Kejahatan 2

17 4 0
                                    

CHAPTER 62: KEJAHATAN (2)

BIBIRNYA gemetar, mengucapkan sesuatu tanpa suara. Jiang Cheng hampir saja langsung bangkit berdiri.
Orang itu adalah Wei WuXian!
Namun selain dari wajahnya, dari atas sampai bawah, orang ini sama sekali tidak seperti Wei WuXian yang dulu.Wei WuXian yang biasanya adalah bocah lelaki yang ceria dan penuh semangat. Sudut mata dan alisnya selalu diwarnai cengiran lebar, selalu menolak berjalan dengan benar. Namun orang ini sepenuhnya terselubungi energi dingin dan gelap. Dia memang rupawan, tapi wajahnya pucat dan senyumnya mengerikan.Pemandangan di depan mata mereka kelewat mengejutkan. Situasi seperti ini masih belum jelas sehingga mereka tidak bisa bertindak gegabah. Meski kedua orang di atap itu sangat terkejut, tidak ada satu pun yang menghambur masuk. Mereka hanya semakin menundukkan kepala ke celah di antara genting atap itu.Di dalam ruangan itu, Wei WuXian yang berpakaian serbahitam memutar badan dengan perlahan.
Wen Chao menutup wajahnya sendiri, kini hanya napas kasar yang kedengaran dari suaranya, "Wen ZhuLiu... Wen ZhuLiu!"
Mendengar itu, sudut mata dan bibir Wei WuXian melengkung naik, "Sampai sekarang kau masih mengira ada gunanya memanggil namanya?"
Lelaki itu melangkah mendekat dan tanpa sengaja menendang sebuah benda putih di kakinya. Dia menunduk. Ternyata benda itu adalah kue isi daging yang dilempar Wen Chao tadi.
Wei WuXian mengangkat satu alisnya, "Apa? Kau suka pilih-pilih makanan?"
Wen Chao jatuh dari kursinya dan mencicit, "Aku tidak mau makan! Aku tidak mau makan! Aku tidak mau makan!"
Sambil berteriak, dia merangkak di lantai dengan tangannya yang tak berjari. Jubah hitam bertudungnya tersingkap dan terlepas dari bagian bawah tubuhnya, memperlihatkan kakinya. Kedua kaki itu menggelantung dari torso seperti aksesori yang memberatkan. Meskipun terbalut perban, kakinya masih kelihatan terlalu kurus. Pergerakannya yang sengit membuat perban itu melonggar dan membentuk celah. Di dalamnya, tampak tulang belulang putih yang mengerikan dengan darah merah menyala dan sejumlah untaian daging yang masih menggantung.Semua daging di kakinya sudah tercincang, seiris demi seiris.
Dan, sepertinya... semua daging itu sudah dia makan sendiri!
Jeritan tajam Wen Chao menggema di dalam pangkalan kurir kosong itu. Wei WuXian berlagak seperti tidak mendengar apa-apa. Sambil mengangkat ujung jubahnya, dia duduk di meja lain.Detik itu juga lampu minyak menyala. Separuh wajah Wei WuXian tersinari cahaya kekuningan dan separuh lainnya terselubungi bayangan. Tangannya bergerak turun, lalu seraut wajah pucat muncul dari kegelapan di bawah meja. Sejurus kemudian, suara mengunyah turut terdengar.Sesosok bocah pucat berjongkok di kakinya. Seperti makhluk buas pemakan daging yang masih muda, bocah itu menggerogoti sesuatu yang diberikan Wei WuXian.Wei WuXian menarik tangannya setelah mengelus kepala bocah ghoul pucat berambut tipis itu. Sambil memegangi sesuatu di mulutnya, bocah itu membalik badan lalu duduk, memeluk kakinya dan mengunyah ganas sambil memelototi Wen ZhuLiu dengan matanya yang dingin dan berpendar.Yang sedang dia kunyah adalah dua jari manusia.Tidak perlu dikatakan lagi—jari itu pasti milik Wen Chao!
Lan WangJi menatap bocah hantu mengerikan itu beserta Wei WuXian yang tak kalah mengerikan. Genggamannya pada pangkal Bichen mengerat.
Wen ZhuLiu masih berdiri di depan Wen Chao. Kepala Wei WuXian menunduk, ekspresinya tak tampak, "Wen ZhuLiu, pikirmu kau bisa melindungi nyawa anjing itu dari tanganku?"
Wen ZhuLiu, "Lebih baik mati berjuang."
Wei WuXian tertawa dingin, "Sungguh anjing Wen yang setia."
Wen ZhuLiu, "Aku harus melunasi utangku atas kemurahan hati mereka."
Ekspresi Wei WuXian seketika menggelap. Suaranya juga berubah kasar, "Lucu sekali! Kenapa utang yang kau punya harus ditebus dengan pengorbanan nyawa orang lain?!"
Sebelum ucapannya selesai, suara raungan Wen Chao terdengar dari belakang Wen ZhuLiu. Wen Chao merangkak ke pojok ruangan dan berusaha sekeras mungkin untuk menekan diri ke papan kayu, seolah ingin keluar dari situ. Namun sekelebat bayangan merah mendadak jatuh dari langit-langit. Sesosok wanita berambut panjang, berpakaian merah dan berwajah biru mendarat persis di atas tubuhnya. Wajahnya yang gelap, pakaiannya yang merah terang, dan rambutnya yang hitam pekat menciptakan kontras yang mengerikan. Jemarinya membelit perban di kepala Wen Chao dan langsung merobeknya!
Perban itu baru saja dibalutkan lagi oleh Wen ZhuLiu setelah wajah Wen Chao diolesi salep. Sehingga salep, kulit, dan perbannya masih saling melekat kuat. Kulit wajah yang terbakar memang rentan dan lemah. Dengan robekan sebrutal itu, luka keropeng yang belum kering pun langsung terkelupas beserta lapisan dagingnya. Bahkan bibirnya pun ikut robek. Kepala botak dan tak rata itu seketika menjadi kepala botak yang berlumuran darah.Wen Chao langsung jatuh pingsan. Begitu mendengar teriakannya, Wen ZhuLiu segera berbalik untuk membantunya. Lan WangJi dan Jiang Cheng turut mencengkeram pedang mereka, bersiap menyerang. Namun tiba-tiba mereka mendengar teriakan lain. Bocah ghoul di kaki Wei WuXian sudah melempar tubuh ke depan. Tangan kanan Wen ZhuLiu menyerang kening bocah bocah itu sebelum dirinya merasakan sengatan sakit yang tajam di telapak tangannya. Bocah ghoul itu sudah membuka dua deret gigi tajamnya dan menggigit telapak tangan lelaki itu.Wen ZhuLiu tidak sanggup menepisnya, jadi dia abaikan dan langsung bergegas ke arah Wen Chao. Namun tak disangka-sangka bocah itu sudah menggigit segumpal besar daging di tangannya, dilepehkan, lalu terus mengganyang telapak tangan itu. Wen ZhuLiu pun menyambar kepala bocah itu dengan tangan kiri seolah mengalirkan begitu banyak tenaga ke kepala kecil nan dingin itu hingga meledak. Wanita berwajah biru melempar perban berlumuran darah ke tanah dan, bagai makhluk berkaki empat, dia langsung merangkak ke samping Wen ZhuLiu.
Ayunan lengannya menciptakan sepuluh garis darah. Dua makhluk kelam, satu besar dan satu kecil, mengeroyok lelaki itu tanpa henti.
Wen ZhuLiu tidak bisa mengurusi kedua sisi pada saat bersamaan dan justru membuat kesalahan di tengah kekacauan itu. Saat dia melirik ke sebelahnya dan melihat senyum dingin Wei WuXian, dia langsung melempar tubuhnya ke arah pemuda itu.Kedua orang atap itu mengerutkan kening. Lan WangJi memukul atapnya, membuat atap runtuh dan genting-genting berhamburan. Dari atas, dia mendarat ke lantai dua pangkalan kurir itu dan menghalangi serangan Wen ZhuLiu yang ditujukan ke Wei WuXian. Memanfaatkan keterkejutan Wen ZhuLiu, sebuah pecut berpendar cahaya ungu melesat dan membelit lehernya, melingkar tiga kali di sekeliling tenggorokan sebelum mengangkatnya. Tubuh besar dan berat Wen ZhuLiu terangkat oleh cambuk bergelombang itu dan sekarang menggelantung di udara.Tiba-tiba terdengar suara tulang leher yang remuk. Pada saat bersamaan, pupil mata Wei WuXian menyusut. Dia menarik seruling dari pinggangnya, memutarnya dan beranjak berdiri. Bocah ghoul dan wanita berwajah biru yang sedang mencabik tubuh Wen ZhuLiu segera mundur ke sisinya dan menatap sengit ke arah dua orang asing itu.Di belakang mereka, Wen ZhuLiu masih belum mati. Wajahnya begitu merah dengan sekujur tubuh yang tak henti-hentinya berkedut, berjuang melawan kemauannya sendiri. Kedua mata membelalak lebar seakan-akan bola matanya terancam keluar dari rongganya. Bocah ghoul itu menggeram ke arah Lan WangJi dan Jiang Cheng, sama sekali tidak menyembunyikan kebenciannya. Wei WuXian mengangkat tangan sedikit supaya dia menarik taringnya kembali.
Pandangannya beralih antara Lan WangJi dan Jiang Cheng. Tidak ada yang membuka suara di antara mereka bertiga.Beberapa saat kemudian, Jiang Cheng melambaikan tangan dan melemparkan sesuatu.
Wei WuXian menangkapnya tanpa pikir panjang. Jiang Cheng, "Pedangmu!"
Tangan Wei WuXian perlahan terkulai.Dia memandangi Suibian dan baru menjawab setelah terdiam sesaat, "... Terima kasih."
Lagi, hening sebentar sebelum kata-kata kembali diucapkan.
Mendadak Jiang Cheng berjalan menghampirinya dan memukulnya, "Dasar kurang ajar!
Ke mana saja kau tiga bulan ini?!"
Meski kalimat itu terkesan sedang memarahinya, nada suara Jiang Cheng tetap dipenuhi sukacita. Mata Lan WangJi masih terkunci pada Wei WuXian meskipun dirinya tidak melangkah maju. Wei WuXian terdiam hampa.
Sejurus kemudian, dia balik memukul Jiang Cheng, "Haha, ceritanya panjang. Panjang sekali!"
Atmosfer dingin yang melingkupi agaknya mencair oleh dua pukulan itu. Ada amarah di kegembiraan Jiang Cheng. Dia memeluk Wei WuXian erat-erat sebelum mendorong punggungnya sambil berteriak, "Bukankah kita sudah berjanji akan bertemu di kota jelek itu?
Aku sudah menunggumu selama hampir enam hari, tapi kau masih tidak muncul juga!
Seandainya kau mati, berarti kau mati bukan di hadapanku sendiri!
Selama tiga bulan ini aku begitu sibuk sampai kepalaku rasanya membesar!"
Wei WuXian mengangkat ujung jubahnya dan duduk kembali.
Tangannya melambai, "Sudah kubilang, ceritanya panjang. Waktu itu juga ada segerombolan anjing Wen yang mencariku. Mereka sudah menungguku dan menangkapku di sana, lalu melemparku ke tempat mirip neraka supaya aku menderita."
Selagi bicara, wanita berwajah biru itu merangkak ke arahnya menggunakan kedua lengan dan kakinya. Saat bertarung tadi, wajahnya begitu menyeramkan. Namun kini, dengan sisi gelap wajahnya menghadap pangkuan Wei WuXian, wanita itu terlihat seperti gundik yang mempesona, yang melayani tuannya dengan setia. Suara cekikikan kecil pun keluar dari mulutnya. Wei WuXian duduk bersandar di satu sisi. Tangan kanannya mengelus rambut panjang nan lembut wanita itu lagi dan lagi.
Melihat gerakannya itu, wajah Lan WangJi menjadi kian dingin. Meskipun pemandangan itu membuat Jiang Cheng merasa agak tidak nyaman, dia lebih merasa terkejut dari perasaan lainnya, "Tempat mirip neraka seperti apa?
Aku sudah menanyai semua orang di kota itu dengan hati-hati, tapi kenapa semua orang berkata tidak pernah melihatmu?!"
Wei WuXian, "Kau bertanya ke penduduk di kota itu?
Mereka hanyalah segerombolan petani naif yang takut terlibat masalah, jadi mana berani mereka berkata jujur?
Anjing-anjing Wen itu pasti sudah melakukan sesuatu untuk menutup mulut mereka. Tentu saja mereka akan bilang tidak pernah melihatku.
"Jiang Cheng mengumpat, "Orang-orang tolol itu!" Dia segera menambahkan, "Tempat mirip neraka di mana?
Qishan? Bu Ye Tian?
Lalu bagaimana kau bisa keluar?
Dan kau jadi seperti ini.
Apa... kedua makhluk itu kepunyaanmu?
Mereka betul-betul mendengarkan perintahmu. Beberapa waktu yang lalu Lan Er Gongzi dan aku menerima tugas untuk membunuh Wen Chao dan Wen ZhuLiu dalam penyergapan malam, tapi seseorang sudah mendahului kami. Aku tidak menyangka orang itu ternyata kau!
Kau yang sudah mengubah jimat-jimat itu juga?"
Dari ekor matanya, Wei WuXian menatap Lan WangJi yang sedari tadi memandangi mereka.
Dia tersenyum, "Kurang lebih begitu.
Kalau aku bilang aku menemukan gua misterius di suatu tempat dan buku misterius peninggalan cendekiawan misterius, kemudian aku keluar menjadi sekuat ini, apa kau akan percaya?"
Jiang Cheng meludah, "Sadarlah.
Kau sudah membaca terlalu banyak legenda di buku bergambar itu, ya?
Mana bisa ada begitu banyak cendekiawan di dunia ini?
Juga gua rahasia dan buku rahasia di mana-mana!"
Wei WuXian mengangkat telapak tangannya, "Lihat, kan? Kau tidak akan percaya sekalipun aku mengatakannya. Akan kuberitahu kalau aku punya kesempatan."
Jiang Cheng melirik Lan WangJi, sadar bahwa apa yang dikatakan Wei WuXian bukanlah sesuatu yang bisa diucapkan di hadapan murid sekte lain. Sukacita di wajahnya pun menghilang, "Baiklah kalau begitu.
Kau bisa memberitahuku nanti saja. Sudah bagus, yang penting kau bisa kembali."
Wei WuXian, "Yep. Yang penting aku bisa kembali."
Jiang Cheng menggumamkan kata-kata 'yang penting kau bisa kembali' berulang kali sebelum memukulnya lagi, "Kau benar-benar...! Kau bahkan masih hidup setelah ditangkap anjing-anjing Wen itu!"
Wei WuXian berujar bangga, "Tentu saja. Siapa dulu aku ini?
"Jiang Cheng mengomelinya, "Apa yang kau banggakan?!
Kau masih hidup tapi tidak kembali lebih cepat!"
Wei WuXian, "Aku baru saja keluar, oke?
Kudengar Shijie dan kau baik-baik saja, dan kau juga sedang membangun kembali Sekte YunmengJiang dan menjalin aliansi, jadi aku mencoba membunuh beberapa ekor anjing Wen untuk meringankan bebanmu dan berkontribusi sedikit. Kau sudah bekerja keras selama tiga bulan ini.
"Mendengar kalimat terakhir itu, Jiang Cheng pun mengingat tiga bulan ini, bergegas ke sana kemari dan bekerja siang dan malam.
Dia merasa agak tersentuh, tapi ekspresinya segera beralih kasar, "Cepat singkirkan pedangmu itu! Aku sudah menunggumu mengambilnya lagi.
Aku tidak mau membawa dua pedang sepanjang waktu dan selalu ditanyai banyak pertanyaan!
"Lan WangJi tiba-tiba berbicara, "Wei Ying."
Dia sudah berdiri diam di sebelah mereka. Saat dia angkat bicara, Wei WuXian dan Jiang Cheng pun berpaling padanya. Seakan-akan Wei WuXian akhirnya teringat untuk menyapanya.
Dia mengangguk singkat, "HanGuang-Jun."
Lan WangJi, "Apa kau yang sudah membunuh murid-murid Sekte Wen?"
Wei WuXian, "Tentu saja.
"Jiang Cheng, "Aku sudah tahu itu kau. Kenapa kau membunuh mereka satu persatu?
Itu merepotkan.
"Wei WuXian, "Hanya bersenang-senang dan mempermainkan mereka sampai mati. Terlalu enteng kalau mereka dibunuh langsung. Jauh lebih baik membunuh mereka satu persatu di hadapan kawan mereka sendiri, sepotong demi sepotong. Tentu saja aku masih belum cukup menyiksa Wen Chao. Wen ZhuLiu sudah menerima arahan Wen RuoHan dan bergabung dengan Sekte Wen dengan mengubah namanya. Dia melindungi anak kesayangan Wen RuoHan atas perintahnya."
Wei WuXian tertawa dingin, "Dia ingin melindungi Wen Chao, jadi aku ingin membuatnya melihat sendiri bagaimana Wen Chao menjadi semakin berantakan di tangannya sendiri, tidak mirip dengan manusia maupun monster.
"Senyumnya terkesan dingin, kejam, dan puas.
Lan WangJi memandangnya dengan ekspresi jernih. Dia maju selangkah, "Niat apa yang kau miliki dengan mengendalikan makhluk gelap semacam itu?
"Lengkungan di bibir Wei WuXian sedikit menurun saat dia melirik lelaki itu. Jiang Cheng sendiri juga mendengarkan sekelumit nada tak akrab di suaranya, "Lan Er Gongzi, apa maksudmu?
"Mata Lan WangJi menatap Wei WuXian lekat-lekat, "Jawab aku."
Bocah ghoul dan wanita berwajah biru itu mulai bergerak. Wei WuXian berbalik dan memandang mereka sehingga dua makhluk itu mundur perlahan dengan tak rela dan tenggelam dalam kegelapan.
Wei WuXian akhirnya kembali menatap Lan WangJi sambil mengangkat alisnya, "Kalau kau berkenan... apa yang akan terjadi jika aku tidak menjawabnya?"
Seketika Wei WuXian berkelit minggir, menghindari serangan mendadak Lan WangJi.
Dia bergerak mundur tiga langkah, "Lan Zhan, kita baru bertemu lagi setelah sekian lama, tapi kau sudah berniat ingin menangkapku lagi?
Bukankah itu tidak baik?"
Lan WangJi bergerak tanpa mengucapkan apa pun. Wei WuXian menangkis segala serangan yang diarahkan padanya. Mereka berdua bergerak gesit. Pada kali ketiganya menepis tangan Lan WangJi, dia pun berkata, "Kupikir kita bisa tergolong akrab dengan satu sama lain. Tapi belum-belum kau sudah menyerangku tanpa mengatakan apa-apa. Bukankah itu terkesan keterlaluan?"
Lan WangJi, "Jawab aku!"
Jiang Cheng menyelinap di antara mereka berdua, "Lan Er Gongzi!
"Wei WuXian, "Lan Er Gongzi, pertanyaanmu tidak akan bisa dijelaskan dalam waktu singkat. Dan itu agak aneh.
Seandainya aku bertanya padamu tentang teknik rahasia Sekte GusuLan, apa kau akan menjawabnya?"
Lan WangJi berjalan melewati Jiang Cheng dan langsung menyerbu ke arah Wei WuXian.
Lelaki itu pun menyilangkan seruling di hadapannya, "Bukankah ini terlalu berlebihan? Kenapa kau jadi tidak ramah begini?
Lan Zhan, sebenarnya apa yang kau inginkan?
"Lan WangJi berujar lambat, "Kembalilah ke Gusu bersamaku.
"Wei WuXian dan Jiang Cheng begitu terkejut mendengarnya.Sejurus kemudian, Wei WuXian tertawa, "Kembali ke Gusu bersamamu?
Ke Yun Shen Buzhi Chu?
Kenapa harus ke sana?
"Mendadak dia sadar, "Oh, aku lupa. Pamanmu Lan QiRen membenci bajingan sepertiku. Kau adalah murid kebanggaannya, jadi tentu saja kau sama seperti dia, haha. Aku menolak.
"Jiang Cheng menatap Lan WangJi hati-hati, "Lan Er Gongzi, kita sama-sama tahu Sekte Lan seperti apa. Tapi Wei WuXian sudah menyelamatkanmu saat di gua Xuanwu di Gunung Muxi, terlebih lagi setelah pertarungan yang kalian hadapi bersama. Tapi sekarang kau ingin melaporkan Wei WuXian secara langsung tanpa ampun. Bukankah itu terlalu tak beralasan?"
Wei WuXian, "Lihatlah sekarang. Benar-benar seperti pemimpin sekte.
"Jiang Cheng, "Kau bisa diam dulu."
Lan WangJi, "Aku bukannya ingin melaporkan dia.
"Jiang Cheng, "Lalu kenapa kau ingin membawanya ke Gusu bersamamu?
Lan Er Gongzi, pada titik ini, Sekte GusuLan bukannya bekerja sama dengan yang lain untuk membunuh anjing-anjing Wen, melainkan tetap kukuh mempertahankan jalannya yang tidak fleksibel, begitu?"
Satu orang melawan dua, tapi Lan WangJi masih menolak mundur.
Dia menatap Wei WuXian, "Wei Ying, berkultivasi di jalur jahat itu akan membuatmu harus membayarnya, cepat atau lambat.
Seiring berjalannya waktu, tidak ada pengecualian satu pun."
Wei WuXian, "Aku bisa membayarnya."
Melihat betapa Wei WuXian tidak peduli akan dirinya sendiri, Lan WangJi pun menurunkan suaranya, "Jalur itu tidak hanya akan merusak tubuhmu, tapi juga hatimu."
Wei WuXian, "Merusak atau tidak dan seberapa merusak, akulah yang paling tahu. Dan hatiku memang milikku sendiri. Aku tahu apa yang kulakukan.
"Lan WangJi, "Ada beberapa hal yang tidak bisa kau kendalikan sama sekali."
Kilatan tak puas muncul di wajah Wei WuXian, "Tentu saja aku bisa mengendalikannya.
"Lan WangJi maju selangkah, seolah ingin bicara lagi saat Wei WuXian memejamkan matanya, "Lagipula, apa yang orang lain tahu tentang hatiku? Buat apa orang lain mempedulikannya?
"Lan WangJi terhenti, mendadak naik pitam, "... Wei WuXian!
"Wei WuXian juga tersulut emosi, "Lan WangJi!
Kau benar-benar ingin mempersulit keadaan?
Kau ingin aku kembali ke Yun Shen Buzhi Chu untuk menerima hukuman kurungan dari Sekte GusuLan?
Kau pikir siapa dirimu, kau pikir seperti apa Sekte GusuLan?
Kau benar-benar mengira aku tidak akan menentangnya?!"
Energi penuh permusuhan tepercik di antara mereka berdua. Kepalan tangan Lan WangJi di pangkal Bichen kian memutih.
Jiang Cheng berujar dingin, "Lan Er Gongzi, sekarang ini kekacauan dengan Sekte Wen masih belum berhenti. Di waktu seperti ini, kita benar-benar membutuhkan kekuatan. Setiap orang bahkan tidak punya waktu untuk memperhatikan diri mereka sendiri, jadi kenapa Sekte GusuLan begitu peduli tentang sesuatu yang jauh dari mereka?
Wei WuXian berada di pihak kita. Apa kau ingin menghukum orang-orang kita sendiri?
"Ketenangan Wei WuXian pulih kembali, "Itu benar. Tidak masalah selama anjing-anjing Wen-lah yang dibunuh. Buat apa mempedulikan caraku membunuh mereka?"
Semenjak kecil, Jiang Cheng dan Wei WuXian tahu bagaimana melanjutkan perkataan masing-masing. Kini dengan satu kalimat berlanjut ke kalimat lain, argumen pun mengalir tanpa henti, "Aku minta maaf karena berkata terus terang, tapi kalau dilihat lagi, Wei WuXian juga bukan berasal dari sektemu. Bukan hak Sekte GusuLan untuk menghukumnya. Tidak peduli dengan siapa dia kembali, yang jelas itu bukan denganmu."
Mendengar itu, ekspresi Lan WangJi membeku. Dia menengadah menatap Wei WuXian, gumpalan di tenggorokannya bergetar, "Aku..."
Sebelum dia bisa melanjutkan perkataannya, teriakan melengking Wen Chao terdengar dari pojok sana. Wei WuXian dan Jiang Cheng langsung berpaling. Pada saat bersamaan, mereka berdua melangkah mengitari Lan WangJi dan menuju ke arah Wen ZhuLiu dan Wen Chao berada. Wen ZhuLiu digantung Zidian, masih memberontak penuh kesakitan. Wen Chao sudah sekarat. Saat perlahan membuka kelopak mata, dia langsung melihat dua wajah yang memandangnya.Dua wajah itu sama-sama muda, sama-sama tak asing. Dua wajah yang pernah menunjukkan ekspresi sedih, putus asa, dan kebencian yang begitu mendalam. Namun kini, wajah-wajah di atasnya itu samasama mengulas senyuman dan tatapan dingin.Wen Chao tidak lagi menjerit, tidak juga mencoba melarikan diri. Dengan hambar, dia mengangkat tangannya yang tak berjari dan mulai mengeluarkan air liur. Wei WuXian menendangnya hingga ke posisi berlutut ke arah Yunmeng. Tulang belulang dan dagingnya yang tampak saling bergesekan. Wen Chao menjerit kesakitan. Teriakannya begitu memekakkan telinga di tengah pangkalan kurir yang kosong itu.
Jiang Cheng bertanya, "Kenapa suaranya tajam sekali?"
Wei WuXian, "Tentu saja karena ada bagian tertentu yang hilang.
"Jiang Cheng mengernyit jijik, "Kau yang melakukannya?"
Wei WuXian, "Menjijikkan sekali kalau kau membayangkannya begitu. Tentu saja bukan aku yang memotongnya. Wanita itu yang menggigitnya saat menggila."
Lan WangJi masih berdiri di belakang kedua orang itu dan memandangi mereka. Wei WuXian mendadak teringat kehadirannya lagi.
Dia pun tersenyum, "Lan Er Gongzi, adegan setelah ini barangkali tidak akan pantas untuk kau lihat. Mungkin sebaiknya kau menghindarinya."
Meskipun dia menggunakan kata 'mungkin', nada suaranya jelas tak terbantahkan.
Jiang Cheng juga bicara dengan ramah dan penuh respek, "Itu benar, Lan Er Gongzi.
Wen Chao dan Wen ZhuLiu sudah di tangan kami. Tugas telah selesai, dan sudah saatnya kita bergerak terpisah. Apa yang terjadi setelah ini adalah persoalan pribadi dengan sekte kami. Sebaiknya kau kembali lebih dulu.
"Pandangan Lan WangJi masih terkunci pada Wei WuXian, sementara perhatian Wei WuXian sudah teralih ke musuhnya yang sekarat.
Matanya terpaku pada Wen Chao dan Wen ZhuLiu sambil tersenyum senang dan kejam. Jiang Cheng juga menampilkan ekspresi serupa di wajahnya. Mereka berdua sudah tenggelam dalam kepuasan dahsyat atas pembalasan dendam. Tidak ada yang peduli tentang urusan dengan orang luar.Beberapa saat kemudian, Lan WangJi berbalik dan berjalan menuruni tangga.Setelah keluar dari pangkalan kurir itu, dia berdiri di depan pintunya untuk waktu yang cukup lama, tapi tak pernah beranjak pergi juga.Dia tidak tahu seberapa lama waktu berlalu saat malam sunyi itu terkoyak oleh sebuah jeritan yang mengerikan.Lan WangJi memandang di belakangnya, jubah putih dan pita dahinya mengombak di tengah embusan angin dingin.
Malam berlalu.
Matahari di langit akan segera terbit.
Dan matahari di bumi akan tenggelam.

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang