#26 : Anhar Too

107 12 2
                                    

____________________________________

"1 minggu. Kalo kamu mau liburan kemana?" Tanya Dilla.
"Ke hatimu boleh?"
Dilla tertawa mendengar jawaban yang keluar dari mulut Anhar.
____________________________________

Mereka berdua berbincang-bincang seru di dalam mobil. Dilla melirik jam di ponsel Hadi, karena Dilla hakikatnya tak suka memakai jam tangan. Sekarang sudah jam 10:45. Ia harus segera menemui Anhar.

"Sekarang aku harus ketemu Anhar." Ucap Dilla tiba-tiba.

Hadi melirik jam tangannya dan menoleh kearah Dilla.

"Sekarang banget?"

Dilla mengangguk sedangkan Hadi menghela napas dengan kasar.

"Biasa aja dong ekspresinya."

Dilla mengatakan itu karena bisa melihat perubahan ekspresi pada Hadi.
Hadi mengeluarkan senyum andalannya.

"Oke. Yuk kita berangkat." Ucap Hadi langsung keluar dari mobil dan masuk ke jok pengemudi.

Dilla diam di tempatnya. Karena menyadari jika Dilla tak berpindah tempat, Hadi menoleh ke belakang.

"Ayo. Pindah ke depan."

Dilla menggelengkan kepalanya.

"Gak. Aku disini aja."

Hadi mengerutkan alisnya.

"Kamu pikir aku supir kamu. Cepet pindah ke depan."

Dilla hanya tersenyum. Pada akhirnya Dilla duduk di samping Hadi.
Hanya butuh waktu 15 menit untuk sampai disana. Jalanan tak macet membuat mereka bisa lebih cepat sampai. Di parkiran telah terparkir mobil honda odyssey warna putih milik Anhar. Hadi memarkirkan mobilnya terlebih dahulu, lalu diam menatap Dilla saat mobilnya telah terparkir rapi.

"Aku ikut kamu." Ucap Hadi tiba-tiba.

"Cuman ngobrol aja kok nggak lebih."

Hadi menggelengkan kepalanya tanda tak setuju.

"Nggak! Pokoknya aku ikut. Aku nunggu di luar."

Dilla mengerutkan keningnya. Ia merasa aneh melihat Hadi cemburu seperti ini padanya.

Dilla memegang tangan Hadi untuk meyakinkannya.

"Aku jadi sungkan kalo ada kamu. Percaya deh! Aku gak akan aneh-aneh."

Hadi mengerutkan alisnya sambil menggeleng-gelengkan kepala.

"Aku kesana mau makan. Laper."

Dilla terdiam. Sangkaannya salah. Ia kira Hadi cemburu padanya hingga membuatnya harus mengikuti Dilla.
Diamnya Dilla membuat Hadi tersenyum lebar. Ia tahu apa yang di sangka oleh Dilla padanya.

"Bilang dari tadi." Ucap Dilla sedikit merubah raut wajahnya.

Ia kira dia akan mengawasi Dilla berbincang dengan Anhar. Jika benar seperti itu, menurutnya sangat berlebihan.
Dilla tahu jika ia pernah mempunyai perasaan pada Anhar dulu. Tapi itu hal yang tak perlu Hadi khawatirkan. Bukannya pada akhirnya Dilla memilih Hadi?
Dilla menatap ponselnya lagi dan ternyata sudah jam 11:05.

"Yuk keluar." Ucap Dilla sambil membuka pintu mobilnya.

Dilla mengerutkan keningnya karena pintunya tak bisa di buka olehnya. Sepertinya Hadi sengaja melakukan hal itu.

"Ih. Buka."

Dilla masih mencoba membuka pintu tersebut.

"Ini dulu dong." Godanya sambil memegang pipinya sendiri.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang