#50 : Penjelasan

83 9 1
                                    

Dari mulai hari ini aku berniat untuk melakukan aktivitas seperti biasa. Ayah dan Ibu terlihat senang hari ini.
Ini menjadi awal hidupku yang baru bahkan sekarang aku merasa seperti baru di lahirkan kembali. Mungkin karena semangat baru yang mengalir pada diriku.
Aku berpamitan kepada Ayah dan Ibu untuk pergi ke kampus.

"Mau Ayah anter?"

"Gak usah. Dilla bawa mobil aja."

"Ya udah. Hati-hati."

"Iyaaaa..." Ucapku sambil bergegas menghampiri mobilku.

Sebenarnya hari ini tidak ada kelas, tapi karena ada tugas berkelompok terpaksa aku harus pergi ke kampus. Sekalian aku sudah lama tak bertemu Clara dan Reza. Hari ini pun aku menghubungi mereka berdua agar kumpul bersama di tempat yang telah di tentukan, tapi yang pasti setelah diskusi tugasku selesai.
Sekarang aku sedang bersama anggota tugas kelompokku. Disini ada Dwi, Eka, Rani, dan Dimas. Kami sedang berdiskusi mengenai pembagian tugas perorangan. Untungnya, tak butuh waktu lama untuk berdiskusi karena memang bukan tugas yang terlalu sulit.
Setelah selesai dengan semuanya, aku bergegas pergi ke tempat yang telah di tentukan oleh kami untuk nongkrong. Dan ternyata Clara dan Reza telah datang. Setelah mengetahui mereka sudah datang, aku bergegas menghampiri mereka.

"Akhirnya tuan putri datang." Ucap Reza saat aku datang dan duduk di sebelah mereka.

"Apaan sih lo?" Ucapku.

"Gimana keadaan lo? Gak apa-apa kan?" Tanya Clara.

"I'm Fine." Tegasku.

"Syukur deh kalo gitu, gue khawatir banget waktu di kabarin Anhar." Ucap Clara.

"Lo kurusan deh." Ucap Reza tiba-tiba.

"Beneran?" Tanyaku.

Reza mengangguk sambil meneguk kopi miliknya. Setelah Reza mengatakan hal itu, Clara malah menatapku lekat-lekat. Mungkin saja dia memastikan omongan Reza tadi.

"Bener. Lo kurusan." Ucap Clara.

"Oke! Kalo lo semua bilang gue kurusan. Gue harus makan banyak hari ini." Ucapku dengan polos.

Aku menyuruh pelayan menghampiri meja kami dan aku pun mulai memesan.

"Hot chicken pasta, lava cake sama lemon tea."

Pelayan itu kembali setelah menuliskan semua pesananku.

"Gilaaaa! Niatnya nongkrong lo malah makan." Ucap Reza.

"Biar lah. Kalo abis patah hati ya gitu." Ucap Clara.

Setelah itu aku diam, tak berbicara apapun. Perkataan Clara barusan mengingatkanku pada kejadian itu lagi.
Clara memelukku mencoba menenangkanku.

"Sorry! Gue gak maksud ingetin lo soal kejadian itu." Ucap Clara.

Aku melepaskan pelukannya. Dalam hatiku aku berteriak kencang seakan memberikan tanda bahwa aku harus kuat dan tak boleh seperti ini karenanya.

"Gue gak apa-apa." Tegasku.

Mereka hanya melihatku dengan perasaan sedih.

"Lo cerita deh. Biar gue sama Reza tau kejadiannya dari mulut lo sendiri. Semoga aja gue atau Reza bisa ngasih lo solusi." Ucap Clara.

Reza mengangguk setuju atas perkataan Clara. Aku menceritakan kejadian pada hari itu tanpa ada yang terlewat sedikitpun. Dan mereka pun mendengarkan ceritaku tanpa memotongnya sedikitpun.

"Gilaaa.. dia cuman bilang maaf aja sama lo. Gak nyangka! Kira gue dia cowo baik-baik." Ucap Clara.

"Entahlah! gue bahkan gak pernah nyangka dia punya selingkuhan atau apa. Eh.. dia malah punya calon istri." Ucapku.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang