#17 : BAD DAY

154 11 6
                                    

____________________________________
'You don't need to worry and don't need to be jealous. I still choose you untik the end'
Kata-kata itu berhasil membuat pipi Dilla bersemu merah. Ia menyesal telah berburuk sangka kepada Anhar.
____________________________________

Selama Dilla sakit, ia hanya tidur, makan, minum obat dan tidur lagi. Selama 2 hari sejak kejadian ia melihat Anhar berpelukan dengan wanita lain, Dilla tak mau mengangkat telepon dari Anhar.
Hatinya benar-benar merasa kecewa, tapi pikirannya terus saja menegaskan jika lelaki yang sedang ia jauhi bukan siapa-siapa bagi dirinya.
Dilla benar-benar tak mengerti hatinya kepada Anhar. Pikirannya menolak bahwa ia mungkin telah jatuh cinta lagi padanya. Namun, jika tak cinta mengapa ia sampai harus kesal dan marah?

Pikiran dan hati Dilla sedang berkelahi. Melontarkan masing-masing alasan tentang Anhar. Dilla mencoba mengkosongkan semuanya dan menatap tv di depannya. Tapi ponselnya berbunyi. Tertera nama Anhar lagi. Hari ini sudah 4 kali Anhar menghubungi Dilla, tapi dengan sengaja Dilla tak mengangkatnya.
Dilla menatap layar ponselnya lagi. Entah kenapa Dilla malah mengangkatnya.

"Hay Dilla?"

"Hay"

"Kenapa baru diangkat?"

"Maaf hp gue di silent."

"Gue? Kenapa? Kenapa ada kata 'gue' lagi dari mulut kamu?"

"Enggak. Aku-kamu terlalu berlebihan. Kita bahkan gak pacaran."

"Kenapa? Sebelumnya kamu biasa aja? Apa kamu marah? Apa aku berbuat salah?"

"Enggak."

"Oke fix kamu menghindar. Pasti ini ada salah paham."

"Menghindar? Biasa aja."

Setelah mengatakan itu, Dilla menutup teleponnya. Dilla pergi ke kamarnya dan menghidupkan laptopnya. Ia lebih memilih memainkan permainan di laptopnya dari pada menatap tvnya yang membosankan. Tak ada acara ataupun film yang seru menurutnya.

Anhar mengerang frustasi. Lagi-lagi Dilla seperti itu padanya. Anhar menelpon Hadi karena ia mengingat sesuatu.
2 hari yang lalu, Anhar melihat Hadi bersama seorang wanita di restoran. Anhar menyelidiki wanita itu yang tampak mirip seperti Dilla.
Tapi ia tak percaya jika itu Dilla karena ia sedang sakit dan mungkin sedang berbaring di rumahnya.
Anhar akan menanyakan hal itu kepada Hadi. Jika benar wanita yang ia lihat 2 hari lalu itu Dilla, maka alasan Dilla menjauhi dirinya pasti karena Dilla melihatnya bersama Widia di restoran itu.

"Hallo?"

"Hallo? Siapa?"

"Ini gue Anhar."

"Oh. Ada apa?"

"Gue mau nanya. 2 hari yang lalu gue liat lo di restoran."

"Restoran mana?"

"Restoran korea. Lo kesana sama siapa?"

Hadi terdiam dan tak langsung menjawab pertanyaan Anhar.

"Sama Dilla."

"Jangan bohong lo."

"Kenapa gue harus bohong? Lo pasti tahu itu restoran favorit Dilla."

Anhar merutuki dirinya yang bersikap bodoh. Ia lupa jika restoran itu restoran favoritnya.

"Lo baru sadar kalo lo bener-bener bodoh? Pelukan di hadapan umum."

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang