#60 : Keluarga Kita

120 9 2
                                    

Setelah mandi, aku memilih baju di lemari seperti yang sudah kami berdua tentukan. Aku memakai dress berwarna biru.
Aku mencoba berdandan berbeda seperti biasanya dengan memakai eyeliner hitam karena sebelumnya aku jarang memakai eyeliner hitam.
Setelah semuanya sudah siap, aku turun ke bawah sambil menunggu Ayah dan Ibu siap, tapi kenyataannya mereka lama muncul dari kamar.
Saking bosannya aku menunggu, aku mencoba menghubungi Anhar.

"Iya sayang?"

"Udah siap?"

"Belum. Lagi benerin rambut"

"Ayah kamu udah pulang?"

"Udah."

"Emang ada apa ke Jakarta?"

"Abis jenguk temennya di Jakarta."

"Ohh.. Ibu sama Ayah kamu udah siap?"

"Gak tau. kayaknya udah."

"Ya udah sampe ketemu aja di sana."

"Bye.."

"Bye.."

Aku menutup teleponnya dan menatap sekitar untuk memastikan Ayah dan Ibu siap. Ternyata mereka sudah siap.

"Lama banget dandannya."

Mereka hanya tersenyum polos dan langsung mengajakku untuk berangkat.

********
Aku, Ibu dan ayah sudah menunggu di sini selama 5 menit. Tapi tak lama kemudian Anhar dan yang lainnya datang. Kami semua bersalaman dan setelahnya langsung duduk.
Karena ini pertemuan pertama antara orang tuaku dan orangtua Anhar, jadi mereka berempat saja yang mengobrol mulai dari membahas pekerjaan sampai yang lainnya.

"Kita di anggurin" Bisik Anhar padaku.

Aku tertawa pelan kemudian Anhar berbisik lagi.

"Kamu cantik."

Aku hanya membalas bisikannya dengan senyuman. Seorang pelayan datang di tengah-tengah pembicaraan orangtuaku dan Anhar dengan membawa menu. Setelah kami semua memesan makanan, kami kembali berbincang-bincang.

"Katanya ini dalam rangka sidang skripsi Dilla yang memuaskan ya?" Tanya Ayah Anhar padaku.

Aku mengangguk dan tak lupa tersenyum pada Ayah Anhar.

"Tapi hasilnya belum tentu bagus kok, om."

"Segitu udah bagus. Berdoa aja hasilnya pun bagus." Ucap Ibunya Anhar.

Aku mengaminkan ucapan Ibunya Anhar.

"Kalau Anhar gimana? Masih kerja di klinik?" Tanya Ayahku pada Anhar.

"Iya om. Tapi Anhar ke terima kerja di Singapur. Kayak nya beberapa bulan lagi kesana."

"Serius? Di Rumahsakit mana?" Tanya Ayahku.

"Di Rumahsakit Mount Elizabeth"

"Itu awalnya gimana jadi bisa keterima gitu?" Tanya Ibuku.

"Awalnya ada temen di Singapura yang bilang ada lowongan kerja disana. Anhar coba ikut, terus akhirnya diterima."

"Terus nanti bakal LDRan?" Goda Ibu.

Aku langsung menatap Ibu kesal. Pasti kesananya mereka akan membahas ini.

"Iya Anhar. emang kuat LDRan?" Goda Ibunya Anhar.

Anhar hanya senyum saja, tak berbicara apapun.

"Kamu Anhar! Belum bilang sama Ayah" Ucap Ayah Anhar tiba-tiba.

"Bilang apa?"

Tiba-tiba saja pelayan mulai berdatangan. Ada 4 orang pelayan yang membawakan pesanan kami, saat makanan sudah siap diatas meja. Kami pun mulai makan sambil berbincang bincang.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang