#64 : Surprise

477 10 12
                                    

Dua tahun kemudian...

Aku baru saja pulang bekerja. Sudah kurang dari 2 tahun aku bekerja di penerbit buku. Itu hanya mengisi waktu luangku. Sebenarnya aku mengurus sebuah butik, namun kadang-kadang ada orang khusus yang membantuku mengurusnya.
Kenapa aku ingin bekerja di penerbit buku? Karena nanti aku akan bertemu dengan penulis buku. Ya termasuk penulis favoritku.
Aku sudah beberapa kali bertemu langsung dengan beberapa penulis terkenal. Aku senang bertemu mereka bahkan menjadi akrab dengan mereka karena itu tujuanku sebenarnya ingin bekerja disini.
Hubunganku dan Anhar pun berjalan baik walaupun jarak kami jauh, tapi aku dan Anhar suka menyempatkan waktu untuk berbincang-bincang meskipun lewat telpon atau videocall.
Dia kadang juga sangat sibuk hingga pernah 1 minggu tak ada kabar. Tapi aku bisa menghubungi temannya yang ada disana untuk sekedar menanyakan kabar Anhar.
Sekarang pun sama, sudah 2 hari ia tak ada kabar. Aku berpikir dia sibuk disana tapi aku pun khawatir padanya. Fahmi temannya Anhar yang berada di Singapur pun tak bisa di hubungi.
Aku baru saja selesai sarapan dan kembali menonton tv karena hari ini tak bekerja. Ponselku berbunyi, panggilan dari Dara orang yang membantuku mengurus butik.

"Iya kenapa Ra?"

"Ini. Ada yang teriak-teriak kayak orang gila di Butik nyari-nyari lo."

"Nyari gue?"

"Iya. Cepetan deh kesini liat sendiri."

"Iya. Bentar lagi gue kesana."

Aku pergi ke butik dengan segera karena merasa penasaran.
Saat aku pergi ke dalam butik suasananya seperti biasa, tak ada keributan apapun.

"Kemana Dara?" Tanyaku pada pegawai yang menjaga kasir.

"Itu disana."

Aku melihat ke arah yang di tunjukannya. Bisa terlihat dari sini Dara sedang mengobrol dengan pegawai namun memunggungiku. Aku dengan segera berjalan ke arah Dara.

"Ra?" Ucapku sambil menepuk pundaknya.

Dia akhirnya membalikkan badannya dan menatapku.

"Eh.. Lo udah dateng."

"Iya. Mana orang yang teriak-teriak pengen ketemu gue?"

"Tuh.. Di belakang lo."

Aku membalikkan badanku dan menatap seseorang yang katanya berteriak ingin bertemu denganku.
Mataku kaget menatap wajah itu. Wajah yang udah beberapa lama ini ku rindukan. Dia Anhar.
Aku menatapnya terus, takut-takut ini hanya halusinasi. Tapi benar, ini dia. Dia tersenyum padaku lalu memelukku. Aku pun membalas pelukannya. Pelukan untuk menumpahkan kerinduan karena 2 tahun tak bertemu.
Anhar melepaskan pelukannya lalu menatapku.

"Say something. Kamu gak percaya ini pacar kamu?" Ucap Anhar.

Aku tertawa pelan. Tentu saja aku percaya bahwa orang yang sedang di hadapanku adalah Anhar. Orang yang benar-benar aku rindukan kehadirannya.

"Jadi ini orang yang teriak-teriak kayak orang gila nyariin aku?"

Dia hanya tersenyum padaku. Namun Dara malah menimpali.

"Ini akal-akalan pacar loe aja biar lo cepet-cepet kesini. Katanya dia kangen berat." Ucap Dara.

Aku kembali menatap Anhar sambil terus saja tersenyum.

"Ya udah, Gue tinggal ya. Have fun." Sambung Dara lalu pergi entah kemana.

"Sejak kapan pulang? Pantes aja 2 hari gak ada kabar."

"Tadi malem. Ikut aku yuk." Ajak Anhar.

"Kemana?"

"Ikutin aja." Jawab Anhar membawaku ke mobilnya.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang