#53 : Pernikahan Adi & Fira

123 10 1
                                    

Tak terasa, besok pernikahan Adi dan Fira. Sekarang aku dan Clara sedang berada di sebuah mall kesukaanku. Disebut kesukaanku karena aku memang sering kesini di bandingkan mall yang lainnya.
Clara tiba-tiba mengajakku ke mall untuk membeli hadiah pernikahan untuk Fira.
Aku tak terpikir hadiah apa yang harus ku beli untuk Fira begitupun Clara. Aku dan Clara sudah berkeliling selama setengah jam, tapi belum juga menemukan hadiah untuk Fira.
Tapi langkahku berhenti sejenak, karena tiba-tiba aku mempunyai inspirasi. Aku melihat sepasang pasangan memakai jaket couple. Aku pun jadi ingin memberi mereka hal-hal yang sama.
Aku terus saja mengamati mereka yang berjalan entah kemana.

"Dill? Lo ngelamun?" Tanya Clara.

Aku kaget, karena keasyikan melihat mereka.

"Gue tadi dapet sms dari Hanif, katanya keluarganya dateng dan pengen ketemu gue. Gak apa-apa gue cabut?" Ucap Clara.

"No problem. Gue bisa cari sendiri kok." Ucapku.

"Kalo gitu gue duluan, byeee.."

"Byee.."

Setelah Clara pergi, aku bergegas mencari toko baju yang menyediakan pakaian couple.
Namun disini ada 1 masalahnya. Aku tak tahu baju ukuran Adi. Akan tidak bagus jika aku memberi baju kebesaran atau kekecilan.
Aku bisa mengetahui ukuran baju Fira karena ukurannya tak jauh dengan ukuranku. Tapi untuk Adi, aku benar-benar tak tahu.
Aku berpikir sejenak. Dan berencana untuk menelpon Anhar karena teringat badan Anhar dan Adi tak begitu jauh perbedaannya malah kemungkinan sama.

"Hallo.. Anhar?"

"Iya dill?"

"Kamu dimana?"

"Aku lagi di jalan mau pulang."

"Gak ke klinik?"

"Ngga. Aku 3 hari libur. Emang kenapa?"

"Emm.. gini. Kamu bisa bantuin aku bentar gak?"

"Kenapa? Kamu sakit lagi?"

"Ah.. ngga."

"Terus kenapa?"

"Ketemuan aja di mall favorit aku. Aku tunggu di depan."

"Mall? Oke aku kesana sekarang. Byee.."

"Byeee.."

Aku menutup telponnya. Sambil menunggu Anhar, aku ingin membeli minuman. Tak lama setelah aku mendapat minuman itu, Anhar menghampiriku.

"Ahh akhirnya." Ucapku lega.

"Ada apa? Kok dadakan banget?" Tanya Anhar binggung.

"Hehe.. maaf! Gak sibuk kan?" Tanyaku karena takut benar-benar mengganggu urusannya Anhar.

"Ngga. Ada apa? Ngajak date?" Tanya Anhar polos.

"Ahhh.. apaan sih. Yuk ikut aku."

Aku menariknya pergi ke toko baju yang tadi aku singgahi. Dan langsung saja mencari ukuran untuk Adi.

"Badan kamu sama Adi gak beda jauh kan? Coba semua."

Sebenarnya aku tadi telah memisahkan untuk ukuran Fira. Dari mulai baju tidur, kaos, jaket, dan sepatu. Aku tinggal mencari ukuran yang pas untuk Adi.
Anhar sudah mencoba semua, dan memisahkan ukuran yang nyaman untuknya. Setelah semuanya di bayar, aku berterimakasih kepada Anhar karena telah membantuku.
Namun saat aku akan berterimakasih, Anhar tiba-tiba tidak ada. Aku mencari ke sekitar toko ini namun tetap saja tak ada.
Akupun mencoba mencari di toko lain, bisa saja dia pergi ke toko lain. Tapi baru saja akan melangkah keluar toko. Ada seseorang yang menarik pergelangan tanganku. Aku menoleh ke belakang, ternyata Anhar.

"Darimana aja?" Tanyaku.

Dia hanya tersenyum polos sambil menatapku dan memberikan 1 paper bag.

"Buat kamu." Ucap Anhar.

Aku menatap isi paper bag itu, ternyata jaket berwarna maroon.

"Makasih." Ucapku pada Anhar.

"Sama-sama." jawab Anhar.

Dan setelah beres semuanya, aku diantar pulang oleh Anhar ke rumah. Karena aku kesini memakai mobil Clara. Awalnya aku akan naik taksi, tapi Anhar menolaknya dan menyuruhku diantar olehnya sampai rumah.

"Jadi tadi itu hadiah buat Fira sama Adi?" Tanya Anhar sambil mengemudi.

"Mmmm.. Kamu juga pasti di undangkan?" Tanyaku.

"Di undang lah."

"Terus kamu kasih hadiah apa?"

"Gak tau. Aku titip Ibu buat beliin, abisnya binggung mau beliin apaan."

Aku tertawa. Sama halnya dengan diriku, dia pun sama binggung hadiah yang di berikan pada Adi&Fira.

"Mau bareng berangkatnya?" Tanyaku.

Aku sebenarnya bukan ingin berangkat dengan Anhar. Tapi nanti aku malas membawa mobil sendiri.
Aku menatapnya. Dia terlihat aneh. Untuk menjawab ajakanku terlihat susah.

"Maaf, dia kan temen SMA aku. Jadi aku barengan mereka." Ucap Anhar.

"No problem."

*****

Aku sekarang sedang bersiap-siap untuk pergi ke pernikahan Fira. Setelah kurasa semua sudah beres, aku segera pergi ke gedung pernikahannya.
Awalnya aku akan berencana berangkat dengan Clara, tapi Clara pergi dengan Hanif. Reza pun saat aku ajak pergi bersama tak bisa, karena ia pergi bersama calon pacarnya. Anhar pun aku ajak pergi bersama, dia malah bilang bakalan sama temen-temennya.
Aku pun memutuskan pergi sendiri. Entah mengapa, aku enggan pergi sendiri untuk pergi ke pernikahan Adi. Dan saat aku tak ingin sendiri, tak ada orang yang ingin menemaniku. Beginilah nasib tak punya pacar.
Aku sedang mengemudi sekarang dan hanya suara radio yang menemaniku saat ini. Karena keasyikan mendengarkan musik di radio, tak sadar aku sudah sampai di gedung tempat pernikahan Adi dan Fira berlangsung.

Saat sudah sampai di gedung pernikahannya, aku segera masuk kedalamnya dan mencari seseorang yang kukenal.
Namun setelah mencoba mencari cari Reza ataupun Clara aku tak menemukan mereka. Akhirnya aku mencoba mencari ruangan makeup pengantin.
Setelah bertanya kepada staf pengurus pernikahan, aku langsung saja masuk ke ruangan makeup Fira. Ternyata Fira sudah siap segala hal. Aku pun menghampirinya segera dan memuji kecantikannya.
Fira yang berbalut gaun putih menoleh ke arahku setelah ku panggil sebelumnya.

"Dillaaaa..." Teriak Fira senang.

Aku menghambur ke pelukannya dan tak lama dia pun melepaskan pelukannya.

"Gue nervous.." Ucap Fira cemas.

Aku tersenyum melihat kecemasannya. Dan dia cemberut karena merasa di tertawakan olehku.

"Ahh lo jahat! Malah senyum aja."

"Terus gue harus ngapain? Orang gue belum ngerasain nervous mau nikah kayak lo." Ucapku jujur.

"Iya deh." Ucapnya sambil membuang muka.

*****

Setelah akad nikah di laksanakan, di lanjutkan dengan resepsi pernikahan. Dan sekarang barulah puncak orang-orang untuk datang.
Fira sengaja membatasi akad nikah hanya kerabat dekat dan pastinya keluarga.
Sedikit bercerita, tadi saat akan mulai akad nikah Clara bertanya padaku keberadaan Anhar. Karena dia dari tadi belum muncul.
Aku menggelengkan kepala, aku pun tak tahu sekarang Anhar dimana. Baru saja aku akan menelponnya, orangnya datang. Dan terkejutnya aku saat menyadari bahwa baju yang di pakai Anhar sama denganku.
Sepertinya ini semua kerjaan Fira. Pantas saja ia memaksaku memakai baju yang ia beri.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang