#39 : Normal Again

81 10 4
                                    

____________________________________
"Karena dia udah ada disini, mending gue cabut. Lo harus dengerin penjelasan dia. Oke?"
____________________________________

Dilla sekarang sudah kembali ke rumahnya setelah 2 hari yang lalu ia mengunjungi Ibu Anhar yang sedang sakit.
Sekarang ia sedang berada di jalan untuk pergi ke cafe bersama Clara. Ia sudah lama tak bertemu Clara untuk sekedar bercerita-cerita seperti yang akan di lakukannya sekarang.
Ia sedang menunggu di cafe yang sudah Clara tentukan. Sudah hampir setengah jam Dilla menunggu Clara namun ia tak kunjung juga datang. Akhirnya Dilla menghubungi Clara.

"Lo dimana sih? Lama banget."

"Gue di depan. Kalem parkir dulu."

"Oke kalo gitu. Gue tunggu."

"Sip."

Tak lama setelah itu akhirnya Clara datang dengan tergesa-gesa menghampiri meja yang sedang Dilla duduki.

"Sorry telat! Ada perbaikan jalan tadi." Ucapnya sambil duduk di depan Dilla.

"Oke."

Tak lama kemudian pelayan menghampiri mereka berdua untuk memesan makanan maupun minuman.

"Jadi gimana ceritanya kaki lo bisa sampe gitu?" Tanyanya.

Ia pun menceritakan semuanya kepada Clara. Saat bertemu Anhar di mall pun sempat ia ceritakan kepada Clara.

"Kenapa bisa?" Tanyanya tak percaya jika Dilla bertemu dengan Anhar di mall.

"Gue nggak tahu. Dia tiba-tiba duduk dan ngobrol bentar. Habis terima telpon, dia pesen tiket buat pulang." Jelas Dilla.

"Pulang?"

"Iya. Katanya di kliniknya ada sedikit masalah."

Pertanyaan yang baru saja akan di tanyakan oleh Clara terhneti karena pelayan datang membawakan pesanan mereka berdua.

"Lo masih deket sama Anhar?" Tanyanya setelah pelayan itu pergi.

Dilla menatap Clara bingung. Ia bingung dengan apa yang harus ia katakan kepada Clara.

"Deket? Apaan sih lo."

Dilla meminum greentea latte untuk menghindari pertanyaan Clara.

"Udah deh. Jujur sama gue." Ucap Clara sambil terus memperhatikan lawan bicaranya yang tampaknya sedang menghindari pertanyaannya.

"Anhar minta gue anggap dia kayak gue sama Reza. Tapi gue ga bisa."

Dilla menunduk. Ia memang seharusnya menghindari Anhar untuk beberapa kemungkinan yang akan terjadi. Terutama agar hubungannya dengan Hadi berjalan lancar tanpa salah paham. Namun kenyataannya, ia selalu saja nyaman jika bersama Anhar. Hal itu juga yang membuatnya tak bisa menolak jika Anhar selalu bersamanya.
Karena menyadari keadaan Dilla, ia pun duduk di sebelahnya. Ia mengusap punggungnya pelan untuk menenangkannya.

"Oke. Gue paham."

"Oh iya! Reza bilang sama gue ketemu lo di Banyuwangi. Lo ngapain disana?" Tanyanya.

"Hadi kan ninggalin kerjaan di Banyuwangi buat nyusul gue ke Bali. Terus bokapnya tahu. Jadi gue ikut dia ke Banyuwangi."

"Hadi bawa kemana aja waktu lo di Banyuwangi?" Tanyanya.

"Gue cuman di bawa ke mall aja."

"Kenapa?"

Setelah itu ia hanya diam dengan wajah sedih. Clara yang menyadari diamnya Dilla langsung bisa memahami arti diamnya itu.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang