____________________________________
Anhar tampak beda. Tak seperti saat ia masih SMA. Kini Anhar semakin dewasa dengan tubuh yang gagah dan semakin tampan. Dilla meringis dalam hati bahwa Anhar semakin tampan.
Anhar tersenyum pada Dilla. Dilla pun mencoba tersenyum pada Anhar, namun alhasil senyum Dilla terlihat canggung.
"Lama nunggu?" Tanya Anhar.
____________________________________Hari ini, Dilla dan Clara sedang makan siang di tempat favorit Clara. Katanya, disini ada pelayan pria baru yang tampan. Dilla menanggapinya biasa-biasa saja karena ia terbiasa dengan sikap Clara yang seperti itu. Meskipun ia telah memiliki pacar, namun ia terkadang tak tahan jika melihat cowok tampan.
Ada pelayan pria yang menghampiri mejanya. Tapi sebelumnya Clara berbisik pada Dilla bahwa itulah pelayan baru yang di maksud Clara.
Dilla menyelidik wajah pelayan yang menurut Clara tampan itu. Pelayan itu memang memiliki hidung yang mancung dan kulit yang putih tapi menurut Dilla biasa saja."Mau pesan apa?" Tanya pelayan itu pada Dilla dan Clara.
"Spaghetti sama Avocado Float." Ucap Dilla setelah membaca beberapa menunya.
"Saya pesan chicken salad sama apple tea." Ucapnya tanpa berhenti berkedip menatap pelayan tampan itu.
"Baik tunggu sebentar ya." Jawab ramah pelayan tersebut dan tak lupa tersenyum.
Pelayan itu pun pergi dari meja mereka berdua. Namun padangan Clara tetap saja mengarah pada pelayan tersebut walaupun ia telah jauh. Clara benar-benar terpesona kepada pelayan itu.
"Lo diet?" Tanya Dilla.
"Enggak. Gue lagi pengen makan itu aja."
Dilla memperhatikan Clara yang terus saja menatap pelayan tadi. Ia pun menutup matanya dengan kedua tangannya hingga membuatnya menyingkirkan tangannya dan menatapnya dengan kesal.
"Udah! Gak perlu segitunya kali liatin dia. Biasa aja. Gak cakep amat."
Clara mencari-cari pelayan itu. Setelah Dilla menutup matanya, pelayan itu tak terlihat lagi oleh pandangannya.
"Ah elo sih. Jadi dia gak ada."
"Menurut lo dia kece?"
"Iya. Dia kece. Lo udah lihat kan?"
"Nggak. Biasa aja." Ucap Dilla sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.
"Ah elu. Menurut lo yang kece cuman Hadi aja. Iya kan?" Ucapnya mengejek Dilla.
"Hadi? Nggak dia juga biasa aja." Ucap Dilla dengan datar.
Karena Dilla sering bersama Hadi, jadi Clara menyangka kepada Dilla bahwa ia menyukai Hadi.
Padahal Dilla sudah berkali-kali mengatakan bahwa ia tak menyukai Hadi tapi tetap saja Clara sering meledeknya bersama Hadi."Kata temen kampusnya, dia paling kece di fakultas ekonomi. Liat aja senyum Hadi kalo sama lo. Tapi dia emang terlalu sering senyum. Makanya banyak cewek yang suka sama dia." Jelas Clara.
"Tadi pelayan itu dan sekarang Hadi. Please deh. Gue bilangin Hanif, tahu rasa lo." Ancam Dilla dengan wajah yang serius.
"Jangan dong! Lagian gue cuman mikir aja kenapa dia bisa sekece itu."
"Dia siapa? Hadi atau pelayan itu."
"Pelayan kece itu lah. Hadi kan milik lo."
Dilla membuang wajahnya dari arah Clara. Menurutnya, ucapan Clara membuatnya kesal. Ia menghiraukan ocehan Clara yang tak penting itu sehingga ia memilih membuka ponsel dari tasnya.
Ternyata ada 1 pesan dari Hadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...