#43 : Menikah?

147 10 2
                                    

____________________________________
"Aku gak pernah bingung sama hati aku. Dia selalu menuntun aku ke kamu. Seperti saat ini." Ucap Anhar dengan santai.
____________________________________

Setelah Anhar menjemput Dilla dari rumahnya, Anhar mengajaknya untuk mengobrol sambil meminum teh.

"Apa maksud kamu kirim pesan itu? Kenapa kamu begitu percaya diri bilang gitu?" Tanya Dilla kepada Hadi.

"Apa aku salah? Putus dari Hadi perkara yang mudah bukan? Kenapa nggak sekarang aja."

"Jadi mau kamu gitu? Mau aku putus sama Hadi?"

"Iya. Itu mau aku. Kalo selama ini kamu sama Hadi tanpa cinta. Buat apa kamu habisin waktu sama dia?" Ucapnya dengan jelas.

"Aku bingung. Waktu itu aku refleks terima dia."

"Aku gak pernah bingung sama hati aku. Dia selalu menuntun aku ke kamu. Seperti saat ini." Ucap Anhar dengan santai.

Dilla tampak sedang berpikir. Namun Anhar membuat Dilla membuyarkan pikirannya dengan memegang kedua tangannya.

"Ini bukan suatu hal yang kamu pikirkan. Biarkan hati kamu nuntun."

Dilla tak berhenti menatap Anhar dengan segala keraguan. Ia akan menerima semua perkataan Anhar. Ia pun tersenyum kepada Anhar.

*****

Dilla baru saja mendapat pesan dari Fira. Ia mengajak Dilla pergi ke tempat pembukaan cabang studio foto baru milik Adi. Sebenarnya Dilla sedang malas kemana-mana, tapi Fira memaksa Dilla untuk menemaninya.
Alasannya malas untuk pergi kesana bukan karena tak mau bertemu Adi, tapi ia takut jika disana tak ada orang yang ia kenal.
Dilla sudah bisa menebak jika Adi dan Fira akan terus menerus bersama disana sehingga akan membuatnya sendirian.
Beberapa hari yang lalu setelah Dilla bercerita tentang hubungannya dengan Anhar. Fira pun memberitahu jika dirinya baru beberapa bulan berpacaran dengan Adi. Jangan tanya ekspresi Dilla saat ia tahu hal itu. Yang pastinya ia tentu saja sangat kaget.

Karena Fira terus saja merengek kepada Dilla untuk datang, Dilla pun akhirnya akan pergi ke acara tersebut.
Dikarenakan acara tersebut di mulai beberapa jam lagi, ia langsung bersiap-siap. Tak butuh waktu lama untuk Dilla menyiapkan dirinya untuk pergi ke acara itu, ia segera pergi saat Fira telah menjemputnya.
Saat mereka berdua telah sampai di tempat tersebut, suasana di sekitarnya sudah mulai ramai. Dilla dan Fira pun keluar dari mobil dan masuk ke dalam sana. Saat mereka berdua baru saja masuk, Adi langsung menyapa mereka berdua.

"Dilla juga dateng."

Dilla hanya tersenyum untuk menanggapi ucapan yang Adi katakan.

"Iya. Aku paksa Dilla dateng. Biar seru."

"Kenapa harus di paksa? Kalo gak mau ya jangan dipaksa."

Dilla tersenyum pada Adi. Dilla ingin menjelaskan kepada Adi agar tak salah paham. Ia takut Adi berpikiran jika dirinya tak mau bertemu dengan Adi.

"Hehe. Kalau gak ajak Dilla nanti aku gak ada temen."

"Lah kan ada aku." Ucapnya sambil merangkul Fira dihadapan Dilla.

"Gak sama Hadi?" Tanya Adi kepada Dilla.

Dilla hanya menggelengkan kepalanya tanpa mengucapkan apapun tentang hal itu.
Ketakutan Dilla benar-benar menjadi kenyataan. Karena sekarang Fira sedang bersama Adi, Fira tampaknya melupakan jika Fira kesini bersama Dilla.
Dilla berniat untuk pergi dari mereka berdua tapi tangan Fira menahanku.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang