CHAPTER 91: KERINDUAN (2)
DENGAN dorongan hati yang nyaris tak bisa terpuaskan, Wei WuXian memetik polong biji teratai sebanyak mungkin yang dia bisa. Sehingga mereka bertiga pun duduk di tengah-tengah polong biji teratai yang menggunung, nyaris tidak ada ruang yang tersisa untuk dijejali kaki-kaki mereka. Setelah kulitnya dikelupas, biji teratai hijau lembut itu bisa terlihat bersembunyi di dalam lapisan cokelatnya yang menggembung. Biji itu dicongkel, dikupas kulitnya dan jadilah bijinya yang lembut dan seputih salju. Rasanya manis dan menyegarkan, tidak pahit sama sekali meskipun bagian tengahnya terbuat dari warna hijau yang berair.Wen Ning masih sibuk mengupasi biji itu sembari duduk di bagian depan perahu. Lan WangJi berhenti setelah dia baru mengupas dua biji. Saat melihat Wen Ning mengulurkan biji yang sudah dikupas padanya, Lan WangJi pun menggeleng dan membiarkannya memberikan biji-biji itu ke Wei WuXian saja. Wei WuXian sudah menghabiskan biji teratai seperahu penuh seorang diri. Mereka akhirnya berhasil mencapai dermaga Kota Yunping setelah mengapung di atas air selama tiga atau empat jam.Area dangkal di dermaga itu penuh sesak oleh perahu-perahu nelayan kecil. Beberapa kerumunan wanita tampak berkumpul di tangga batu dekat air untuk mencuci pakaian. Bocah-bocah berkulit sawo matang tanpa kaus tengah menyelam dan berenang di pinggiran sungai.Mendadak, terlihat sebuah perahu tambang yang merapat. Orang yang duduk di ujung perahu itu menunduk rendah, tapi dua lelaki muda lainnya berpenampilan mencolok.
Sosok yang duduk di depan berpakaian seputih salju, menguarkan aura yang sangat menakjubkan sementara lelaki muda yang tersenyum lebar di sebelahnya pun berwajah rupawan. Orang-orang di sini jarang sekali melihat sosok seperti itu setiap hari sehingga mata setiap orang pun membelalak lebar dan melotot selama mungkin. Beberapa bocah yang berenang di sungai itu pun berkerumun ke arah mereka seperti ikan. Ada sekitar tujuh atau delapan kepala yang mencuat naik turun di sisi perahu tambang itu.
Wei WuXian, "Boleh aku tanya, apa ini Kota Yunping?"
Seorang gadis yang sedang mencuci baju di pinggir sungai pun tampak merona, "Iya, benar."
Wei WuXian, "Kita sudah sampai. Ayo."
Perahu itu pun berlabuh. Lan WangJi yang pertama berdiri. Setelah mendarat di tanah, dia berbalik dan membantu Wei WuXian berdiri. Kedua lelaki itu sudah turun, tapi Wen Ning masih di atas perahu, tidak bisa bergerak sesenti pun. Bocah-bocah yang sedang berenang melihatnya menunduk dan diam saja, ada tanda aneh yang merambati leher ke pipi pucatnya. Mereka menganggap dia aneh, tapi lebih merasa tertarik daripada takut.
Lebih dari sepuluh pasang tangan menempel pada perahu itu dan mengguncang-guncangnya tanpa henti, begitu keras sampai Wen Ning nyaris tidak bisa menyeimbangkan diri.
Wei WuXian berbalik, "Hei! Apa yang kalian lakukan? Jangan menindas dia."
Wen Ning buru-buru menjawab, "Gongzi, aku tidak bisa turun."
Saat dia berseru meminta pertolongan, dua bocah di antaranya mencipratkan air sungai ke arahnya. Wen Ning tersenyum pasrah, benar-benar tidak tahu harus berbuat apa. Kalau saja bocah-bocah ini tahu 'orang' yang sedang mereka kerjai ini bisa saja mencabik-cabik tubuh mereka bahkan sampai ke tulang-tulangnya, mana bisa mereka terus menggodanya seperti ini?
Wei WuXian melemparkan sejumlah polong biji teratai yang masih tersisa, "Tangkap!"
Bocah-bocah itu langsung terpencar dan berebut polong biji. Wen Ning akhirnya bisa meloncat ke daratan. Dia menepuk ujung jubahnya yang basah kuyup dengan malu.Di penjuru Yunmeng ini, Kota Yunping bukanlah tempat kecil biasa sehingga memang wajar kalau agak ramai. Mereka bertiga memasuki kota ini. Di sepanjang jalan, terdapat begitu banyak penjual dan pejalan kaki. Wen Ning tidak menyukai tempat yang ramai orang seperti ini; dia pun segera menghilang tanpa suara. Berdasarkan alamat yang dia ingat, Wei WuXian juga menyempatkan bertanya selagi berjalan, tapi saat mereka akhirnya sampai di tujuan dan mengonfirmasi apa yang mereka lihat, keduanya tampak terkejut.
Wei WuXian menatap bangunan megah yang dipenuhi dupa itu, "Ini... Kuil Guanyin?"
Lan WangJi, "Mn."
Jin GuangYao benar-benar tidak terlihat seperti tipe orang yang taat beribadah. Mereka pun saling bertukar pandang. Bersamaan, mereka menerobos lautan pengunjung, menjangkahi ambang pintu yang tinggi dan memasuki kuil itu. Kuil ini memiliki tiga pekarangan. Asap membumbung di mana-mana dan papan kayu untuk berdoa juga bisa terdengar. Tidak butuh waktu lama untuk mengelilingi kuil ini. Pekarangan terakhir adalah Istana Guanyin. Bahkan sebelum mereka berdua berdiri lama di depan pintu masuk itu, seorang biksu menghampiri mereka dan menyapa dengan kedua telapak tangan disatukan. Mereka pun balas memberi hormat.Wei WuXian mengobrol dengannya cukup lama, bertanya sambil lalu, "Kebanyakan kuil dibangun di pelosok pegunungan. Kuil yang dibangun di kota memang sangat langka."
Biksu itu tersenyum, "Mengurus kuil di kota ini memang memerlukan kerja keras sepanjang hari. Bukankah orang-orang juga butuh Kuil Guanyin seperti ini untuk berdoa dan mencari ketenangan?"
Wei WuXian juga tersenyum, "Bukankah suara berisiknya akan mengganggu Guanyin?"
Si Biksu, "Guanyin juga mengirimkan segala bentuk penyiksaan. Mana bisa Dia terganggu oleh orang-orang ini?"
Wei WuXian, "Apa Guanyin satu-satunya yang disembah di kuil ini?"
Si Biksu, "Benar."
Mereka berdua berjalan mengitari kuil itu sekali lagi. Sebuah ide sudah tercanang di benaknya. Selepas mereka meninggalkan kuil itu, Wei WuXian mengarahkan Lan WangJi ke sebuah gang, memungut sebatang ranting dan menggambar beberapa kotak di atas tanah sebelum melempar rantingnya, "Jin GuangYao benar-benar sudah bekerja keras."
Lan WangJi memungut ranting yang dilempar tadi dan menambahkan beberapa garis di kotak itu. Garis bentuknya makin jelas—itu adalah denah Kuil Guanyin dilihat dari atas.
Wei WuXian meraih ranting itu lagi, "Ada selubung besar di dalam kuil. Ada yang sedang ditahan di sana."
Dia menunjuk satu titik tertentu, "Selubungnya agak rumit. Cukup aman. Tapi jika inti selubung di sebelah sini dihancurkan, maka apa pun yang ditahan di sini akan keluar."
Lan WangJi bangkit berdiri, "Kita akan melakukannya saat malam, saat orang-orang jarang berlalu-lalang. Kita harus mencari tempat istirahat sebelum menyusun rencana."
Mereka masih belum tahu seberapa kuat makhluk yang ada di Kuil itu sehingga tentunya tidak bisa bertindak gegabah ketika siang hari di saat ada begitu banyak orang yang lewat.
Wei WuXian, "Aku penasaran butuh berapa lama kita akan mengatasi makhluk itu. Apa kita bisa sempat sampai ke Lanling?
Apa jadwal kita akan tertunda?"
Lan WangJi, "Kondisi tubuhmu masih belum pasti. Kau tidak boleh memaksakan diri."
Wei WuXian sudah memaksakan tenaga dan staminanya terlalu jauh selama pertarungan di Bukit Luanzang. Baik pikiran dan tubuhnya kelelahan terlalu lama. Beberapa jam sebelumnya, Jiang Cheng juga sudah membuatnya begitu marah sampai qiqiao-nya nyaris berdarah. Dia baru pulih setelah berstirahat begitu lama. Memang sekarang ini Wei WuXian tidak merasa terlalu buruk. Namun apabila ada sesuatu yang dia lewatkan dan membuatnya memaksakan diri terlalu jauh ke Lanling, sulit rasanya mengetahui apakah akan terjadi sesuatu di saatsaat kritis. Terlebih lagi, dia bukanlah satu-satunya yang memaksakan pikiran dan tubuhnya beberapa hari ini.
Lan WangJi juga belum beristirahat sedikit pun.Wei WuXian berpikir meski dirinya tidak butuh istirahat, Lan WangJi tetap perlu.
Dia pun menjawab, "Baiklah. Ayo cari tempat untuk istirahat dulu."
Sebenarnya Wei WuXian bisa tinggal di mana saja—di kediaman kalau punya uang, dan di bawah pohon kalau tidak punya. Namun sekarang ini, Lan WangJi ada bersamanya. Dia jelas tidak bisa membayangkan Lan WangJi berbaring di akar pohon mana pun atau berdesak-desakan dengannya di sebuah kamar sempit dan kotor. Maka dari itu, setelah berjalan cukup lama, mereka akhirnya memilih sebuah penginapan pantas di sisi lain Kota Yunping.
Pemilik penginapan itu bergegas keluar dengan antusias, nyaris menyeret mereka berdua masuk. Bagian dalam penginapan itu bersih dan tertata rapi, dan lantai pertamanya nyaris penuh oleh para tamu—semakin meyakinkan kalau siapa pun yang bertanggung jawab mengurusi tempat ini cukup bagus kerjanya. Kebanyakan orang yang bekerja di sini adalah perempuan, mulai dari gadis kecil berusia sepuluh tahun yang sedang menyapu lantai hingga ke wanita gemuk yangbekerja di dapur. Begitu melihat dua lelaki muda melangkah masuk, mata mereka langsung berbinar cerah. Salah satu gadis yang sedang menuang air minum untuk para tamu memelototi Lan WangJi begitu intens sampai tidak menyadari teko yang dia pegang miring dan tumpah.Pemilik penginapan itu berteriak, menyuruh mereka bekerja dengan benar.
Dia sendiri mengarahkan Wei WuXian dan Lan WangJi untuk naik ke kamar mereka, bertanya selagi berjalan, "Gongzi, berapa kamar yang kalian inginkan?"
Mendengar itu, jantung Wei WuXian tiba-tiba berdegup kencang. Diam-diam dia melirik Lan WangJi.
Seandainya saat ini sama seperti dua bulan yang lalu, pertanyaan itu tidak akan jadi masalah. Semenjak Wei WuXian baru saja kembali ke dunia ini, dia sudah mencoba segala yang dia bisa untuk membuat Lan WangJi jijik, supaya dia bisa kabur secepat mungkin.
Lan WangJi juga menyadari itu sehingga dia memutuskan untuk memesan satu kamar saja sejak saat itu. Tidak peduli berapa banyak kamar yang dipesan, Wei WuXian selalu saja menemukan cara untuk menyusup ke dalam ranjang Lan WangJi. Bukan hanya itu.
Karena tidak ada yang tahu siapa dirinya, Wei WuXian pun nekad melakukan apa saja, tidak peduli seberapa tidak tahu malunya itu.
Baru satu malam mereka turun gunung dari Yun Shen Buzhi Chu, dia sudah menyusup ke ranjang Lan WangJi. Lan WangJi melihatnya berguling di atas ranjang begitu membuka pintu, dia pun berdiri diam tanpa ekspresi cukup lama sebelum beralih ke kamar sebelah yang sudah dia bayar. Tentu saja Wei WuXian tidak akan membiarkannya lolos semudah itu. Dia mengejarnya, berteriak bahwa dia ingin tidur dengan Lan WangJi.
Bahkan setelah merangkak ke ranjangnya, Wei WuXian sampai melempar bantal satunya keluar jendela dan bersikeras memakai bantal yang sama dengan Lan WangJi. Dia bahkan sampai bertanya kenapa Lan WangJi tidur sambil mengenakan baju dan mencoba melepaskan pakaian Lan WangJi secara paksa.
Selama separuh malam, dia akan menyusupkan kaki dinginnya ke dalam selimut Lan WangJi, menggenggam tangannya dan berbaring di dadanya, "Dengarkan detak jantungku, HanGuang-Jun!"
Dan dia akan menatap Lan WnagJi dengan polos tapi romantis...
Pada akhirnya, Lan WangJi akan membuat tubuh Wei WuXian kebas. Tidak bisa bergerak, dan akhirnya semua bisa tenang.Kejadian itu benar-benar tak tertahankan kalau diingat-ingat. Inilah pertama kalinya Wei WuXian merasa syok pada rasa tak tahu malunya sendiri.
Pada lirikan ketiga, Lan WangJi masih menunduk, tak mengatakan apa-apa, ekspresinya pun tak bisa dilihat. Menyadari Lan WangJi tidak merespons begitu lama, pikiran Wei WuXian pun mulai berkeliaran ke mana-mana, Dulu Lan Zhan selalu memesan satu kamar saja.
Kenapa sekarang dia tidak mengatakan apa-apa? Kalau dia memesan dua kamar, berarti dia memang keberatan. Tapi kalau dia hanya memesan satu kamar, bukan berarti dia tidak keberatan. Mungkin dia sengaja kelihatan seperti tidak keberatan supaya aku juga tidak keberatan...
Setelah pikiran Wei WuXian dipenuhi keberatan-ini-itu, si pemilik penginapan pun segera menjawab sendiri, "Satu kamar, ya? Satu kamar pasti sudah cukup! Kamar-kamar di sini sangat nyaman bahkan untuk dua orang sekalipun. Ranjangnya juga tidak terasa sempit."
Melihat HanGuang-Jun tidak menolak itu, tubuh dan jantung Wei WuXian pun akhirnya kembali berfungsi, untuk sementara ini bekerja dalam kondisi stabil.
Pemilik penginapan itu membuka salah satu pintu dan mengarahkan mereka masuk. Kamar itu memang cukup besar.
Dia bertanya, "Hei, apa Anda berdua ingin menyantap makan malam? Juru masak kami sangat hebat. Kami akan bawakan masakannya ke sini begitu selesai?"
Wei WuXian, "Iya, silakan, tapi jangan sekarang. Bagaimana kalau agak nanti? Bawakan makanannya sekitar jam tujuh malam."
Pemilik penginapan itu menjawab sambil melangkah keluar dari pintu.
Segera setelah kepergiannya, Wei WuXian hendak menutup pintu, tapi dia tiba-tiba mengejar wanita itu, "Nyonya!"
Si Pemilik, "Ya, Gongzi?"
Wei WuXian terlihat seperti sudah membuat keputusan.
Suaranya lirih, "Saat kau membawakan makan malam nanti, tolong bawakan juga beberapa kendi arak... makin kuat araknya makin bagus."
Pemilik penginapan itu tersenyum lebar, "Tentu saja!"
Setelah itu, Wei WuXian akhirnya kembali masuk ke kamarnya, berpura-pura tidak terjadi apa-apa. Dia menutup pintu dan duduk di depan meja. Tangan Lan WangJi terulur dan menekan pembuluh nadi di pergelangan tangannya. Meski Wei WuXian tahu Lan WangJi hanya sedang mengecek kondisi tubuhnya, tapi tetap saja, begitu dua jemari panjang nan lentik itu menelusuri pergelangan tangan dan perlahan menggosoknya, tangan Wei WuXian yang satu lagi pun sedikit mengepal di bawah meja.Nyaris sejam lamanya Lan WangJi memeriksa tubuh Wei WuXian.
Dia pun berujar, "Tidak ada bahaya yang mendesak."
Wei WuXian meregangkan tangan dan tersenyum, "Terima kasih."
Melihat alis Lan WangJi bertaut dengan ekspresi serius, Wei WuXian pun menambahkan, "HanGuang-jun, kau mengkhawatirkan ZeWu-Jun? Kurasa Jin GuangYao masih menyimpan respek pada ZeWu-Jun. Level kultivasi ZeWu-Jun juga lebih tinggi dari dia dan sudah diperingatkan, jadi dia mungkin tidak akan jatuh ke perangkap Jin GuangYao. Ayo caritahu selubung Kuil itu secepat mungkin dan kembali meneruskan perjalanan lagi besok."
Lan WangJi, "Ada yang aneh."
Wei WuXian, "Apa?"
Lan WangJi, "Xiongzhang sudah akrab dengan Jin GuangYao selama bertahun-tahun. Jin GuangYao bukanlah orang yang akan bertindak gegabah dan haus darah. Dia tidak pernah bertindak tergesa-gesa."
Wei WuXian, "Yep, kesanku padanya juga begitu. Bukan karena Jin GuangYao masih punya hati, tapi dia berusaha sesedikit mungkin menyinggung orang."
Lan WangJi, "Peristiwa di Bukit Luanzang terkesan terburu-buru dan berlebihan. Seperti bukan caranya melakukan sesuatu."
Wei WuXian berpikir sejenak sebelum berujar, "Pertarungan di Bukit Luanzang; apabila berhasil, maka berhasil; apabila terungkap, maka dia akan dipaksa menjadi pihak yang dimusuhi seluruh dunia kultivasi. Risikonya memang tinggi."
Lan WangJi, "Investigasi lebih jauh mungkin diperlukan."
KAMU SEDANG MEMBACA
MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)
FantasiJudul alternatif: Mo Dao Zu Shi, Founder of Diabolism, 魔道祖师 Penulis: Mo Xiang Tong Xiu (MXTX) Tahun rilis: 2015 Genre: Xianxia, Action, Adventure, Mystery, Comedy, Yaoi (ini bl ya teman2 atau lelaki sesama lelaki kalau tidak suka boleh skip krna nn...