Ekstra Mimpi Jadi Kenyataan

48 3 0
                                    

CHAPTER 126: EKSTRA – MIMPI JADI KENYATAAN

SAAT Lan WangJi kembali lagi, Wei WuXian sudah menghitung hingga seribu tiga ratusan."

Seribu tiga ratus enam puluh sembilan, seribu tiga ratus tujuh puluh, seribu tiga ratus tujuh puluh satu..."

Kaki Wei WuXian diangkat lagi dan lagi, menyepak kok warna-warni yang terpantul terus-menerus. Kok itu melayang tinggi di udara, jatuh dengan mantap sebelum ditendang makin tinggi dan jatuh lagi, seolah-olah ada benang tak kasat mata yang menghubungkan kakinya dengan kok itu sehingga tidak pernah meninggalkan anggota badan Wei WuXian. Pada saat bersamaan, benang tak kasat mata itu juga terpaku pada pandangan para bocah di pinggirnya.

Kemudian dia mendengar Wei WuXian menghitung, "Seribu tiga ratus tujuh puluh dua, seribu tiga ratus delapan puluh satu..."

Lan WangJi, "..."

Di bawah siraman tatapan kagum bocah-bocah ini, Wei WuXian mudah saja berbuat curang. Apalagi, angka sebesar itu sudah di luar kuasa para bocah ingusan, jadi tak satu pun dari mereka yang menyadari kejanggalannya. Lan WangJi menyaksikan sendiri Wei WuXian meloncat dari tujuh puluh dua ke delapan puluh satu, lalu ke sembilan puluh. Baru saja Wei WuXian hendak memulai putaran baru, dia kebetulan menangkap bayangan Lan WangJi. Matanya berbinar cerah seperti hendak memanggil namanya. Karena keliru mengalirkan tenaga, kok berbulu cerah itu melayang melampaui kepalanya dan jatuh ke belakang punggungnya.Menyadari dirinya akan menjatuhkan kok itu, Wei WuXian pun segera melakukan tendangan lewat belakang, menyelamatkan pendaratan kok dengan tumitnya.

Tendangan yang barusan ternyata yang paling tinggi dan diiringi suara bergaung, "Seribu enam ratus!"

Semua bocah berseru dengan penuh rasa kagum, bertepuk tangan sekuat tenaga. Hasil akhirnya sudah jelas.

Seorang gadis cilik berteriak, "Seribu enam ratus! Dia menang, kau kalah!"

Dengan semangat tinggi, Wei WuXian menerima kemenangannya tanpa sedikit pun rasa ragu. Lan WangJi mengangkat kedua tangannya juga, ikut bertepuk tangan beberapa kali.

Namun salah satu bocah tampak mengerutkan keningnya dan menggigit jari, "Rasanya seperti... ada yang tidak benar."

Wei WuXian, "Apa yang tidak benar?"

Bocah itu, "Kenapa setelah angka sembilan puluh jadi seratus lagi? Pasti ada yang salah."

Para bocah pun terpecah menjadi dua kubu.

Salah satu dari mereka jelas-jelas sudah terpengaruhi Wei WuXian dan mulai mengomel, "Itu tidak mungkin. Kau cuma tidak rela menerima kekalahanmu."

Wei WuXian juga berspekulasi, "Memangnya setelah sembilan puluh bukan seratus lagi? Hitunglah sendiri.
Angka berapa setelah sembilan?"

Dengan penuh kesulitan, bocah itu berjibaku dengan jarinya cukup lama, "... Tujuh, delapan, sembilan, sepuluh..."

Wei WuXian langsung menginterupsi, "Lihat kan, setelah sembilan adalah sepuluh, jadi setelah sembilan puluh pasti seratus."

Bocah itu masih ragu, "... Benarkah? Sepertinya tidak begitu???"

Wei WuXian, "Bagaimana bisa? Kalau tidak percaya padaku, tanyakan saja pada seseorang di jalan."

Dia memandang sekitar sebelum menepuk kakinya, "Oh hei, ketemu satu. Kau, Gongzi yang terlihat sangat bisa dipercaya.
Tolong tunggu sebentar!"

"..."Lan WangJi pun menunggu, "Ada apa?"

Wei WuXian, "Bolehkah aku menanyakan sesuatu padamu?"

Lan WangJi, "Ya."

Wei WuXian bertanya, "Maaf, tapi angka apa setelah sembilan puluh?"

MO DAO SU ZHI(GRANDMASTER OF DEMONIC CULTIVATION (Novel Terjemahan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang