____________________________________
"I hope you like it"
Dilla menghela nafas. Lagi-lagi kursi ujiannya telah di beri rangkaian bunga lagi.
____________________________________Dilla mengantarkan kedua orangtuanya ke ruangan Anhar. Saat mengetahui Anhar telah sadar, kedua orangtua Dilla ingin menjenguk Anhar.
Sebelum mereka masuk ke ruangan Anhar, Dilla menatap sekitar. Ia tak melihat Ayah dan Ibu Anhar. Tapi pada akhirnya Dilla dan kedua orangtuanya masuk ke dalam ruangan Anhar.
Dilla menghampiri Anhar yang sedang memainkan ponselnya."Sibuk banget." Ucap Dilla sambil melangkah ke arah Anhar.
Anhar menatap kepada Dilla. Saat Anhar menyadari kehadiran Dilla dan kedua orangtuanya, ia menyimpan ponselnya.
"Eh ada Tante sama Om."
Ayah dan Ibu Dilla menghampiri Anhar di tempat tidurnya.
"Gimana udah sehat? Masa dokter sakit." Tanya Ayah Dilla.
Anhar tertawa dengan pelan.
"Iya om. Udah sehat. Besok lusa kayaknya udah bisa pulang." Jawab Anhar.
"Syukur kalo gitu." Ucap Ayah Anhar.
Ibu Dilla menyimpan bunga dan buah-buahan di ruangan Anhar.
"Ini Anhar dari Tante sama Om. Semoga cepet sembuh." Ucap Ibu Dilla kepada Anhar.
"Iya tante. Makasih."
Anhar tersenyum kepada Ibu Dilla. Tak lama kemudian Ayah dan Ibu Dilla berpamitan untuk pulang karena ada beberapa urusan.
Anhar mengangguk dan tak lupa menyalami mereka berdua.
Saat mereka telah keluar dari ruangan Anhar, Anhar menaikkan satu alisnya karena Dilla tak mengikuti Ayah dan Ibunya keluar."Kenapa gak ikut?" Tanya Anhar.
"Oh ya udah. Aku pulang."
Dilla baru saja akan melangkah keluar, Anhar memegang tangan Dilla untuk menghentikan langkah Dilla.
"Jangan dulu." Ucap Anhar pelan.
Dilla menatap Anhar yang sedang menahan sakit di kepalanya. Kepala Anhar di perban karena benturan yang keras saat kecelakaan. Dilla menatap Anhar khawatir karena ia memegang kepalanya sambil meringis.
"Kenapa? Sakit?" Tanya Dilla lebih mendekat kepada Anhar.
Anhar tak menjawab dan tetap saja memegang kepalanya sambil meringis.
Dilla menyuruh Anhar berbaring namun malah di balas dengan senyuman Anhar.
Anhar hanya berpura-pura merasa sakit di kepalanya karena ingin melihat Dilla khawatir kepadanya. Saat Dilla menyadarinya, Dilla memukul pelan tubuh Anhar."Ih dasar."
Anhar hanya tertawa pelan karena memang fisiknya bekum sepenuhnya sehat.
"Udah makan?" Tanya Anhar.
Dilla mengangguk karena sebelum Dilla pergi ke rumahsakit, ia makan bersama Reza.
"Kamu udah makan?" Tanya Dilla balik.
Anhar menggeleng-gelengkan kepala.
"Kenapa?" Tanya Dilla bingung.
"Gak tahu."
"Kenapa bisa? Susternya belum bawa makan?"
"Masa jam segini belum juga di kasih makan!" Sambung Dilla dengan sedikit menaikkan nada bicaranya.
Saat Dilla mengatakan itu, suster datang membawa makan untuk Anhar.
"Jangan lupa obatnya di makan." Ucap suster itu dengan raut wajah yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...