____________________________________
"Oke fine. Kita ketemu. Tanpa hati dan perasaan. Just meet. Bukan yang lain." Ucap Dilla di dalam hatinya.
____________________________________"Ah. Sudahlah." Ucap Dilla saat menyadari dirinya terus saja memikirkan Anhar.
Ia bangkit untuk pergi ke kamarmandi. Mungkin air bisa membuat pikirannya sedikit tenang. Semoga saja saat ia telah mandi, pikirannya tak lagi memikirkan Anhar.
Cukup lama Dilla berada di kamarmandi, karena sudah menjadi kebiasaannya jika ia selalu mandi dengan waktu yang tak cepat.
Setelah tubuhnya benar-benar fresh, ia segera mengganti bajunya dengan baju tidur."Ayah belum pulang bu?" Tanya Dilla sambil menghampiri Ibunya.
"Ayah pulang!" Teriak seseorang yang tak lain adalah Ayah Dilla.
"Ayah!"
Dilla menghampiri Ayahnya dan menyalaminya. Kemudian mereka bersama berkumpul di ruang keluarga.
"Ayah ganti baju dulu sana. Bau." Ucap Dilla sambil memegang hidungnya.
Ayahnya tersenyum dengan kelakuan putrinya. Karena gemas, ia mencubit hidungnya dan langsung berlari.
"Ayah!" Ucap Dilla dengan kesal.
Setelah ia meringis karena cubitan Ayahnya, ia menatap Ibunya yang begitu serius menatap layar tv di hadapannya. Dilla mencoba mencari remot yang ternyata berada di belakang Ibunya. Dengan jahil, ia mematikan tvnya dan langsung berlari keluar rumah.
"Dilla!!" Ucap Ibunya dengan kesal.
Dilla berlari ke halaman belakangnya untuk menghindari amarah Ibunya. Ia berhenti dan menatap ke belakang jika saja Ibunya mengejarnya.
Dilla tersenyum lega karena Ibunya tak mengikutinya ka belakang. Namun tatapannya jatuh kepada Bi Ira yang sedang menyiram tanaman."Bi. Sama aku aja." Ucap Dilla sambil terdiam di sampingnya.
"Gak usah. Sama Bibi aja."
"Gak apa-apa bi. Dilla lagi pengen nyiram bunga."
Bi Ira akhirnya menyerahkannya agar Dilla melanjutkan pekerjaannya. Dilla baru saja menyiram tanamannya tapi tiba-tiba ponselnya berbunyi membuatnya menundanya terlebih dahulu.
From : Anhar
"Udah di baca suratnya?"DEG!!
"Apa-apaan lagi ini." Ucap Dilla dalam hati.
Dilla menyimpan ponselnya di saku dan kembali menyiram bunganya. Ia berniat untuk membalasnya nanti setelah ia selesai menyelesaikan pekerjaannya.
Sambil menunggu hatinya kembali berdetak normal, ia kembali lagi menyiram bunga. Sebenarnya, ia ingin berteriak kali ini pada Anhar untuk tak lagi melakukan hal-hal seperti ini. Meski ini hanya pesan biasa tapi ini membuat Dilla benar-benar bingung.
Setelah menyelesaikannya, ia duduk disana. Dengan ragu, ia membawa ponselnya dan mengetik pesan untuk Anhar.To : Anhar
"Sudah."Dilla akhirnya memutuskan untuk membalas pesan dari Anhar. Ia berpikir ini hanya pesan dan tak ada salahnya jika ia membalas pesan dari Anhar.
Ponselnya berbunyi lagi.From : Anhar
"Boleh kita ketemu?"Dilla membulatkan matanya karena kaget. Ia tak percaya bahwa Anhar bahkan nekat ingin menemuinya. Padahal Dilla belum siap untuk bertemu Anhar. Ia belum siap bertemu wajah itu.
Pikirannya tak siap bertemu dengan Anhar namun hatinya bersorak karena ingin sekali bertemu dengan Anhar. Hati Dilla seakan-akan lupa akan luka itu.
Baru saja ia mengetik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Future [REVISI]
RomanceSEDANG PROSES REVISI DON'T COPY MY STORY⚠⚠ "Aku mencintainya, tapi bodohnya aku selalu membuatnya sedih dan kecewa. Sungguh! Aku tak bermaksud. Aku ingin mengulang waktu indah bersamanya. Tapi, sekarang Dilla milik Hadi." {Anhar Faishal} "Aku menc...