#33 : Penggemar Hadi

111 8 3
                                    

____________________________________
"Lagi bahagia ya?" Tanya Dilla sambil memperhatikan wajah Hadi yang terus saja tersenyum.
"Kenapa?" Lagi-lagi ia tersenyum.
"Senyum mulu."
"Aku pasti bahagia kalo sama kamu." Ucap Hadi.
____________________________________

Pagi ini Dilla telah bangun karena Hadi bilang akan mengajaknya ke suatu tempat. Sekarang mereka berdua sedang berada di rooftop hotel yang bisa menghadap langsung dengan pantai Kuta. Dengan angin yang sedikit kencang, mereka tetap memandangi pemandangan di hadapannya.
Mereka hanya menatap apa yang ada dihadapannya. Meskipun pemandangan yang mereka lihat bukanlah sunrise yang begitu indah. Tapi tatapan mereka terus menatap pantai.
Tak ada obrolan sekali diantara mereka. Karena pikiran mereka sibuk memikirkan beberapa hal yang baru saja terjadi dalam hidup mereka.
Dilla dengan kekhawatirannya jika bersama Hadi. Ia merasa salah mengambil keputusan saat menerima Hadi. Ia baru menyadari jika dirinya begitu gampang menerima Hadi. Padahal dia adalah pribadi yang rumit. Ia benar-benar takut hubungannya dengan Hadi akan berakhir seperti dirinya dan Adi.
Lain halnya dengan Dilla, Hadi merasa jika Dilla memang aneh. Ia bisa melihat keganjalan itu. Ia rasa hati Dilla memang sepenuhnya belum bisa menerimanya.

"Kenapa bisa?" Tanya Dilla begitu saja.

Saat Hadi benar-benar bersamanya di Bali, ia benar-benar penasaran dengan penjelasan Hadi. Dan ini saatnya untuk menanyakannya.
Hadi menatapnya dengan bingung.

"Gimana?"

"Iya kenapa bisa kamu susul aku kesini?" Tanya Dilla dengan penasaran.

Hadi menatap wajah Dilla yang begitu penasaran dengannya. Ia sempat tersenyum sebelum ia menjawab perkataan Dilla.

"Pasti dari kemarin penasaran. Kenapa gak tanya aja?"

Dilla menggelengkan kepalanya.

"Aku kira, kamu bakal cerita. So why?"

Hadi lagi-lagi tersenyum sebelum menjawabnya.

"Temen aku ganti posisi aku disana." Jawabnya diiringi dengan senyumnya.

Dilla mengerutkan keningnya karena ia merasa aneh dengan sikap Hadi yang terus saja tersenyum sejak ia menanyakan hal itu.

"Lagi bahagia ya?" Tanya Dilla sambil memperhatikan wajah Hadi yang terus saja tersenyum.

"Kenapa?" Lagi-lagi ia tersenyum.

"Senyum mulu."

"Aku pasti bahagia kalo sama kamu." Ucap Hadi.

Hadi begitu memperhatikan reaksi Dilla setelah mendengar ucapannya. Namun Dilla malah terdiam. Setelah ia menyadari jika Hadi memperhatikannya, Dilla tersenyum.

Alvin datang kepada Dilla dan Hadi yang sedang berada di rooftop. Tatapan Dilla pun beralih pada Alvin yang akan menghampiri merrka.

"Dokter Fras mau cek keadaan lo. Mending lo turun." Ucapnya.

"Oke, bentar lagi gue nyusul." Jawab Dilla.

Sebelum Dilla berada disini bersama dengan Hadi, sebenarnya Alvin telah berpesan pada Dilla untuk tak lagi memakai kruk. Agar kakinya tak selalu bergantung kepada kruk yang ia pakai.
Hadi membantunya berdiri karena ia benar-benar menuruti apa yang dikatakan oleh Alvin padanya.
Mereka berdua pergi ke kamar Dilla karena Alvin bilang jika dokter telah menunggu Dilla disana. Tapi dokter Fras hanya memeriksa Dilla dan berpesan agar tak bergantung dengan kruk.
Setelah dokter Fras memeriksa Dilla, Hadi mengajaknya menonton film. Entah apa yang ingin ia tonton, Dilla hanya melihat saja filmnya tanpa tahu apa yang dimaksud oleh film itu. Entah mengapa pikiran Dilla susah untuk berpikir dan berkonsentrasi. Dilla hanya merasa pusing saja sejak dokter Fras memeriksa Dilla. Hadi pun bertanya kepadanya dan dijawab dengan jawaban yang berbeda.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang