____________________________________
"Kamu juga dari dulu bawel. Sekarang jadi dokter tambah bawel lagi."
____________________________________Dilla terbangun dan melihat Hadi sedang memainkan ponselnya. Dilla mencoba bangun dari tidurnya, Hadi pun menghampirinya untuk membantunya bangun.
"Anhar mana?" Tanya Dilla tiba-tiba.Hadi sempat terdiam.
"Kenapa harus tanya Anhar?" Ucap Hadi dalam hati.
"Dia ada urusan. Pulang dulu." Jawab Hadi.
Dilla menatap ke arah pintu karena suara Clara dan Reza menghampirinya.
"Heh kenapa gak bilang kalo lo sakit?" Tanya Reza sambil menghampiri Dilla.
"Nggak sempet megang hape, za."
"Nih buat lo." Ucap Clara.
Ia memberi Dilla buah-buahan. Tapi saat ia meletakkan bawaannya, ia tiba-tiba mengambil bucket bunga pemberian Anhar dan membaca kartunya juga.
"From Anhar to my Dilla." Ucap Clara yang sedang membaca kartu di dalam bucket bunga itu.
"Tadi Anhar kesini?" Tanya Clara setelah meletakkan kembali kartu tersebut.
Dilla mengangguk.
"Waktu ada Anhar ada lo juga?" Tanya Clara kepada Hadi.
"Ada." Jawab Hadi.
"Lo berdua gak berantem?"
Hadi menggeleng-gelengkan kepalanya. Kemudian di balas dengan tatapan tajam Dilla.
"Buat apa mereka berantem?" Tanya Dilla kepada Clara.
"Hadi. Lo tahu dia siapanya Dilla?" Tanya Clara.
"Gak."
"Dia masalalunya Dilla waktu SMA. Dia tiba-tiba muncul lagi dan baik sama Dilla. Kayaknya lo punya saingan deh." Jelas Clara.
Hadi hanya tersenyum pada Clara sedangkan Reza berfokus kepada majalah yang sedang ia baca.
"Kalo kata gue sih, Lo jangan khawatir deh sama si Anhar. Lagian kalo jodoh gak kemana." Ucap Reza tiba-tiba.
"Wow. Kebelet banget mau nikah ya pak?" Tanya Dilla karena baru kali ini Reza membahas soal jodoh.
Reza tertawa.
"Enak aja."
Reza, Clara dan Hadi berbincang-bincang dengan seru. Mereka bertiga lengkap Clara si bawel, Reza si kocak dan yang melengkapi mereka adalah Hadi yang pendiam.
Tak terasa sudah hampir malam hingga Ayah dan Ibu Dilla kembali ke rumahsakit. Tak terasa ruangan Dilla menjadi tambah ramai. Padahal seharusnya hanya beberapa orang saja yang masuk kedalam ruangan."Dilla kayaknya udah agak membaik deh. Dari tadi aja ketawa-tawa." Ucap Ibu tiba-tiba.
"Gimana gak sembuh tante? Di jenguk sama 2 cowok ganteng langsung." Ucap Clara pada Ibu Dilla.
Dilla menatap tajam kepada Clara.
"Iya bener. Pilih dong 1 Hadi atau Anhar?" Tanya Ayah Dilla.
"Kebiasaan deh Ayah."
Dilla melihat Hadi hanya tersenyum saja mendengar ejekan beberapa orang.
"Emang. Bagi gue dong." Ucap Reza yang membuat semua orang tertawa.
Dokter dan suster pun masuk ke ruangan, lalu memeriksa kondisi Dilla hingga membuat beberapa orang keluar.
"Sepertinya malam ini Dilla udah boleh pulang." Ucap dokter setelah memeriksa kondisi Dilla.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...