#40 : Kepingan Masalalu

97 9 3
                                    

____________________________________
"Apa kamu mau hubungan aku sama Hadi baik-baik aja tanpa masalah? Itu mau kamu?"
____________________________________

Semenjak hari itu hubungan Dilla dan Hadi kembali membaik. Sekarang Dilla paham alasan teman SMA Hadi yang bernama Ayu itu sampai memeluk Hadi. Jika ia di posisi Ayu, ia pasti membutuhkan pelukan dari seseorang seperti itu.
Dilla sangatlah merasa tak enak karena ia telah salah paham kepada Ayu. Namun Hadi mengatakan jika itu bukan hal yang perlu di pikirkan kembali.
Sekarang Dilla sedang menonton dengan kedua orangtuanya. Kebetulan Ayah Dilla sedang ada di rumah, jadi ia bisa berkumpul bersama keluarga kecilnya itu.

"Kapan masuk kuliah?" Tanya Ayah.

"3 hari lagi."

Setelah mendengar jawaban dari Dilla, ia tampak serang memikirkan sesuatu.

"Gimana kalo kita jalan-jalan bareng?" Tanyanya.

"Tapi kaki Dilla gimana?" Tanya Ibu Dilla sambil menatap kaki Dilla yang masih di gips.

"Dilla gak masalah sih sama kaki. Kalo mau jalan-jalan Dilla mau aja." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah matanya.

Ibu dan Ayahnya tersenyum melihat tingkah putri satu-satunya. Walaupun kakinya sedang bermasalah, tapi ia tetap ingin pergi bersama kedua orangtuanya.

"Beneran?" Tanya Ayah.

"Iya gak apa-apa. Lagian udah lama juga kita gak jalan-jalan bareng."

"Mau kemana?" Tanya Ibu Dilla

"Kemana ya binggung?" Tanya Ayahnya bingung.

"Dilla ngikut aja deh." Ucap Dilla dengan sanyai.

Mereka bertiga mulai berpikir untuk pergi ke suatu tempat. Dilla mengambil ponselnya untuk mencari referensi.
Ponsel Ayah Dilla berbunyi selagi ia memikirkan suatu tempat. Ayah Dilla pun langsung mengambil ponselnya.

"Hallo ada apa?"

.....

"Besok?"

.....

"Kenapa mendadak?"

.....

"Oke."

Mereka berdua tentunya mendengar percakapan tersebut. Saat ia menyimpan ponselnya, ia terlihat bingung.

"Ada apa yah?" Tanya Ibu Dilla.

"Jalan-jalan kayaknya gagal." Ucap Ayah dengan lesu.

"Kenapa? Ada kerjaan?" Tanya Dilla heran.

"Iya. Besok Ayah harus ke Lampung ada kerjaan."

"Yah!" Ucap Dilla dan Ibu Dilla bersamaan.

Ayah Dilla memandang mereka berdua dengan rasa bersalah lalu ia merangkul pundak mereka berdua.

"Bulan besok deh. Ayah janji."

Mereka berdua hanya bisa mengangguk dan banyak berharap jika rencana mereka bulan depan akan benar-benar terjadi.
Ia melihat jam dinding. Tanpa ia sadari, sekarang telah jam 11 malam. Ayah dan Ibu Dilla pun menyuruh Dilla untuk segera tidur. Ia pun pergi ke kamar dan entah mengapa malam ini ia memang tak mengantuk sama sekali.
Akhirnya ia memilih bermain game untuk mengatasi rasa bosannya, tapi sebelumnya ia membuat susu hangat untuk membuatnya merasa mengantuk.
Sudah hampir 1 jam ia bermain game, tapi ia tetap saja tak ngantuk bahkan segelas susu hangat telah habis. Ia kira segelas susu hangat akan membuatnya segera mengantuk, tapi tetap saja ia belum mengantuk.
Aktivitasnya terhenti ketika ponsel disampingnya berbunyi. Saat ia melihat, tertera nama HADI disana. Untuk apa Hadi menelpon di tengah malam seperti ini?

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang