#9 : Penjelasan Anhar

241 15 4
                                    

____________________________________
"Terus siapa yang kamu sayang?" Tanya Anhar.
"Kamu Anhar. Kamu. Tapi sebelum kamu pacaran sama Reva." Dilla sedikit menaikkan nada bicaranya.
____________________________________

From : Anhar
"Kapan pulang?"

Dilla mengetik balasan secara sembunyi-sembunyi karena kelasnya sedang berlangsung.

To : Anhar
"Kalo pulang. Aku hubungi."

Dilla mematikan ponselnya karena takut jika tiba-tiba ponselnya berbunyi. Sedangkan disana Anhar sedang tersenyum. Permintaan Anhar kepada Dilla ternyata di dengarkan. Akhirnya Dilla mengatakan kata 'aku' kepadanya dan bukan kata 'gue' seperti sebelumnya.

Kelas hari ini akhirnya selesai. Dilla mencoba santai sedikit setelah menyimak beberapa materi dari dosen.
Karena materi ini rumit, ia merasa kepalanya sangat berat. Ia memijat kepalanya pelan.

"Kenapa Dill?" Tanya teman di sampingnya yang bernama Fanny.

"Gak apa-apa. Gue cuman pusing doang." Ucap Dilla sambil tersenyum dan menganggap semuanya baik-baik saja.

"Gue duluan ya."

Dilla mangangguk untuk mempersilahkannya pergi dari kelas ini. Ia menghidupkan ponselnya untuk menghubungi Anhar jika kelasnya telah selesai.
Namun tiba-tiba ia mendapat balasan.

From : Anhar
"Aku tunggu di dekat cafe."

Dilla membaca pesannya dan langsung bergegas ke cafe yang Anhar maksud. Dan dari kejauhan tampak Anhar sedang sibuk dengan ponselnya.
Saat Dilla mendekat ke motornya, ia masih belum sadar jika Dilla ada disana. Tapi ia melihat Anhar memakai earphone. Pantas saja Anhar tak menyadari keberadaan Dilla.

"Hey!" Ucap Dilla untuk menyadarkan Anhar yang sedang bergumam tak jelas. Sepertinya ia sedang bernyanyi.

"Hey!!" Ucap Dilla lagi.

Ia tetap saja tak sadar. Akhirnya ia pun mencolek punggungnya agar ia menoleh. Dan akhirnya ia pun menoleh. Namun Dilla menatapnya dengan tatapan kesal.

"Oh hey! Kapan disini?" Ucapnya tersenyum polos.

"Menurutmu?" Ucap Dilla kesal.

"Oh. Kayaknya udah lama ya?"

Dilla hanya menatap Anhar kesal tanpa menjawab pertanyaan Dilla.

"Ayo naik."

Dilla pun menaiki motornya. Anhar menjalankan motornya dengan kencang sehingga ia membuat Dilla terpaksa memegang pinggangnya.

"Harusnya gini. Kalo kamu jatuh aku yang cemas." Ucapnya sambil menarik tangan Dilla untuk memeluknya.

Sebenarnya Dilla sedikit terganggu dengan posisi ini. Tapi harus bagaimana lagi, jika ia tak berpegangan pada Anhar mungkin ia akan jatuh.
Dilla turun dari motor saat Anhar memberhentikan motornya. Ia melihat sekitarnya dengan bingung. Kenapa Amhar mengajakmya kesini?

"Kesini?" Tanya Dilla bingung.

Anhar mengangguk kemudian mengajak Dilla duduk di tempat yang menurutnha nyaman digunakan untuk bersama Dilla.
Pandangan Dilla saat sampai kesini jatuh pada kedai eskrim yang tak jauh dari mereka berdua. Anhar memperhatikan Dilla yang terus saja menatap kedai eskrim itu.

"Mau es krim?" Tanya Anhar.

"Boleh." Jawab Dilla sambil tersenyum padanya.

"Tunggu sebentar."

Ia pun bergegas ke kedai eskrim yang tidak jauh dari kami. Dengan sekejap Anhar telah mendatangi Dilla lagi.

"Nih." Ucapnya sambil menyodorkan eskrimnya pada Dilla.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang