#29 : Bali

101 11 1
                                    

____________________________________
"Oke. Istirahat dulu aja. Bye sayang."
"Anhar!!"
"Hehe."
____________________________________

Sudah hampir 10 menit Dilla berada di bandara Ngurai rai tapi Alvin belum juga menjemput Dilla.
Ia pun menghubungi Ibunya untuk memberitahu jika ia telah sampai di Bali.

"Hallo. Dimana kamu Dill?"

"Udah sampe. Dilla masih di bandara. Alvin belum juga datang."

"Iya tunggu aja. Alvin bentar lagi juga datang."

"Iya udah kalo gitu."

"Have fun sayang. Jaga diri."

"Oke."

Setelah Dilla menyimpan ponselnya ke dalam tas. Ada seseorang yang menepuk pundaknya. Ia menoleh ke arahnya orang tersebut yang ternyata adalah Alvin.
Dilla pun memeluknya sebagai rasa rindu karena hampir 2 tahun mereka tak bertemu.

"Welcome to Bali." Ucap Alvin.

"Lo makin kece aja. Parah!"

Alvin tertawa.

"Lo bisa aja."

"Bener deh."

"2 tahun kita nggak ketemu."

Dilla mengangguk.

"Yuk ah kita pergi." Ucap Alvin.

Dilla mengangguk dan masuk ke mobil Alvin. Di dalam perjalanan, Dilla sekilas mengingat Alvin dan dirinya saat kecil. Mereka dulu memang sering bersama tapi semenjak Paman Alka dan Tante Nita pindah ke Bali, mereka hanya bertemu beberapa kali saja.
Dilla sudah menganggapnya sebagai Kakaknya sendiri karena Alvin lebih tua 3 tahun darinya. Sekarang Paman Alka dan Tante Nita tinggal di Singapura dan Alvin hidup sendiri di Bali karena kemauannya. Sehingga Ayahnya pun memberikan tugas kepada Alvin untuk mengurus hotel miliknya di Bali.
Tak terasa akhirnya mereka berdua sampai di hotel tersebut. Mereka berjalan ke tempat resepsionis dan Alvin menghampiri pegawainya.

"Silvi! Antar dia ke kamarnya dan jangan lupa antar makanan juga." Ucap Alvin.

"Baik Pak." Jawabnya dengan sopan.

"Lo di anter Silvi ke kamar lo. Kalau ada apa-apa ngomong aja sama dia. Gue ada kerjaan. Besok kita free." Ucapnya sambil mengedipkan sebelah mata dan langsung pergi entah kemana.

Silvi membawakan koper Dilla dan mengantarnya ke kamar yang telah Alvin siapkan. Tak perlu berjalan lama karena kamarnya tak begitu jauh dari meja resepsionis.

"Ini kuncinya. Bentar lagi makanan datang jadi tunggu aja."

Dilla mengangguk lalu mengambil kunci kamarnya dari Silvi. Ia membuka kamar itu dan terkejut saat melihat isi kamar tersebut. Isi kamar tersebut berubah drastis setelah beberapa lama Dilla tak berkunjung kesini.
Dulu ia pernah di ajak pergi ke hotel ini, saat Paman Alka dan Tante Nita masih tinggal di Bandung. Namun setelah mereka berdua tinggal di Singapura, Dilla jarang pergi kesini.

Ia mengganti pakaiannya dengan pakaian tidur. Ia tiba-tiba saja teringat perkataan Hadi di bandara jika ia tak akan tidur sebelum ia di beri kabar oleh Dilla. Ia segera mengambil ponselnya dan menghubungi Hadi.

"Hallo."

"Ah iya. Kamu dimana?"

"Udah di Bali. Baru aja masuk hotel."

"Oh oke. Kamu cape?"

"Gak terlalu sih."

Bel kamarnya tiba-tiba saja berbunyi.

Be My Future [REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang