#2 : Masa Lalu

538 25 2
                                    

____________________________________

"Kenapa lo kembali? Untuk apa? Padahal gue udah lupa semua itu. Lo bener-bener buat gue inget lagi rasa sakit yang lo buat." Ucap Dilla dalam hati.
____________________________________

Dilla kembali sadar setelah sebelumnya ia tak sadar karena mengingat beberapa kejadian sewaktu SMA. Ia memasukan amplop dan kertas itu kedalam tasnya.
Baru saja ia memasukannya ke dalam tas, taksi yang ia tunggu-tunggu akhirnya datang.
Setelah sekian lama menunggu taksi, akhirnya ia masuk ke dalam taksi tersebut.
Pikirannya tetap melayang kemana-mana saat ia berada di taksi itu.

  i see my future when i see your eyes.
  A.F (I'm your Flow)

Ia tersenyum saat membaca tulisan ini tepat di halaman belakang bukunya. Dilla sekarang mengetahui alasan Anhar meminjam bukunya.
Ponselnya berbunyi. Ia segera membawa ponselnya yang terletak di atas meja belajarnya.
Dilla tiba-tiba saja tersenyum saat mengetahui Anhar menelponnya. Baru saja ia memikirkan Anhar.

  "Hallo?" Ucap Anhar di sebrang sana.

  "Iya?"

  "Udah makan?"

  "Baru aja nganter pulang. Kenapa udah nelpon lagi?"

  "Udah makan belum?"

  "Belum."

  "Cepet makan. Kalo udah kambuh nanti repot."

  "Iya. Eh tapi bentar deh.."

  "Kenapa?"

  "Flow itu apa maksudnya?"

  "Ahh itu. Kamu suka bunga? Flow dari kata flower. So i'm your flow."

  "Oh gitu. Tapi flow itu arus."

  "Not for both of us."

  "Oke oke. Udah dulu. Aku mau mandi dulu."

  "Jangan lupa makan"

  "Udah sampe neng."

Tanpa sadar supir taksi itu menyadarkan Dilla akan lamunannya. Ia memberikan ongkos kepada supir tersebut kemudian keluar dari taksi tersebut.
Ia melangkahkan kakinya masuk ke rumahnya. Namun ia belum masuk betul kedalam rumahnya. Ia duduk sebentar pada kursi di depan halaman rumahnya.
Ia membawa kembali kertas dan amplop yang di berikan Anhar tadi. Ia terus saja menatap kertas itu.

"Kenapa lo kembali? Untuk apa? Padahal gue udah lupa semua itu. Lo bener-bener buat gue inget lagi rasa sakit yang lo buat." Ucap Dilla dalam hati.

Ia merasa gara-gara selembar kertas yang sedang ia genggam itu membuatnya sangat tak fokus hari ini. Pikirannya melayang kemana-mana dan hatinya pun sesak sekaligus senang karena Anhar kembali menemui dirinya.
Seseorang dari dalam rumah membuka pintu. Membuat Dilla segera memasukan amplop tersebut kedalam tasnya kembali.
Ternyata itu Bi Ira yang hendak membuang sampah.

  "Eh! Kenapa non Dilla belum masuk?" Tanya Bi Ira.

  "Duduk sebentar bi. Capek banget hari ini."

   "Ke dapur aja. Tadi Bibi bikin Jus jeruk. Ada di dalem kulkas."

  "Ah iya bi. Makasih."

  "Ya udah. Bibi mau buang sampah dulu."

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang