supaya Lan Zhan muda di mimpimu itu menghujamku langsung! Maksudku bukan... Lan Zhan? Er Ge-... Ge? Ampun!!!"

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang