____________________________________
"Aku periksa Ibu dulu ya." Ucapnya sambil mencari stetoskop di laci.
"Gak usah. Ibu udah di periksa kok. Ibu pengen ketemu Dilla. Kamu bisa bawa dia kesini?"
____________________________________Setelah 3 jam mereka berdua berada di pesawat, akhirnya mereka sampai di bandara Blimbingsari Banyuwangi. Dilla dan Hadi segera pergi ke hotel untuk beristirahat. Kami memilih hotel yang dekat dengan pusat kota Banyuwangi.
Setelah check in, Hadi langsung menunjukan kamar Dilla."Istirahat aja dulu. Nanti malem kita jalan-jalan." Ucapnya sambil membukakan pintu kamar Dilla.
"Oke. Kamar kamu dimana?"
"Itu di sana." Tunjuknya kepada kamar yang paling ujung.
Dilla mengangguk lalu masuk ke dalam kamar. Ia melihat sebentar ke sekeliling kamar ini tapi tak lama kemudian ia menaruh kopernya.
Ia menidurkan badannya di kasur untuk sekedar rebahan, tapi ia teringat untuk menghubungi Ayahnya. Tadi saat di Bandara Ngurah rai, Alvin berpesan agar menghubunginya dan Ayah jika sudah sampai tujuan.
Ia membawa ponselnya dan langsung menghidupkannya. Untung saja Alvin bisa memperbaikinya ponselnya, walaupun ia tahu Alvin menyuruh orang untuk memperbaikinya. Jika ponsel Dilla ini tidak bisa di gunakan lagi, entah bagaimana nasibnya. Masalahnya, banyak data-data yang penting di dalamnya.
Dilla pun mencoba menelpon Ayahnya terlebih dahulu."Hallo Ayah?
"Iya Dilla. Kamu dimana sekarang?"
"Baru aja sampe hotel."
"Oh ya! Kalau gitu kamu istirahat aja. Inget jangan terlalu kecapean."
"Siap bos."
Ayahnya pun mematikan telponnya. Dilla segera mencari kontak Alvin di ponselnya lalu menghubunginya.
"Hallo Alvin?"
"Ya. Lo dimana?"
"Gue udah nyampe Banyuwangi nih."
"Oke bagus kalo gitu. Have fun."
"Oke. Gue mau istirahat dulu ya. Bye."
"Bye."
Dilla menutup telponnya dan menyimpan ponselnya di meja. Ia segera berbaring di kasur karena merasa lelah. Tak lama kemudian, ia tertidur.
*****
Anhar sedang memasukan semua bajunya ke dalam koper. Tapi tiba-tiba saja Alvin menghampiri kamarnya.
"Lo mau ikutin Dilla ke Banyuwangi?" Tanya Alvin.
"Enggak. Gue pulang ke rumah. Nyokap gue sakit." Jawabnya tanpa menghentikan aktifitasnya.
"Ya udah. Lo mending balik aja. Percuma kalau lo kesana, Dilla gak akan sadar kalo lo disana juga."
Anhar mengangguk untuk membenarkan ucapan Alvin. Untuk saat ini, keadaan Ibunya lebih penting dibandingkan perasaannya kepada Dilla.
Karena mengambil penerbangan yang tercepat, Anhar pun tiba di rumahnya dan tentunya langsung menghampiri Ibunya di kamar.
"Ibu udah makan obat kan?" Tanya Anhar saat baru saja masuk ke dalam kamar.
Ibunya hanya tersenyum melihat putranya kini. Setidaknya, ia senang saat putranya berada di dekatnya. Namun sebenarnya ada sosok yang sangat ia ingin temui selain putranya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...